Pemeriksaan Darah Merah
Berdasarkan hasil pemeriksaan sel darah merah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) pada periode obesitas empat bulan kedua meliputi jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan berenergi tinggi dan periode yang tersarang di dalam pakan (P<0,01). Mean Corpuscular Volume (MCV) dan Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH) sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,01) namun tidak nyata dipengaruhi oleh periode yang tersarang di dalam pakan (P>0,05). Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC) tidak nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P>0,05) namun sangat nyata dipengaruhi olah periode yang tersarang di dalam pakan (P<0,01). Keadaan fisik monyet ekor panjang yang diberi pakan berenergi tinggi mengalami perubahan bagian-bagian tubuh yang menjadi tanda didepositkannya lemak tubuh. Perubahan yang terjadi yaitu pada lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, tebal lipatan kulit punggung, serta tebal lipatan kulit perut (Caraka I, 2008 dan Ningsih, 2009).
Periode empat bulan pertama menunjukkan bahwa profil darah merah monyet ekor panjang dipengaruhi oleh perlakuan pakan dan terjadi peningkatan dan penurunan nilai namun masih dalam kisaran yang dapat ditoleransi sehingga tidak menyebabkan gangguan fisilogis dan metabolis yang berarti. Jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV dan MCH sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,01) namun tidak nyata dipengaruhi oleh periode di dalam pakan (P>0,05) (Afiza, 2009). Secara umum, keberadaan benda darah dalam tubuh dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksogen dan faktor endogen. Faktor eksogen terdiri dari agen penyebab infeksi dan perubahan lingkungan. Sedangkan faktor endogen dipengaruhi oleh pertambahan umur, status gizi, kesehatan, stres, siklus estrus dan suhu tubuh (Guyton dan Hall, 1997).
Jumlah Sel Darah Merah
Berdasarkan analisis darah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) pada periode obesitas empat bulan kedua, didapat hasil perhitungan jumlah sel darah merah sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan berenergi tinggi (P<0,01).
29 Pengaruh perlakuan pakan B nyata (P<0,05) lebih tinggi bila dibandingkan dengan
perlakuan pakan A. Pakan A berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi bila dibandingkan dengan pakan C (monkey chow). Hal ini disebabkan oleh pakan B memiliki sumber nutrisi dari kuning telur yang baik untuk pembentukan darah. Kuning telur banyak mengandung asam amino, vitamin dan mineral yang penting dalam pembentukan sel darah merah. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 6.
Tabel 9. Rataan, Simpangan dan Nilai Koefisien Keragaman (%) Jumlah Sel Darah Merah Macaca fascicularis
Periode Perlakuan Pakan A ± SB (KK) Pakan B ± SB (KK) Pakan C ± SB (KK) --- (× 106/ml) ---4 6,69 ± 0,15 (2,20)b 7,14 ± 0,58 (8,07)a 6,44 ± 0,36 (5,63)c 5 7,07 ± 0,23 (3,18)b 7,45 ± 0,64 (8,65)a 6,99 ± 0,52 (7,38)c 6 6,57 ± 0,07 (1,02)b 6,76 ± 0,46 (6,75)a 6,16 ± 0,21 (3,33)c 7 6,33 ± 0,24 (3,86)b 6,62 ± 0,55 (8,28)a 5,10 ± 0,36 (6,04)c 8 6,41 ± 0,31 (4,83)b 6,54 ± 0,33 (5,02)a 6,11 ± 0,45 (7,43)c Keterangan: Huruf superscrip yang sama pada kolom yang berbeda menunjukkan nilai yang sama.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jumlah sel darah merah sangat nyata dipengaruhi oleh periode yang tersarang pada perlakuan pakan (P<0,01). Pemberian pakan pada periode ke-5 berbeda lebih tinggi pengaruhnya daripada periode ke-4 dan periode ke-6 berbeda lebih rendah daripada periode ke-4. Berturut-turut dari perolehan nilai rataan yang tertinggi hingga terendah periode ke-6, ke-8 dan ke-7 sama pengaruhnya. Hal ini disebabkan karena pada periode ke-5 monyet ekor panjang masih dapat menerima perlakuan pakan dan pada periode berikutnya monyet mulai mengurangi jumlah konsumsi sehingga berpengaruh terhadap jumlah sel darah merah. Pembentukan sel darah merah dipengaruhi oleh kandungan nutrisi pakan khususnya protein.
