• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Konsumen Tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak Dalam Pegambilan Keputusan Mengkonsumsi (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Konsumen Tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak Dalam Pegambilan Keputusan Mengkonsumsi (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI

(Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

SKRIPSI DISTI LASTRIANI

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(2)

iii ABSTRACT

Consumers Perception about

Services and Steak Product Quality within Decision Making to Consume (Case: Obonk Steak & Ribs Restaurant Bogor)

Lastriani, D., I. Pulungan and A. Saleh

The aims of this research were: (1) to identify consumers characteristics who attending the Obonk Steak & Ribs Restaurant Bogor, (2) to identify consumers perception about services and steak product quality, (3) to identify consumers steak consumption decision, (4) to analyze correlation between consumers characteristic with perception about services and steak product quality, (5) to analyze correlation between perception about services and steak product quality with their steak consumption decision, and (6) to analyze correlation between consumers characteristics with their steak consumption decision. This population research was 2000 each month. Sample was 96 people and was taken by using accidental sampling. This research designed was descriptive correlation and was conducted on March 2007. Consumers perception about steak product quality wasn’t really bad. Rank Spearman and Chi Square result showed there is significant correlation (p<0,05) between age with portion’s size perception, between education level with steak’s fragrance perception, between occupation with steak’s service perception, between income with portion’s size perception, between steak fragrance perception and steak flavor perception with the reason to consume, and between income with information sources which influence the consumers. There is high significant correlation (p<0,01) between steak fragrance perception and steak flavor perception with consumption decision and between information sources perception maker with information sources which influence consumers.

Key words: consumer’s characteristics, perception, sevices and product quality, consumption decision

(3)

i RINGKASAN

DISTI LASTRIANI. D34103068. Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Ir. H. Ismail Pulungan, MSc Pembimbing Anggota : Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS

Saat ini banyak orang yang ingin memenuhi kebutuhan pangannya dengan mengkonsumsi makanan yang serba praktis. Sebagai akibat dari hal tersebut jumlah permintaan terhadap makanan yang serba praktis semakin meningkat, dengan demikian produsen berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar tesebut. Sehingga banyak tersedia berbagai macam produk yang berasal dari ternak. Banyaknya macam produk pangan ini membuat individu dan masyarakat dapat memilih, membeli dan mengkonsumsi produk yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Salah satu dari produk pangan ini adalah steak. Dalam menentukan suatu keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, konsumen akan memilih apakah mengkonsumsi atau tidak produk tersebut. Hal ini bergantung pada mutu produk dan pelayanannya. Jika kinerja suatu produk sekurang-kurangnya sama dengan yang diharapkan konsumen, maka konsumen akan memilih mengkonsumsi produk tersebut. Komponen mutu produk sangat penting untuk dilihat sehingga dapat diketahui bagaimana konsumen mendefinisikan suatu produk.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen, 2) Mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, 3) Mengidentifikasi keputusan konsumen mengkonsumsi steak, 4) Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, 5) Menganalisis hubungan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dengan keputusan mengkonsumsi dan 6) Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi.

Populasi penelitian ini sebanyak 2000 orang konsumen perbulannya. Sampel dalam penelitian ini adalah 96 orang konsumen. Penelitian ini didesain sebagai deskriptif korelasional dan dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan Maret 2007 di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan lokasi tersebut menjual berbagai masakan steak.

(4)

ii konsumen akan mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

Hasil uji korelasi rank Spearman dan perhitungan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata (p<0,05) antara umur dengan persepsi terhadap besar porsi, antara pendidikan dengan persepsi terhadap aroma, antara pekerjaan dengan persepsi terhadap pelayanan, antara penghasilan dengan persepsi terhadap besar porsi, antara persepsi terhadap aroma dan citarasa dengan alasan mengkonsumsi serta antara penghasilan dengan sumber informasi yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi. Terdapat hubungan yang sangat nyata (p<0,01) antara persepsi terhadap aroma dan persepsi terhadap citarasa dengan keputusan mengkonsumsi kembali serta antara sumber informasi pembentuk persepsi dengan sumber informasi yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi.

Kata kunci: Karakteristik konsumen, persepsi, mutu pelayanan dan produk, keputusan mengkonsumsi.

(5)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI

(Kasus Di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

Oleh

DISTI LASTRIANI D34103068

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 27 Juni 2007

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

(6)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI

(Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

DISTI LASTRIANI D34103068

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(7)

iv RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 10 November 1985 di Bogor, Jawa Barat. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sunarya dan Ibu Tanya Dewi Kantjana.

Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1997 di SD Bina Insani Bogor, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SMPN 3 Bogor dan pendidikan lanjutan menengah umum diselesaikan pada tahun 2003 di SMUN 2 Bogor.

(8)

v KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini. Penyusunan skripsi yang berjudul Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, keputusan konsumen mengkonsumsi steak, menganalisis hubungan karakteristik konsumen dengan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dalam mengambil keputusan mengkonsumsi. Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan usaha Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan mutu produknya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2007

(9)

vi DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ………... i

ABSTRACT ………... iii

RIWAYAT HIDUP ……… iv

KATA PENGANTAR ……… v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR. ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN ... ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 4

DEFINISI ISTILAH ... 5

KERANGKA BERPIKIR ………..… 6

TINJAUAN PUSTAKA ... 8

Steak ... 8

Karakteristik Konsumen ... ... 10

Persepsi Konsumen ... ... 13

Persepsi tentang Mutu Produk ... 15

Mutu Pelayanan da Produk ... 16

Keputusan Mengkonsumsi ... 18

METODE PENELITIAN ... 20

Lokasi dan Waktu ... 20

Populasi dan Sampel ... 20

Desain Penelitian ... 21

Data dan Instrumentasi ... 21

Definisi Operasional ... 22

Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 23

Analisis Data... ... 24

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 25

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

Karakteristik Konsumen ..……….. 27

Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak …...………... 30

(10)

vii Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi Konsumen

tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak ……….. 35

Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dengan Keputusan Mengkonsumsi....……….. 37

Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Mengkonsumsi ……….. ……… 40

KESIMPULAN DAN SARAN ………. 43

Kesimpulan ... 43

Saran ... 43

UCAPAN TERIMA KASIH ………. 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(11)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI

(Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

SKRIPSI DISTI LASTRIANI

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(12)

iii ABSTRACT

Consumers Perception about

Services and Steak Product Quality within Decision Making to Consume (Case: Obonk Steak & Ribs Restaurant Bogor)

Lastriani, D., I. Pulungan and A. Saleh

The aims of this research were: (1) to identify consumers characteristics who attending the Obonk Steak & Ribs Restaurant Bogor, (2) to identify consumers perception about services and steak product quality, (3) to identify consumers steak consumption decision, (4) to analyze correlation between consumers characteristic with perception about services and steak product quality, (5) to analyze correlation between perception about services and steak product quality with their steak consumption decision, and (6) to analyze correlation between consumers characteristics with their steak consumption decision. This population research was 2000 each month. Sample was 96 people and was taken by using accidental sampling. This research designed was descriptive correlation and was conducted on March 2007. Consumers perception about steak product quality wasn’t really bad. Rank Spearman and Chi Square result showed there is significant correlation (p<0,05) between age with portion’s size perception, between education level with steak’s fragrance perception, between occupation with steak’s service perception, between income with portion’s size perception, between steak fragrance perception and steak flavor perception with the reason to consume, and between income with information sources which influence the consumers. There is high significant correlation (p<0,01) between steak fragrance perception and steak flavor perception with consumption decision and between information sources perception maker with information sources which influence consumers.

