• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Perusahaan perlu mengajukan pinjaman untuk tambahan modal pengembangkan usaha. 2. Perusahaan sebaiknya menyempurnakan sistem administrasi dan keuangan untuk

mempermudah menganalisis perkembangan usaha. Perusahaan perlu merekrut tenaga kerja yang khusus bertanggung jawab pada keuangan perusahaan. Selain itu, sistem informasi keuangan yang berupa laporan keuangan, dapat digunakan untuk mempermudah mendapatkan dana tambahan dari luar untuk mengembangkan usaha.

3. Peningkatan kapasitas produksi sesuai dengan kapasitas kumbung, sehingga menambah pemasukan bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, S.T. dan P.G. Miles. 1989. Edible Mushrooms and Their Cultivation. Florida. CRC Press, Inc. David, F.R. 2005. Strategic Management. Prenhalindo. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2010. Peluang Bisnis Jamur. Jakarta. http://www.agribisnis.deptan.go.id. [September 2010].

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2006. Prosedur Operasional Standar (POS) Jamur Tiram. Jakarta.

Djarijah, N. M. 2001. Budi Daya Jamur Tiram. Yogyakarta. Kanisius.

Godet, M. 1994. From Anticipation to Action: A Handbook of Strategic Prospective. Perancis: UNESCO.

Godet, M. dan Fabrice R. 1996. Creating the future : The Use and Misuse of Scenarios. Published in Long Range Planning Vol. 29, n°2, pp. 164-171.

Gunawan, A. W. 2001. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta. Penebar Swadaya.

Hardjomidjojo H. 2002. Metode Analisis Prospektif. Departemen Teknologi Industri Pertanian fakultas Teknologi Pertanian. Bogor. IPB.

Hardjomidjojo H. 2004. Strategi Pengembangan UKM di Indonesia. Kumpulan Makalah dalam Simposium Analisis Sistem. Bandung.

Hirawan S.B. 1996. Analisis Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pontianak : Kerjasama Depkeu, Depdagri, pemerintah Propinsi Kalbar, pemerintah Kotamadya Pontianak. USAID. Hubeis M. 1991. Mic-Mac : Analisis Peramal Parameter Sistem. Bogor. PAU IPB.

Jauch, L.R dan W.F Glueck, 1988. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Martawijaya, E. I. dan Nurjayadi, M. Y. 2009. Bisnis Jamur Tiram di Rumah Sendiri. Bogor. IPB Press.

McCullough JS. 1996. Conversion of Local Government Services to Local Enterprises. Pontianak. Municipal Finance Project. Research Triangle Institute.

Mintzberg, H. 1993. Stucture in Five : Designing Effective Organizations. Prentice Hall, Inc, A Simon & Schuster Company. Englewood Cliff. New Jersey 07632. USA.

Parjimo dan Andoko, A. 2007. Budi Daya Jamur. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Pasaribu, T. 2002. Aneka Jamur Unggulan yang Menembus Pasar. Jakarta. PT. Gramedia.

Pfeifer S. 2001. A Question of Time : Do Economist and Strategis Managers Manage Time or Do They Even Care. Croatia : fakulty of Economics, Osijek.

Postma TJMB dan Bood RP. 2001. Scenario Analysis as a Strategic Management Tool. Groningen : Fakulty of Economics University of Groningen.

Prihadi. 2004. Assessment Centre : Indentifikasi, Pengukuran, dan Pengembangan Kompetensi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Redaksi Agromedia. 2002. Budi Daya Jamur Konsumsi. PT Agro Media Pustaka. Jakarta. Suriawiria. 2006. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius.

43

Lampiran 1. Denah Ruang Produksi Budidaya Jamur Tiram

Ruang Pengomposan Ruang Inkubasi Kumbung Ruang Inkubasi Ruang Inokulasi Ruang Sterilisai Ruang Pembuatan Media Tanam/Bag log

Gudang

Laboratorium

Lampiran 2. Kuisioner Kuisioner Penelitian

KUISIONER I

IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

PENGEMBANGAN USAHA SARI SEHAT MULTIFARM

Hari / Tanggal Pengisian : ……….. Nama Narasumber : ……….. Pekerjaan / Jabatan : ……….. Alamat : ……….. Tanda Tangan : ………..