Periode obesitas empat bulan pertama menunjukkan sel darah merah sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan berenergi tinggi (P<0,01) namun tidak nyata dipengaruhi oleh periode yang tersarang pada perlakuan. Pakan B memiliki pengaruh yang paling tinggi. Jumlah sel darah merah masih dalam kisaran normal (Afiza,
30 2009). Pakan B lebih disukai oleh hewan penelitian, hal ini dapat diamati selama
penelitian berlangsung, sebagaimana yang dilaporkan oleh Oktarina (2009).
5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 4 5 6 7 8 Periode (bulan) Ju m la h S el D ara h M era h (1 0 6 /ml )
Pakan A Pakan B Pakan C Gambar 6. Grafik Jumlah Sel Darah Merah Macaca fascicularis
Monyet akan menghentikan konsumsinya jika kebutuhan energinya sudah terpenuhi (Ensminger et al., 1990). Mustaqimatin (1998) juga menyatakan, bahwa ransum yang mempunyai kandungan protein dan energi tinggi mempunyai tingkat konsumsi yang rendah. Tabel 9 dan Gambar 6 memperlihatkan adanya peningkatan dan penurunan jumlah sel darah merah namun masih dalam kisaran normal. Peningkatan atau penurunan jumlah sel darah merah dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah ras (breed), aktivitas dan ketinggian tempat (Schalm, 1975). Jumlah sel darah merah juga bisa disebabkan karena kekurangan zat gizi besi, penyakit pada sumsum tulang, kekurangan zat seperti asam folat, vitamin B12 yang diperlukan untuk pembentukan atau memproduksi sel-sel darah merah (Tumbelaka, 2005). Menurut Fortman et al. (2002), jumlah sel darah merah normal bagi Macaca fascicularis adalah 5,3×106/ml hingga 6,3×106/ml.
Kadar Hemoglobin
Perhitungan kadar hemoglobin sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,01). Pengaruh perlakuan pakan B nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pakan C (monkey chow). Pakan A berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan pakan C. Hal ini disebabkan oleh pakan B memiliki sumber nutrisi dari kuning telur yang baik untuk pembentukan darah yaitu asam amino, vitamin dan mineral. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 10.
31 Tabel 10. Rataan, Simpangan dan Nilai Koefisien Keragaman (%)
Konsentrasi Hemoglobin Macaca fascicularis
Periode Perlakuan Pakan A ± SB (KK) Pakan B ± SB (KK) Pakan C ± SB (KK) --- (g/dl) ---4 12,18 ± 0,55 (4,47)c 13,66 ± 0,66 (4,84)a 12,94 ± 1,22 (9,44)b 5 12,32 ± 0,37 (3,00)c 13,44 ± 0,92 (6,75)a 13,20 ± 1,42 (10,75)b 6 11,96 ± 0,65 (5,47)c 12,96 ± 0,77 (5,94)a 12,24 ± 0,88 (7,21)b 7 11,18 ± 0,37 (3,31)c 12,32 ± 0,81 (7,27)a 11,72 ± 0,94 (7,99)b 8 11,26 ± 0,49 (4,38)c 12,14 ± 0,72 (5,90)a 11,88 ± 1,17 (9,88)b Keterangan: Huruf superscrip yang sama pada kolom yang berbeda menunjukkan nilai yang sama.
10 11 12 13 14 4 5 6 7 8 Periode (bulan) Ka d ar He m og lo b in (g /d l)
Pakan A Pakan B Pakan C Gambar 7. Grafik Kadar Hemoglobin Macaca fascicularis
Menurut hasil analisis ragam, perbedaan kadar hemoglobin sangat nyata (P<0,01) dipengaruhi oleh periode yang tersarang pada perlakuan pakan. Pakan pada periode ke-5 sama pengaruhnya dengan periode ke-4, dilanjutkan dengan periode ke-6 yang berbeda lebih rendah pengaruhnya daripada periode ke-4. Periode ke-8 berbeda lebih rendah pengaruhnya daripada periode ke-6 dan dilanjutkan dengan periode ke-7. Antara periode ke-7 dan ke-8 memiliki pengaruh yang sama. Lebih jelas ditunjukkan pada Gambar 7.
