• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. OPERASIONAL PERUSAHAAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis prospektif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan- kemungkinan yang akan muncul di masa mendatang, sehingga dapat dipersiapkan tindakan strategis yang harus dilakukan. Secara teknis, prinsip dasar pelaksanaan analisis ini dilakukan dengan menentukan beberapa faktor pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm. Beberapa faktor diekstrak melalui diskusi dengan pakar yaitu manajer jamur tiram. Faktor-faktor kunci inilah yang menjadi dasar penentuan skenario kebijakan. Tahapan teknis pelaksanaan analisis ini antara lain : 1) Penentuan faktor kunci di masa depan, 2) Penentuan tujuan strategis dan kepentingan pelaku utama, 3) Pendeskripsian evolusi kemungkinan masa depan sekaligus penentuan strategi prioritas sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki oleh para pelaku utama dan implikasinya terhadap sistem yang dikaji.

A.

IDENTIFIKASI FAKTOR PENGEMBANGAN USAHA

Upaya pengembangan usaha dengan analisis prospektif dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha di masa datang. Berdasarkan identifikasi dengan pakar yaitu manajer jamur tiram yang menjadi responden, terdapat 14 faktor yang perlu mendapatkan perhatian utama dalam pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm. Faktor-faktor tersebut disajikan pada Tabel 5.

1.

Kemampuan SDM

Faktor sumberdaya manusia merupakan sumberdaya yang penting dalam perusahaan. Kualitas sumberdaya manusia dalam organisasi akan menentukan keberhasilan dalam organisasi tersebut. Menurut Prihadi (2004), fungsi esensial SDM adalah memastikan agar organisasi dapat mencapai tujuan-tujuan strategisnya dengan memiliki SDM yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan organisasi secara kuantitas maupun kualitas, kompeten, dan menghasilkan kinerja yang efektif hingga superior pada jabatan masing- masing dan berkontribusi optimal dalam memajukan organisasi. Pada Sari Sehat Multifam manajer jamur tiram bertanggung jawab terhadap bagian produksi hinga penjualan. Pada bagian produksi, manajer bertindak sebagai koordinator yang membawahi 15 orang pekerja. Manajer perusahaan memiliki latar belakang pendidikan di bidang pertanian dan berpengalaman selama sepuluh tahun di bidang usaha jamur tiram. Pekerja terdiri dari dua orang lulusan SLTP sedangkan lainnya adalah lulusan SD dan tidak sekolah. Secara teknis, keterampilan pekerja dalam hal budidaya jamur tiram sudah baik karena mereka mempunyai pengalaman kerja yang telah bekerja pada industri jamur tiram lebih dari lima tahun. Adanya pelatihan kerja yang diberikan oleh manajer menambah keahlian masing-masing pekerja sesuai dengan pekerjaannya. Secara manajerial kemampuan SDM kurang dalam hal pengelolaan keuangan, karena tidak ada karyawan yang khusus mengatur keuangan. Saat ini manajer jamur tiram merangkap menjadi pengelola keuangan.

Tabel 5. Definisi Faktor-Faktor Pengembangan Usaha Jamur Tiram pada Sari Sehat Multifarm

No Faktor Definisi

1 Kemampuan SDM Kemampuan SDM dalam mengelola perusahaan baik dari aspek teknis maupun manajerial. Aspek teknis terkait dengan kemampuan SDM secara teknis di lapangan (on farm), sedangkan aspek manajerial mencakup kemampuan SDM dalam mengelola perusahaan (off farm).

2 Kemampuan Permodalan Kemampuan perusahaan untuk menggali dana dalam rangka menjalankan usahanya. Kemampuan permodalan perusahaan dalam hal ini bukan berasal dari pinjaman melainkan murni dari kemampuan perusahaan menggali dana.

3 Kemampuan Manajemen Keuangan

Kemampuan dalam mengelola aktivitas keuangan perusahaan.

4 Produktivitas Produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input pada saat produksi. Dalam hal ini produktivitas yang dikaji adalah produktivitas media tanam (bag log). 5 Kondisi Peralatan Produksi Kondisi peralatan produksi yaitu kondisi peralatan yang

digunakan perusahaan selama proses produksi dan operasi terkait dengan umur peralatan yang digunakan saat ini.