Hasil pengisian kuisioner ini akan digunakan untuk keperluan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram dengan Analisis Prospektif pada Sari Sehat Multifarm. Penelitian ini dilaksanakan oleh Faizah Arifa (Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian IPB), dibawah bimbingan Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA.

Menurut Anda, faktor – faktor apa sajakah yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm ? Jawaban dapat diisikan pada kolom (2) disertai dengan penjelasan seperlunya pada kolom (3) yang tersedia di bawah ini.

Tabel 1. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm No Faktor Definisi (1) (2) (3) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

KUISIONER II

ANALISIS PENGARUH LANGSUNG ANTAR FAKTOR YANG

BERPENGARUH PADA PENGEMBANGAN USAHA

SARI SEHAT MULTI FARM

Hari / Tanggal Pengisian : ……….. Nama Narasumber : ……….. Pekerjaan / Jabatan : ……….. Alamat : ……….. Tanda Tangan : ………..

Hasil pengisian kuisioner ini akan digunakan untuk keperluan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram dengan Analisis Prospektif pada Sari Sehat Multifarm. Penelitian ini dilaksanakan oleh Faizah Arifa (Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian IPB), dibawah bimbingan Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Anda diminta untuk membandingkan pengaruh langsung antar faktor pengembangan usaha satu sama lain.

2. Pedoman skor penilaian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pedoman Penilaian

Skor Penilaian Keterangan 0 Tidak ada pengaruh langsung

1 Pengaruhnya kecil 2 Pengaruhnya sedang 3 Pengaruhnya sangat kuat

Contoh Pengisian :

Terdapat lima faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha yang saling diperbandingkan, yaitu A, B, C, D, dan E. masing-masing faktor dilakukan perbandingan untuk mengetahui pengaruh langsung antar faktor. Faktor-faktor tersebut disusun ke dalam bentuk tabel perbandingan faktor di bawah ini : Tabel 2. Analisis Pengaruh Langsung Antar Faktor

Terhadap Dari A B C D E A 3a) 0 2b) 0c) B 0d) 0 3 3 C 2 1e) 3 3 D 3 2 1 0 E 2 3 2 1 Keterangan :

Nilai pada a) : faktor A pengaruhya sangat kuat terhadap faktor B Nilai pada b) : faktor A pengaruhnya sedang terhadap faktor D

Nilai pada c) : faktor A tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap faktor E Nilai pada d) : faktor B tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap faktor A Nilai pada e) : faktor C pengaruhnya kecil terhadap faktor B

ANALISIS PENGARUH LANGSUNG ANTAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN USAHA

Penilaian : 0 berarti tidak ada pengaruh langsung

1 pengaruhnya sangat kuat

2 pengaruhnya sedang 3 pengaruhnya kecil Terhadap Dari Kemampuan SDM Kemampuan Permodalan Kemampuan Manajemen Keuangan Produktivitas Kondisi Peralatan Produksi Proses Produksi Tata Letak Fasilitas Produksi Pengendalian Kualitas Bahan Baku Pengendalian Produksi Hubungan dengan Pemasok Riset dan Pengembangan Kemampuan Teknologi Pemasaran Kemampuan Persaingan Kemampuan SDM Kemampuan Permodalan Kemampuan Manajemen Keuangan Produktivitas

Kondisi Peralatan Produksi Proses Produksi

Tata Letak Fasilitas Produksi Pengendalian Kualitas Bahan Baku Pengendalian Produksi Hubungan dengan Pemasok Riset dan Pengembangan Kemampuan Teknologi Pemasaran

Kemampuan Persaingan

KUISIONER III

PENENTUAN KEADAAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM

PADA SARI SEHAT MULTI FARM

Hari / Tanggal Pengisian : ……….. Nama Narasumber : ……….. Pekerjaan / Jabatan : ……….. Alamat : ……….. Tanda Tangan : ………..

Hasil pengisian kuisioner ini akan digunakan untuk keperluan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram dengan Analisis Prospektif pada Sari Sehat Multifarm. Penelitian ini dilaksanakan oleh Faizah Arifa (Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian IPB), dibawah bimbingan Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA.