Bahan pakan kuning telur membantu pembentukan hemoglobin sebab banyak mengandung asam amino, lemak, vitamin dan mineral. Bahan-bahan tersebut dapat membantu dalam proses pembentukan darah maupun membantu dalam proses
32 pencernaan dan penyerapan. Peningkatan jumlah sel darah merah biasanya juga
menyebabkan peningkatan kadar hemoglobin sebab hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah. Kadar hemoglobin eriode sebelumnya sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,01) namun tidak nyata dipengaruhi oleh periode yang tersarang dalam pakan. Pakan B memiliki pengaruh yang paling tinggi. Kadar hemoglobin masih dalam kisaran normal (Afiza, 2009).
Tabel 10 dan Gambar 7, setelah periode ke-5 memperlihatkan penurunan grafik pada semua jenis pakan. Namun penurunan kadar hemoglobin kedua jenis pakan formulasi masih tergolong normal karena kadar hemoglobin pakan formulasi tersebut masih berada di dalam kisaran kadar hemoglobin pakan C (monkey chow). Menurut Fortman et al. (2002), kadar hemoglobin normal bagi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) 11,0 g/dl hingga 12,4 g/dl.
Nilai Hematokrit
Berdasarkan analisis darah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), didapat hasil perhitungan nilai hematokrit sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,01). Pengaruh perlakuan pakan B nyata (P<0,05) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan C (monkey chow). Pakan A berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah bila dibandingkan dengan pakan C. Hal ini disebabkan oleh pakan B memiliki sumber nutrisi dari kuning telur yang baik untuk pembentukan darah walaupun memiliki energi pakan yang tinggi. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 11 dan Gambar 8.
Tabel 11. Rataan, Simpangan Baku dan Nilai Koefisien Keragaman Nilai Hematokrit Macaca fascicularis
Periode Perlakuan Pakan A ± SB (KK) ± SB (KK) Pakan B ± SB (KK) Pakan C --- (%) ---4 38,04 ± 1,16 (3,04)c 41,98 ± 1,72 (4,09)a 39,56 ± 3,05 (7,71)b 5 39,98 ± 0,99 (2,47)c 43,64 ± 2,68 (6,15)a 43,08 ± 3,97 (9,22)b 6 37,08 ± 1,66 (4,47)c 39,78 ± 2,33 (5,86)a 37,94 ± 2,28 (6,02)b 7 35,94 ± 1,38 (3,84)c 39,02 ± 2,40 (6,14)a 37,20 ± 2,54 (6,83)b 8 36,34 ± 2,02 (5,55)c 38,70 ± 1,31 (3,60)a 38,04 ± 3,30 (8,69)b Keterangan: Huruf superscrip yang sama pada kolom yang berbeda menunjukkan nilai yang sama.
33 Menurut hasil analisis ragam, perbedaan nilai hematokrit sangat nyata
(P<0,01) dipengaruhi oleh periode yang tersarang pada perlakuan pakan. Pakan pada periode ke-5 berbeda lebih tinggi pengaruhnya bila dibandingkan dengan periode ke-4, dilanjutkan dengan periode ke-6 yang berbeda lebih rendah pengaruhnya daripada periode ke-4. Secara berurutan dari nilai rataan tertinggi, periode ke-6, ke-8 dan ke-7 memiliki pengaruh yang sama.
30 35 40 45 4 5 6 7 8 Periode (bulan) N ila i He ma to k rit (% )
Pakan A Pakan B Pakan C Gambar 8. Grafik Nilai Hematokrit Macaca fascicularis
Tabel 11 dan Gambar 8 memperlihatkan penurunan grafik pada semua jenis pakan setelah periode ke-5. Namun penurunan nilai hematokrit kedua jenis pakan formulasi masih tergolong normal karena nilai hematokrit pakan formulasi tersebut masih berada di dalam kisaran nilai hematokrit pakan monkey chow yang juga dalam kisaran normal. Menurut Fortman et al. (2002), nilai hematokrit normal bagi Macaca fascicularis sebesar 33,1% hingga 37,5%. Periode obesitas empat bulan pertama juga memiliki nilai hematokrit yang normal (Afiza, 2009).
