• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah dan Perkembangan Savera Reptile

Pembentukan Savera Reptile dilatar belakangi atas dasar hobie bapak Robert dalam memelihara hewan reptil, adapun hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai ketidak puasan bapak Robert terhadap pelayanan dan ketersediaan hewan reptil yang di perjualbelikan sebelumnya oleh beberapa pedagang hewan reptil di Indonesia. Pada awalnya Savera merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang perikanan atau yang biasa dikenal dengan Savera Aquarium dan di pimpin oleh ayah dari bapak Robert. Setelah itu pada tanggal 21- Desember-2007 diresmikanlah suatu cabang usaha yang di pimpin oleh Bapak Robert yaitu Savera Reptile. Pada awalnya Savera Reptile menjual beberapa hewan reptil lokal yang didapatnya dari beberapa daerah di Indonesia, namun semakin berkembangnya zaman dan permintaan pasar yang semakin bervariatif menuntut Savera Reptil untuk menyediakan produk-produk hewan reptil impor dari beberapa negara seperti Africa, Inggris, Australia dan beberapa negara lain yang memiliki komoditas hewan reptil yang eksotik.

Dalam usahanya, Savera Reptile dapat dilihat pada gambar 9 yang berlokasi di Jalan Kartini Raya No. 55 Jakarta Pusat. Kota Jakarta, Indonesia, dengan kepemilikan lahan usaha seluas 120m2. Savera Reptile mempunyai kerja sama dengan produk Mclanzoo/Meizu dari China dalam penyediaan peralatan

penunjang pemeliharaan reptil. Untuk produk penunjang lain seperti aksesoris media pemeliharaan reptil, Savera Reptil bekerja sama dengan pengrajin- pengrajin di kota yogyakarta dalam penyediaannya. Adapun suplay produk reptil yang di perjualbelikan berasal dari peternak-peternak reptil yang ada di Indonesia serta Importir reptil seperti World Of Reptile, Exo Reptile, dan Enzick Reptile.

Visi, Misi dan Motto Savera Reptile

Usaha tersebut memiliki Visi sebagai penyedia kebutuhan penghobi hewan reptile serta menjadi salah satu penjual produk reptil terbesar di Indonesia. Misi yang diterapkan oleh Savera Reptile antara lain:

1. Mengenalkan berbagai jenis hewan reptil baik lokal maupun mancanegara 2. Menjadi penjual reptil terlengkap yang menyediakan seluruh kebutuhan

pasar

3. Mampu bekerja sama dengan seluruh komunitas pecinta reptil dalam kegiatan penunjang pemasaran hewan reptil

4. Memberikan yang terbaik dengan kualitas produk yang memuaskan pasar Moto yang diterapkan oleh Savera Reptile ialah “Melayani dengan profesionalitas dan menjadi yang terdepan”. Moto tersebut mencakup keramah- tamahan serta pemberian informasi yang lengkap kepada pasar mengenai kualitas,cara pemeliharaan, serta seluruh pelayanan terhadap hewan reptil yang akan dipelihara.

Organisasi dan Sumberdaya Manusia

Struktur organisasi yang dipergunakan oleh Savera Reptil adalah struktur fungsional. Menurut Reksohadiprodjo (1992), struktur fungsional mengelompokan tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan sejenis kedalam unit-unit organisasi yang terpisah. Keuntungannya yaitu meningkatkan pengembangan keahlian fungsional, adanya efisiensi melalui spesialisasi, membedakan dan mendelegasikan keputusan operasional harian, dan menjaga pemusatan pengendalian keputusan strategis. Sedangkan kelemahannya yaitu menyebabkan spesialisasi yang sempit dan persaingan atau konflik fungsional, kesulitan dalam koordinasi fungsional dan pengembalian keputusan antar fungsi. Struktur organisasi Savera Reptil dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Struktur Organisasi Savera Reptile

Struktur organisasi pada Gambar 10 memiliki peranan penting dalam setiap bagian, peranan tersebut antara lain:

1. Direktur bertindak memberikan informasi kepada manajer umum, seperti adanya event atau struktur penjualan pada Savera Reptile. Selain itu memberikan persetujuan terhadap sebuah keputusan dan mengatur bagian- bagian yang berada di bawahnya.