PETUNJUK PENGISIAN

1. Anda diminta untuk membuat keadaan (state) suatu faktor yang sudah diidentifikasi dan mempunyai pengaruh terhadap pengembangan usaha.

2. Setiap faktor boleh memiliki lebih dari satu keadaan, dengan ketentuan keadaan harus memiliki peluang besar untuk terjadi (bukan khayalan) dalam suatu waktu di masa yang akan datang, serta keadaan bukan merupakan tindakan atau ukuran suatu faktor, tetapi merupakan deskripsi tentang situasi dari sebuah faktor.

Contoh

Faktor : Kebijakan pemerintah

Keadaan : Semakin mendukung/semakin tidak peduli

No Faktor Kunci Deskripsi Keadaan

1 Kemampuan Permodalan

2 Kemampuan Manajemen Keuangan

3 Produktivitas

4 Kemampuan SDM

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM

DENGAN ANALISIS PROSPEKTIF PADA

SARI SEHAT MULTIFARM

SKRIPSI

FAIZAH ARIFA

F34063531

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Strategy to Expand Oyster Mushroom Business through Prospective

Analysis in Sari Sehat Multifarm

Hartrisari Hardjomidjojo and Faizah Arifa

Departement of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology

Bogor Agroindustrial Unviversity, IPB Dramaga Campus, PO BOX 220, Bogor, West Java, Indonesia

ABSTRACT

Recent year, the consumption rate of oyster mushroom tends to increase due to its high nutritional value. This trend attracts people to expand oyster mushroom business in industrial scale. The competitive oyster mushroom business requires Sari Sehat Multifarm formulating a strategy in order to expand the business. The aim of this research was determining development strategy of Sari Sehat Multifarm through prospective analysis based on scenarios which probably appear in the future. Data analysis and processing used prospective analysis. Strategy to expand the business was formulated by scenario of the result from prospective analysis. Optimistic scenario which is expected was the expansion of oyster mushroom business in the future. Optimistic scenario would be realized if all of key factors such as capital capability, financial management, productivity, human resources, and equipments for production were promoted. Based on the result of prospective analysis, capital capability was controllable factor in quadrant I which was main factor or dominantly required to expand the business. Realizing optimistic scenario requires support from stakeholder to expand oyster mushroom business scale of Sari Sehat Multifarm, which was the owner of company.

Faizah Arifa F34063531. Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram dengan Analisis Prospektif pada Sari Sehat Multifarm. Di bawah bimbingan Hartrisari Hardjomidjojo. 2011.

RINGKASAN

Jamur tiram merupakan jenis sayuran yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Usaha budidaya jamur tiram dianggap potensial dalam rangka memperbaiki tingkat ekonomi rakyat karena dengan modal relatif kecil dan dapat dikerjakan dengan melibatkan keluarga dan tetangga terdekat. Dewasa ini kecenderungan minat masyarakat terhadap sayuran terus meningkat akibat dari pola hidup sehat yang telah menjadi gaya hidup masyarakat. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan bisnis jamur tiram, dimana sebagai tanaman sayuran berpotensi untuk dikembangkan dan mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat. Jamur tiram merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi dan dapat menjadi bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini menjadi salah satu daya tarik untuk masuk ke dalam bisnis jamur tiram yang mengakibatkan tumbuhnya industri jamur tiram.

Sari Sehat Multifarm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di dalam industri jamur tiram. Perkembangan bisnis jamur tiram yang kompetitif mengharuskan Sari Sehat Multifarm merumuskan suatu strategi agar mampu mengembangkan usahanya. Potensi untuk mengembangkan usaha jamur tiram selama ini belum dilaksanakan secara maksimal oleh Sari Sehat Multifarm. Hal ini disebabkan adanya beberapa permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, antara lain kapasitas produksi yang belum optimal, keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha, manajemen keuangan yang sederhana, dan kurangnya peralatan produksi yaitu autoclave.

Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm dengan menggunakan analisis prospektif berdasarkan skenario-skenario yang mungkin terjadi di masa datang. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis prospektif.