Mean Corpuscular Volume (MCV)
Perhitungan Mean Corpuscular Volume (MCV) sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,01). Pengaruh perlakuan pakan C (monkey chow) nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pakan B dan pakan A. Pakan A berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan pakan B. MCV dipengaruhi nilai hematokrit dan jumlah sel darah merah. Pakan monkey chow memiliki MCV lebih tinggi daripada MCV perlakuan pakan formulasi sebab jumlah
34 sel darah merah, sebagai faktor pembagi, dari pakan monkey chow paling rendah
jumlahnya daripada jumlah sel darah merah perlakuan pakan lainnya. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 12 dan grafiknya dapat dilihat pada Gambar 9.
Tabel 12. Rataan, Simpangan Baku dan Nilai Koefisien Keragaman (%) Mean Corpuscular Volume (MCV) Macaca fascicularis
Periode Perlakuan Pakan A ± SB (KK) Pakan B ± SB (KK) Pakan C ± SB (KK) (fl) ---4 56,84 ± 1,66 (2,92)c 59,00 ± 3,08 (5,21)b 61,39 ± 2,16 (3,52)a 5 56,55 ± 1,76 (3,11)c 58,75 ± 2,86 (4,87)b 61,58 ± 2,20 (3,57)a 6 56,41 ± 1,10 (3,54)c 58,89 ± 2,78 (4,72)b 61,52 ± 2,09 (3,39)a 7 56,82 ± 1,75 (3,08)c 59,04 ± 2,57 (4,35)b 62,03 ± 2,03 (3,27)a 8 56,74 ± 1,95 (3,44)c 59,22 ± 2,62 (4,42)b 62,21 ± 2,03 (3,27)a Rataan 56,67 ± 1,64 58,98 ± 2,78 61,75 ± 2,10
Keterangan: Huruf superscrip yang sama pada kolom yang berbeda menunjukkan nilai yang sama.
52 54 56 58 60 62 64 4 5 6 7 8 Periode (bulan) MC V (f l)
Pakan A Pakan B Pakan C Gambar 9. Grafik Mean Corpuscular Volume Macaca fascicularis
Menurut hasil analisis ragam, Mean Corpuscular Volume (MCV) tidak nyata (P>0,05) dipengaruhi oleh periode yang tersarang pada perlakuan pakan. Hal ini dapat dilihat pada grafik, MCV memiliki grafik yang hampir datar yang menunjukkan bahwa peningkatan atau penurunan MCV pada setiap periode tidak berarti. Disajikan pada Tabel 12, MCV perlakuan pakan formulasi lebih rendah daripada MCV pakan C (monkey chow) yang memiliki rataan sebesar 61,75 ± 2,10 fl.
35 MCV rendah menunjukkan bahwa ukuran sel darah merah pakan perlakuan
formulasi lebih kecil dari ukuran normal cenderung tergolong ke dalam anemia microcytic. Periode obesitas empat bulan pertama juga menunjukkan bahwa MCV pakan berenergi tinggi cenderung mengalami anemia micricytic (Afiza, 2009).
Mean Corpuscular Volume (MCV) menunjukkan ukuran rata-rata dari sel darah merah. MCV akan naik bila ukuran sel darah merah lebih besar dari ukuran normal (macrocytic), contohnya pada anemia yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12. MCV turun berarti ukuran sel darah merah lebih kecil dari ukuran normal (microcytic), biasanya terjadi karena defisiensi zat besi atau thalasemia (McGill Virtual Lab, 2009). Menurut Fortman et al. (2002), MCV normal bagi Macaca fascicularis sebesar 59,0 fl hingga 66,0 fl.
Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH)
Perhitungan Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH) sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,01). Pengaruh perlakuan pakan monkey chow nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pakan B dan pakan A. Pakan A berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan pakan B. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 13 dan grafiknya dapat dilihat pada Gambar 10.