2. Manajer Umum bertindak sebagai orang yang mengkoordinasikan kegiatan yang dimandatkan oleh direktur serta menentukan produk yang di terima oleh pasar.

3. Bidang keuangan bertugas mencatat aliran kas masuk dan kas keluar terkait aktivitas pada Savera Reptile, serta memegang buku penjualan dan pembelian produk. Dana yang dibutuhkan oleh pelaksana harus melalui bidang keuangan terlebih dahulu.

4. Bidang pemasaran bertugas membuat pemikiran-pemikiran yang dapat menginformasikan kepada pembeli terkait dengan kemajuan Savera Reptile.

5. Bidang Perawatan bertugas sebagai penanggung jawab produk yang akan di perjual belikan ke pasar terkait dengan pemeliharaan dan pengembangan produk.

6. Bagian lapang bertugas menangani langsung pembeli yang datang ke- Savera Reptile serta merawat produk-produk yang di jual.

Kegiatan Penjualan Reptil di Savera Reptile

Kegiatan penjualan reptil di Savera Reptile terdiri dari 5 (kegiatan) penunjang penjualan. Kegiatan survey pasar, pembelian stok reptil, penyediaan media pemeliharaan, penentuan harga jual, dan pemasaran produk.

1. Kegiatan Survey Pasar

Survey pasar adalah suatu kegiatan yang di terapkan oleh Savera Reptile sebelum melakukan pembelian atau penyediaan produk reptil yang akan di

Direktur Manajer Umum Bidang Keuangan Bidang Pemasara n Bidang Perawatan Bagian Lapangan

tawarkan kepada pasar. Pada kegiatan ini ibu Lyna sebagai manager umum Savera Reptile bertugas sebagai orang yang mengecek kebutuhan apa saja yang di butuhkan oleh pasar, serta jenis reptil apa saja yang sedang di minati oleh pasar. Cara-cara yang dilakukan oleh ibu Lyna antara lain: - Menghubungi komunitas-komunitas reptil terdekat mengenai jenis

reptil apa saja yang kemungkinan akan diminati oleh anggota komunitas tersebut saat ini dan kedepannya.

- Survey pada situs-situs penjualan reptil mengenai produk-produk yang sedang di cari oleh pasar dan produk apa saja yang banyak di jual di situs tersebut.

- Analisis trend jenis hewan reptil yang akan di minati pasar 2. Pembelian Stock

Pembelian stock adalah kegiatan yang dilakukan setelah melakukan survey pasar. Proses kegiatan pembelian produk reptil itu sendiri meliputi proses pencarian, pemesanan, pengecekan, dan pembayaran produk reptil.

- Proses pencarian: proses ini dilakukan dengan menghubungi suplayer yang telah bekerjasama dengan Savera Reptile mengenai barang yang tersedia dan yang akan datang.

- Pemesanan: proses pemesanan dilakukan apabila produk reptil yang sedang dicari tidak tersedia. Biasanya proses pemesanan dilakukan selama 30-45 hari terhitung sejak pemesanan hewan reptil tersebut. - Pengecekan: proses pengecekan produk reptil dilihat ketika produk

reptil yang telah di pesan sudah datang. Pengecekan hewan reptil itu sendiri meliputi kesehatan produk dan tingkat kemulusan produk tersebut.

- Pembayaran produk reptil: proses pembayaran kepada suplayer yang dilakukan oleh Savera Reptile meliputi pembayaran cash dan pembayaran bertenggang yaitu terkait dengan jangka waktu yang telah disepakati di awal transaksi.

