• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsistensi Peringkat Asia dan Dunia

lengkap tidak dimasukkan dalam penelitian, tetapi tetap digunakan sebagai data pendukung untuk mendapatkan rataan per negara dan rataan regional universitas. Data terakhir yang dapat digunakan adalah sebanyak 278 universitas.

Metode Analisis

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Persiapan data.

2. Melakukan analisis statistika deskriptif dan korelasi peringkat Spearman untuk melihat konsistensi peringkat Asia dan dunia.

3. Melakukan analisis Khi-kuadrat untuk melihat pengaruh pemasangan iklan terhadap peringkat universitas.

4. Melakukan skoring terhadap data Y (peringkat dunia universitas) sehingga Y merupakan data kategorik sebagai berikut:

0 (Peringkat sangat rendah)= skor < 30 1 (Peringkat rendah) = 30 ≤ skor < 45 2 (Peringkat sedang) = 45 ≤ skor < 60 3 (Peringkat tinggi) = 60 ≤ skor < 75 4 (Peringkat sangat tinggi) = skor ≥ 75 Indikator pengelompokan ini dilakukan secara subjektif.

5. Melakukan analisis regresi logistik ordinal.

6. Melakukan pengujian peubah G dan uji Wald.

7. Interpretasi koefisien model regresi ordinal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsistensi Peringkat Asia dan Dunia

Korelasi peringkat Spearman dilakukan terhadap 200 universitas terbaik Asia. Peubah yang diamati berupa peringkat Asia universitas kemudian dilihat peringkat dunianya. Beberapa universitas yang masuk dalam 200 besar Asia ternyata tidak masuk dalam 600 besar universitas terbaik dunia. Dalam penelitian ini, universitas yang tidak masuk dalam 600 besar dunia diberi peringkat 651. Plot antara peringkat dunia universitas dan peringkat Asianya dapat dilihat pada Gambar 1. Titik-titik yang berada di bagian paling atas menunjukkan universitas-universitas yang masuk dalam 200 besar Asia tetapi tidak masuk dalam 600 besar peringkat dunia. Universitas yang berada dalam kategori tersebut berada di peringkat antara 81 sampai 200. Hal ini berarti semua universitas yang

berada di peringkat 80 besar semuanya masuk dalam 600 besar peringkat dunia, dan beberapa universitas yang berada diatas 80 besar tidak masuk dalam 600 universitas terbaik dunia.

Gambar 1 Posisi universitas berdasarkan peringkat Asia dan dunianya Hasil korelasi untuk kedua pemeringkatan ini adalah sebesar 0.919 dengan nilai p sebesar 0.00. Hal ini berarti bahwa pada taraf nyata alpha 5%, kedua hasil pemeringkatan ini konsisten. Gambar 2 menunjukkan korelasi kedua peringkat. Semakin rendah peringkat universitas, maka semakin rendah juga konsistensinya. Korelasi tertinggi terdapat di peirngkat 30 besar dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.892. Hal ini menunjukkan bahwa peringkat 30 sampai 60 besar cenderung konsisten dan perbedaan antara peringkat Asia dan peringkat dunianya tidak terlalu besar. Perubahan peringkat yang besar terjadi di atas peringkat 60.

Gambar 2 Korelasi peringkat Asia dan dunia

Pengaruh Pemasangan Iklan

Selain korelasi peringkat Spearman, dilakukan juga uji Khi-kuadrat untuk melihat apakah pemasangan iklan pada situs THE-QS berpengaruh terhadap perubahan peringkat universitas. Untuk melakukan uji ini, akan dilihat status pemasangan iklan universitas pada tahun 2009 (memasang iklan atau tidak memasang iklan), kemudian dilihat peringkatnya pada tahun 2009 dan perubahan

0 100 200 300 400 500 600 700 0 100 200 300 Per ingkat   Dunia   2010 Peringkat Asia 2010 0.892 0.566 0.376 ‐0.026 0.582 1 ‐30, 31 ‐60 61 ‐90 91 ‐120 121 ‐160 korelasi peringkat

 

lengkap tidak dimasukkan dalam penelitian, tetapi tetap digunakan sebagai data pendukung untuk mendapatkan rataan per negara dan rataan regional universitas. Data terakhir yang dapat digunakan adalah sebanyak 278 universitas.

Metode Analisis

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Persiapan data.

2. Melakukan analisis statistika deskriptif dan korelasi peringkat Spearman untuk melihat konsistensi peringkat Asia dan dunia.

