• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Kualifikasi Pendidikan

Dalam dokumen Proceeding SN FKIP UKSW 24 05 2016 (Halaman 79-83)

Kualifikasi Pendidikan guru Gugus Untung Suropati, lebih dari 92% sudah memenuhi kualifikasi pendidikan yang disyaratkan yaitu S1. Peningkatan kualifikasi

»¼½¾ ¿½ÀÁÂÃÄÅýÆÇ ÇÈÉ ½¾½ÆÂÊËÁË Å̽ͽËÇ Ä ÆÎ ÊÍ Ê ËÀÁÂÃÄÏÊsÁon½ ¾Ð½n PÊнÅoÅÁk MoÐÊl ÑIPP |TrÁÒuÐÁy½nto

pendidikan ini melalui pendidikan swadana atau biaya sendiri maupun beasiswa dari pemerintah.

2. Evaluasi Program Kerja

Kekurangan program kerja Gugus Untung Suropati. Dilihat dari program kerja Gugus Ununt Suropati pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/ 2016 terlihat sangat sederhana sekali hanya bertumpu pada rapat pengurus, pelaksanaan KKG baik dari kelas I sampai dengan kelas VI, KKG Pendidikan Agama Islam ataupun KKG guru Penjasorkes. Meskipun dalam pembutan program kerja melibatkan seluruh kepala sekolah dalam satu wilayah Gugus Untung Suropati.

3. Kendala dalam Kelemahan penyusunan program

Kendala atau kelemahan dalam penyusunan program kerja yang ideal disadari oleh Tri Mardiyati salah satu kepala sekolah di Gugus Untung Suropati, yakni kuranganya kemampuan beberapa kepala sekolah dalam penyusunan program dan juga dana yang akan mendukung pelaksanaan program kerja Gugus Untung Suropati, sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam menunjang pelaksanaan program kerja Gugus Untung Suropati.

4. Kompetensi Profesional

Kekurangan yang dimiliki guru berhubungan dengan kompetensi professional adalah; (1) Kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan diri, seperti KKG, diklat dan juga seminar, (2) Kurangnya kebiasaan guru dalam menulis, (3) Masih ada guru yang enggan belajar, terbukti masih banyak guru yang kurang menguasai TIK.

5. Kendala dalam pengembangan Kompetensi Profesional

Dalam pengembangan kompetensi professional, ada biro jasa yang dapat membantu permasalahan yang dihadapai guru, sehingga guru enggan mengembangkan potensi dirinya karena dimanjakan oleh biro tersebut. Guru tidak lagi mencari bahan ajar lewat buku karena adanya internet, karena guru disibukkan oleh banyaknya administrasi yang harus dikerjakan.

6. Kompetensi Pedagogik

Secara umum guru-guru di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal mempunyai kekurangan dalam kompetensi pedagogik, yakni: 1) Dalam mengembangkan potensi peserta didik. 2) mengembangkan kurikulum, artinya

Ó ÔÕÖ× Ø× ÙÚÖÛÜ×ÙÝ ÔÙÝÖ×ÕÙÝÞØAÙBÛØAß Bà áà |âá ×Óà á Öã, Ö äåäæ ç è ä24 Ü éç 2016

guru rata-rata masih berpedoman utama pada kurikulum yang ada dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan belum maksimal dalam mengembangkan kurikulum yang ada. Kelemahan dan kekurangan guru dipengaruhi oleh kemauan dan niat dari dalam diri guru itu sendiri. Jika sarana dan prasaran yang kurang namun jika diimbangi dengan semangat dan niat yang tinggi, akan memunculkan semangat yang tinggi pula. Kepala sekolah juga melihat kekurangan para guru tersebut, seperti: masih banyak guru yang enggan dalam membuat Rencana Program Pembelajaran(RPP) meskipun ada juga guru yang rajin dalam pembuatan RPP secara rutin dan berkelanjutan. Disamping enggan dalam pembuatan RPP terkadang guru juga enggan dalam pembuatan jurnal untuk mengajar harian, ditambah lagi masih sering guru meninggalkan kelas disaat jam efektif pelajaran yang seharus waktu tersebut digunakan untuk membimbing siswa. Kurangnya peran serta orang tua dalam mendukung pembelajaran disekolah hal itu dikarenakan banyaknya orang tua yang bekerja ke luar negeri sehingga anak itu dipercayakan dengan kakek atau neneknya. Anak yang penting berangkat sekolah, segala kebutuhan yang menyangkut kegiatan pembelajaran kadang tidak diperhatikan oleh kakek dan neneknya.

PEMBAHASAN

1. Realisasi Program Kerja

Dalam penyusunan Program Kegiatan Gugus Untung Suropati, melibatkan semua unsur yang ada baik dari kepala sekolah, dan juga perwakilan salah satu guru yang dianggap senior dan mampu menyusun suatu program. Sehingga dalam satu gugus berkewajiban untuk melaksanakan program yang telah disusun tersebut. Baik kepala sekolah ataupun guru yang mewakili penyusunan program berkewajiban mensosialisasikan program kerja yang telah disusun kepada teman guru-guru lain dalam satu unit kerja, sosialisai program gugus juga dilaksanakan pada pertemuan guru, sehingga semua guru-guru di lingkungan gugus Untung Suropati mengerti dan berkewajiban melaksanakan program kerja gugus tahun pelajaran 2015/ 2016. Program gugus Untung Suropati disosialisasikan dengan cara: (1) Program kerja gugus yang sudah tersusun, didistribusikan ke sekolah pada gugus tersebut, (2) Di sosialisasikan pada saat pertemua guru- guru se gugus Untung Suropati, (3) Diberikan wewenang kepada kepala sekolah untuk mensosialisasikan program gugus tersebut di sekolah dasar masing-masing.

