• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 METODE PENELITIAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Sikap Konsumen Rumah Tangga terhadap Cabai Kering (TPB) Sikap terhadap pembelian cabai kering (ATB)

Sikap terhadap pembelian cabai kering terdiri atas dua komponen yaitu keyakinan perilaku dan evaluasi konsekuensi. Tabel 2 menampilkan jawaban responden terhadap setiap pernyataan sikap terhadap pembelian cabai kering. Proporsi jawaban terbanyak pada komponen keyakinan perilaku yaitu responden setuju bahwa pembelian cabai kering memungkinkan penyimpanan cabai dalam waktu yang lama dan pembelian cabai kering pada jumlah tertentu setara dengan 3-4 kali jumlah cabai segar. Hal ini menunjukkan daya simpan dan volume cabai kering adalah dua manfaat yang paling diyakini dalam pembelian cabai kering.

Sementara itu, jawaban setuju mempunyai proporsi terbanyak untuk pernyataan invers. Ada dua pernyataan invers, yaitu yaitu pembelian cabai kering mengharuskan cabai kering direbus dahulu sebelum digunakan dan pembelian cabai kering akan mengurangi kualitas sambal yang dibuat. Kualitas sambal (tingkat kesegaran dan kepedasan) yang berkurang dan ketidakpraktisan penggunaan cabai kering merupakan konsekuensi negatif dalam pembelian cabai kering. Sebanyak dua per tiga dari jumlah responden meyakini kedua konsekuensi tersebut terjadi pada cabai kering. Namun satu per tiga lainnya meyakini bahwa kualitas kepedasan cabai kering dan cabai segar tidak berbeda.

Responden terbagi dalam jumlah yang sama dalam memberikan tanggapan terhadap konsekuensi harga cabai kering. Setengah dari jumlah responden setuju bahwa harga cabai kering lebih murah daripada harga cabai segar, sedangkan setengah lainnya tidak setuju. Responden yang setuju berpendapat bahwa untuk pembelian dengan jumlah yang sama volume cabai kering yang didapatkan 3-4 kali lebih banyak, sehingga cabai kering relatif lebih murah daripada cabai segar. Sedangkan responden yang tidak setuju hanya membandingkan harga per kg antara cabai kering dan cabai segar tanpa mempertimbangkan volume dari keduanya.

Tabel 2 Sebaran responden berdasarkan pernyataan sikap terhadap pembelian cabai kering

No Pernyataan Jawaban

STS TS S SS Keyakinan Perilaku

1 Dengan membeli cabai kering, memungkinkan saya

untuk menyimpan cabai dalam waktu yang lama 0 1 17 12 2* Jika saya membeli cabai kering, maka akan mengurangi

kualitas sambal (tingkat kesegaran dan kepedasan) cabai yang saya buat

0 11 16 3 3 Dengan membeli cabai kering, saya memperoleh harga

cabai yang lebih murah daripada harga cabai segar 2 13 13 2 4* Jika saya membeli cabai kering, maka saya harus

merebus cabai kering sebelum digunakan untuk membuat sambal

0 9 19 2

5 Dengan membeli cabai kering pada jumlah tertentu, maka saya seperti memperoleh cabai segar 3-4 kali lebih banyak dari jumlah tersebut

0 3 24 3

Evaluasi Konsekuensi

1 Saya ingin menyimpan cabai dalam waktu yang lama 2 8 18 2 2 Kualitas sambal cabai (tingkat kesegaran dan

kepadasan) sangat penting bagi saya 1 1 14 14

3 Bagi saya, harga cabai yang murah adalah hal yang

penting 2 5 9 14

4* Merebus cabai kering sebelum saya gunakan untuk

membuat sambal sangat menyulitkan saya 4 21 5 0 5 Jumlah 1 kg cabai kering yang setara dengan 3-4 kg

cabai segar sangat penting buat saya 2 4 22 2

Keterangan: STS: sangat tidak setuju, TS: tidak setuju, SS: sangat setuju, *: pernyataan invers

Proporsi jawaban yang dominan pada komponen evaluasi konsekuensi secara berurutan (lihat Tabel 2), yaitu responden setuju bahwa 1 kg jumlah cabai kering yang setara dengan 3-4 kg cabai segar sangat penting, responden ingin menyimpan cabai dalam waktu yang lama, kualitas sambal sangat penting, dan harga cabai murah adalah hal yang penting. Kualitas sambal yang dihasilkan paling dipentingkan oleh responden, dimana jawaban setuju dan sangat setuju diberikan oleh hampir seluruh responden.