Key words: consumer’s characteristics, perception, sevices and product quality, consumption decision

(13)

i RINGKASAN

DISTI LASTRIANI. D34103068. Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Ir. H. Ismail Pulungan, MSc Pembimbing Anggota : Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS

Saat ini banyak orang yang ingin memenuhi kebutuhan pangannya dengan mengkonsumsi makanan yang serba praktis. Sebagai akibat dari hal tersebut jumlah permintaan terhadap makanan yang serba praktis semakin meningkat, dengan demikian produsen berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar tesebut. Sehingga banyak tersedia berbagai macam produk yang berasal dari ternak. Banyaknya macam produk pangan ini membuat individu dan masyarakat dapat memilih, membeli dan mengkonsumsi produk yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Salah satu dari produk pangan ini adalah steak. Dalam menentukan suatu keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, konsumen akan memilih apakah mengkonsumsi atau tidak produk tersebut. Hal ini bergantung pada mutu produk dan pelayanannya. Jika kinerja suatu produk sekurang-kurangnya sama dengan yang diharapkan konsumen, maka konsumen akan memilih mengkonsumsi produk tersebut. Komponen mutu produk sangat penting untuk dilihat sehingga dapat diketahui bagaimana konsumen mendefinisikan suatu produk.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen, 2) Mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, 3) Mengidentifikasi keputusan konsumen mengkonsumsi steak, 4) Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, 5) Menganalisis hubungan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dengan keputusan mengkonsumsi dan 6) Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi.

Populasi penelitian ini sebanyak 2000 orang konsumen perbulannya. Sampel dalam penelitian ini adalah 96 orang konsumen. Penelitian ini didesain sebagai deskriptif korelasional dan dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan Maret 2007 di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan lokasi tersebut menjual berbagai masakan steak.

(14)

ii konsumen akan mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

Hasil uji korelasi rank Spearman dan perhitungan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata (p<0,05) antara umur dengan persepsi terhadap besar porsi, antara pendidikan dengan persepsi terhadap aroma, antara pekerjaan dengan persepsi terhadap pelayanan, antara penghasilan dengan persepsi terhadap besar porsi, antara persepsi terhadap aroma dan citarasa dengan alasan mengkonsumsi serta antara penghasilan dengan sumber informasi yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi. Terdapat hubungan yang sangat nyata (p<0,01) antara persepsi terhadap aroma dan persepsi terhadap citarasa dengan keputusan mengkonsumsi kembali serta antara sumber informasi pembentuk persepsi dengan sumber informasi yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi.

Kata kunci: Karakteristik konsumen, persepsi, mutu pelayanan dan produk, keputusan mengkonsumsi.

(15)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI

(Kasus Di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

Oleh

DISTI LASTRIANI D34103068

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 27 Juni 2007

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

(16)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI

(Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

DISTI LASTRIANI D34103068

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(17)

iv RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 10 November 1985 di Bogor, Jawa Barat. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sunarya dan Ibu Tanya Dewi Kantjana.

Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1997 di SD Bina Insani Bogor, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SMPN 3 Bogor dan pendidikan lanjutan menengah umum diselesaikan pada tahun 2003 di SMUN 2 Bogor.

(18)

v KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini. Penyusunan skripsi yang berjudul Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, keputusan konsumen mengkonsumsi steak, menganalisis hubungan karakteristik konsumen dengan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dalam mengambil keputusan mengkonsumsi. Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan usaha Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan mutu produknya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2007

(19)

vi DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ………... i

ABSTRACT ………... iii

RIWAYAT HIDUP ……… iv

KATA PENGANTAR ……… v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR. ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN ... ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 4

DEFINISI ISTILAH ... 5

KERANGKA BERPIKIR ………..… 6

TINJAUAN PUSTAKA ... 8

Steak ... 8

Karakteristik Konsumen ... ... 10

Persepsi Konsumen ... ... 13

Persepsi tentang Mutu Produk ... 15

Mutu Pelayanan da Produk ... 16

Keputusan Mengkonsumsi ... 18

METODE PENELITIAN ... 20

Lokasi dan Waktu ... 20

Populasi dan Sampel ... 20

Desain Penelitian ... 21

Data dan Instrumentasi ... 21

Definisi Operasional ... 22

Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 23

Analisis Data... ... 24

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 25

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

Karakteristik Konsumen ..……….. 27

Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak …...………... 30

(20)

vii Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi Konsumen

tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak ……….. 35

Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dengan Keputusan Mengkonsumsi....……….. 37

Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Mengkonsumsi ……….. ……… 40

KESIMPULAN DAN SARAN ………. 43

Kesimpulan ... 43

Saran ... 43

UCAPAN TERIMA KASIH ………. 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(21)

viii DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Sampel Penelitian di Restoran Obonk Steak & Ribs

Bogor ……….. 21

2. Karakteristik Konsumen ………. 27

3. Rataan Skor Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan

Produk Steak ... 30 4. Keputusan Mengkonsumsi Steak ..………. 33 5. Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi tentang

Mutu Pelayanan dan Produk Steak ... 35 6. Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk

Steak dengan Keputusan Mengkonsumsi ...……….. 38 7. Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan

(22)

ix DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Berpikir Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan

(23)

x DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

(24)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Subsektor peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan dalam menunjang pembangunan nasional. Sasaran dari subsektor tersebut adalah perbaikan gizi masyarakat dan swasembada protein hewani. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan adanya kesadaran masyarakat akan pangan yang bergizi menyebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi produk pangan seperti produk peternakan sebagai sumber protein hewan. Tingkat konsumsi yang semakin meningkat menjadikan produk peternakan potensial untuk dikonsumsi masyarakat. Bahan makanan yang diperoleh dari ternak di antaranya adalah daging, susu dan telur.

Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, menuntut setiap orang untuk bergerak cepat dalam melakukan segala hal. Demikian pula dalam memenuhi kebutuhan pangan. Banyak orang yang ingin memenuhi kebutuhan pangannya dengan mengkonsumsi makanan yang serba praktis. Potensi konsumsi masyarakat ini dapat dimanfaatkan oleh industri pangan. Jumlah permintaan pasar yang besar, maka produsen akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Pada kenyataannya produk-produk pangan yang berasal dari ternak semakin banyak dan beragam. Adanya berbagai macam produk pangan ini membuat individu dan masyarakat dapat memilih, membeli dan mengkonsumsi produk yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Konsumen individu ataupun masyarakat dapat menentukan produk yang diinginkannya.

Daging ternak baik daging ayam maupun daging sapi dapat merupakan makanan alternatif yang dapat ditawarkan oleh produsen setelah diolah sedemikian rupa menjadi berbagai jenis dan rasa. Contoh dari pengolahan daging ayam dan daging sapi tersebut salah satunya adalah steak. Steak adalah sepotong besar daging yang dipotong tegak lurus dengan fiber otot. Biasanya steak dimasak dengan cara dipanggang.

(25)

2 yang tersebar di Jawa dan Bali.Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini memberikan suasana tempat makan yang bernuansakan Jawa Kolonial dan menawarkan banyak variasi jenis steak.