Tabel 13. Rataan, Simpangan Baku dan Nilai Koefisien Keragaman (%) Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH) Macaca fascicularis
Periode Perlakuan Pakan A ± SB (KK) Pakan B ± SB (KK) Pakan C ± SB (KK) --- (ρg) ---4 18,20 ± 0,80 (4,39)c 19,22 ± 1,45 (7,54)b 20,07 ± 1,04 (5,19)a 5 17,43 ± 0,69 (3,98)c 18,12 ± 1,29 (7,12)b 18,85 ± 0,89 (4,71)a 6 18,20 ± 0,87 (4,76)c 19,21 ± 1,42 (7,40)b 19,84 ± 0,93 (4,67)a 7 17,68 ± 0,66 (3,76)c 18,66 ± 1,35 (7,23)b 19,54 ± 0,94 (4,82)a 8 17,59 ± 0,63 (3,57)c 18,59 ± 1,41 (7,57)b 19,42 ± 0,91 (4,67)a Rataan 17,82 ± 0,73 18,76 ± 1,18 19,54 ± 0,94
Keterangan: Huruf superscrip yang sama pada kolom yang berbeda menunjukkan nilai yang sama. MCH dipengaruhi kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah. Pakan monkey chow memiliki MCH lebih tinggi daripada MCH perlakuan pakan formulasi
36 sebab jumlah sel darah merah, sebagai faktor pembagi, dari pakan C (monkey chow)
paling rendah jumlahnya daripada jumlah sel darah merah perlakuan pakan lainnya. Menurut hasil analisis ragam, Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH) tidak nyata (P>0,05) dipengaruhi oleh periode yang tersarang pada perlakuan pakan. Hal ini dapat dilihat pada grafik, walaupun MCH menunjukkan peningkatan atau penurunan pada setiap periode, namun keadaan tersebut tidak berarti.
Tabel 13 menunjukkan bahwa MCH perlakuan pakan formulasi lebih rendah daripada MCH pakan monkey chow yang memiliki rataan sebesar 19,54 ± 0,94 ñg. Kondisi MCH rendah menunjukkan bahwa rendahnya oksigen yang terikat. Hasil ini memberi petunjuk bahwa monyet ekor panjang memiliki MCH lebih rendah dari nilai normal yang berarti cenderung mengalami anemia hypochromic. Periode obesitas sebelumnya juga menunjukkan bahwa MCV sangat nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan berenergi tinggi (P<0,01) dan tidak nyata dipengaruhi oleh periode yang tersarang dalam pakan (P>0,05). Pakan formulasi cenderung mengalami anemia hypocromic walaupun pakan C berada dalam kisaran yang masih normal (Afiza, 2009). 16 17 18 19 20 21 4 5 6 7 8 Periode (bulan) MC H (ρ g)
Pakan A Pakan B Pakan C
Gambar 10. Grafik Mean Corpuscular Haemoglobin Macaca fascicularis
Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH) menunjukkan rata-rata jumlah oksigen terikat hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah. MCH yang rendah mengindikasikan sel darah mengandung hemoglobin yang rendah. Hal ini disebabkan karena produksi hemoglobin yang kurang. Saat diperiksa di bawah mikroskop, sel darah terlihat pucat. MCH yang rendah ini disebut anemia
37 hypochromic. Anemia hypochromic biasanya disebabkan oleh kekurangan zat besi.
MCH biasanya akan meningkat dalam keadaan anemia macrocytic yang berhubungan dengan defisiensi vitamin B12 dan asam folat (American Association for Clinical Chemistry, 2009). Menurut Fortman et al. (2002), MCH normal bagi Macaca fascicularis sebesar 19,0 ñg hingga 21,0 ñg.
Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC)
Berdasarkan analisis ragam monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), didapat hasil bahwa Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC) tidak nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P>0,05), namun sangat nyata dipengaruhi oleh periode yang terserang pada perlakuan pakan. Perlakuan pakan tidak mempengaruhi MCHC menunjukkan bahwa pakan masih menyebabkan rata-rata konsentrasi hemoglobin pada setiap darah merah dalam keadaan berimbang. Hal ini juga disebabkan oleh kadar hemoglobin dan nilai hematokrit yang normal sehingga keadaan MCHC juga normal. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 14 dan Gambar 11. Tabel 14. Rataan, Simpangan Baku dan Nilai Koefisien Keragaman (%)
Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC) Macaca fascicularis Periode Perlakuan Pakan A ± SB (KK) ± SB (KK) Pakan B ± SB (KK) Pakan C --- (g/dl) ---4 32,01 ± 0,65 (2,02) 32,54 ± 0,89 (2,72) 32,67 ± 0,73 (2,22) 5 30,82 ± 0,70 (2,25) 30,79 ± 0,76 (2,45) 30,61 ± 0,73 (2,37) 6 32,25 ± 0,73 (2,27) 32,60 ± 1,23 (3,76) 32,24 ± 0,62 (1,92) 7 31,12 ± 0,51 (1,63) 31,57 ± 0,98 (3,09) 31,49 ± 0,56 (1,79) 8 31,00 ± 0,56 (1,79) 31,36 ± 1,08 (3,44) 31,20 ± 0,59 (1,89)
Hasil uji lanjut menyatakan bahwa periode ke-4 dan ke-6 memiliki pengaruh yang sama. Kedua periode tersebut lebih tinggi berpengruh bila dibandingkan dengan periode ke-7 dan ke-8. Periode ke-7 dan ke-8 ini memiliki pengaruh yang sama. Periode ke-5 memiliki pengaruh yang berbeda dan paling rendah daripada periode lainnya. MCHC pada periode obesitas empat bulan pertama tidak dipengaruhi oleh
38 perlakuan pakan dan sangat nyata dipengaruhi oleh periode perlauan pakan. MCHC
masih dalam kisaran normal (Afiza, 2009).
