• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Perusahaan

CV. Mission Tani berdiri sejak bulan April 2008 dengan izin usaha No. 2059/02.13/PK/IV/2008. CV. Mission Tani didirikan oleh ibu Nuriani R. Siahaan sebagai pemilik penuh atas perusahaan ini. Pabrik pupuk kompos CV. Mission Tani mulai beroperasi pada bulan Juni 2008. Kantor pusat CV. Mission Tani terletak di Jalan Bunga Sakura Komplek Griya Asam Kumbang (Torganda) No.17 Medan, sementara pabrik pupuk kompos CV. Mission Tani terletak di jalan Bersama Desa Baru, Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Pabrik pupuk kompos CV. Mission Tani berdiri di atas lahan seluas 16m x 60m. Pada awalnya pabrik pupuk kompos CV. Mission Tani memiliki luas bangunan 16m x 20m. Produksi awal pabrik pupuk kompos CV. Mission Tani yaitu sebesar 30 ton / bulan dengan memperkerjakan 6 (enam) orang karyawan. Kemudian diawal tahun 2009, CV. Mission Tani memperbesar pabrik dengan luas bangunan 16m x 55m. Hingga kini pabrik pupuk kompos CV. Mission Tani dapat memproduksi rata-rata 100 ton pupuk kompos per bulan dengan memperkerjakan 14 (empat belas) orang karyawan di pabrik pada bagian produksi dan 1 (satu) orang karyawan di kantor pusat pada bagian administrasi.

CV. Mission Tani memproduksi pupuk kompos berkualitas tinggi dengan merek dagang “Bernas” dan pupuk organic lengkap (fine compost) dengan merek dagang “Ramosdo”. Pupuk kompos yang diproduksi CV. Mission Tani dijual dalam dua kemasan yaitu 5 kg dan 50 kg. Pupuk kompos yang dihasilkan CV. Mission Tani berkualitas tinggi dan cocok digunakan untuk tanaman perkebunan. Hal ini terbukti dengan hasil uji laboratorium dari Departemen Pertanian yang

menyatakan pupuk kompos CV. Mission Tani memiliki kandungan nitrogen 1,29%, fospor 1,39%, kalium 1,07%, kalsium 4,50%, dan magnesium 1,17%.

Pada awalnya, CV. Mission Tani hanya memasarkan produknya di daerah kota Medan, Tanjung Morawa, dan Berastagi. Sekarang, CV. Mission Tani telah memasarkan produknya sampai ke Tapanuli Tengah dan provinsi Nangro Aceh Darussalam. Untuk daerah kota Medan, produk pupuk kompos CV. Mission Tani telah dipasarkan di toko-toko bunga yang ada disekitar jalan Adam Malik, Glugur seperti UD. Tiga Saudara, UD. Florist, dan toko bunga Aswita. Untuk daerah Berastagi, CV. Mission Tani bekerjasama dengan distributor pupuk seperti UD. Milala, UD. Rizki Tani dan toko Hasil Laut. Untuk kota Banda Aceh, distributor yang dipercaya untuk memasarkan produknya yaitu UD. Arya Usaha.

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu tugas wewenang dan tanggung jawab dari tiap-tiap fungsi atau bagian yang terdapat dalam suatu perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi, maka bagian-bagian dari organisasi perusahaan akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya serta diharapkan mampu mencipkatakan iklim kerja yang baik dalam perusahaan.

Struktur organisasi di CV. Mission Tani dimulai dari pimpinan sebagai pengambil keputusan tertinggi dan pembuat kebijakan perusahaan. Selanjutnya mandor pabrik, yaitu orang yang bertanggung jawab penuh atas jalannya proses produksi mulai dari pengambilan bahan baku sampai produk jadi di pabrik. Mandor pabrik membawahi pekerja-pekerja di pabrik. Pekerja pabrik dibedakan menurut tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Para pekerja terdiri dari

pengambilan kompos di tempat pembuangan akhir (TPA) Namo Bintang, pengolahan pupuk kompos, dan penghalusan kompos kotoran ternak dan guano. CV. Mission Tani, pekerja untuk pengambilan kompos di TPA Namo Bintang terdiri dari 5 orang. CV. Mission Tani juga menerima kompos yang dihasilkan oleh pengumpul di TPA Namo Bintang yang berjumlah 22 orang. Untuk proses pengolahan hingga pengemasan pupuk kompos di pabrik terdiri dari 8 (delapan) orang. Untuk pemasaran produk, CV. Mission Tani menggunakan jasa angkutan (currier) atau pelanggan yang mengambil produk langsung ke pabrik pupuk kompos CV. Mission Tani CV.