Penentuan suatu keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, konsumen akan memilih apakah mengkonsumsi atau tidak produk tersebut. Hal ini bergantung pada mutu produk dan pelayanannya. Kinerja suatu produk sekurang-kurangnya sama dengan yang diharapkan konsumen, maka konsumen akan memilih mengkonsumsi produk tersebut. Komponen mutu produk sangat penting untuk dilihat sehingga dapat diketahui bagaimana konsumen mendefinisikan suatu produk.

Pemilihan terhadap produk steak pada konsumen dipengaruhi oleh karakteristik individu (konsumen) dan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak. Karakteristik konsumen ini dapat mempengaruhi perilaku dalam proses pengambilan keputusan mengkonsumsi. Karakteristik konsumen terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan produk dan sumber informasi pembentuk persepsi. Selain itu, persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak yang meliputi penilaian tentang aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi dapat menjadi dorongan untuk mengambil keputusan mengkonsumsi produk tersebut.

Adanya mutu produk dan kulaitas pelayanan oleh produsen atau penjual diduga mampu mempengaruhi seseorang dalam memilih suatu produk, termasuk mengambil keputusan menerima atau menolak produk steak yang ditawarkan. Hal ini disebabkan mutu suatu produk memberikan suatu kesan dari produk tersebut.

Perumusan Masalah

(26)

3 produk, perlu memantau mutu produknya agar selalu baik dan memberikan rasa puas kepada konsumen sehingga konsumen mau mencoba produk tersebut. Adanya mutu produk yang baik dapat dijadikan dasar dalam membuat strategi pemasaran. Produsen dapat memilih bahan dasar produk yang akan membuat mutu produknya baik untuk mempengaruhi konsumen mau mengambil keputusan mengkonsumsi.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor?

2. Bagaimana persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak di RestoranObonk Steak & Ribs Bogor?

3. Bagaimana keputusan mengkonsumsi steak pada konsumen yang datang ke RestoranObonk Steak & Ribs Bogor?

4. Bagaimana hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor?

5. Bagaimana hubungan antara persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dengan keputusan mengkonsumsi?

6. Bagaimana hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi?

Tujuan Penelitian

Persepsi terhadap mutu suatu produk dapat menentukan nilai dari produk tersebut dan berhubungan langsung kepada keputusan mengkonsumsi. Persepsi mutu produk yang baik mampu mendorong keputusan mengkonsumsi dan menyukai produk tersebut. Sedangkan jika persepsi tentang mutu produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor yang kurang baik, maka produk tersebut tidak disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar.

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk:

(27)

4 2. Mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk

steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

3. Mengidentifikasi keputusan mengkonsumsi steak pada konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

4. Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

5. Menganalisis hubungan antara persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dengan keputusan mengkonsumsi.

6. Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi.

Kegunaan Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak produsen tentang karakteristik konsumen, persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak dan keputusan mengkonsumsi agar produsen dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif.

(28)

KERANGKA BERPIKIR

Steak

merupakan salah satu makanan asal ternak yang memiliki protein hewani

yang baik.

Steak

adalah sepotong besar daging yang biasanya dimasak dengan cara

dipanggang.

Steak

merupakan makanan yang dihidangkan dan dikonsumsi dalam waktu

singkat, yang biasanya merupakan makanan orang-orang yang tidak memiliki waktu

untuk memasak atau menyediakan makanan sendiri.

Konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk membutuhkan

sumber informasi yang dapat dipercaya dan sesuai dengan yang diharapkan. Sumber

informasi tersebut dapat diperoleh dari promosi-promosi yang dilakukan produsen.

Promosi yang disampaikan tersebut dapat berupa informasi tentang kualitas/mutu produk

steak

yang disajikan serta mutu pelayanan yang diberikan oleh Restoran Obonk

Steak &

Ribs

Bogor. Informasi tentang mutu pelayanan dan produk ini mampu untuk

mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi

steak

.

Proses pengambilan keputusan mengkonsumsi memiliki beberapa faktor yang

mempengaruhinya yaitu karakteristik konsumen dan persepsi terhadap mutu pelayanan

dan produk

steak

. Karakteristik konsumen yang datang ke Restoran Obonk

Steak & Ribs

Bogor ini terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan,

pengetahuan produk dan sumber informasi pembentuk persepsi. Persepsi tentang mutu

pelayanan dan produk terdiri dari aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan

besar porsi. Keputusan mengkonsumsi

steak

terdiri dari alasan, sumber informasi yang

mempengaruhi dan mengkonsumsi kembali.

Berdasarkan dari apa yang telah dijelaskan di atas, ada hal yang penting untuk

(29)

7

Gambar 1. Kerangka Berpikir Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk

Steak

dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi

Keputusan Mengkonsumsi

Steak

:

- Alasan

- Sumber informasi yang

mempengaruhi

- Mengkonsumsi kembali

Karakteristik Konsumen:

-

Umur

-

Jenis kelamin

-

Pendidikan

-

Pekerjaan

-

Penghasilan

-

Pengetahuan

produk

-

Sumber informasi

pembentuk persepsi

Persepsi

tentang Mutu

Pelayanan dan Produk

Steak

:

(30)

TINJAUAN PUSTAKA

Steak

Steak atau bistik (beef steak) adalah sepotong besar daging, biasanya daging sapi. Daging merah dan ikan sering kali dipotong menjadi steak. Kebanyakan steak dipotong tegak lurus dengan fiber otot, menambah kelegitan daging. Biasanya dimasak dengan dipanggang, meskipun dapat digoreng atau di-“broil” (Wikipedia, 2006).

Menurut Nurcahyo (2005) ada beberapa jenis steak daging sapi. Berikut ini adalah jenis-jenis daging sapi :

1. Sirloin : Daging sirloin berasal dari bagian belakang sapi. Daging ini bekerja lebih berat daripada bagian lain yang umum dipakai untuk steak sehingga agak lebih keras dibandingkan yang lain. Sirloin memiliki kelebihan dalam ukuran, yaitu bisa dipotong lebih besar daripada bagian sapi lainnya yang lebih lembut. Harga sirloin umumnya lebih murah dibandingkan daging steak lainnya.

2. Tenderloin/filet mignon : Tenderloin berasal dari loin yang berada di depan sirloin dan di belakang tulang rusuk (rib). Daging tenderloin tidak bekerja keras sehingga tenderloin adalah bagian sapi yang paling lembut. Tenderloin berbentuk memanjang seperti ular dan untuk steak biasanya dipotong secara diagonal.

3. Top loin/striploin : Daging sapi yang membungkus bagian tenderloin. Lebih lembut daripada sirloin, tetapi lebih keras daripada tenderloin.

4. T-Bone : Bagian ini sesuai namanya memiliki tulang yang berbentuk T yang dikelilingi oleh daging pada kedua sisinya. Pada sisi yang memiliki daging lebih sedikit adalah daging tenderloin dan di sisi lainnya yang memiliki daging lebih banyak adalah striploin.

5. Porterhouse : Porterhouse sama dengan T-Bone. Perbedaannya, porterhouse memiliki daging tenderloin lebih banyak daripada striploin.