3. Melakukan analisis Khi-kuadrat untuk melihat pengaruh pemasangan iklan terhadap peringkat universitas.

4. Melakukan skoring terhadap data Y (peringkat dunia universitas) sehingga Y merupakan data kategorik sebagai berikut:

0 (Peringkat sangat rendah)= skor < 30 1 (Peringkat rendah) = 30 ≤ skor < 45 2 (Peringkat sedang) = 45 ≤ skor < 60 3 (Peringkat tinggi) = 60 ≤ skor < 75 4 (Peringkat sangat tinggi) = skor ≥ 75 Indikator pengelompokan ini dilakukan secara subjektif.

5. Melakukan analisis regresi logistik ordinal.

6. Melakukan pengujian peubah G dan uji Wald.

7. Interpretasi koefisien model regresi ordinal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsistensi Peringkat Asia dan Dunia

Korelasi peringkat Spearman dilakukan terhadap 200 universitas terbaik Asia. Peubah yang diamati berupa peringkat Asia universitas kemudian dilihat peringkat dunianya. Beberapa universitas yang masuk dalam 200 besar Asia ternyata tidak masuk dalam 600 besar universitas terbaik dunia. Dalam penelitian ini, universitas yang tidak masuk dalam 600 besar dunia diberi peringkat 651. Plot antara peringkat dunia universitas dan peringkat Asianya dapat dilihat pada Gambar 1. Titik-titik yang berada di bagian paling atas menunjukkan universitas-universitas yang masuk dalam 200 besar Asia tetapi tidak masuk dalam 600 besar peringkat dunia. Universitas yang berada dalam kategori tersebut berada di peringkat antara 81 sampai 200. Hal ini berarti semua universitas yang

berada di peringkat 80 besar semuanya masuk dalam 600 besar peringkat dunia, dan beberapa universitas yang berada diatas 80 besar tidak masuk dalam 600 universitas terbaik dunia.

Gambar 1 Posisi universitas berdasarkan peringkat Asia dan dunianya Hasil korelasi untuk kedua pemeringkatan ini adalah sebesar 0.919 dengan nilai p sebesar 0.00. Hal ini berarti bahwa pada taraf nyata alpha 5%, kedua hasil pemeringkatan ini konsisten. Gambar 2 menunjukkan korelasi kedua peringkat. Semakin rendah peringkat universitas, maka semakin rendah juga konsistensinya. Korelasi tertinggi terdapat di peirngkat 30 besar dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.892. Hal ini menunjukkan bahwa peringkat 30 sampai 60 besar cenderung konsisten dan perbedaan antara peringkat Asia dan peringkat dunianya tidak terlalu besar. Perubahan peringkat yang besar terjadi di atas peringkat 60.

Gambar 2 Korelasi peringkat Asia dan dunia

Pengaruh Pemasangan Iklan

Selain korelasi peringkat Spearman, dilakukan juga uji Khi-kuadrat untuk melihat apakah pemasangan iklan pada situs THE-QS berpengaruh terhadap perubahan peringkat universitas. Untuk melakukan uji ini, akan dilihat status pemasangan iklan universitas pada tahun 2009 (memasang iklan atau tidak memasang iklan), kemudian dilihat peringkatnya pada tahun 2009 dan perubahan

0 100 200 300 400 500 600 700 0 100 200 300 Per ingkat   Dunia   2010 Peringkat Asia 2010 0.892 0.566 0.376 ‐0.026 0.582 1 ‐30, 31 ‐60 61 ‐90 91 ‐120 121 ‐160 korelasi peringkat

 

peringkatnya pada tahun 2010 (naik atau tidak naik). Pada tahun 2009 terdapat 19 universitas yang memasang iklan pada situs THE-QS. Gambar 3 memperlihatkan perubahan peringkat ke-19 universitas tersebut sejak tahun 2008 sampai 2010. Sebagian universitas masuk dalam peringkat 100 besar, dan sebagian lain diatas 100 besar.

Gambar 3 Perubahan peringkat universitas yang memasang iklan di situs THE-QS

Untuk melihat perubahan peringkatnya secara lebih jelas, ke-19 universitas tersebut akan dibagi berdasarkan peringkatnya pada tahun 2008. Gambar 4 dan Gambar 5 memperlihatkan perubahan peringkat ke-19 universitas yang memasang iklan di situs THE-QS.