Produktifitas CV. Mission Tani

Pengukuran produktifitas adalah cara terbaik dalam menilai kemampuan suatu lembaga. Dengan mengetahui produktifitas perusahaan, maka pihak manajemen atau pengambil keputusan akan mendapatkan gambaran perkembangan dari sistem yang dijalankan. Hingga April 2011, CV. Mission Tani telah mengalami peningkatan dalam permintaan terhadap produknya. Hal ini terbukti dari data penjualan produk CV. Mission Tani hingga April 2011.

Tabel 6. Penjualan pupuk kompos CV. Mission Tani 2010-2011

No. Bulan Jumlah (kg)

Ramosdo “50 kg” Bernas “5 kg” Bernas “50 kg”

1 Juli 85.000 9.600 2 Agustus 48.250 10.560 125.000 3 September 58.000 5.250 4 Oktober 64.500 9.200 5 November 90.000 4.100 6 Desember 79.400 7.075 3.000 7 Januari 143.000 3.050 8 Februari 168.250 3.975 9 Maret 133.000 2.250 3.000 10 April 127.500 4.650 Total 996.900 59.710 131.000

Produksi merupakan pengubahan bentuk atau transformasi sumber daya menjadi barang atau jasa. Menurut Kusuma (1999) pengendalian produksi berkepentingan dengan peramalan atau perkiraan keluaran, penentuan input yang dibutuhkan, serta perancangan dan penjadwalan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan produksi atau konversi yang dibutuhkan. Berikut adalah perencanaan produksi yang dilakukan di CV. Mission Tani.

Rencana Produksi Pupuk Kompos

Rencana produksi per bulan = 150.000 kg

Total kebutuhan bahan baku produksi = 150 x 100/75 = 200.000 kg I. A. Investasi (masa penyusutan satu tahun)

• Ayakan 8 buah @ Rp 30.000 = Rp 240.000

• Sekop 8 buah @ Rp 80.000 = Rp 640.000 Jumlah Rp 880.000 B. Investasi (masa penyusutan lima tahun)

• Timbangan duduk 2 unit @ Rp 2.000.000 = Rp 4.000.000

• Mesin jahit goni 1 unit @ Rp 800.00 = Rp 800.000

• Generator 1 unit @ 2.200.000 = Rp 2.200.000 Jumlah Rp 7.000.000 1 tahun masa produksi, total produksi 1800 ton = Rp 488,89 5 tahun masa produksi, total produksi 9000 ton = Rp 777,78 Nilai penyusutan investasi per ton produksi = Rp 1.266,67

II. Produksi

Jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi 150 ton pupuk organik lengkap (fine compost) per bulan adalah :

Tabel 5. Bahan baku pupuk kompos No

.

Bahan Baku Satuan/Kg Kebutuhan total/Kg

Harga (Rp) Total (Rp)

1 Kompos TPA - 150.000 170.000/ton 25.500.000

2 Kotoran lembu Pick-up/1500 12/18.000 100.000/pick up 1.200.000 3 Kotoran kambing Goni/50 360/18.000 11.000/goni 3.960.000 4 Guano Truk/10.000 1/10.000 800.000/trul 800.000 5 Dolomit Goni/50 80/4.000 13.000/goni 1.040.000

6 Belerang - 150 8000/kg 1.200.000

7 EM 4 Botol 2 20.000/botol 40.000

Total 33.740.000

Rata-rata biaya bahan baku per kg produksi = Rp 33.740.000 : 150.000kg = Rp 224,93/ kg