Responden umumnya tidak setuju bahwa merebus cabai kering sebelum digunakan untuk membuat sambal dapat menyulitkan (pernyataan invers). Keharusan cabai kering direbus sebelum digunakan bukanlah aktivitas yang menyulitkan responden, sebab hal itu merupakan aktivitas yang biasa dalam proses memasak. Sebagian responden yang telah menggunakan cabai kering menyebutkan bahwa cabai kering cukup direndam dan di-blender.

Secara umum skor sikap terhadap pembelian cabai kering berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 87 persen dari jumlah responden (lihat Tabel 3). Jika dilihat lebih terperinci, kategori sedang merupakan kategori yang dominan pada setiap kelas pendapatan. Namun terlihat adanya jangkaun data yang cukup berbeda pada ketiga kelas pendapatan dengan melihat skor minimum dan maksimum masing-masing. Skor minimum dan skor rata-rata pendapatan kelas 1 lebih besar dari kelas pendapatan kelas 2 dan kelas 3. Hal ini menunjukkan bahwa

responden rumah tangga dengan pendapatan kurang dari Rpi5i000i000 memiliki sikap yang lebih baik terhadap pembelian cabai kering dibandingkan kelas pendapatan di atasnya.

Skor sikap terhadap pembelian cabai kering tertinggi sebesar 61 dan skor terendah sebesar 17. Responden yang memiliki skor sikap tertinggi adalah rumah tangga yang memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang cabai kering dan pernah mengkonsumsinya. Pengalaman dan pengetahuan tersebut umumnya diperoleh saat responden berada di beberapa daerah yang terbiasa dengan konsumsi cabai kering seperti Lombok, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah atau ketika responden berangkat haji. Hal ini menunjukkan pengetahuan mempunyai hubungan yang positif terhadap sikap responden.

Tabel 3 Sebaran responden berdasarkan tingkat sikap terhadap pembelian cabai kering

Tingkat sikap Jumlah per kelas pendapatan n %

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

Rendah (5-30) 0 2 1 3 1 Sedang (31-56) 10 8 8 26 87 Tinggi (57-80) 1 0 0 1 3 Total 11 10 9 30 100 Minimum-Maksimum 36-61 17-49 23-47 Rataan 43.18 36.90 38.11

Tabel 4 memperlihatkan skor rata-rata setiap pasangan penyataan kedua komponen sikap terhadap pembelian cabai kering. Setiap pasangan pernyataan mewakili sebuah konsekuensi dalam pembelian cabai kering. Setiap konsekuensi pembelian cabai kering mempunyai kontribusi yang berbeda terhadap skor total sikap pada setiap kelas pendapatan rumah tangga.

Ketiga kelas pendapatan memberikan penilaian yang berbeda pada konsekuensi harga cabai kering. Rumah tangga pendapatan kelas 1 meyakini bahwa harga cabai kering relatif lebih murah dari cabai segar. Selain itu rumah tangga pendapatan kelas 1menilai bahwa harga cabai yang murah merupakan hal yang penting. Kedua hal tersebut membuat konsekuensi harga cabai kering memberikan kontribusi terbesar pada skor sikap terhadap pembelian cabai kering (12.09). Sebaliknya pada rumah tangga pendapatan kelas 2 dan kelas 3 menilai bahwa kualitas cabai lebih penting dibandingkan dengan harganya. Hal tersebut membuat konsekuensi harga cabai kering memberikan kontribusi terkecil pada skor sikap terhadap pembelian cabai kering (5.40 dan 6.33) pada kedua kelas pendapatan tersebut.