6. Rib/tulang rusuk : Daging sapi yang berasal dari daging tulang rusuk. Steak rib disajikan bersama tulang rusuk. Jika tidak disajikan bersama tulang rusuk, maka namanya menjadi rib eye steak.

(31)

9 menggunakan kata hot, aneka hidangan steak itu bisa dinikmati dalam keadaan masih panas kebul-kebul.

Dalam mengolah daging untuk steak, dikenal ada tiga tingkat kematangan yaitu setengah matang (rare), matang (medium) dan matang sekali (welldone). 1. Rare : Steak rare sebagian besar masih berwarna merah. Suhu daging ketika

selesai dimasak adalah sekitar 60 derajat celcius.

2. Medium : Steak medium adalah cara memasak antara rare dan welldone. Bagian tengah masih berwarna merah dan sisinya berwarna merah muda. Suhu daging ketika selesai dimasak adalah sekitar 70 derajat celcius.

3. Welldone : Steak yang dimasak welldone tidak memiliki warna merah. Biasanya para penggemar steak tidak menginginkan steaknya dimasak welldone. Suhu daging steak ketika selesai dimasak adalah sekitar 80 derajat celcius. Steak yang dimasak pada kondisi ini lebih keras daripada medium atau rare karena kandungan air di dalam steak akan lebih banyak menguap.

Menurut Johannes dalam Wed (2004), daging steak tidak terbatas hanya pada daging sapi saja, tapi bisa juga daging domba, kambing atau ayam. Bahkan steak juga bisa diolah dari aneka hasil laut (seafood) seperti ikan, udang, kerang, cumi dan sebagainya. Johannes menerangkan, untuk membuat steak berbahan daging sapi, sebaiknya pilih daging yang tak berotot keras atau bagian yang jarang digunakan untuk bergerak dan bagian yang cocok untuk membuat steak adalah tenderloin dan sirloin. Selain dagingnya, iga sapi juga dapat diolah menjadi steak. Bagian iga sapi yang digunakan adalah prime rib dan rib eye. Untuk daging ayam, bagian yang cocok digunakan untuk steak adalah dada.

(32)

10 Karakteristik Konsumen

Pengambilan keputusan mengkonsumsi yang dilakukan konsumen berkaitan dengan persepsi konsumen tentang mutu produk. Selain itu pengambilan keputusan mengkonsumsi juga berkaitan dengan karakteristik konsumen.

Umur

Umur konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda umur akan mengkonsumsi baranng yang berbeda. Konsumen melakukan pembelian sepanjang hidupnya dan setiap tahapan kehidupan dari mulai kecil hingga dewasa akan membeli barang atau jasa yang berbeda sesuai dengan adanya perbedaan kebutuhan. Kotler (1997) menyebutkan bahwa umur akan mempengaruhi selera seseorang terhadap barang dan jasa. Terdapat kecenderungan semakin lanjut usia seseorang, pemilihan produk lebih mempertimbangkan pada peningkatan kualitas hidupnya. Konsumsi pangan tidak lagi bertujuan asal kenyang.

Menurut Sumarwan (2002) umur contoh dikelompokkan menjadi lima kelompok menurut siklus hidupnya, yaitu remaja awal (13 – 15 tahun), remaja lanjut (16 – 18 tahun), dewasa awal (19 – 25 tahun), dewasa lanjut (26 -35 tahun) dan separuh baya (36 – 50 tahun).

Jenis Kelamin

Saptari dan Holzner dalam Eviyanti (2006) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah perbedaan laki-laki dan perempuan karena adanya bentukan sosial dan budaya yang ada di suatu sistem sosial budaya di suatu masyarakat.

Handayani dan Sugiarti (2002) menambahkan bahwa jenis kelamin adalah konsep sosial yang memisahkan peran antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena antara keduanya terdapat perbedaan biologis dan kodrat, tetapi dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peranannya masing-masing dalam berbagai kehidupan dan pembangunan.

(33)

11 Pendidikan

Menurut Nurmansyah (2006), tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap perilaku konsumsi seseorang yang disebabkan oleh pola pikir dan pengalamannya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung akan memilih pangan yang lebih baik kualitasnya daripada yang berpendidikan rendah. Selain melihat dari sisi kualitas pangan yang dikonsumsinya, konsumen dengan pendidikan yang lebih tinggi juga akan melihat lebih jauh terhadap keburukan dan resiko dalam mengkonsumsi pangan, serta cenderung berperilaku lebih kritis dalam pembelian dan pemilihan suatu produk.

Pekerjaan

Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan semakin besar. Selain itu, pekerjaan juga akan menentukan jumlah pendapatan yang akan diperoleh.

Kotler (1997) menyatakan bahwa pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerjaan yang dilakukan terkadang dipengaruhi oleh gaya hidup dan merupakan satu-satunya basis untuk menyampaikan prestise dan kehormatan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan selera dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Penghasilan

(34)

12 Pengetahuan Produk

Persepsi konsumen berhubungan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Persepsi disebut juga sebagai pengetahuan subjektif konsumen. Salah satu jenis pengetahuan konsumen adalah pengetahuannya terhadap produk. Pengetahuan terhadap manfaat merupakan salah satu jenis pengetahuan konsumen terhadap suatu produk. Manfaat merupakan hasil positif yang diberikan atribut kepada konsumen. Kepercayaan terhadap objek atribut dan manfaat menunjukkan persepsi konsumen.

Engel et al. (1994) menggolongkan pengetahuan konsumen menjadi tiga yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian dan pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran konsumen terhadap kategori dan merek produk, terminologi produk, atribut atau ciri produk dan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan secara objektif maupun subjektif. Pengukuran pengetahuan objektif yaitu mengukur semua hal yang sudah ada dalam benak setiap konsumen, sedangkan pengetahuan subjektif mengukur banyaknya pengetahuan yang telah dimiliki sesuai dengan pendapatan atau persepsi konsumen.

Sumber Informasi

(35)

13 Sumber informasi diartikan sebagai subjek ataupun karakter penyampai pesan. Keahlian dan validitas sumber informasi sangat mempengaruhi konsumen. Semakin ahli dan terpercaya sumber informasi, maka konsumen akan semakin percaya. Informasi merupakan sesuatu dipertukarkan antara lingkungan dengan faktor internal individu. Berbagai informasi diterima mengenai objek, atribut dan manfaat suatu produk (Mowen dan Minor dalam Gantina, 2006). Keluarga merupakan salah satu kelompok acuan pertama yang paling mempengaruhi seorang konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok yaitu: (1) sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan; (2) sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan, tampilan; (3) sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen; (4) pengalaman: penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk. Setiap sumber informasi tersebut akan memberikan fungsi yang berbeda-beda dalam mempengaruhi keputusan membeli. Informasi dari sumber komersial biasanya menjalankan fungsi pemberitahuan dan sumber-sumber pribadi menjalankan fungsi pengesahan atau evaluasi. Sumber informasi yang berbeda akan menghasilkan keputusan pembelian yang berbeda pula bagi masing-masing konsumen.