3. Penyediaan Media Pemeliharaan

Penyediaan media pemeliharaan di Savera Reptil di sediakan oleh bagian lapang. Hal-hal yang harus di sediakan antara lain penyediaan akuarium/gex sebagai media reptil, penyediaan alas (tergantung jenis reptil tersebut), pemberian pakan, serta memilah produk yang akan di display. 4. Penentuan Harga Jual

Penentuan harga jual dilakukan dengan melihat beberapa aspek, yaitu: - Menghitung modal pembelian produk

- Menghitung estimasi pengeluaran dari setiap produk reptil - Penentuan persen (%) keuntungan

5. Pemasaran Produk

Kegiatan pemasaran dilakukan setelah ditetapkan harga jual dari suatu produk reptil. Pada kegiatan pemasaran ini pihak Savera Reptile menginformasikan jenis produk, kondisi lengkap, stock tersedia, dan harga yang di jual melalui media internet seperti Facebook, Toko Bagus, Reptile X, dan web pribadi milik Savera Reptil. untuk teknologi telekomunikasi Savera Reptile menggunakan Blackberry Mesangger, Whatsap, dan Line.

Jenis dan Jumlah Reptil di Savera Reptile

Dari hasil pengamatan dilapangan, pada Savera Reptil terdapat beberapa jenis produk reptil yang di tawarkan. Adapun produk yang di perjualbelikan terdiri dari 3 (tiga) kelompok besar yaitu ular, kura-kura, dan kadal. Dalam pengambilan data dilapangan menggunakan data mingguan selama 20 minggu pada periode bulan Desember 2013-April 2014. Adapun jenis barang yang masuk ke-Savera Reptil dapat kita lihat pada Lampiran 1.

Dari data di tersebut kita dapat melihat banyaknya produk reptil yang masuk dan keluar akibat adanya tindakan jual-beli yang dilakukan oleh Savera Reptile. Pada komoditi jenis reptil ular, produk yang memiliki stok terbesar di Savera Reptil adalah jenis ular Boa Constrictor Imperator. Pada minggu pertama terdapat stok sebanyak 7 (tujuh) untuk jenis Boa Constrictor Imperator, sedangkan jika kita lihat pada minggu ke-dua merupakan minggu terbesar masuknya jenis reptil tersebut. Sebanyak 200 ekor Boa Constrictor Imperator masuk ke Savera Reptil. Jenis reptil lain yang dimiliki dan merupakan stok terbesar ke-dua ialah jenis Molurus Python. Pada minggu ke-lima belas terdapat 150 ular molurus python albino dan hypo yang masuk. Jika di amati lebih mendalam Savera Reptile memiliki keunggulan untuk jenis ular Boa Constrictor Imperator dan ular Molurus Python. Dari hasil penelitian diketahui jenis ular unggulan yang di perjualbelikan di Savera Reptile reptile ialah ke-dua jenis ular tersebut. Hal tersebut dikarenakan pada jenis ular Boa Constrictor Imperator dan Molurus Python merupakan jenis yang diminati oleh penghobie reptil.

Untuk jenis hewan reptil kura-kura, jenis yang paling banyak dimiliki Savera Reptile ialah jenis kura-kura Indian Star. Jenis unggulan yang sangat diminati penghobie reptil kura-kura tersebut dikarenakan harganya yang cenderung lebih terjangkau dibandingkan jenis kura-kura darat lainnya. Oleh sebab itu bisa dilihat pada tabel tersebut minggu ke-4 (empat) terdapat 100 jenis kura-kura tersebut yang masuk ke Savera Reptil. Untuk jenis kura-kura air yang memiliki stok terbesar adalah jenis kura-kura Common Snapping yaitu 30 stock tersedia di minggu ke-15 (lima belas). Menurut pengamatan, jenis kura-kura Common Snapping merupakan salah satu jenis reptil asal Indonesia yang di ekspor ke negara-negara tetangga seperti amerika, malaysia, china, dll.