Tabel 4 Sebaran skor rata-rata konsekuensi pembelian berdasarkan kelas pendapatan

Rumah Tangga

Konsekuensi pembelian cabai kering Daya tahan produk Kualitas sambal Harga cabai kering Kepraktisan penggunaan Volume cabai kering Kelas 1 (n=11) 8.64 7.36 12.09 6.36 8.73 Kelas 2 (n=10) 8.80 8.10 5.40 6.40 8.20 Kelas 3 (n=9) 9.56 7.00 6.33 7.33 7.89

Ketiga kelas rumah tangga relatif memiliki sikap yang sama pada konsekuensi manfaat daya tahan produk, kualitas sambal yang dihasilkan, kepraktisan cara menggunakan, dan perbandingan volume dengan cabai segar. Manfaat daya tahan produk memberikan skor terbesar sikap terhadap pembelian pada ketiga kelas pendapatan, di antara empat konsekuensi tersebut. Konsumen rumah tangga memiliki keyakinan yang sama bahwa cabai kering dapat disimpan untuk waktu yang lama (lebih dari 1 tahun). Namun rumah tangga pendapatan kelas 2 dan 3 kurang memiliki keinginan menyimpan cabai dalam waktu yang lama.

Konsumen rumah tangga umumnya meyakini bahwa penggunaan cabai kering tetap menghasilkan tingkat kepedasan yang sama, namun menurunkan kualitas kesegaran sambal. Secara umum rumah tangga memiliki sikap yang rendah terhadap cabai kering karena selalu menggunakan cabai segar. Ada pun rumah tangga yang mempunyai pengalaman dalam mengkonsumsi cabai kering menyebutkan beberapa kelebihan cabai kering. Cabai kering dapat digunakan untuk mengentalkan sambal dan bumbu pada jenis masakan rendang, kari, dan campuran santan.

Kebiasaan rumah tangga yang berbeda dalam membuat sambal mempengaruhi penilaian pada konsekuensi kepraktisan cara menggunakan. Rumah tangga yang terbiasa membuat sambal dengan menggunakan blender¸ menganggap bahwa cabai kering sama dengan cabai segar dalam aspek kepraktisan penggunannya. Namun rumah tangga yang menggunakan ulekan

menilai bahwa cabai kering tidak praktis karena sulit untuk di-ulek.

Konsekuensi volume cabai kering yang lebih banyak dari cabai segar pada jumlah (massa) yang sama, cukup memberikan kontribusi positif pada sikap terhadap pembelian. Namun skor rata-rata konsekuensi volume cabai kering lebih rendah dibandingkan skor rata-rata manfaat daya tahan cabai kering yang telah dibahas di atas. Hal ini menunjukkan konsekuensi daya tahan produk lebih penting dari konsekuensi volume produk.

Norma subjektif

Norma subjektif terdiri atas komponen keyakinan normatif dan motivasi mematuhi. Tabel 5 menunjukkan jawaban responden terhadap pernyataan kedua komponen tersebut. Proporsi terbanyak pada komponen keyakinan normatif adalah tidak setuju bahwa ada saran atau promosi untuk membeli cabai kering dari keempat referensi (pihak yang dianggap berkepentingan dan mempunyai harapan untuk responden membeli cabai kering). Proporsi tidak setuju terbanyak secara berurutan, yaitu iklan layanan masyarakat, komunitas ibu rumah tangga, acara memasak di televisi, dan penjual sayuran langganan. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak merasakan adanya dorongan dari lingkungan sosial untuk membeli cabai kering.

Proporsi terbanyak pada komponen motivasi mematuhi berada adalah jawaban setuju pada setiap pernyataan. Proporsi terbanyak untuk mengikuti saran/promosi membeli cabai kering secara berurutan yaitu pada referensi komunitas ibu rumah tangga, diikuti acara memasak di televisi, iklan layanan masyarakat, dan penjual sayuran langganan.

Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan pernyataan norma subjektif

No Pernyataan Jawaban

STS TS S SS Keyakinan Normatif

1 Komunitas ibu rumah tangga (tetangga/kelompok

arisan) menyarankan saya untuk membeli cabai kering 12 17 1 0 2 Acara masak-memasak TV favorit saya

mempromosikan cabai kering untuk saya beli 8 18 4 0 3 Pedagang sayur/supermarket sayuran langganan

mempromosikan cabai kering untuk saya beli 9 16 5 0 4 Iklan layanan masyarakat menganjurkan bahwa

sebaiknya saya mulai membeli cabai kering 14 15 1 0 Motivasi Mematuhi

1 Saya ingin melakukan apa yang disarankan oleh

komunitas IRT agar saya membeli cabai kering 3 7 20 0 2 Saya ingin melakukan apa yang dipromosikan oleh

acara masak favorit saya 5 6 19 0

3 Saya ingin melakukan apa yang dipromosikan oleh pedagang sayuran/supermarket langganan untuk membeli cabai kering

5 8 17 0

4 Saya akan mengikuti anjuran iklan layanan masyarakat

untuk membeli cabai kering 4 7 19 0

Keterangan: STS: sangat tidak setuju, TS: tidak setuju, SS: sangat setuju

Skor norma subjektif secara umum berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 87 persen dari total responden (lihat Tabel 6). Skor norma subjektif dengan kategori rendah juga mendominasi pada ketiga kelas pendapatan. Skor maksimum pada ketiga kelas relatif tidak berbeda jauh, namun skor minimum pada pendapatan kelas 1 lebih besar dari skor minimum pendapatan kelas 2 dan kelas 3. Secara keseluruhan, rumah tangga pendapatan kelas 3 memiliki skor norma subjektif yang lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan kelas 1 dan kelas 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden rumah tangga pendapatan kelas 3 mempunyai tekanan sosial yang rendah dalam pembelian cabai kering.

Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat norma subjektif

Tingkat norma subjektif Jumlah per kelas pendapatan n % Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

Rendah (4-24) 9 8 9 26 87 Sedang (25-45) 2 2 0 4 13 Tinggi (46-64) 0 0 0 0 0 Total 11 20 9 30 100 Minimum-Maksimum 10-27 4-27 6-22 Rataan 21.36 16.50 14.67

Tabel 7 memperlihatkan skor rata-rata setiap pasangan penyataan kedua komponen norma subjektif. Setiap pasangan pernyataan mewakili satu referensi dalam pembelian cabai kering. Setiap referensi mempunyai kontribusi yang berbeda terhadap skor total norma subjektif pada setiap kelas pendapatan rumah tangga.

Sebagaimana yang dijelaskankan sebelumnya, seluruh responden menyatakan hampir tidak ada saran atau promosi dari keempat referensi untuk membeli cabai kering (komunitas ibu rumah tangga, acara masak di televisi, pedagang sayuran atau supermarket langganan, iklan layanan masyarakat). Hal ini menyebabkan komponen keyakinan normatif menyumbangkan skor yang bernilai 1.00 atau 2.00 terhadap skor rata-rata pada masing-masing referensi. Ada pun skor rata-rata setiap referensi dapat bernilai lebih dari 3.00 (lihat Tabel 7) disebabkan perkalian komponen keyakinan normatif dengan komponen motivasi untuk mematuhi.

Tabel 7 Sebaran skor rata-rata setiap referensi dalam pembelian berdasarkan kelas pendapatan

Rumah Tangga

Referensi dalam pembelian cabai kering Komunitas ibu rumah tangga Acara masak di televisi Penjual sayuran langganan Iklan layanan masyarakat Kelas 1 (n=11) 6.09 5.27 5.00 5.00 Kelas 2 (n=10) 3.30 5.20 4.10 3.90 Kelas 3 (n=9) 3.33 3.67 4.67 3.00

Tiga kelas pendapatan rumah tangga memiliki kecenderungan yang berbeda dalam komponen motivasi mematuhi referensi tertentu untuk membeli cabai kering. Rumah tangga pendapatan kelas 1 memiliki komponen motivasi mematuhi terbesar terhadap saran komunitas ibu rumah tangga (6.09). Rumah tangga pendapatan kelas 3 memiliki komponen motivasi mematuhi terbesar terhadap promosi pedagang sayuran atau supermarket. Rumah tangga pendapatan kelas 2 memiliki komponen motivasi mematuhi terbesar terhadap promosi acara masak-memasak di televisi. Promosi acara masak-masak-memasak di televisi merupakan referensi yang memberikan pengaruh yang cukup besar pada ketiga kelas pendapatan untuk membeli cabai kering. Namun motivasi menggunakan cabai kering yang dilakukan karena adanya promosi oleh acara masak-memasak di televisi hanya dilakukan pada resep masakan tertentu.