30 30 31 31 32 32 33 33 4 5 6 7 8 Periode (bulan) MC H C (g /d l)
Pakan A Pakan B Pakan C
Gambar 11. Grafik Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration Macaca fascicularis
Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration (MCHC) merupakan konsentrasi hemoglobin rata-rata pada setiap sel darah merah. Penurunan nilai MCHC (hypochromia) terlihat pada kondisi hemoglobin dalam sel darah merah yang encer. Hal ini dapat terjadi karena anemia defisiensi zat besi dan thalasemia. Peningkatan nilai MCHC (hyperchromia) terlihat pada kondisi hemoglobin dalam sel darah merah yang pekat. Hemoglobin yang pekat dalam darah terjadi pada pasien yang mengalami kebakaran (luka bakar berat), kelainan bawaan spherocytosis (American Association for Clinical Chemistry, 2009). Menurut Fortman et al. (2002), MCHC normal bagi Macaca fascicularis sebesar 32,0 g/dl hingga 35,0 g/dl.
Diferensiasi Sel Darah Putih
Darah putih idientik dengan sistem pertahanan tubuh. Umumnya sel darah putih berfungsi untuk mengatasi serangan benda asing yang masuk ke dalam tubuh misalnya serangan virus, alergen, bakteri, mikroorganisme, parasit dan jamur. Sel darah putih itu sendiri terbagi atas lima tipe dasar yaitu eosinofil, basofil, neutrofil, monosit dan limfosit. Fungsi dari masing-masing jenis sel berbeda namun ada yang berfungsi hampir sama. Pemberian pakan berenergi tinggi diharapkan tidak mengganggu kesehatan tubuh monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Gangguan kesehatan ini dapat diketahui melalui perhitungan jumlah diferensiasi sel darah putih.
39 Periode empat bulan pertama menunjukkan bahwa diferensiasi sel darah putih
monyet ekor panjang tidak nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan maupun periode yang tersarang dalam pakan (P<0,01). Terjadi peningkatan dan penurunan nilai namun masih dalam kisaran yang dapat ditoleransi sehingga tidak menyebabkan gangguan fisilogis (Afiza, 2009).
Jumlah Neutrofil
Berdasarkan analisis ragam, jumlah neutrofil tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan maupun periode yang tersarang pada perlakuan pakan (P>0,05). Tabel 15 menunjukkan rataan, simpangan baku dan nilai koefisien keragaman dari jumlah neutrofil. Jumlah neutrofil yang sama dapat mengartikan bahwa pemberian pakan berenergi tinggi ataupun periodenya tidak mengganggu keadaan kesehatan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
Tabel 15. Rataan, Simpangan Baku dan Nilai Koefisien Keragaman Jumlah Neutrofil Macaca fascicularis
Periode Perlakuan Pakan A ± SB (KK) Pakan B ± SB (KK) Pakan C ± SB (KK) --- (%) ---4 46,60 ± 7,70 (16,52) 46,00 ± 13,95 (30,32) 42,20 ± 12,70 (24,99) 5 46,60 ± 7,13 (15,29) 46,20 ± 18,70 (40,48) 36,00 ± 13,10 (36,38) 6 48,20 ± 4,82 (9,99) 50,80 ± 16,72 (32,92) 43,00 ± 15,39 (35,80) 7 37,20 ± 9,42 (25,32) 46,00 ± 13,98 (30,40) 37,00 ± 14,11 (38,13) 8 39,20 ± 3,42 (8,73) 39,80 ± 14,60 (36,69) 42,60 ± 22,80 (53,60) Rataan 43,56 ± 6,50 45,76 ± 15,57 40,16 ± 15,62
Gambar 12 menunjukkan bahwa jumlah neutrofil terjadi peningkatan dan penurunan yang tidak berbeda dan masih dalam kisaran normal 40,16 ± 15,62 %. Hal ini menunjukkan bahwa monyet ekor panjang dalam keadaan sehat dan tidak terserang bakteri. Jumlah neutrofil normal yaitu antara 35% hingga 61% (Fortman et al., 2002). Jumlah neutrofil paling banyak dari total sel darah putih yaitu berkisar antara 50% hingga 70% dan mudah dikenali dengan adanya nukleus bersegmen tiga atau lima di dalam sitoplasmanya (Silverthorn dan Pearson, 2009).