Jenis reptil lain yang dimiliki oleh Savera Reptile adalah jenis kadal. Stock terbesar yang dimiliki Savera Reptile adalah jenis kadal Savanah Monitor. Savanah Monitor merupakan jenis kadal yang di impor dari afrika dan merupakan jenis reptil yang mudah jinak dan oleh karena itu menurut Savera Reptile memiliki nilai tambah tersendiri oleh penghobie reptil. Pada minggu pertama Sebanyak 200ekor jenis Savanah Monitor tersedia di Savera Reptile dan minggu ke-7 (tujuh) produk tersebut sudah dapat dikatakan habis. Hal tersebut menggambarkan jenis tersebut merupakan jenis unggulan yang di perjual belikan di Savera Reptil.

Identifikasi Sumber Resiko di Savera Reptile

Risiko yang dihadapi sebuah usaha perlu untuk diidentifikasi agar dapat ditangani dan diketahui status dari risiko tersebut. Risiko dapat mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh Savera Reptil, sehingga proses identifikasi penting

untuk dilakukan agar dapat mengetahui penanganan yang seharusnya dilakukan. Identifikasi dilakukan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui pengamatan langsung di lokasi penelitian pada setiap unit dan melalui kegiatan wawancara, serta melihat laporan penjualani yang pernah ada sebelumnya.

Identifikasi risiko penjualan pada hewan reptil di Savera Reptil, yaitu dengan mengamati semua kegiatan yang dilakukan saat pembelian produk reptil yang akan di jual hingga produk reptil tersebut terjual pada periode bulan Desember 2013 sampai April 2014. Risiko harga tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan jumlah reptil yang masuk dengan jumlah reptil yang terjual. Perbedaan jumlah tersebut menunjukkan adanya tingkat tidak terjual dalam jangka waktu tertentu serta fluktuasi harga yang terjadi dan disebabkan oleh beberapa sumber risiko. Pada penelitian ini, sumber risiko yang diidentifikasi dan dimasukkan ke dalam sumber risiko penjualan yang dihadapi Savera Reptil merupakan sumber risiko yang berpengaruh langsung terhadap kematian hewan reptil, tidak terjualnya hewan reptil tersebut serta fluktuasi penjualan hewan reptil. Beberapa kemungkinan sumber-sumber risiko utama yang mempengaruhi risiko harga dari hewan reptil di Savera Reptile. Dari hasil pengamatan ditemukan 5 (lima) sumber risiko yang dapat mempengaruhi fluktuasi dari penjualan hewan reptil. Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi, yaitu tampilan fisik produk, persaingan pasar, serangan penyakit, pemeliharaan, dan daya beli masyarakat. Adapun penjelasan dari identifikasi sumber-sumber risiko tersebut, yaitu:

1. Tampilan fisik produk

Kualitas dari hewan reptil di tandai dari beberapa aspek. Adapaun aspek- aspek yang menggambarkan suatu produk reptil memiliki kualitas yang dilihat dari tampilan fisik produk yang baik atau tidak antaralain:

a. Ukuran Produk

Pada hewan reptil ukuran dari produk reptil dapat menggambarkan suatu produk bisa dikatakan baik atau tidak. Apabila ukuran produk yang di suplay ke-Savera Reptile sesuai dengan permintaan yang sebelumnya telah di survey akibat permintaan pasar, maka memungkinkan adanya kepastian pasar akibat kualitas produk itu sendiri. Dari hasil wawancara dengan pemilik Savera Reptile, sering kali terjadi ketidaksesuaian ukuran produk seperti terlalu kecilnya produk atau terlalu besarnya produk reptil itu sendiri.

b. Corak Produk

Corak merupakan hal penentu dalam penentuan suatu produk reptil memiliki kualitas yang baik atau tidak. Adapun penentuan corak hewan reptil yang dikatakan baik apabila memiliki corak yang jarang ditemui dari hewan reptil tersebut. Adapun istilah yang sering digunakan adalah Stripe, Granit Back, Tembus, dan Simetris.

c. Produk Cacat

Produk yang cacat merupakan produk yang masuk ke-Savera Reptile dengan kekurangan tertentu seperti tumpul, atau kulit terkelupas. Untuk produk yang memiliki tumpul biasanya tidak dilakukan pengembalian produk. Namun untuk cacat pada bagian kulit akan dikembalikan.