Skor norma subjektif yang paling rendah ditunjukkan oleh referensi iklan layanan masyarakat. Seluruh responden setuju bahwa saat ini tidak ada imbauan dari pemerintah untuk mengkonsumsi cabai kering. Motivasi untuk mematuhi imbauan iklan layanan masyarakat lebih besar pada rumah tangga pendapatan kelas 1 dibandingkan pendapatan kelas 2 dan kelas 3.

Sosialisasi tentang manfaat dan keunggulan cabai kering merupakan satu upaya yang dapat meningkatkan pengetahuan konsumen tentang cabai kering. Upaya tersebut pada akhirnya meningkatkan pengaruh lingkungan dalam pembelian cabai kering.

Persepsi pengendalian perilaku

Persepsi pengendalian perilaku terdiri atas komponen keyakinan pengendalian dan kekuatan faktor pengendalian. Tabel 8 memperlihatkan jawaban responden terhadap pernyataan pada kedua komponen tersebut. Proporsi terbanyak pada komponen keyakinan pengendalian adalah jawaban setuju pada faktor ketersediaan cabai kering di pasar terdekat yang dapat memudahkan pembelian cabai kering. Sebagian besar responden juga setuju bahwa harga cabai segar yang sangat mahal dapat mendorong pembelian cabai kering.

Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan pernyataan persepsi pengendalian perilaku

No Pernyataan Jawaban

STS TS S SS Keyakinan Pengendalian

1 Akan mudah bagi saya membeli cabai kering, jika cabai

kering tersedia di pasar atau toko sayuran terdekat 0 2 23 5 2 Harga cabai segar yang sangat mahal mendorong saya

untuk membeli cabai kering 5 5 18 2

Kekuatan Faktor Pengendalian

1 Pasar atau toko sayuran terdekat menjual cabai kering 12 10 7 1 2 Cabai merupakan sayuran yang memiliki fluktuasi

harga yang tinggi 0 1 15 14

Keterangan: STS: sangat tidak setuju, TS: tidak setuju, SS: sangat setuju

Pada komponen kekuatan faktor pengendalian, proporsi terbanyak yaitu responden setuju bahwa cabai merupakan sayuran yang memiliki fluktuasi harga yang tinggi sehingga berpotensi pada peningkatan harga yang sangat mahal. Survei yang dilakukan mendekati bulan Ramadhan menguatkan persepsi responden bahwa harga cabai akan mahal pada bulan tersebut. Sementara itu, sebagian besar responden sangat tidak setuju bahwa pasar terdekat menjual cabai kering. Hanya sebagian kecil responden yang mengetahui keberadaan penjual cabai kering.

Skor persepsi pengendalian perilaku secara umum berada pada kategori sedang dan rendah, dengan persentase masing-masing yaitu 50 persen dan 30 persen (lihat Tabel 9). Skor persepsi pengendalian perilaku pendapatan kelas 1 mayoritas berada pada kategori sedang, sedangkan pendapatan kelas 2 dan kelas 3 berada pada kategori rendah. Skor rata-rata persepsi pengendalian perilaku ketiga kelas pendapatan rumah tangga relatif sama, namun responden pendapatan kelas 3 mempunyai skor maksimum yang lebih tinggi dibandingkan kelas pendapatan yang lain.

Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi pengendalian perilaku

Tingkat persepsi pengendalian perilaku

Jumlah per kelas pendapatan

n %

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

Rendah (2-12) 1 6 6 13 43 Sedang (13-23) 10 3 2 15 50 Tinggi (24-32) 0 1 1 2 7 Total 11 10 9 30 100 Minimum-Maksimum 9-20 7-24 7-32 Rataan 15.27 13.80 15.33

Tabel 10 menunjukkan skor rata-rata setiap pasangan penyataan kedua komponen persepsi pengendalian perilaku. Setiap pasangan pernyataan mewakili satu faktor dalam pembelian cabai kering. Setiap faktor mempunyai kontribusi yang berbeda terhadap skor total persepsi pengendalian perilaku pada setiap kelas pendapatan rumah tangga.

