• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas dan Karakteristik Lahan

Iklim

Data iklim selama 5 tahun (2016-2020) diperoleh dari BPS Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu, data ini meliputi data curah hujan bulanan dan hari hujan bulanan dari setiap tahunnya. Data ini dianggap dapat mewakili data iklim pada seluruh lokasi penelitian di kebun Holti Tropical Date Palm Indonesia desa Tiga Juhar, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu.

Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara. Lokasi pengambilan titik sampel dapat di lihat pada Gambar 3. Data curah hujan dan hari hujan bulanan selama 5 tahun dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 3. Peta Pengambilan Sampel

Satuan Peta Lahan

Satuan peta lahan adalah kelompok lahan yang mempunyai sifat-sifat yang sama atau hampir sama, yang penyebarannya dapat digambarkan di dalam peta sebagai hasi dari suatu survei sumberdaya alam(seperti survei tanah, inventarisasi hutan dan lain sebagainya) (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007). Dari hasil overlay peta kelerengan, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta suhu dan peta penggunaan lahan (Lampiran 2, Lampiran 3, Lampiran 4, Lampiran 5 dan Lampiran 6) diperoleh 2 satuan peta lahan di kebun Holti Tropical Date Palm Indonesia desa Tiga Juhar, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda. Luas dan karakteristik setiap satuan peta lahan (SPL) dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Luas dan Karakteristik Lahan Unit Jenis Tanah Podsolik Merah Kuning, Dan Jenis tutupan lahan perkebunan,

II SPL 2 (L PMK Pk) 63 79,75

Kemiringan Lahan Landai 8-15%, Jenis Tanah Podsolik Merah Kuning,

Dan Jenis tutupan lahan perkebunan

Total 79 100

Ket; Pk (Perkebunan) L(landai) D(datar) PMK (Podsolik Merah Kuning)

Satuan Peta Lahan 1

Dari pengamatan di lapangan dan Analisa sifat-sifat tanah di laboratorium dan dibantu oleh data iklim didapatkan hasil evaluasi kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman salak pada Satuan Peta Lahan (SPL 1), tersaji pada tabel berikut:

Tabel 5. Kesesuaian Lahan untuk tanaman Salak (Salacca edulis) pada SPL 1

Karakteristik Lahan

Berdasarkan data yang telah didapat dilapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman salak (Salacca edulis) pada Tabel 5 adalah Cukup Sesuai/S2 dengan faktor pembatas Temperatur (tc) yaitu temperatur rataan;

Retensi Hara (nr) yaitu kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation (KTK). Pada SPL 1 ini di dapat nilai kelas kesesuaian lahan potensialnya ialah S2 (tc) yang berarti pada SPL 1 Cukup Sesuai/S2 dengan faktor pembatas Temperatur(tc).

Usaha perbaikan yang dapat di lakukan demi meningkatkan nilai kesesuaian lahan potensial dengan Faktor pembatas Retensi Hara salah satunya berupa upaya pemupukan. Dalam hal ini pupuk yang di maksud adalah pupuk CaCO3 yang beguna dalam upaya meningkatkan nilai Ca-dd untuk meningkatkan nilai kejenuhan basa dan dapat membantu meningkatkan pH tanah. Selain penambahan pupuk CaCO3, Pemberian pupuk NPK selain membantu pertumbuhan vegetatif tanaman salak unsur P juga dapat membantu meningkatkan perkembangan buah salak. Dan kalium dapat membantu meningkatkan nilai kejenuhan basa, dimana ketika nilai kejenuhan basa tinggi unsur kalium itu sendiri dapat terikat oleh Ca

Pada SPL 1 nilai KTK tanah yang di dapat berada pada nilai S2/Cukup Sesuai, nilai ini dapat di tingkatkan dengan penambahan bahan organik. Karena kandungan bahan organik memiliki hubungan yang sangat erat dalam upaya meningkatkan KTK tanah. Nilai KTK tanah yang semakin besar meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan Kalium, dengan demikian larutan tanah lambat untuk melepaskan K dan menurunkan potensi pencucian.

Satuan Peta Lahan 2

Kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tanaman salak pada Satuan Peta Lahan 2 (SPL 2), terdapat pada tabel berikut:

Tabel 6 Kesesuaian Lahan untuk tanaman Salak (Salacca edulis) pada SPL 2

Berdasarkan data yang telah didapat dilapangan dan di laboratorium, kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman salak (Salacca edulis) pada Tabel 7 adalah

Sesuai Marginal/S3 dengan faktor pembatas media perakaran yaitu kedalaman tanah. Adapun kedalaman tanah ini dapat menjadi penghambat bagi pertumbuhan akar tanaman salak yang memiliki peran penting untuk menjangkau sumber air tanah dan sumber hara. SPL 2 memiliki kelas kesesuaian lahan potensial S3 dengan faktor pembatas media perakaran (rc)

Adapun peta kelas kesesuaian lahan aktual dari SPL1, dan SPL 2 tertera pada Gambar 4.