Strategi pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm disusun berdasarkan skenario-skenario yang mungkin terjadi di masa datang. Berdasarkan analisis prospektif skenario optimis merupakan skenario yang diharapkan terjadi yaitu menjadi usaha jamur tiram yang maju di masa depan. Skenario ini terjadi jika semua faktor-faktor kunci pengembangan usaha meliputi kemampuan permodalan, kemampuan manajemen keuangan, produktivitas, kemampuan SDM, dan kondisi peralatan produksi mengalami peningkatan. Urutan tahapan peningkatan faktor kunci pengembangan usaha adalah tahapan peningkatan kondisi peralatan produksi, kemampuan SDM dan produktivitas. Peningkatan tiga faktor kunci ini menjadikan perusahaan berkembang dari kondisi sekarang menjadi skenario moderate. Kemudian diikuti peningkatan kemampuan manajemen keuangan dan kemampuan permodalan, sehingga perusahaan berkembang menjadi skenario optimis. Hasil analisis prospektif menunjukkan bahwa faktor kemampuan permodalan sebagai faktor yang dapat dikontrol (controllable factor) pada kuadran I yang merupakan faktor utama atau dominan dalam pengembangan usaha pada Sari Sehat Multifarm. Demi mewujudkan skenario optimis membutuhkan dukungan dari stakeholder dalam pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm dalam hal ini adalah pemilik perusahaan.

I.

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Jamur tiram merupakan jenis sayuran yang dapat dijadikan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Budidaya jamur tiram memanfaatkan limbah industri penggergajian kayu sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh rakyat. Usaha ini dianggap potensial dalam rangka memperbaiki tingkat ekonomi rakyat karena dengan modal relatif kecil dan dapat dikerjakan dengan melibatkan keluarga dan tetangga terdekat. Menurut Martawijaya dan Nurjayadi (2009), permintaan jamur tiram bukan saja datang dari pasar domestik, namun juga dari permintaan ekspor ke berbagai negara. Kesempatan inilah yang membuka peluang bisnis budidaya jamur tiram dan olahan yang berbahan baku jamur tiram.

Dewasa ini kecenderungan minat masyarakat terhadap sayuran terus meningkat, akibat dari pola hidup sehat yang telah menjadi gaya hidup masyarakat. Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan bisnis jamur tiram, di mana sebagai tanaman sayuran berpotensi untuk dikembangkan dan mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat. Jamur tiram merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi dan dapat menjadi bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat.

Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan jenis jamur lain (Djarijah, 2001). Kandungan asam amino pada jamur tiram mengidentifikasikan bahwa tingginya nilai gizi yang terkandung di dalam jamur tiram. Hal ini menjadi salah satu daya tarik untuk masuk ke dalam bisnis jamur tiram yang mengakibatkan tumbuhnya industri jamur tiram. Kandungan asam amino jamur tiram dibanding dengan beberapa jamur konsumsi dan telur ayam dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Asam Amino Esensial Beberapa Jamur Konsumsi dan Telur Ayam (gram per 100 gram protein)

Jenis Asam Amino Jamur Kancing Jamur Shiitake

Jamur Tiram Jamur Merang Telur Ayam Leusin 7,5 7,9 7,5 4,5 8,8 Isoleusin 4,5 4,9 5,2 3,4 6,6 Valin 2,5 3,7 6,9 5,4 7,3 Triptofan 2,0 - 1,1 1,5 1,6 Lisin 9,1 3,9 9,9 7,1 6,4 Treonin 5,5 5,9 6,1 3,5 5,1 Fenilalanin 4,2 1,9 3,5 2,6 5,8 Metionin 0,9 1,9 3,0 1,1 3,1 Histidin 2,7 1,9 2,8 3,8 2,4 Total 38,9 36,0 46,0 32,9 47,1

Sumber : Chang dan Miles, 1989

Indonesia selama ini hanya mampu memasok jamur sebesar 0,9% dari pasar jamur dunia. Angka tersebut kecil jika dibanding dengan China yang memasok 33,2% pasar jamur dunia. Dalam pengembangan usaha, ketidakberdayaan industri jamur nasional disebabkan berbagai hal seperti produsen benih yang terbatas, tidak adanya standarisasi dan jaminan kualitas bibit, belum adanya standarisasi proses produksi, serta penanganan pascapanen yang sederhana.