Tabel 10 Sebaran skor rata-rata setiap faktor dalam pembelian berdasarkan kelas pendapatan

Rumah Tangga Faktor yang dapat mendorong pembelian cabai kering Ketersediaan cabai kering Harga cabai segar mahal

Kelas 1 (n=11) 5.55 9.73

Kelas 2 (n=10) 5.90 7.90

Kelas 3 (n=9) 6.89 8.44

Konsisten dengan sikap terhadap pembelian, rumah tangga pendapatan kelas 2 dan kelas 3 relatif tidak meyakini bahwa faktor harga cabai segar yang sangat mahal merupakan faktor yang mendorong pembelian cabai kering. Hal tersebut ditunjukkan skor rata-rata harga cabai segar yang mahal pada pendapatan kelas 2 dan kelas 3 (7.90 dan 8.44) lebih rendah dari skor rata-rata pada pendapatan kelas 1 (9.73). Beberapa responden rumah tangga pendapatan kelas 2 dan 3 yang bersedia membeli cabai kering lebih dipengaruhi oleh kebutuhan tertentu. Sehingga pembelian cabai kering dapat dilakukan kapan saja, baik saat cabai segar harganya mahal maupun saat harga cabai segar sangat murah. Berbeda dengan rumah tangga pendapatan kelas 1 yang meyakini bahwa pembelian cabai kering didorong oleh faktor harga cabai segar yang sangat mahal.

Faktor ketersediaan cabai kering dianggap paling memudahkan untuk pembelian cabai kering oleh ketiga kelas pendapatan. Namun saat ini ketiga kelas pendapatan tidak melihat keberadaan cabai kering di pasar atau toko sayuran terdekat. Tabel 10 menunjukkan rumah tangga pendapatan kelas 3 relatif lebih mengetahui ketersediaan cabai kering saat ini, baik di pasar tradisional maupun di pasar modern. Oleh karena itu, untuk meningkatkan persepsi pengendalian perilaku diperlukan kebijakan yang mendorong ketersediaan cabai kering di pasar tradisional maupun di pasar modern.

Niat beli cabai kering

Niat beli cabai kering (BI) diukur dengan empat pernyataan niat beli. Proporsi terbanyak yaitu jawaban setuju bahwa responden berniat membeli cabai kering jika cabai kering tersedia di pasar terdekat atau jika cabai segar sangat mahal (Tabel 11). Sebagian besar responden tidak setuju untuk berniat membeli cabai kering baik pada pekan ini maupun pada bulan ini.

Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan pernyataan niat beli cabai kering

No Pernyataan Jawaban

STS TS S SS Niat beli

1 Saya berniat membeli cabai kering dalam pekan ini 5 16 9 0 2 Saya berniat membeli cabai kering dalam bulan ini 4 14 12 0 3 Saya berniat membeli cabai kering, jika cabai kering

tersedia di pasar atau toko sayuran terdekat 1 11 17 1 4 Saya berniat membeli cabai kering, jika harga cabai

segar sangat mahal 3 7 17 3

Skor niat beli cabai kering secara umum berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 77 persen dari total responden (lihat Tabel 12). Skor niat beli pada kategori sedang juga mendominasi di setiap kelas pendapatan. Skor rata-rata niat

beli pada masing-masing kelas pendapatan berturut-turut 10.73, 9.20, dan 8.89. Hal ini menunjukkan bahwa niat beli cabai kering pada responden pendapatan kelas 1 lebih tinggi dibandingkan pendapatan kelas 2 dan kelas 3.