6 Proses Produksi Proses produksi pada usaha jamur tiram yaitu proses mulai dari pembuatan bag log hingga pertumbuhan/budidaya jamur tiram. Proses produksi yang paling penting adalah pembuatan media tanam yang dititikberatkan pada faktor kritis yang menentukan keberhasilan pembuatan media tanam.

7 Kemampuan Teknologi Kemampuan teknologi terkait dengan kemampuan perusahaan dalam menyerap dan mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang selanjutnya ditransfer dalam proses operasinya. Kemampuan teknologi dalam hal ini adalah penggunaan autoclave pada proses sterilisasi.

8 Tata Letak Fasilitas Produksi Tata letak fasilitas produksi yang menentukan proses produksi berjalan secara efektif dan efisien.

9 Pengendalian Kualitas Bahan Baku

Pengendalian kualitas bahan baku budidaya jamur tiram yang dilakukan untuk menghindari atau menekan penyebab hama dan penyakit selama budidaya jamur tiram.

10 Pengendalian Produksi Pengendalian produksi dalam hal ini adalah pengendalian produksi bag log dan bibit agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri dan permintaan dari konsumen.

11 Hubungan dengan Pemasok Hubungan kerja sama yang memuat ketentuan kualitas bahan baku, jumlah pasokan dan ketentuan harga agar pasokan bahan baku terjamin sehingga kegiatan produksi berjalan lancar.

12 Riset dan Pengembangan Riset dan pengembangan yang telah dilakukan dan diharapkan dapat diterapkan untuk pengembangan usahanya.

13 Pemasaran Pemasaran yaitu kemampuan dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Kemampuan pemasaran perusahaan masih bersifat pasif yaitu menunggu calon pembeli atau konsumen datang ke perusahaan.

14 Kemampuan Persaingan Kemampuan perusahaan bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

2.

Kemampuan Permodalan

Kemampuan permodalan yaitu kemampuan perusahaan untuk menggali dana dalam rangka menjalankan usahanya (generating capital). Menurut McCullough (1996), kemampuan permodalan merupakan suatu hal yang penting karena merupakan suatu ukuran atas kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya (obligasi atau bentuk hutang lainnya). Perusahaan jamur tiram Sari Sehat Multifarm didirikan menggunakan modal pribadi pemilik tanpa menggunakan pinjaman. Usaha jamur tiram dimulai dengan modal investasi sebesar kurang lebih Rp 90.000.000,00. Tanpa adanya pinjaman, maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar hutang, akan tetapi di sisi lain menyebabkan adanya keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha. Hasil perputaran modal digunakan untuk membiayai biaya operasional dan biaya produksi.

3.

Kemampuan Manajemen Keuangan

Kemampuan manajemen keuangan dapat dikatakan baik apabila perusahaan mampu mengelola aktivitas keuangan perusahaan secara efektif dan efisien. Kemampuan manajemen keuangan perusahaan pada saat ini masih kurang efektif dan efisien. Pencatatan keuangan perusahaan hanya menggunakan catatan keuangan sederhana, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem administrasi keuangan perusahaan masih sederhana. Perusahaan tidak memiliki laporan keuangan yang rinci, hanya dilakukan pencatatan sederhana untuk pendapatan dan pengeluaran yang terjadi. Kas yang dimiliki Sari Sehat Multifarm diperoleh dari hasil penjualan jamur tiram, bibit, dan bag log. Pada setiap kegiatan usaha, uang kas dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.

4.

Produktivitas

Produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input pada saat proses produksi. Dalam hal ini produktivitas yang dikaji adalah produktivitas media tanam (bag log). Perhitungan produktivitas ditinjau dari jumlah bag log yang berhasil ditumbuhi miselia dibandingkan dengan jumlah bag log yang diproduksi. Proses produksi menentukan produktivitas bag log yang dihasilkan. Produktivitas bag log kurang lebih sebanyak 90-95%, sedangkan produk gagal sekitar 5-10% dari jumlah produksi. Perhitungan terhadap produk yang gagal dilakukan per bulan.

5.