Selain itu, terbatasnya permodalan petani, bank yang belum mendukung dan prosedur yang berbelit mengakibatkan penjualan jamur dikuasai oleh tengkulak (Departemen Pertanian, 2010).

Perkembangan dunia bisnis yang kompetitif menyebabkan perubahan besar luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain. Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk mempersiapkan dirinya agar bisa diterima di lingkungan global. Keadaan ini memaksa manajemen untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan ataupun mencari strategi-strategi baru yang menjadikan perusahaan mampu bertahan dan berkembang dalam persaingan. Oleh karena itu manajemen dalam perusahaan perlu mengkaji ulang prinsip-prinsip yang selama ini digunakan agar dapat bertahan dan bertumbuh dalam persaingan yang semakin ketat untuk dapat menghasilkan produk dan jasa bagi masyarakat.

Sari Sehat Multifarm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di dalam industri jamur tiram. Perkembangan bisnis jamur tiram yang kompetitif mengharuskan Sari Sehat Multifarm merumuskan suatu strategi agar mampu mengembangkan usahanya. Penelitian ini dimaksudkan untuk merumuskan strategi pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm agar mampu bersaing dengan perusahaan lainnya yang sejenis.

B.

TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm dengan menggunakan analisis prospektif berdasarkan skenario- skenario yang mungkin terjadi di masa datang.

C.

RUANG LINGKUP

Penelitian ini mencakup analisis strategi dan formulasi strategi pengembangan usaha. Strategi pengembangan usaha disusun berdasarkan skenario yang dihasilkan dari analisis prospektif. Analisis prospektif digunakan untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa datang berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh. Analisis prospektif digunakan dalam rangka menghasilkan rekomendasi operasional bagi pengembangan usaha di masa datang.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A.

GAMBARAN UMUM JAMUR

Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain. Di alam, zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah tersedia dari proses pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme (Parjimo dan Andoko, 2007). Menurut Pasaribu (2002), jamur yang dalam bahasa daerah (Sunda) dikenal dengan sebutan supa merupakan golongan cendawan makroskopis. Jamur hidup diantara jasad biotik atau mati (abiotik), dengan sifat hidup heterotrop (organisme yang hidupnya tergantung dari organisme lain) dan saprofit (tidak diperlukan lagi atau sampah).

Baik jamur tingkat rendah maupun jamur tingkat tinggi tubuhnya mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal bercabang-cabang yang disebut miselium atau berupa kumpulan benang yang padat menjadi satu, hidupnya heterotrop. Tubuh jamur dapat berupa sel-sel yang lepas satu sama lain atau berupa beberapa sel yang bergandengan dan dapat berupa benang.

Sehelai benang itu disebut ”hifa”. Hifa jamur ada yang bersekat-sekat (Tarigan, 1998).

Beberapa contoh jamur pangan antara lain adalah jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake, dan jamur kuping, dan yang menjadi bahasan dalam penelitian ini adalah jamur tiram. Ciri-ciri umum dan karakteristik jamur pangan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik Umum Beberapa Jenis Jamur Konsumsi Jenis Nama

lain

Nama Ilmiah Bentuk Khasiat Jamur

Tiram

Hiratake Pleurotus sp. Bentuk tudung mirip kulit kerang

Mencegah penyakit hipertensi dan serangan jantung

Jamur Merang

- Volvariella volvaceae

Memiliki cawan dan hidup pada

tumpukan merang

Cocok dikonsumsi oleh orang dengan program diet Jamur Shiitake Jamur Payung Lentinus edodes Menyerupai payung dan berwarna kecoklatan 1. Mengurangi kolesterol 2. Memperbaiki sirkulasi darah Jamur Kuping

- Auricularia Menyerupai daun telinga, warna coklat muda kemerahan

Dapat menetralkan racun

Sumber : Redaksi Agromedia (2002).

B.