Gambar 4 Perubahan peringkat universitas-universitas yang pada tahun 2008 masuk dalam 100 besar.

Gambar 4 menunjukkan universitas-universitas yang pada tahun 2008 masuk dalam 100 besar peringkat dunia. Gambar 5 adalah perubahan peringkat universitas-univeristas yang pada tahun 2008

peringkatnya diatas 100 besar. Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa perubahan peringkat universitasnya cenderung stabil, sedangkan pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa pada beberapa universitas terjadi peningkatan peringkat yang cukup drastis. Beberapa universitas yang pada tahun 2008 tidak masuk dalam 600 besar dunia berhasil masuk dalam 600 besar pada tahun berikutnya.

Gambar 5 Perubahan peringkat universitas-universitas yang pada tahun 2008 berada diatas 100 besar

Untuk melihat pengaruh pemasangan iklan terhadap perubahan peringkatnya, dilakukan uji Khi-kuadrat. Tabulasi silang status pemasangan iklan dan perubahan peringkat universitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Khi-kuadrat hitung yang dihasilkan dari uji ini adalah sebesar 4.778 dan nilai-p sebesar 0.029. Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf alpha 5%, pemasangan iklan di situs THE-QS berpengaruh terhadap perubahan peringkat universitas.

Tabel 1 Tabulasi silang pemasangan iklan dan peringkat universitas

Iklan Peringkat Total Turun Naik/Tetap

Tidak 210 413 623 Ya 11 8 19 Total 221 421 642

Peubah yang Berpengaruh Terhadap Peringkat

Regresi ordinal dilakukan terhadap 278 universitas yang masuk dalam 500 besar peringkat dunia. Mayoritas universitas masuk dalam kategori peringkat tinggi, yaitu sebesar 36.3%, sedangkan untuk kategori sedang, dan rendah masing-masing 30.2% dan 18.7%.

Univeritas yang masuk dalam kategori peringkat sangat tinggi hanya sebesar 5.8%

‐250 250 750 Per ingkat Tahun

universitas1 universitas2 universitas3 universitas4 universitas5 universitas6 universitas7 universitas8 universitas9 universitas10 universitas11 universitas12 universitas13 universitas14 universitas15 universitas16 universitas17 universitas18 universitas19 ‐30 20 70 120 Per ingkat Tahun

universitas1 universitas2 universitas3 universitas4 universitas5 universitas6 universitas7 universitas8 ‐200 300 800 Per ingkat Tahun

universitas9 universitas10 universitas11 universitas12 universitas13 universitas14 universitas15 universitas16 universitas17 universitas18 universitas19

 

dan sangat rendah sebesar 9%. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat dilihat bahwa sebagian besar universitas yang masuk dalam 600 besar ini adalah universitas yang bahasa utamanya adalah bahasa Inggris (52.52%), memiliki fakultas kedokteran (65.47%), memiliki aktivitas penelitian tinggi (58.63%) dan jumlah paper yang tinggi (80%), serta memiliki bidang ilmu di lima bidang ilmu, termasuk ilmu kedokteran (66.19%). Hubungan antara masing-masing peubah penjelas dengan peringkat universitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Untuk pengujian serentak, pengujian signifikansi model peringkat universitas menggunakan Likelihood-Ratio test. Hasil uji G menghasilkan nilai p sebesar 0.000 yang lebih kecil dari alpha 0.1, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pengujian serentak model peringkat universitas dengan semua peubah penjelas lebih baik daripada model tanpa peubah penjelas.

Berdasarkan hasil uji G tersebut dapat diketahui bahwa minimal ada satu peubah penjelas yang signifikan. Statistik uji yang digunakan untuk uji secara individu adalah uji Wald. Nilai dugaan peubah regresi ordinal dan tingkat signifikansinya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Nilai dugaan peubah regresi

Penduga Galat Baku Nilai p

Intersep1 -1.86900 1.02000 0.067 Intersep2 0.34200 0.99100 0.730 Intersep3 2.60400 1.00000 0.009 Intersep4 7.41800 1.18200 0.000 X1 0.00026 0.00016 0.098 X2 -0.00022 0.00005 0.000 X3 0.00030 0.00004 0.463 X4 -0.00011 0.00011 0.296 X5 0.02995 0.00066 0.000 X6 0.00001 0.00004 0.305 X7 : 0 -1.26000 0.28500 0.658 X8 : 0 -0.79700 0.29300 0.007 X9 : 0 : 1 -0.35500 0.23900 0.89300 0.87700 0.691 0.785 X10 -0.00005 0.00002 0.824 X11 0.00088 0.00003 0.002 X12 0.00316 0.00062 0.000 X13 4.59000 1.41626 0.001 X14 : 0 : 1 -2.57800 -0.59500 0.77000 0.29500 0.001 0.044 X15 : 0 : 1 -0.30100 -1.14700 0.63400 0.36400 0.636 0.002