Kualitas produk yang buruk berasal dari proses pembelian produk melalui kegiatan penyortiran yang kurang benar. Jumlah produk yang memiliki kualitas rendah diketahui pada saat barang sampai ke-Savera Reptile, karena pada saat itu

produk disortir kembali. Produk dengan tampilan fisik yang kurang bagus tersebut dimasukan ke dalam sumber risiko yang dihadapi Savera Reptile. Produk dengan tampilan fisik yang kurang baik dan telah dibeli akan memakan waktu untuk dapat terjual dan akan menambah biaya variabel yang dibutuhkan selama pemeliharaan, oleh karena itu jumlah produk dengan kualitas rendah dapat mengurangi pendapatan yang seharusnya diterima penjual, sehingga jumlah produk yang ditemukan cacat saat penyortiran dianggap ke dalam produk yang lama terjual. Adapun jumlah produk yang memiliki tampilan fisik yang kurang baik dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Reptil Tidak Terjual Akibat Sumber Risiko Tampilan Fisik Produk

Minggu Ke- Total Reptil Tersedia Total Tidak Terjual

Reptil Tidak Terjual Akibat Tampilan Fisik Produk Jumlah (ekor) Persentase (%)*

1 514 270 11 4,07 2 553 19 4 21,00 3 225 125 4 3,20 4 298 92 22 23,91 5 204 32 7 21,87 6 174 64 12 18,75 7 110 43 5 10,20 8 114 67 7 10,44 9 269 113 12 10,71 10 156 45 12 26,67 11 167 34 5 14,70 12 133 28 8 28,57 13 105 33 13 39,39 14 72 58 9 15,52 15 361 125 14 11,20 16 236 64 22 34,37 17 269 155 32 20,64 18 113 88 10 11,36 19 243 83 22 26,50 20 194 33 15 45,45

*angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama berasal dari hasil pembagian antara jumlah tidak terjual akibat sumber risiko tertentu dibagi total tidak terjual yang terjadi.

Berdasarkan Tabel 6 pengaruh sumber risiko tampilan fisik produk terhadap tidak terjualnya hewan reptil berkisar antara 0 persen sampai 45,45 persen. Persentase tersebut merupakan hasil pembagian antara jumlah reptil tidak terjual akibat sumber risiko kualitas produk dengan total reptil tidak terjual pada minggu tertentu. Data pada Tabel di atas tersebut berasal dari pengamatan yang dilakukan pada penjualan reptil selama 20 minggu.

Data penjualan pada penelitian ini berasal dari pengamatan yang dilakukan selama 20 minggu pada bulan Desember 2013-April 2014. Pada bulan Desember 2013-April 2014 ini produk reptil yang masuk cukup tinggi, hampir setiap minggu

mulai dari 07 Desember 2013- 27 April 2014 produk impor maupun lokal banyak berdatangan. Masuknya produk reptil tersebut berkaitan erat dengan permintaan pasar yang cukup tinggi serta estimasi produk yang dicari oleh pasar dan sebelumnya sudah di adakan identifikasi awal oleh Savera Reptile.

2. Persaingan Pasar

Persaingan pasar merupakan salah satu sumber risiko penjualan yang sangat berpengaruh pada fluktuasi penjualan reptile di Savera Reptile. Sumber risiko persaingan pasar didasari pada adanya reptil yang tidak terjual akibat masuknya jenis hewan reptil pada beberapa pesaing atau penjual hewan reptil lain yang mengakibatkan munculnya persaingan harga dengan kualitas reptil yang variatif. Salah satu contohnya ialah apabila pengusaha A memiliki produk dengan jenis yang sama dengan Savera Reptile akan muncul persaingan harga pada masing-masing produk tersebut yang nantinya akan mempengaruhi terjualnya suatu produk reptile.