40 30 35 40 45 50 55 4 5 6 7 8 Periode (bulan) Ju m la h N eu tro fi l (% )
Pakan A Pakan B Pakan C Gambar 12. Grafik Jumlah Neutrofil Macaca fascicularis
Koefisien keragaman yang tinggi dapat mengartikan bahwa antar individu monyet ekor panjang yang menerima perlakuan pakan yang sama belum tentu memiliki respon yang sama terhadap pakan tersebut. Jumlah neutrofil yang dimiliki antar individu tidak seragam, juga dapat menyatakan bahwa monyet ekor panjang adalah hewan yang memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Neutrofil merupakan salah satu tipe dari sel darah putih yang memiliki peranan penting dalam melindungi tubuh guna melawan penyakit dan infeksi. Neutrofil dikenal sebagai garis pertahanan pertama yang bekerja sangat cepat bila terdapat mikroorganisme asing atau agen penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Neutrofil memiliki kemampuan ke luar dari sirkulasi darah menuju jaringan tempat terjadinya infeksi sebagai respon terhadap infeksi tersebut melalui proses fagositosis dan membersihkan sisa jaringan yang rusak (Guyton dan Hall, 2007). Sebagai efek dari fagositosis bakteri dan pertikel asing tersebut, neutrofil melepaskan sitokinin yang dapat menyebabkan tubuh membengkak serta terasa panas (Silverthorn dan Pearson, 2009).
Jumlah Eosinofil
Berdasarkan analisis ragam, jumlah eosinofil tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan maupun periode yang tersarang pada perlakuan pakan (P>0,05). Tabel 16 menunjukkan rataan, simpangan baku dan nilai koefisien keragaman dari jumlah eosinofil. Jumlah eosinofil yang sama dapat mengartikan bahwa pemberian
41 pakan berenergi tinggi ataupun periodenya tidak mengganggu keadaan kesehatan
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
Gambar 13 menunjukkan bahwa jumlah eosinofil terjadi peningkatan dan penurunan yang tidak berbeda dan masih dalam kisaran normal 2,24 ± 1,69 %. Hal ini menunjukkan bahwa monyet ekor panjang dalam keadaan sehat dan tidak terserang parasit serta pakan tidak mengandung bahan alergen. Jumlah eosinofil normal yaitu antara 1,3% hingga 9,1% (Fortman et al., 2002).
Tabel 16. Rataan, Simpangan Baku dan Nilai Koefisien Keragaman Jumlah Eosinofil Macaca fascicularis
Periode Perlakuan Pakan A ± SB (KK) Pakan B ± SB (KK) Pakan C ± SB (KK) --- (%) ---4 3,20 ± 1,79 (55,90) 2,60 ± 1,67 (64,36) 2,80 ± 1,79 (63,89) 5 2,60 ± 1,95 (74,98) 3,60 ± 2,19 (60,86) 1,40 ± 0,89 (63,89) 6 2,80 ± 1,92 (68,70) 1,40 ± 1,52 (108,33) 2,40 ± 1,52 (63,19) 7 3,80 ± 2,05 (53,93) 3,40 ± 2,88 (84,73) 1,40 ± 1,67 (119,52) 8 5,00 ± 2,35 (46,90) 3,20 ± 1,79 (55,90) 3,20 ± 2,59 (80,89) Rataan 3,48 ± 2,01 2,84 ± 2,01 2,24 ± 1,69 0 1 2 3 4 5 6 4 5 6 7 8 Periode (bulan) Jum lah E os inof il (% )
Pakan A Pakan B Pakan C Gambar 13. Grafik Jumlah Eosinofil Macaca fascicularis
Koefisien keragaman yang tinggi dapat mengartikan bahwa antar individu monyet ekor panjang yang menerima perlakuan pakan yang sama belum tentu memiliki respon yang sama terhadap pakan tersebut. Jumlah eosinofil yang dimiliki
42 antar individu tidak seragam, juga dapat menyatakan bahwa monyet ekor panjang
adalah hewan yang memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap parasit atau bahan alergen.