Berdasarkan hasil regresi ordinal dapat dilihat bahwa peubah objektif yang mempengaruhi peringkat universitas antara lain jumlah staf, jumlah staf internasional, jumlah mahasiswa sarjana tahun pertama, rata-rata biaya program pascasarjana, jumlah

lulusan PhD, rasio mahasiswa internasional, aktivitas penelitian, dan keberadaan fakultas kedokteran.

Tabel 3 Persentase ketepatan klasifikasi model regresi logistik ordinal

Aktual Prediksi Persentase Benar 0 1 2 3 4 0 10  36.00 1 26  19  50.00 2 10  53  19  63.10 3 24  71  70.30 4 50.00 Total 14  47  101  103  13  60.07 Keterangan peringkat:

0 = peringkat sangat rendah; 3 = peringkat tinggi; 1 = peringkat rendah; 4 = peringkat sangat tinggi 2 = peringkat sedang;

Dari model yang diperoleh dapat dihitung nilai peluang untuk masing-masing kategori nilai dan dapat diketahui ketepatan klasifikasinya. Tabel 3 menunjukkan ketepatan klasifikasi untuk keseluruhan model yang terbentuk. Tingkat ketepatan klasifikasi yang diperoleh adalah sebesar 60.07% dengan tingkat kesalahan sebesar 39.93%, namun kesalahan ini hanya terjadi pada satu tingkat sebesar 35.35% dan dua tingkat sebesar 4.58%. Tidak ada kesalahan tiga tingkat, dan R2 yang dihasilkan adalah sebesar 73%.

Interpretasi Koefisien

Interpretasi koefisien pada regresi ordinal dilakukan dengan melihat nilai odds rasio dari tiap peubah. Universitas yang aktivitas penelitiannya rendah mempunyai odds sebesar 0.076, artinya universitas yang aktivitas penelitiannya sedang atau tinggi memiliki peluang lebih besar untuk mencapai peringkat yang lebih tinggi. Universitas yang tidak memiliki fakultas kedokteran mempunyai odds rasio sebesar 0.28 yang berarti universitas dengan fakultas kedokteran memiliki peluang lebih besar untuk mencapai peringkat yang lebih tinggi. Hal ini mungkin berkaitan dengan penilaian kutipan per paper universitas yang akan meningkat jika universitas tersebut banyak melakukan aktivitas penelitian, sedangkan universitas dengan fakultas kedokteran akan mendapat penilaian yang lebih tinggi di bidang ilmu jiwa dan pengobatan sehingga peluang untuk mendapat peringkat yang lebih tinggi juga menjadi lebih besar daripada universitas yang tidak memiliki fakultas kedokteran.

 

Odds rasio untuk peubah jumlah staf, jumlah staf internasional, jumlah mahasiswa sarjana tahun pertama, rata-rata biaya program pascasarjana, jumlah lulusan PhD, dan rasio mahasiswa internasional semuanya bernilai lebih dari satu, yang berarti penambahan satu orang staf, staf internasional, mahasiswa sarjana tahun pertama, dan lulusan PhD akan meningkatkan peluang universitas untuk memperoleh peringkat yang lebih tinggi. Sedangkan untuk dua peubah lain, penambahan satu dolar Amerika dan peningkatan rasio sebesar 0.01 akan meningkatkan peluang universitas untuk memperoleh peringkat yang lebih tinggi.

Analisis Pengaruh Bidang Ilmu

Pada tahun 2010, THE-QS membagi universitas menjadi empat kategori berdasarkan bidang ilmunya. Kategori pertama yaitu fully comprehensive (komprehensif penuh) untuk universitas yang memiliki lima bidang ilmu, termasuk bidang kedokteran, kategori kedua yaitu comprehensive (komprehensif) untuk universitas yang memiliki lima bidang ilmu, tanpa fakultas kedokteran. Kategori lain yaitu fokus untuk universitas yang memiliki tiga atau empat bidang ilmu, dan spesialis untuk universitas yang hanya memiliki kurang dari tiga bidang ilmu.