Kondisi Peralatan Produksi

Kondisi peralatan produksi yaitu kondisi peralatan yang digunakan dalam operasi perusahaan. Menurut Hirawan (1996), kondisi mesin dan peralatan dapat dilihat dari umur ekonomisnya. Jika umur mesin dan peralatan yang digunakan semakin tua, maka kemampuannya untuk bekerja secara optimal sesuai kapasitasnya tidak bisa tercapai. Investasi mesin dan peralatan perlu dilakukan untuk peremajaan sesuai dengan umur ekonomisnya. Peralatan dalam proses produksi adalah peralatan yang digunakan mulai dari pengomposan, pembuatan media tanam, budidaya jamur tiram hingga panen yaitu cangkul, timbangan, pengayak, cincin bambu, sekop, plastik, kapas, autoclave, sendok tanam, masker,

adalah peralatan gelas seperti tabung reaksi, gelas ukur, cawan petri, dan lain-lain. Selain itu juga digunakan panci presto, kompor gas, lampu spirtus, dan laminar airflow yang digunakan untuk kultur jaringan. Secara keseluruhan berdasarkan umur ekonomisnya, peralatan yang dimiliki perusahaan adalah relatif baik. Di antaranya termasuk baru, yaitu autoclave dan

laminar airflow yang dibeli pada tahun 2008.

6.

Proses Produksi

Proses produksi menentukan produk yang dihasilkan. Proses produksi pada usaha jamur tiram yaitu proses mulai dari pembuatan bag log hingga pertumbuhan/budidaya jamur tiram. Proses produksi yang menjadi faktor kritis atau yang paling penting dalam budidaya jamur tiram adalah proses pembuatan media tanam (bag log). Proses ini menentukan keberhasilan jumlah bag log yang dihasilkan. Dalam rangkaian proses pembuatan media tanam, proses yang penting adalah sterilisasi dan inkubasi. Sterilisasi menggunakan autolclave yang berkapasitas 1000 bag log selama enam jam. Dalam proses ini bag log harus dipastikan mengalami sterilisasi sempurna sehingga steril dari mikroba, karena yang diharapkan tumbuh nantinya hanya jamur tiram. Penggunaan autoclave pada proses sterilisasi mempermudah proses karena lebih mudah dan lebih menghemat bahan bakar. Proses inkubasi juga merupakan proses yang penting karena proses ini menentukan keberhasilan miselia yang tumbuh pada bag log. Pengontrolan keadaan lingkungan dilakukan agar miselia tumbuh dengan baik. Pengontrolan dilakukan pada suhu yaitu 25-300C dan kelembaban idealnya 50%. Proses ini harus dijaga kesterilannya untuk mencegah kontaminasi yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan miselia.

7.

Kemampuan Teknologi

Kemampuan teknologi yaitu terkait dengan kemampuan perusahaan dalam menyerap dan mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang selanjutnya ditransfer dalam proses operasinya. Teknologi juga penting dalam proses produksi jamur tiram, dimana perannya dapat meningkatkan produksi serta mutu jamur tiram. Salah satu proses produksi yang penting untuk menjamin keberhasilan panen adalah pada proses sterilisasi. Kemampuan teknologi dalam hal ini adalah penggunaan autoclave pada proses sterilisasi. Teknologi yang digunakan untuk proses sterilisasi pada perusahaan jamur umumnya masih menggunakan drum-drum yang dipanaskan. Perkembangan teknologi dalam proses sterilisasi pun memberikan pengaruh bagi perusahaan. Salah satu alat sterilisasi yang teknologinya baik adalah autoclave. Pada awal pendirian perusahaan menggunakan 10 drum untuk sterilisasi, namun pada saat ini perusahaan mempunyai satu buah autoclave untuk proses sterilisasi. Adanya autoclave, dapat meningkatkan produksi serta menghemat bahan bakar. Kemampuan teknologi ini dapat tercermin melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas proses operasi perusahaan.

8.

Tata Letak Fasilitas Produksi

Tata letak fasilitas produksi usaha jamur tiram yang diatur baik akan mengurangi biaya produksi secara total tidak hanya pada salah satu proses tetapi pada tiap proses produksi. Tata letak fasilitas produksi yang terencana dengan baik akan menentukan efisiensi dan menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan dalam kerja. Pada usaha jamur tiram Sari Sehat Multifarm bangunan terdiri dari ruang pengomposan, laboratorium, gudang, ruang pembuatan media tanam, ruang sterilisasi, ruang inokulasi, ruang inkubasi, dan kumbung untuk pertumbuhan jamur (growing). Pembuatan ruangan dan penempatan fasilitas produksi telah disusun secara berurutan sehingga memudahkan pekerjaan.