Tabel 12 Sebaran responden berdasarkan tingkat niat beli cabai kering

Tingkat niat beli Jumlah per kelas pendapatan n % Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

Rendah (4-8) 1 2 3 6 20 Sedang (9-12) 9 8 6 23 77 Tinggi (13-16) 1 0 0 1 3 Total 11 10 9 30 Minimum-Maksimum 8-13 4-12 5-11 Rataan 10.73 9.20 8.89

Tabel 13 menunjukkan skor rata-rata setiap penyataan niat beli cabai kering pada setiap kelas pendapatan rumah tangga. Niat beli cabai kering pada rumah tangga pendapatan kelas 3 menunjukkan konsistensi dengan persepsi pengendalian perilakunya. Niat beli cabai kering lebih disebabkan oleh ketersediaan cabai daripada peningkatan harga cabai segar.

Tabel 13 Sebaran skor rata-rata setiap pernyataan niat beli cabai kering berdasarkan kelas pendapatan

Rumah Tangga

Niat beli cabai kering Minggu ini Bulan ini Jika tersedia di

pasar terdekat

Jika harga cabai segar mahal

Kelas 1 (n=11) 2.45 2.45 2.82 3.00

Kelas 2 (n=10) 2.00 2.10 2.50 2.60

Kelas 3 (n=9) 1.89 2.22 2.44 2.33

Total (n=30) 2.13 2.27 2.60 2.67

Faktor yang Berpengaruh terhadap Niat Beli Cabai Kering

Model regresi linier digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat beli cabai kering. Nilai R2 pada model yang diperoleh yaitu sebesar 71.1 persen, artinya sebanyak 71.1 persen keragaman variabel niat beli cabai kering dapat dijelaskan oleh keragaman variabel independen dalam model, sedangkan 28.9 persen lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Variabel independen secara bersama-sama signifikan berpengaruh nyata terhadap variabel niat beli cabai kering pada α = 0.05, karena α (0.05) lebih besar nilai p-value (0.000) pada hasil analisis ragam (lampiran 6).

Model regresi linier berganda yang dihasilkan juga memenuhi asumsi metode OLS melalui sejumlah uji asumsi klasik. Pertama, melalui uji Glester tidak ditemukan gejala heteroskedastisitas dalam model, dimana p-value (0.923) pada hasil analisis ragam (Lampiran 7) lebih besar dari α = 0.05. Kedua, tidak ada autokorelasi dalam model yang ditunjukkan oleh nilai statistic Durbin-Watson

sebesar 2.03038 (Lampiran 6). Ketiga, residual menyebar norma melalui uji normalitas (Lampiran 8). Keempat, tidak terjadi multikolinearitas yang

ditunjukkan oleh nilai VIF dibawah 10 (Lampiran 6) dan terdapat tiga variabel independen yang signifikan dengan R2 yang cukup tinggi.

Nilai koefisien parameter ( ) pada variabel sikap terhadap pembelian cabai kering (X1), variabel norma subjektif (X2), dan variabel persepsi pengendalian perilaku (X3) lebih dari 0 (Tabel 14), artinya model yang diperoleh sesuai dengan asumsi pada Theory of Planned Behavior. Namun hanya variabel sikap terhadap pembelian cabai kering (X1) dan variabel norma subjektif (X2) yang signifikan berpengaruh terhadap niat beli cabai kering pada α = 0.05.

Nilai koefisien parameter ( ) pada variabel pendapatan rumah tangga per bulan (X4) kurang dari 0, artinya asumsi yang diinginkan tidak terpenuhi ( > 0).

Nilai koefisien parameter ( < 0) menunjukkan bahwa cabai kering merupakan produk inferior, sehingga semakin tinggi jumlah pendapatan rumah tangga per bulan semakin rendah niat belinya (jumlah cabai kering yang diminta). Variabel pendapatan rumah tangga per bulan (X4) signifikan berpengaruh nyata terhadap niat beli cabai kering pada α = 0.10.

Tabel 14 Analisis variabel fungsi niat beli cabai kering dengan regresi linier berganda

Variabel independen Koefisien parameter

( ) p-value

X1 (sikap terhadap pembelian cabai kering) 0.08755 0.040*

X2 (norma subjektif) 0.16180 0.000*

X3 (persepsi pengendalian perilaku) 0.02128 0.386 X4 (pendapatan rumah tangga per bulan) -0.01872 0.077*

Persamaan fungsi niat beli cabai kering yang diperoleh yaitu:

Dokumen terkait