Karakteristik konsumen dan produk akan memberikan pengaruh berbeda terhadap sumber informasi yang digunakan. Sebagian besar konsumen memperoleh informasi dari sumber komersial. Akan tetapi sumber informasi yang efektif berasal dari sumber pribadi. Sumber komersial umumnya berperan sebagai pemberi informasi, sedangkan sumber pribadi berperan sebagai evaluator. Pada kondisi tertentu, konsumen mencari informasi secara aktif yaitu dengan mencari bahan bacaan, menelepon teman maupun mengevaluasi produk dengan berkunjung ke toko (Kotler, 1997).

Persepsi Konsumen

Setiap penduduk atau individu adalah seorang konsumen karena melakukan kegiatan konsumsi, baik pangan, non pangan maupun jasa. Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang banyak. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan merek tertentu.

(36)

14 berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya dan bagaimana ia mengambil keputusan sehingga produksi barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, para pemasar harus mengetahui bagaimana konsumen berperilaku, bertindak dan berpikir serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik.

Menurut Mulyana (2002), persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi adalah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Menurut Kotler (1997), persepsi merupakan proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi untuk memaknai sesuatu. Sedangkan Rakhmat (2001) mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Menafsirkan makna informasi inderawi ini melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.

Kotler (1997) mengemukakan bahwa seorang individu dapat memiliki persepsi yang berbeda terhadap objek yang sama. Hal ini disebabkan proses pembentukan persepsi mengalami tiga tahapan yaitu:

1. Perhatian selektif. Tahap penyaringan berbagai rangsangan yang diterima individu, perhatian individu akan lebih cenderung terhadap rangsangan yang sesuai dengan kebutuhannya saat ini, sesuai dengan antisipasinya dan cenderung memperhatikan rangsangan yang diluar jangkauan.

2. Distorsi selektif. Tahap pengubahan berbagai informasi dalam diri individu menjadi bermakna pribadi dan diinterpretasikan sesuai dengan konsep yang telah dimiliki oleh individu itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa rangsangan yang muncul tidak selalu dapat diinterpretasikan sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuat rangsangan.

(37)

15 menyebabkan individu akan cenderung mengingat berbagai hal positif yang terdapat dalam produk yang disukainya dibandingkan produk lainnya. Selain itu, dari berbagai informasi yang didapatkan konsumen namun yang akan tersimpan dalam memori adalah informasi yang sesuai dengan pandangan dan keyakinan.

Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi. Sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab kesan emosi yang menggembirakan. Selain itu, sensasi dapat didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima terhadap stimuli dasar, seperti cahaya, warna dan suara yang kemudian akan menimbulkan persepsi. Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi dan diinterpretasikan. Persepsi dipengaruhi oleh karakteristik stimuli (atribut produk atau faktor mutu produk), hubungan stimuli dengan faktor sekelilingnya (faktor eksternal) dan kondisi di dalam diri individu (faktor internal individu). Definisi stimuli adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu (Setiadi dalam Mardiyanti, 2005).

Konsumen bertindak dan bereaksi umumnya berdasarkan persepsi bukan pada kenyataan objektif, karena kenyataan objektif adalah persepsi konsumen juga. Pemasaran tentunya harus lebih mementingkan persepsi dibandingkan kenyataan objektif karena apa yang dalam persepsi konsumen akan mempengaruhi aksi, kebiasaan dalam pembelian dan sebagainya. Karena setiap individu membuat keputusan seperti menentukan aksi berdasarkan persepsi, maka setiap pemasaran harus memahami persepsi konsumen secara keseluruhan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk.

Persepsi adalah tanggapan individu pada stimuli yang didapatnya dan dapat juga dikatakan bahwa persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk menafsirkan pesan ataupun untuk memilih dan memaknai sesuatu.

Persepsi tentang Mutu Produk

(38)

16 umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya.

Persepsi tidak akan terjadi jika tidak didahului dengan perhatian konsumen terhadap produk. Tanpa adanya perhatian terhadap barang atau situasi maka tidak akan ada kesadaran, oleh karena itu tidak akan ada persepsi. Perhatian terhadap suatu objek berfungsi sebagai sarana seleksi dan pemilihan berbagai stimulus menjadi suatu informasi yang dapat diterima yang kemudian dapat dirasakan oleh konsumen.

Sumarwan (2002) mengemukakan bahwa dari berbagai stimulus, tidak semuanya dapat diterima dan tersimpan dalam memori ingatan konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen melakukan pengolahan informasi. Proses pengolahan informasi ini dilakukan konsumen apabila menerima stimulus yang dapat berbentuk produk, kemasan, nama merek, iklan ataupun nama produsen.

Mutu Pelayanan dan Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan (Kotler, 1993). Stanson dalam Putri (2006) juga menerangkan definisi produk sebagai kumpulan atribut yang nyata sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise produsen, prestise pengecer dan pelayanan dari produsen serta pengecer yang mungkin dapat diterima oleh konsumen sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.

Di dalam mengevaluasi kualitas pelayanan dan produk, konsumen akan menilai berbagai atribut di antaranya adalah aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi (Putri, 2006).

Aroma

Aroma adalah bau yang ditimbulkan dari suatu makanan yang dapat memberikan informasi tentang nilai makanan. Aroma merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi daya terima konsumen terhadap makanan.

Citarasa

(39)

17 Penyajian

Menyajikan merupakan kegiatan setelah makanan diproses. Jika fase ini mengecewakan, berarti penyelenggaraan makanan tersebut mengalami kegagalan. Hidangan yang lezat dan bermutu harus ditunjang dengan cara penyajian yang menarik, sehingga dapat memuaskan pelanggan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian makanan meliputi tempat, alat makan, kerapihan mengatur makanan di meja dan lain-lain.

Harga

Menurut Sumarwan (2002), harga adalah atribut produk dan jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Harga sering menjadi faktor utama untuk mempertimbangkan pemilihan produk maupun jasa. Kotler (1997) mengatakan harga adalah jumlah uang yang ditagihkan sesuatu produk atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Harga juga dapat didefinisikan sebagai nilai yang harus diberikan oleh konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ingin digunakan. Pentingnya harga tergantung pada karakteristik konsumen.

Pelayanan

Pelayanan bukan saja terbatas pada proses pelaksanaan jasa oleh yang melayani kepada yang dilayani. Menyediakan informasi yang membuat konsumen dipermudah dan nyaman untuk mengkonsumsi produk menjadi bagian dari keseluruhan makna pelayanan.

Kotler (1997) mendefinisikan pelayanan atau jasa adalah sesuatu perbuatan di mana seseorang atau kelompok menawarkan pada kelompok atau orang lain sesuatu yang pada dasarnya tidak terwujud dan produksinya berkaitan atau tidak berkaitan dengan fisik produk. Pelayanan adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang tidak berwujud, namun dapat dinikmati.

(40)

18 Jenis

Jenis adalah suatu bentuk dari suatu produk. Dalam hal ini steak dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu steak sapi (beef steak), steak ayam (chicken steak), dan steak yang terbuat dari aneka hasil laut (seafood steak). Jenis steak dibagi menjadi dua yaitu steak lokal dan steak impor.

Besar Porsi

Besar porsi merupakan salah satu yang dapat dinilai dalam menilai atau mempersepsikan mutu suatu produk. Besar porsi adalah seberapa banyak makanan yang dihidangkan. Cukup atau tidaknya porsi yang disajikan tergantung dari karakteristik konsumen yang mengkonsumsinya.