Gambar 4. Peta Kesesuaian Lahan Aktual

Pembahasan

Dari Tabel kelas kesesuaian lahan SPL 1, didapat data bahwa hasil kesesuaian lahan aktual adalah S2 (tc.nr), dan hasil kesesuaian lahan potensial adalah S2 (tc). Pada SPL 1 dengan nilai KTK tanah pada kelas kesesuaian lahan S2 akan memerlukan tambahan input seperti pemupukan untuk dapat mencapai kelas kesesuaian lahan S1. Peningkatan dalam nilai kelas kesesuaian lahan akan menunjukkan adanya peningkatan dalam produksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yusriani (2013) yang menyatakan bahwa hubungan produksi salak dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) tanah memiliki koefisien korelasi sedang yang menunjukkan bahwa peningkatan KTK tanah juga akan meningkatkan produksi salak walaupun tidak terlalu signifikan. Upaya peningkatan KTK tanah akan membantu ketersedian hara dalam tanah dimana tanah dengan KTK yang tinggi mampu menyerap dan menyediakan unsur hara yang lebih baik, karena unsur-unsur hara tersebut tidak mudah hilang tercuci oleh air (hardjowigeno,2003) Usaha perbaikan nilai kejenuhan basa pada SPL 1 dapat dilakukan dengan pemberian pupuk dolomit CaMg(CO3)2 yang kaya akan Ca dan Mg untuk meningkatkan nilai kejenuhan basa dan pH tanahnya. Alternatif yang dapat diberikan selai pupuk dolomit adalah pupuk kalsium karbonat CaCO3 yang memiliki nilai Ca yang tinggi dan mampu meningkatkan kejenuhan basa maupun pH tanah seperti halnya pupuk dolomit. Kation-kation basa yang mudah tercuci akibat curah hujan tinggi secara perlahan akan ikut menurunkan nilai pH tanah yang menyebabkan tanah menjadi masam dan menghambat pertumbahan tanaman salak.

Hal ini sesuai dengan (Rout dkk., 2001) yang menyatakan pH tanah yang rendah

akan mengakibatkan Al bersifat mobile dan menyebabkan berkurangnya kation basa yang dapat dipertukarkan dalam larutan tanah.

Dari Tabel kelas kesesuaian lahan SPL 2, didapat data bahwa hasil kesesuaian lahan aktual adalah S3 (rc), dan hasil kesesuaian lahan potensial adalah S3 (rc). Pada kesesuaian lahan aktual SPL 2 terdapat beberapa faktor pembatas yang berada pada kelas S2/Cukup sesuai seperti Bahaya erosi, Retensi hara dan temperatur. Faktor pembatas bahaya erosi dan retensi hara dapat di tingkat dengan usaha perbaikan untuk mencapai kelas S1/Sangat sesuai.

Kedalaman tanah yang dangkal sangat menghambat pertumbuhan akar tanaman salak yang menghendaki jenis tanah yang subur dan gembur, kedalaman tanah yang dangkal juga menyebabkan akar salak sulit mencari air dan hara pada lapisan bawah tanah. Hal ini sesuai dengan (Rayes, 2007) yang menyatakan Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus oleh akar tanaman.

Lapisan tersebut dapat berupa kontak lithik, lapisan keras, padat liat, padas rapuh atau lapisan phlintit.

Faktor kedalaman efektif tanah akan sangat mempengaruhi perkembangan akar tanaman yang dapat mengganggu atau membatasi perakaran karena semakin dangkal dan dalamnya kedalaman efektif tanah akan mempengaruhi sifat fisik tanah lainnya seperti menyediakan atau menyimpan air sehingga tidak terjadi genangan yang merusak tanaman yang tidak tahan dengan genangan. Hal ini sesuai dengan literatur Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa tanah dengan kedalaman efektif yang besar mengakibatkan ketersediaan air dan pertumbuhan akar yang

cukup besar sehingga air semakin mudah diloloskan ke dalam tanah sehingga tanah tidak mudah tergenang.

Temperatur dan curah hujan dapat mempengaruhi nilai kelembapan udara yang berpengaruh pada viabilitas serbuk sari tanaman salak. Viabilitas serbuk sari salak dapat ditingkatkan seiring penurunan kelembapan udara sampai 6% (Stanley dan Linskens, 1974) dalam Muhtadin (2009). Selain mempengaruhi kelembapan udara, temperature juga dapat mempengaruhi pertumbuhan serangga hama tanaman salak, dimana temperature semakin rendah dapat mengurangi jumlah serangga hama. Menurut (Syarkawi dkk, 2015) Iklim berpengaruh langsung terhadap tingkat kelahiran dan kematian serangga hama, yang secara tidak langsung iklim berpengaruh terhadap kelimpahan serangga.

Perbaikan faktor pembatas bahaya erosi dapat dilakukan dengan perumpukan pelepah salak sejajar dengan kontur, tutupan rumput permanen, dan pemberian bahan organik pada daerah lereng dapat mengurangi bahaya erosi.

Perumpukan pelepah salak itu sendiri dapat menjadi sumber bahan organik alami walaupun hanya dalam jumlah yang kecil. Usaha perbaikan ini diharapkan dapat mengurangi bahaya erosi dan diharapkan kelas kesesuaian lahan potensial pada faktor pembatas Bahaya erosi menjadi S1/Sangat Sesuai

Selain perbaikan faktor pembatas bahaya erosi, faktor pembatas retensi hara juga dapat di perbaiki dengan cara pemupukan. Nilai KTK pada SPL 2 sudah memiliki nilai Kelas kesesuaian lahan aktual S1, dan seiring dengan perumpukan pelepah salak dalam perbaikan faktor pembatas bahaya erosi, perumpukan pelepah salak juga mampu memberikan tambahan bahan organik bagi tanah dan nilai KTK juga akan meningkat seiring dengan kegiatan perbaikan lahan ini. Menurut

Musthofa, (2007) dalam Barek (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2%, agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Dengan melakukan pruning pada tanaman salak dan merumpukkan pelepah salak tersebut akan secara terus menerus menambah bahan organik ke dalam tanah yang sejalan dengan peningkatan KTK tanahnya, Hal ini diharapkan dapat mendorong nilai KTK untuk mencapai kelas kesesuaian potensialnya.

Dokumen terkait