Eosinofil adalah tipe sel darah putih yang memiliki granula merah muda terang di dalam sitoplasmanya. Eosinofil berfungsi untuk melawan parasit dan mengatasi reaksi alergen. Eosinofil banyak ditemukan pada saluran pencernaan, paru-paru, seluran reproduksi dan saluran urin, jaringan ikat kulit atau lokasi lain tergantung dari serangan parasit. Eosinofil jarang terdapat pada sirkulasi darah yaitu hanya 1% hingga 3% dari total sel darah putih (Silverthorn dan Pearson, 2009). Eosinofil mempunyai kecenderungan untuk berkumpul dalam jaringan yang mengalami reaksi alergik, juga memfagositosis dan menghancurkan kompleks antibodi-alergen sehingga mencegah penyebaran proses peradangan setempat (Guyton dan Hall, 2007).
Jumlah Basofil
Berdasarkan perhitungan jumlah basofil selama penelitian, tidak ditemukan adanya basofil. Hal ini mengartikan bahwa pemberian pakan berenergi tinggi tidak mengganggu keadaan kesehatan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Basofil sangat jarang ditemukan di darah yaitu 0% hingga 0,2% dari total sel darah putih (Fortman et al., 2002).
Basofil dibentuk di sumsum tulang merah dan kemampuan fagositiknya hampir tidak ada. Peningkatan jumlah basofil merupakan indikasi adanya peradangan akut yang menyebabkan reaksi hipersensitivitas dan adanya infeksi saluran pernafasan dan kerusakan jaringan yang hebat (Tizard, 1982). Basofil melepaskan bahan kimia yang menyebabkan peradangan. Granula dari sel ini mengandung histamin, heparin (adalah antikoagulan yang mencegah pembekuan darah), sitokinin dan bahan kimia lain yang berperan mengatasi alergi dan sebagai respon imun (Silverthorn dan Pearson, 2009).
Jumlah Limfosit
Berdasarkan analisis ragam, jumlah limfosit tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan maupun periode yang tersarang pada perlakuan pakan (P>0,05). Tabel 17 menunjukkan rataan, simpangan baku dan nilai koefisien keragaman dari jumlah limfosit. Jumlah limfosit yang tidak berbeda dapat mengartikan bahwa pemberian
43 pakan berenergi tinggi ataupun periodenya tidak mengganggu keadaan kesehatan
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).
Gambar 14 menunjukkan bahwa jumlah limfosit terjadi peningkatan dan penurunan yang tidak berbeda dan masih dalam kisaran normal 56,56 ± 14,70 %. Hal ini menunjukkan bahwa monyet ekor panjang dalam keadaan sehat dan memiliki sistem imun yang baik. Jumlah limfosit normal yaitu antara 34% hingga 56% (Fortman et al., 2002).
Tabel 17. Rataan, Simpangan Baku dan Nilai Koefisien Keragaman Jumlah Limfosit Macaca fascicularis
Periode Perlakuan Pakan A ± SB (KK) Pakan B ± SB (KK) Pakan C ± SB (KK) --- (%) ---4 49,60 ± 8,88 (17,90) 49,80 ± 11,48 (23,04) 53,60 ± 12,76 (23,80) 5 49,20 ± 8,17 (16,60) 48,80 ± 19,25 (39,45) 61,40 ± 13,13 (21,38) 6 48,40 ± 3,85 (7,95) 47,80 ± 17,24 (36,07) 53,00 ± 13,82 (26,08) 7 58,60 ± 10,43 (17,80) 49,80 ± 14,24 (28,59) 61,20 ± 13,29 (21,72) 8 55,40 ± 4,56 (8,23) 56,20 ± 12,79 (22,77) 53,60 ± 20,50 (38,25) Rataan 52,24 ± 7,18 50,48 ± 15,00 56,56 ± 14,70