Gambar 6 menunjukkan persentase universitas yang masuk dalam 600 besar dunia berdasarkan bidang ilmunya. Berdasarkan Gambar 6 tersebut bisa dilihat bahwa 63% dari keseluruhan peringkat ditempati oleh universitas yang memiliki komprehensif penuh, diikuti universitas yang komprehensif (25%), fokus (10%), dan hanya 2% universitas yang bidang ilmunya spesialis. Hal ini menujukkan bahwa 600 besar peringkat dunia didominasi oleh universitas yang memiliki lima bidang ilmu, terutama yang memiliki bidang ilmu kedokteran.

Gambar 6 Persentase bidang ilmu universitas yang masuk dalam 600 besar peringkat dunia

Gambar 7 mempelihatkan hubungan antara bidang ilmu yang dimiliki dan kategori peringkat yang diperolah universitas pada tahun 2010. Makin tinggi bidang fokus universitas, makin tinggi juga peringkat yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah bidang ilmu yang dimiliki oleh universitas memiliki keterkaitan dengan hasil peringkat universitas. Universitas yang bidang ilmunya komprehensif penuh memiliki peluang lebih besar untuk masuk ke peringkat yang lebih tinggi.

Gambar 7 Hubungan antara bidang ilmu dan peringkat universitas

Implikasi Kebijakan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan diatas, maka faktor yang berpengaruh signifikan secara statiastik terhadap peringkat universitas antara lain adalah pemasangan iklan, jumlah mahasiswa sarjana tahun pertama, jumlah staf internasional, jumlah staf, jumlah lulusan PhD, rasio mahasiswa internasional, rata-rata biaya program pascasarjana, keberadaan fakultas kedokteran, dan jumlah bidang ilmu yang dimiliki universitas.

Bagi universitas yang menargetkan diri untuk masuk dalam 600 besar peringkat dunia bisa memperhatikan beberapa hal dibawah ini untuk menentukan rumusan kebijakan:

1. Peringkat merupakan akibat dari reputasi dan kinerja akademik yang baik, karena itu universitas seharusnya lebih memfokuskan diri dalam peningkatan kualitas daripada peningkatan peringkat. Walaupun pemasangan iklan di situs THE-QS ikut mempengaruhi naik turunnya peringkat, strategi untuk meningkatkan kelas sebaiknya tidak dilakukan dengan pemasangan iklan, tetapi harus dilakukan dengan membangun reputasi akademik dan peningkatan kinerja universitas yang lebih baik.

63% 25%

10% 2%

komprehensif penuh komprehensif  fokus spesialis

2.609 2.424 2.000 1.471 1.923 10.435 13.939 6.000 8.824 3.846 39.130 27.273 22.000 7.353 11.538 47.826 56.364 70.000 82.353 82.692 0 1 2 3 4

 

2. Strategi untuk meningkatkan peringkat sebaiknya dilakukan dengan meningkatan jumlah mahasiswa sarjana tahun pertama, jumlah staf, maupun jumlah staf internasional. Semakin besar jumlah civitas akademika universitas, maka aktivitas penelitian yang bisa dilakukan akan semakin banyak dan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah atau situs-situs internasional sehingga jumlah sitasi universitas dapat meningkat.

3. Strategi lain yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan jumlah lulusan PhD untuk meningkatkan kualitas tenaga akademik universitas.

4. Indikator internasional juga harus diperhatikan seperti misalnya rasio mahasiswa internasional dan kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris agar bisa berkomunikasi secara verbal maupun tulisan dengan akademisi-akademisi dari negara lain.

5. Jumlah bidang ilmu yang dimiliki universitas juga menunjukkan pengaruh terhadap peringkat universitas, karena itu untuk langkah kedepannya akan lebih baik membangun universitas yang memiliki lima bidang ilmu, termasuk bidang ilmu kedokteran.

6. Menentukan kualitas universitas hanya berdasarkan peringkat dunianya saja bukanlah suatu keputusan yang bijak. Levin HM. dalam makalahnya yang berjudul “What is a World Class University?” menyatakan bahwa tidak mudah menentukan metode evaluasi yang paling tepat untuk mengukur kualitas suatu universitas. Karena itu, pemerintah sebaiknya tidak merumuskan kebijakan hanya berdasarkan urutan peringkat universitas saja, melainkan lebih kepada bagaimana kebijakan tersebut bisa memberikan manfaat kepada pembangunan masyarakat.

Dokumen terkait