JAMUR TIRAM

Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2006), jamur tiram mempunyai rasa yang lezat serta kandungan gizi yang cukup tinggi. Disebut juga jamur tiram atau oystermushroom

karena bentuk tudungnya agak membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram. Jamur tiram yang umum dibudidayakan di Indonesia adalah jenis jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Jenis jamur tiram antara lain sebagai berikut:

a. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) b. Jamur tiram merah muda (Pleurotus flatellatus) c. Jamur tiram cokelat (Pleurotus cycstidiosus)

d. Jamur tiram kuning terang (Pleurotus citrinopelatus) e. Jamur tiram abu-abu (Pleurotus sajor caju)

Tubuh buah jamur tiram terdiri dari tudung dan tangkai. Tudung mempunyai diameter 4-15 cm atau lebih, bentuk seperti tiram, cembung kemudian menjadi rata atau kadang-kadang membentuk corong; permukaan licin, agak berminyak ketika lembab, tetapi tidak lengket; warna bervariasi dari putih sampai abu-abu, cokelat tua (kadang-kadang kekuningan pada jamur dewasa); tepi menggulung ke dalam, pada jamur muda seringkali bergelombang atau bercuping. Daging tebal, berwarna putih, kokoh, tetapi lunak pada bagian yang berdekatan dengan tangkai; bau dan rasa tidak merangsang. Bilah cukup berdekatan, lebar, warna putih atau keabuan dan sering kali berubah menjadi kekuningan ketika dewasa. Tangkai tidak ada atau jika ada biasanya pendek, kokoh dan tidak di pusat atau di lateral (tetapi kadang-kadang di pusat), panjang 0,5-4,0 cm, gemuk, padat, kuat, kering, umumnya berambut atau berbulu kapas paling sedikit di dasar (Gunawan, 2001).

Siklus hidup jamur tiram hampir sama dengan siklus hidup jenis jamur dari kelas Basidiomycetes. Tahap-tahap pertumbuhan jamur tiram adalah sebagai berikut (Suriawiria, 2006) :

a. Spora (basidiospora) yang sudah masak atau dewasa jika berada di tempat lembab akan tumbuh dan membentuk serat-serat halus menyerupai serat kasar disebut miselium.

b. Jika keadaan lingkungan tempat miselium baik, dalam arti temperatur, kelembaban, substrat tempat tumbuh memungkinkan, maka kumpulan miselium akan membentuk bakal tubuh buah jamur.

c. Bakal tubuh buah jamur kemudian membesar dan pada akhirnya membentuk tubuh buah jamur yang kemudian dipanen.

d. Tubuh buah jamur dewasa akan membentuk spora, jika spora sudah matang atau dewasa akan jatuh dari tubuh buah jamur. Namun pada budidaya jamur tiram tidak sampai pada tahap ini karena jamur dewasa langsung dipanen. Perkembangbiakan jamur tiram pada budidaya adalah dengan bibit yang telah diinokulasi pada media.

Jamur tiram mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia sebagai protein nabati yang tidak mengandung kolesterol sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung serta untuk mengurangi berat badan dan diabetes. Kandungan asam folatnya (Vitamin B-komplek) tinggi sehingga dapat menyembuhkan anemia dan sebagai obat anti tumor. Digunakan untuk mencegah dan menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan zat besi. Untuk terapi pengobatan sebaiknya tidak digoreng karena bisa menurunkan kadar vitaminnya dan zat-zat yang bermanfaat untuk penyembuhan penyakit (Pasaribu, 2002).

Beberapa syarat penting dari dalam budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut : 1. Media Tanam Jamur Tiram

Media tanam yang digunakan dalam penanaman jamur tiram adalah serbuk kayu, bekatul, kapur dan air.

a) Serbuk kayu

Serbuk kayu merupakan tempat tumbuh jamur kayu yang mengandung serat organik (selulosa, hemi selulosa, dan lignin) sebagai sumber makanan jamur (Suriawiria, 2006). b) Bekatul

Bekatul merupakan hasil sisa penggilingan padi yang kaya vitamin, terutama vitamin B-komplek, merupakan bagian yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur serta berfungsi sebagai pemicu untuk pertumbuhan tubuh buah jamur (Suriawiria, 2006).

c) Kapur

Kapur berfungsi untuk mengontrol pH media tanam agar sesuai dengan syarat tumbuh jamur. Selain itu, kapur juga merupakan sumber kalsium (Ca) yang dibutuhkan oleh

Dokumen terkait