9.

Pengendalian Kualitas Bahan Baku

Pengendalian kualitas bahan baku akan mempengaruhi produk yang dihasilkan. Pengendalian kualitas bahan baku budidaya jamur tiram dilakukan untuk menghindari atau menekan penyebab hama dan penyakit selama budidaya jamur tiram, usaha pengontrolan harus dilakukan sedini mungkin secara menyeluruh dan terpadu. Pengendalian kualitas bahan baku antara lain :

a. Bahan baku untuk substrat, khususnya serbuk gergaji kayu harus dipilih yang benar - benar baik, tidak terlalu lama dalam penyimpanan. Serbuk kayu yang digunakan dapat berasal dari semua kayu kecuali kayu pinus karena kayu ini mengandung getah (resin) yang menyebabkan jamur tidak bisa tumbuh.

b. Penyiapan substrat untuk penanaman harus dilakukan sesuai ketentuan dalam susunan, waktu proses dan waktu sterilisasi. Kadar air yang dibutuhkan oleh substrat harus sesuai dengan ketentuan, tidak terlalu kering atau terlalu basah.

10.Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi dilakukan terhadap produksi bag log dan bibit. Pembuatan bag log

dilakukan setiap hari pada enam hari kerja yaitu senin – sabtu dengan produksi 950 bag log/hari. Sedangkan pembuatan bibit dilakukan empat hari kerja yaitu senin – kamis

dengan produksi 200 botol bibit/hari. Dengan sistem pengendalian produksi ini perusahaan dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan perusahan sendiri maupun permintaan dari konsumen.

11.Hubungan dengan Pemasok

Kemitraan dengan pemasok dapat dilakukan dengan membuat hubungan kerja sama yang baik yang memuat ketentuan kualitas bahan baku, jumlah pasokan, frekuensi pasokan dan ketentuan harga. Adanya kemitraan ini pasokan bahan baku lebih terjamin sehingga kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Pemasok terdiri dari pemasok serbuk kayu, bekatul, dan kayu bakar yang berasal dari daerah Leuwiliang. Kesepakatan pegiriman untuk serbuk kayu yaitu satu minggu sekali, bekatul sebulan dua kali, dan kayu bakar satu minggu sekali.

12.Riset dan Pengembangan

Riset dan pengembangan dilakukan dengan menguji coba membudidayakan jenis jamur lain yaitu jamur kuping, namun riset ini tidak diterapkan karena pasar yang belum ada. Riset dan pengembangan yang saat ini sedang dilakukan adalah pengolahan jamur tiram menjadi menjadi keripik dan nugget. Riset dan pengembangan ini diharapkan dapat diterapkan untuk pengembangan usaha ke depannya.

13.Pemasaran

Pemasaran yaitu kemampuan dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Kemampuan pemasaran yang memadai akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk dapat lebih tumbuh dan berkembang dengan pangsa pasar yang semakin besar. Pada saat ini kemampuan pemasaran perusahaan belum memadai. Pemasaran produk masih dilakukan secara pasif, yaitu menunggu calon pembeli atau konsumen datang ke perusahaan. Konsumen produk jamur tiram yaitu pedagang yang datang setiap hari. Konsumen bibit dan bag log terdiri dari para perusahaan kecil yang datang dari berbagai wilayah di Bogor dan sekitarnya. Konsumen bibit dan bag log langsung datang membeli, namun terdapat pula yang melakukan pemesanan sebelumnya.

14.Kemampuan Persaingan

K

emampuan persaingan dalam hal ini adalah kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Kemampuan ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal perusahaan yang pada gilirannya sangat menentukan kemampulabaan perusahaan karena mempengaruhi harga, biaya, hasil investasi, dan lain-lain. Kemampuan ini akan semakin meningkat ketika perusahaan mempunyai nilai tawar yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Pembentukan harga dipengaruhi oleh pasar. Dalam hal ini harga dibentuk oleh pasar tengkulak. Pada saat ini perusahaan mampu bersaing dengan harga jamur Rp. 7.000/kg dengan segmentasi pasar kecil, sedangkan daerah produksi jamur Cisarua dan Ciawi bersaing dengan harga Rp 6.000/kg karena tujuan pasarnya yaitu pasar induk Bogor.

Dokumen terkait