Dari hasil pengamatan, diketahui terdapat puluhan penjual hewan reptil di Kota Jakarta. Adapun pesaing terbesar hewan reptil di kota Jakarta antara lain, yaitu:

a. Toko Reptile: Kemang, Jakarta Selatan b. Exo Reptile: Jl. Kartini Raya, Jakarta Pusat c. 3Torto: Kemang, Jakarta Selatan

d. Bopinz Reptile: Jl. Kartini Raya, Jakarta Pusat

Persaingan pasar hewan reptil merupakan salah satu sumber risiko terbesar yang dapat mempengaruhi risiko penjualan dari produk reptil itu sendiri. Pada pengamatan dilapangan banyak tergambar persaingan antara penjual hewan reptil yang satu dengan yang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan / selisih harga yang ditawarkan untuk produk hewan reptil yang sama. Berikut adalah gambaran dampak risiko yang ditimbulkan dari persaingan pasar yang dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Reptil Tidak Terjual Akibat Sumber Risiko Persaingan Pasar Minggu Ke- Total Reptil Tersedia Total Tidak Terjual

Reptil Tidak Terjual Akibat Persaingan Pasar

Jumlah (ekor) Persentase (%)*

1 514 270 115 42,60 2 553 19 8 42,10 3 225 125 76 60,80 4 298 92 43 46,73 5 204 32 13 40,62 6 174 64 27 42,19 7 110 43 22 51,20 8 114 67 25 37,31 9 269 113 65 57,52 10 156 45 16 35,55 11 167 34 13 38,23 12 133 28 12 42,86 13 105 33 7 21,21 14 72 58 32 55,17 15 361 125 71 56,80 16 236 64 15 23,44 17 269 155 81 52,26 18 113 88 37 42,04 19 243 83 39 47,00 20 194 33 7 21,21

*angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama berasal dari hasil pembagian antara jumlah tidak terjual akibat sumber risiko tertentu dibagi total tidak terjual yang terjadi.

Berdasarkan Tabel 7 pengaruh sumber risiko persaingan pasar sangatlah besar. Kita dapat melihat bahwa pengaruhnya terhadap tidak terjualnya produk reptil berkisar antara 0 persen sampai 60,80 persen dari total tidak terjual yang terjadi. Pengamatan tersebut dilakukan pada bulan Desember 2013-April 2014. Data penjualan pada penelitian ini berasal dari pengamatan yang dilakukan selama 20 minggu dan sejak proses pemesanan produk reptil hingga produk tersebut di pasarkan. Salah satu hal yang paling di waspadai oleh pihak Savera Reptile merupakan risiko persaingan pasar, karena risiko ini sebelumnya merupakan risiko terbesar dalam penjualan reptil. Hal tersebut dapat kita lihat bahwa pada minggu ke-3, sebesar 60,80 persen produk yang tidak terjual, akibat risiko tersebut.

3. Serangan Penyakit

Serangan penyakit merupakan salah satu aspek terpenting yang sering sekali pada pengusaha reptil, hal tersebut biasanya terjadi akibat fluktuasi suhu / cuaca yang ekstrim dan adanya penyakit bawaan yang sudah di derita sebelum masuk ke-Savera Reptile. Tidak jarang serangan penyakit terhadap hewan reptil sehingga terjadi kematian hewan reptil tersebut.

Penyakit merupakan kendala yang sering timbul dalam penjualan hewan reptil. Pengetahuan mengenai sumber penyakit sangat membantu upaya pengobatan dan menentukan pencegahan serangan suatu penyakit yang mungkin dialami hewan reptil. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan responden, penyakit merupakan salah satu sumber risiko harga yang dihadapi Savera Reptil. Penyakit yang tidak ditangani dengan benar akan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi hewan reptil dan proses penjualan hewan reptil menjadi tersendat, sehingga diperlukan penanganan yang tepat agar pencegahan dapat dilakukan sebelum penyakit menyerang hewan reptil.