Terkait program penyusunan administrasi pembelajaran guru yang dikerjakan secara kolaboratif, dengan tujuan meringankan beban guru secara personal dalam menyediakan perangkat pembelajaran, dia menjelaskan sebagai berikut: (1) Diadakan

êëìí îìïðñòóôòìõö ö÷ø ìíìõñùúðú ôûìüìúö ó õý ùü ù úïðñòóþùsðonì íÿìn Pùÿìôoôðk Moÿùl IPP |Trðuÿðyìnto

pelatihan pembuatan perangkat pembelajaran baik RPP, silabus, program semester, program evaluasi, (2) Diadakan pelatihan penulisan soal mide semester, semester maupun soal kenaikan kelas.

Program penulisan karyah ilmiah, belum menjadikan prioritas utama, meskipun sudah diadakan pelatihan namun masih terkendala, hal ini disebabkan karena sumber daya manusianya yang belum termotivasi untuk melaksanakan penulisan karya ilmiah, padahal penulisan karya tulis ilmiah itu merupakan syarat utama dalam penilaian angka kredit terutama bagi guru yang ingin naik pangkat dari golongan III d ke IV a, usaha dari gugus untuk memfasilitasi guru-guru dalam penulisan karya tulis ilmiah diantaranya: (1) Diadakan pelatihan penulisan karya tulis ilmiah di wilayah Gugus Untung Suropati, (2) Diberi ijin pada guru yang ikut dalam kegiatanworkshop atau pelatihan, (3) Mengikuti seminar, (4) Bertanya teman yang dianggap mampu dalam hal penulisan karya tulis ilmiah, (5) Berlatih sendiri melalui internet.

2. Kompetensi Profesional

Kekurangan guru yang berhubungan dengan kompetensi professional adalah: (1) Kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan diri, seperti KKG, diklat dan juga seminar, (2) Kurangnya kebiasaan guru dalam menulis, (3) Masih ada guru yang enggan belajar, terbukti masih banyak guru yang kurang menguasai TIK.

Dalam pengembangan kompetensi professional, ditemui juga kendala yang disampaikan oleh responden diantaranya, (1) adanya biri jasa yang membantu guru dalam pengerjaan RPP, (2) Guru males dan enggan mengembangankan potensi dirinya, (3) banyaknya administrasi yang harus diselesaikan guru.

Pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi profesionalisme yaitu: (1) Memberikan fasilitas kepada guru untuk mengikuti seminar atau workshop, (2) Mencari informasi yang berkaitan dengan bidang keilmuan serta mendatangkan nara sumber secara mandiri. (3) Adanya kegiatan pengembangan professional guru antara lain; KKG, penataran, diklat, seminar, sosialisasi dan berbagai macam lomba. (4) Belajar mandiri baik lewat internet maupun kuliah studi lanjut pascasarjana.

3. Kompetensi Pedagogik

Secara umum guru-guru di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Menurut peneliti, kelemahan dan kekurangan guru dipengaruhi oleh kemauan dan niat dari dalam diri guru itu sendiri. Jika sarana dan prasaran yang kurang namun jika diimbangi dengan semangat dan niat yang tinggi, akan

ABA B | , 24 2016

memunculkan semangat yang tinggi pula. Kepala sekolah juga melihat kekurangan dari para guru tersebut.

Kendala adalah sesuatu yang berasal dari luar diri guru yang dapat menghambat atau menghalangi pengembangan kompetensi guru. Kendala ini disadari atau tidak, perlu diketahui agar dapat dicari jalan pemecahannya. Pemecahan masalah ini menjadi tanggung jawab bersama anatar guru, kepala sekolah dan pihak lain yang terkait diantaranya orang tua juga komite sekolah. Pemecahan masalah dalam pengembangan kompetensi pedagogik: (1) Pembekalan khusus bagi guru yang dipandang perlu. Pembekalan atau pembinaan ini dilakukan kepala sekolah dan pengawas. Pembinaan oleh kepala sekolah maupun pengawas berupa pembinaan perorangan atau nasehat. Kegiatan dalam bentuk supervisi di kelas, (2) Mengikuti kegiatan pengembangan diri, seperti diklat,workshop, KKG, seminar, dan belajar mandiri atau menempuh pascasarjana, (3) Penggalakan

kegiatan KKG di tingkat gugus maupun di tingkat kecamatan, (4) Diskusi bersama antara guru, kepala sekolah, komite maupun tokoh masyarakat yang peduli terhadap kemajuan pendidikan, (5) Konsultasi sesama teman melalui TIK

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen Proceeding SN FKIP UKSW 24 05 2016 (Halaman 79-83)