Keputusan Mengkonsumsi Perilaku Konsumen

Menurut Prasetijo dan John (2004), perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: (1) tahap perolehan: mencari dan membeli, (2) tahap konsumsi: menggunakan dan mengevaluasi dan (3) tahap tindakan pasca beli: apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi. Engel et al. (1994) mendefinisikan perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan tersebut. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :

1. Pengaruh lingkungan, yang terdiri dari: 1) budaya merupakan nilai, gagasan, dan simbol yang bermakna masyarakat membentuk individu untuk berkomunikasi, menafsirkan dan evaluasi sebagai anggota; 2) kelas sosial, menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda; 3) pengaruh pribadi, kepercayaan sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi ketika orang lain digunakan sebagai kelompok acuan; 4) pengaruh sosial, kelompok acuan, keluarga serta perilaku konsumen dan status dan 5) situasi.

(41)

19 3. Proses psikologi, terdiri dari: 1) pencarian informasi; 2) pembelajaran serta 3)

perubahan sikap dan perilaku.

Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan istilah yang umumnya berhubungan dengan lima langkah dalam proses pemecahan masalah yang berakhir dengan dipilihnya suatu alternatif yang merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (langkah) yang lebih khusus atau spesifik dan operasional (Hasan, 2002).

Menurut Anderson et al. (1996), ada lima tahap proses pengambilan keputusan yaitu mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan alternatif, menentukan kriteria, mengevaluasi alternatif dan memilih alternatif. Proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: (a) kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya, (b) faktor perbedaan individu konsumen dan (c) faktor lingkungan konsumen.

(42)

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Tepatnya di Jalan Malabar No. 2 Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan

secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan di lokasi tersebut menjual berbagai

masakan steak.

Waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan yaitu selama bulan Maret

2007.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya

merupakan peubah yang diamati. Berdasarkan data sekunder dari Restoran Obonk

Steak & Ribs Bogor tentang jumlah pengunjung yang mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor pada tahun 2006 adalah sebanyak 2000 orang dalam setiap bulannya, dan ini diasumsikan sebagai populasi.

Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak (unprobable sampling),

yaitu dengan teknik accidental sampling (memilih responden yang kebetulan sedang makan). Penentuan jumlah sampel berdasarkan perhitungan rumus Slovin:

Keterangan: n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Persentase ketidaktelitian (e = 10%)

n = 2000 .

1 + 2000(0,1)2

= 95,24

= 96 orang

Sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 96

orang.

n = N .

(43)

21

Pemilihan sampel dibagi secara proporsional berdasarkan waktu yang

meliputi minggu, hari dan pukul. Pada minggu pertama sebanyak 24 orang, minggu

kedua 24 orang, minggu ketiga 24 orang dan minggu keempat sebanyak 24 orang.

Pengambilan sampel yang sebanyak 96 orang tersebut seperti yang disajikan pada

[image:43.612.118.498.195.296.2]

Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor

No Waktu Hari Pukul Jumlah Sampel (orang)

1 Minggu ke 1 Senin s/d Minggu 15.00 s/d 21.00 24

2 Minggu ke 2 Senin s/d Minggu 15.00 s/d 21.00 24

3 Minggu ke 3 Senin s/d Minggu 15.00 s/d 21.00 24

4 Minggu ke 4 Senin s/d Minggu 15.00 s/d 21.00 24

Jumlah 96

Desain Penelitian

Penelitian ini didesain sebagai survei deskriptif korelasional yaitu penelitian

yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpul data primer untuk mengamati hubungan antar peubah.

Peubah bebas dalam penelitian ini, yaitu karakteristik konsumen. Peubah

antara adalah persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak. Sedangkan peubah terikat adalah keputusan mengkonsumsi.

Data dan Instrumentasi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh melalui kuesioner yang disebar dan diisi oleh responden. Data

sekunder diperoleh dari pimpinan atau manager Restoran Obonk Steak and Ribs

Bogor yaitu data mengenai keadaan umum lokasi penelitian.

Instrumentasi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

yang disebar dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berisikan pertanyaan

mengenai karakteristik konsumen. Bagian kedua berisikan pernyataan-pernyataan

(44)

22

Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan

untuk mengukur berbagai peubah yang diteliti. Masing-masing peubah terlebih

dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya.

Istilah-istilah tersebut yaitu:

1. Karakteristik konsumen adalah sifat atau ciri yang melekat pada diri konsumen.

Dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:

i. Umur adalah usia responden pada saat dilakukan penelitian yang diukur

dalam satuan tahun, diukur dengan menggunakan skala rasio.

ii. Jenis kelamin adalah perbedaan gender pada responden berdasarkan kategori laki-laki dan perempuan, diukur dengan menggunakan skala nominal.

iii. Pendidikan adalah jenjang tertinggi sekolah terakhir yang telah diselesaikan

responden, seperti: tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, Diploma, Sarjana dan

Pascasarjana (S2/S3), diukur dengan menggunakan skala nominal.

iv. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan responden saat ini, seperti:

pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, wiraswasta, dan lain

sebagainya, diukur dengan menggunakan skala nominal.

v. Penghasilan adalah pendapatan yang diperoleh dalam satu bulan terakhir saat

penelitian dilakukan, diukur dengan menggunakan skala rasio dalam rupiah.

vi. Pengetahuan produk adalah informasi yang dapat diingat oleh responden

mengenai produk steak, diukur berdasarkan kategori baik bila banyak menjawab benar dan kurang bila banyak menjawab salah, dengan

menggunakan skala nominal.

vii. Sumber informasi pembentuk persepsi adalah media yang digunakan

responden untuk mengetahui produk steak ditempat penelitian yang meliputi: teman, keluarga dan istri, spanduk, brosur dan melihat langsung, diukur

dengan menggunakan skala nominal.

2. Persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak diukur sejauhmana ketertarikan konsumen pada produk tersebut meliputi aroma, citarasa, penyajian, harga,

(45)

23

3. Keputusan mengkonsumsi meliputi mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi steak

atas pertimbangan persepsi tentang mutu produk steak yang ada di dalam pikiran konsumen, termasuk alasan dan sumber informasi yang mempengaruhi konsumen,

yang diukur dengan skala nominal.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen dalam penelitian ini

didapat dengan jalan menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dengan

teori-teori yang ada termasuk konsultasi dengan dosen pembimbing. Uji validitas

instrumentasi dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :

r = Nilai koefisien validitas N = Jumlah responden X = Skor pertanyaan pertama Y = Skor total

XY = Skor pertanyaan pertama dikalikan skor total

Setelah diuji coba dan dilakukan perbandingan dari 21 butir pertanyaan yang

dirancang dalam kuesioner, akhirnya diperoleh 18 pertanyaan yang valid (r hitung > r

tabel(0,05) = 0,2407), kemudian diadakan perbaikan kuesioner yaitu dengan cara

memperbaiki ketiga pertanyaan yang tidak valid tersebut. Selanjutnya diadakan tes

reliabilitas terhadap instrumen yang sudah valid.

Reliabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ancok dalam Singarimbun dan Effendi, 2006). Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala

yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat

pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi

suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Pengujian reliabilitas alat ukur yang digunakan pada penelitian ini dilakukan

dengan uji reliabilitas belah dua, yaitu mengkorelasikan jawaban belahan pertama

(ganjil) dan belahan kedua (genap). Rumus uji reliabilitas teknik belah dua atau split

[image:45.612.160.420.294.425.2]
(46)

24

half reliability test yaitu sebagai berikut (Ancok dalam Singarimbun dan Effendi, 2006):

Keterangan:

r.tot = angka reliabilitas keseluruhan item

r.tt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Hasil uji didapat nilai koefisien reliabilitas rtot = 0,6462. Berarti kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini telah memiliki tingkat reliabilitas atau tingkat

keterandalan yang tinggi.

Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif

untuk menggambarkan karakteristik konsumen, persepsi tentang mutu pelayanan dan

produk steak dan keputusan mengkonsumsi, berupa frekuensi, rataan, persentase, tabulasi silang dan rataan skor serta uji korelasional chi square dan rank Spearman, dengan menggunakan SPSS versi 14.0 for window (Sarwono, 2006). Rumus kedua

uji korelasional tersebut adalah sebagai berikut (Siegel, 1997) :

(a) Uji Korelasional Chi Square

∑ ∑

= =

=

r i k i j ij ij

Eij

E

O

1 2

2

(

)

χ

Keterangan : χ2

= Nilai Chi Square

Oij = Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j.

Eij = Banyak kasus yang diharapkan di bawah H0 untuk dikategorikan dalam baris ke-i pada

kolom ke-j.

(b) Uji Korelasional Rank Spearman

Keterangan :

rs = Nilai koefisien rank Spearman

d = Disparitas (X1-X2)

N = Banyaknya Pengamatan

r.tot = 2 (r.tt) 1+r.tt

(

1

)

(47)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pada awalnya usaha Obonk Steak & Ribs merupakan sebuah wujud nyata dari sebuah ide untuk berwirausaha yang menyediakan makanan modern dengan harga yang murah. Sesuai dengan konsep yang ditawarkan yaitu “Rasa Bintang Lima, Harga Kaki Lima,” usaha ini didirikan dalam bentuk warung tenda di pinggiran jalan oleh pendirinya di Kota Solo.

Restoran Obonk Steak & Ribs, Bogor berdiri pada tanggal 18 Agustus 2005, yang merupakan cabang ke 16 dari 17 cabang Obonk Steak & Ribs oleh pemiliknya. Sebagai salah satu jenis usaha waralaba (franchise) lokal. Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor sedikit menggeser konsep usaha ini dengan menyediakan tempat makan yang nyaman bagi para konsumen. Perubahan konsep tersebut bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yaitu selain harga makanan yang murah, konsumen juga dapat menikmati suasana yang nyaman untuk bersantap. Usaha Obonk Steak & Ribs Bogor ini terus berkembang dan dikenal oleh masyarakat. Konsumennya tidak hanya berasal dari Kota Bogor sendiri tetapi juga dari luar kota, seperti Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Ide mendirikan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor muncul karena di Bogor belum ada steak house yang menawarkan steak dengan harga yang murah, berkualitas serta suasana tempat makan yang nyaman.

Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor terletak di Jalan Malabar No 2, Bogor. Pemilihan lokasi ini dikarenakan pemilik menyukai bangunan tua yang berbentuk sebuah rumah klasik dan tempatnya yang strategis berada dekat dengan pusat perbelanjaan, pendidikan, pariwisata, pemukiman penduduk dan perkantoran.

(48)

26 tersedia di sepanjang jalan menuju restoran dan untuk keperluan ibadah konsumen maupun karyawan, disediakan musholla yang dapat menampung sekitar tiga orang. Restoran ini didesain agar dapat menampakkan kesan sejuk bagi pengunjungnya, hal ini dimaksudkan agar pengunjung merasa nyaman dan betah untuk makan di restoran ini. Tata letak dapur berada di bagian dalam setelah ruangan tempat makan yang terdiri dari tempat meracik minuman, tempat memasak, tempat membakar daging yang menyatu dengan tempat mencuci peralatan dan gudang untuk menyimpan sayuran dan juga daging yang disimpan di dalam freezer.

(49)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Konsumen

[image:49.612.123.508.311.631.2]

Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 96 orang konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Karakteristik konsumen merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi steak. Karakteristik konsumen di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan produk dan sumber informasi pembentuk persepsi. Karakteristik konsumen ini berhubungan juga dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak dan keputusan mengkonsumsi. Berikut ini hasil penggolongan responden berdasarkan karakteristik konsumen.

Tabel 2. Karakteristik Konsumen

No. Karakteristik individu Kategori Jumlah

(orang)

Persentase (%)

1. Umur

13 – 20 tahun Remaja 32 33,33

21 – 25 tahun Dewasa Awal 32 33,34

26 – 49 tahun Dewasa 32 33,33

2. Jenis Kelamin Laki-laki 37 38,54

Perempuan 59 61,46

3. Pendidikan

SD - Tamat SMP Rendah 7 7,29

SMA - Diploma Sedang 50 52,08

Sarjana - Pascasarjana Tinggi 39 40,63

4. Pekerjaan Pelajar dan Mahasiswa 35 34,46

Pegawai Swasta, Peg.Negeri,

BUMN & Peneliti 46 47,92 Wiraswasta dan Entertaint 15 15,62

5. Penghasilan

Rp 300.000-Rp 1.000.000 Rendah 32 33,33 Rp 1.100.000-Rp 3.000.000 Sedang 38 39,59 Rp 3.100.000-Rp 22.000.000 Tinggi 26 27,08

6. Pengetahuan Produk Kurang 19 19,79

Baik 77 80,21

7. Sumber Informasi

Pembentuk Persepsi Keluarga dan Istri 19 19,79

Teman 66 68,75

Spanduk, Brosur dan Lihat

Langsung 11 11,46

(50)

28 Umur

Umur dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap barang dan jasa (Kotler, 1997). Umur merupakan salah satu unsur penting yang menentukan persepsi konsumen tentang mutu produk steak dalam pengambilan keputusan mengkonsumsi. Konsumen penelitian ini berumur antara 13 tahun sampai dengan 49 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen yang termasuk dalam kategori remaja (13 sampai dengan 20 tahun) yaitu sebanyak 33,33 persen, konsumen yang masuk dalam kategori dewasa awal (21 sampai dengan 25 tahun) sebanyak 33,34 persen dan selebihnya termasuk dalam kategori dewasa (26 sampai dengan 49 tahun) yaitu sebanyak 33,33 persen.

Berdasarkan hasil di atas, dapat terlihat bahwa umur konsumen yang mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini merata. Jadi dapat dikatakan bahwa makanan steak dapat dikonsumsi oleh siapa saja, tidak memandang umur. Baik mereka yang remaja, dewasa awal maupun dewasa, mereka semua dapat mengkonsumsi steak.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu pedoman dasar dalam melakukan segmentasi pasar. Perbedaan jenis kelamin menyebabkan pola konsumsi berbeda satu sama lain (Kotler et al. dalam Putri, 2006). Berdasarkan hasil yang diperoleh, konsumen steak terbesar di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor adalah perempuan sebanyak 61,46 persen dan sisanya adalah laki-laki sebanyak 38,54 persen. Hal ini disebabkan karena perempuan lebih cenderung suka berkumpul sambil makan-makan di restoran-restoran yang memiliki tempat yang nyaman, menawarkan harga yang murah dan menyediakan makanan yang enak. Kesemua harapan konsumen perempuan tersebut ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.