Tabel 8 Reptil Tidak Terjual Akibat Sumber Risiko Serangan Penyakit

Minggu Ke- Total Reptil Tersedia Total Tidak Terjual

Reptil Tidak Terjual Akibat Serangan Penyakit Jumlah (ekor) Persentase

(%)* 1 514 270 23 15,97 2 553 19 1 5,26 3 225 125 6 13,33 4 298 92 12 13,43 5 204 32 5 15,62 6 174 64 1 1,56 7 110 43 3 6,97 8 114 67 6 8,95 9 269 113 6 5,31 10 156 45 10 22,22 11 167 34 5 14,70 12 133 28 2 7,14 13 105 33 7 21,21 14 72 58 5 8,62 15 361 125 24 19,20 16 236 64 12 18,75 17 269 155 3 1,93 18 113 88 12 13,63 19 243 83 8 9,63 20 194 33 2 6,06

*angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama berasal dari hasil pembagian antara jumlah tidak terjual akibat sumber risiko tertentu dibagi total tidak terjual yang terjadi.

Berdasarkan Tabel 8 pengaruh penyakit terhadap tidak terjualnya produk pada Savera Reptile berkisar antara 1,93 persen sampai 22,22 persen dari produk tidak terjual yang terjadi. Pengamatan tersebut dilakukan pada rentan waktu 20 minggu. Risiko akibat penyakit merupakan hal yang paling sering terjadi pada usaha produk hidup. Hal-hal yang mempengaruhi timbulnya penyakit pada usaha reptil antara lain dikarenakan suhu, cuaca, kebersihan

kandang, kebersihan pakan, dan penyakit bawaan. Namun pihak Savera Reptile sudah dapat menekan risiko tersebut, walaupun belum sesuai dengan target yang ingin di capai, yaitu 5 per minggunya.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan salah satu aspek penting yang terkadang muncul, sehingga mempengaruhi fluktuasi penjualan hewan reptil itu sendiri. Dari hasil wawancara dengan pemilik Savera Reptil diketahui bahwa terkadang pakan utama hewan reptil berupa tikus putih sulit di dapat. Sehingga harga tikus putih sebagai pakan hewan reptil meningkat dan menyebabkan adanya peningkatan harga dari hewan reptil tersebut.

Peningkatan harga hewan reptil menjadikan adanya pesaing yang masuk dan menjadikan beberapa hewan reptil tidak terjual sesuai siklus penjualan hewan reptil yaitu selama 1 minggu penjualan. Hal lain yang harus di perhatikan ialah penjemuran, kebersihan media, serta kebersihan hewan reptil itu sendiri. Dengan adanya hal tersebut akan muncul sumber risiko Pemeliharaan. Yaitu terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Reptil Tidak Terjual Akibat Sumber Risiko Pemeliharaan

Minggu Ke- Total Reptil Tersedia Total Tidak Terjual

Reptil Tidak Terjual Akibat Pemeliharaan

Jumlah (ekor) Persentase (%)*

1 514 270 5 1,85 2 553 19 2 10,52 3 225 125 5 4,00 4 298 92 3 3,26 5 204 32 1 3,12 6 174 64 1 1,56 7 110 43 6 13,95 8 114 67 4 5,97 9 269 113 3 2,65 10 156 45 2 4,44 11 167 34 1 2,94 12 133 28 2 7,14 13 105 33 2 6,06 14 72 58 3 5,17 15 361 125 2 1,60 16 236 64 1 1,56 17 269 155 1 0,64 18 113 88 2 2,27 19 243 83 3 3,61 20 194 33 5 15,15

*angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama berasal dari hasil pembagian antara jumlah tidak terjual akibat sumber risiko tertentu dibagi total tidak terjual yang terjadi.

Pemeliharaan merupakan salah satu komponen penting dalam usaha hewan reptil. Hewan reptil dikatakan sehat dan siap untuk dipasarkan apabila

hewan tersebut sudah dapat makan dengan lancar. Ketersediaan pakan itu sendiri apabila sulit dipenuhi akan menimbulkan adanya risiko penjualan

Dokumen terkait