Pendidikan

(51)

29 orang Pascasarjana. Konsumen utama steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini adalah yang berasal dari kelompok yang memiliki tingkat pendidikan sedang dan tinggi.

Perkerjaan

Pekerjaan konsumen steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor terdiri dari pelajar dan mahasiswa (36,46%) yang terdiri dari enam orang pelajar dan 29 orang mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, BUMN dan peneliti (47,92%) yang terdiri dari 37 orang pegawai swasta, enam orang pegawai negeri, satu orang pegawai BUMN dan dua orang peniliti, serta wiraswasta dan entertaint sebanyak (15,62%) yang terdiri 14 orang wiraswasta dan satu orang entertaint. Konsumen yang sudah bekerja memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengkonsumsi steak jika dibandingkan pelajar dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan mereka yang sudah bekerja memiliki penghasilan sendiri dan juga mempunyai daya beli yang tinggi.

Penghasilan

Penghasilan adalah jumlah pendapatan yang diperoleh konsumen setiap bulannya berdasarkan nilai rupiah. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian, penghasilan terendah konsumen dalam penelitian ini adalah sebesar Rp 300.000,00 dan penghasilan tertinggi konsumen adalah sebesar Rp 22.000.000,00. Penghasilan konsumen dibagi atas tiga kelompok dimana konsumen yang berpenghasilan sedang (Rp 1.100.000,00 sampai dengan Rp 3.000.000,00) adalah konsumen terbanyak yaitu sebanyak 39,59 persen, diikuti dengan konsumen yang berpenghasilan rendah (Rp 300.000,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00) sebanyak 33,33 persen dan konsumen berpenghasilan tinggi (Rp 3.100.000,00 sampai dengan Rp 22.000.000,00) sebanyak 27,08 persen.

Pengetahuan Produk

(52)

30 Sumber Informasi Pembentuk Persepsi

Berdasarkan hasil yang diperoleh, sumber informasi pembentuk persepsi yang didapat konsumen terbesar adalah berasal dari teman (68,75%) diikuti dengan keluarga dan istri (19,79%) yang terdiri dari 17 orang dari keluarga dan dua orang berasal dari istri, spanduk, brosur dan melihat langsung (11,46%) yang terdiri dari empat orang tahu dari spanduk dan empat orang dari brosur, serta melihat langsung tiga orang. Data tersebut menunjukkan bahwa teman adalah sumber informasi yang berpotensi besar untuk membentuk suatu persepsi yang baik terhadap suatu produk dalam hal ini adalah steak. Selain itu sebaiknya pihak Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor lebih mempromosikan produknya melalui media-media massa agar bisa diketahui lebih banyak orang lagi.

Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak

[image:52.612.119.509.455.574.2]

Dalam suatu proses keputusan mengkonsumsi tidak akan hanya berhenti sampai proses konsumsi. Tetapi konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukan. Dalam mengevaluasi mutu suatu produk steak, atribut yang dinilai di antaranya adalah aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan juga besar porsi.

Tabel 3. Rataan Skor Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak

Persepsi tentang Mutu Produk Steak Rataan Skor* Ranking

Aroma 2,66 1,5

Citarasa 2,65 3

Penyajian 2,61 4

Harga 2,29 6

Pelayanan 2,66 1,5

Jenis 1,97 7

Besar Porsi 2,40 5

Total Rataan Skor 2,46

* Keterangan : 1 = Kurang baik, 2 = Cukup baik, 3 = Baik

(53)

31 yang ada tidak berkurang. Karena aroma dan pelayanan memiliki ranking yang paling tinggi, hal ini berarti bahwa aroma dan pelayanan merupakan hal yang paling baik yang terdapat di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini dan diikuti oleh citarasa, penyajian, besar porsi, harga dan yang terakhir adalah jenis steak.

Persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu persepsi terhadap stimuli yang terdiri dari aroma dan citarasa serta persepsi terhadap sensasi yang terdiri dari penyajian, harga, pelayanan, jenis steak dan besar porsi.

Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa persepsi terhadap stimuli yang didapat konsumen memiliki nilai rataan skor tinggi dibandingkan dengan sensasi. Hal ini dapat dikatakan bahwa stimuli yang didapat konsumen bisa memberikan pengaruh yang lebih besar untuk membentuk suatu persepsi yang baik. Aroma

Aroma merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi daya terima konsumen. Berdasarkan data yang diperoleh, persepsi terhadap aroma steak memiliki rataan skor 2,66 yang termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa aroma yang dikeluarkan steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor masuk kategori harum dan dapat mengundang selera makan konsumen.

Citarasa

Rasa dari makanan dideteksi dengan kuncup rasa pada lidah yang dapat mendeteksi perbedaan rasa asin, asam, pahit dan manis. Suatu makanan terkadang hanya memiliki satu rasa. Contohnya adalah gula yang hanya memiliki rasa manis. Tetapi ada juga makanan yang memiliki lebih dari satu rasa.

Persepsi terhadap citarasa steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini mamiliki rataan skor 2,65. Nilai ini termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa rasa steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini termasuk kategori enak dan disukai oleh seluruh konsumen.

Penyajian

(54)

32 harus ditunjang dengan cara penyajian yang menarik, sehingga dapat memuaskan pelanggannya. Cara penyajian steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini memiliki rataan skor 2,61 yang termasuk dalam kategori baik. Sehingga dapat terlihat bahwa penyajian yang dilakukan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini menarik dengan penataan makanan yang rapih dan bersih.

Harga

Harga merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap pemilihan produk oleh konsumen. Harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap produk yang d

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi
Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor
tabel(0,05) = 0,2407), kemudian diadakan perbaikan kuesioner yaitu dengan cara
Tabel 2. Karakteristik Konsumen
+5

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN PENDEKATAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari hasil grafik diatas dapat diketahui bahwa hasil uji coba pengolahan tahap pertama menunjukkan bahwa mendapatkan hasil sebanyak 2800 gr, uji coba tahap kedua

Hasil uji statistik yaitu uji t dapat dijelaskan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kompetensi pegawai pada Balai Laboratorium Kesehatan Papua dengan

Kepadatan individu kukang jawa yang tinggi secara umum terdapat pada talun yang memiliki struktur vegetasi yang baik, yakni ditunjukkan dari struktur vegetasi

Keuntungan dari menggunakan efek fotovoltaik ( Photovoltaic/PV ) untuk menghasilkan energi listrik adalah bersih, tidak menimbulkan suara/hening, usia pakai lama dan

 Deklinasi matahari (6) yang diperoleh dari tabel pada almanak matahari dan bintang dengan argument adalah waktu, tanggal dan tahun pengamatan.  Lintang (g) stasion pengamat

CAMPUR KODE, ALIH KODE, DAN INTERFERENSI DALAM TUTURAN LISAN BAHASA INDONESIA SISWA SERTA RANCANGAN PEMBELAJARANNYA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada sisi selatan pulau Sabangko yang pantainya membentuk teluk kecil sehingga relatif tenang, didapatkan dua spesies lamun yaitu Enhalus acoroides dan Cymodocea rotundata dengan