III. Bahan penunjang produksi

1. Goni (50 kg) 3000 lembar @ Rp 3300 = Rp 9.900.000 2. Benang jahit 35 roll @ Rp 8000 = Rp 280.000 3. BBM genset 5 liter @ Rp 4.500 = Rp 22.500

Total = Rp 10.202.500

Biaya rata-rata bahan penunjang produksi per kilogram produksi adalah Rp. 68,02

IV. Tenaga Kerja

1. Upah pekerja meliputi :

- Pencampuran bahan dan pengemasan Rp 1.500 = Rp 4.500.000 - Pengomposan kotoran ternak Rp 2.000/ 25 kg = Rp 2.880.000 - Penghalusan guano Rp 2.500/ 25 kg = Rp 1.000.000

Biaya rata-rata pekerja per kilogram produksi adalah Rp 55,87

Maka biaya pokok produksi per kilogram pupuk kompos adalah Rp. 350,09

Pemasaran dan Strategi Pemasaran CV. Mission Tani

CV. Mission tani telah memasarkan produknya hampir keseluruh wilayah di Sumatera bagian utara. Untuk daerah Sumatera Utara, CV. Mission Tani telah memasarkan produknya ke kota Medan, Berastagi, Tapanuli Utara. CV. Mission Tani juga telah memasarkan produknya ke wilayah Banda Aceh. CV. Mission Tani memasarkan produknya melalui beberapa distributor yang berada di daerah tersebut.

Tabel 7. Distributor pupuk kompos CV. Mission Tani

No. Daerah Distributor

1 Kota Medan UD.Tiga Saudara, UD.Maha, UD.Taufik 2 Berastagi UD.Hasil Laut, UD.Milala, UD.Marjaya 3 Saribu Dolok UD.Anugrah

4 Siborong-borong UD.Kosting, UD.Mullop Tani 5 Banda Aceh UD.Arya Usaha

6 Dolok Sanggul UD.HArum Tani

Dalam memasarkan produknya, CV. Mission Tani menggunakan beberapa strategi pemasaran untuk meningkatkan permintaan terhadap produknya yaitu :

1. Melakukan promosi produk melalui radio

2. Menyediakan layanan konsultasi pertanian khususnya penggunaan pupuk organik

3. Dalam memasarkan produknya disalah satu daerah, CV. Mission Tani hanya menggunakan jasa 1 atau 2 distributor saja dengan memberikan target sesuai potensi wilayahnya

4. Melakukan pendekatan persuasif dan kekeluargaan

Stakeholder dan Analisis Kebutuhan Sistem Produksi Pupuk Kompos CV.

Mission Tani

Tahap analisis kebutuhan adalah langkah awal pengkajian mengenai sistem. Menurut Eriyatno (2003), analisis kebutuhan harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan dari semua orang dan institusi yang dapat dihubungkan dengan sistem yang telah ditentukan.

Semua stakeholder yang terkait dengan sistem produksi pupuk kompos di CV. Mission Tani mempunyai kebutuhan tersendiri yang muncul dari kepentingan masing-masing stakeholder terhadap sistem tersebut. Stakeholder bisa termasuk pekerja teknis dan non teknis, bisa juga pekerja dalam dan luar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan pemilik pabrik pupuk kompos CV. Mission Tani sebagai salah satu stakeholder, diidentifikasi adanya sejumlah kebutuhan yang harus terpenuhi guna mempertahankan kelangsungan produksi pupuk kompos di pabrik CV. Mission Tani dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan.

Analisis kebutuhan pihak CV. Mission Tani anatara lain pengambilan kompos dari TPA Namo Bintang yang optimal dan berkualitas baik, optimalisasi proses produksi, optimalisasi biaya produksi, perluasan bangunan pabrik, ketersediaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, listrik yang memadai, dan alat-alat produksi, dan produktifitas yang stabil bahkan relatif meningkat setiap tahunnya dan laba bagi perusahaan.

Analisis kebutuhan stakeholder berikutnya adalah para penyedia bahan baku. Yang pertama yaitu para pengumpul kompos di tempat pembuangan akhir (TPA) Namo Bintang. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, pihak

manajemen memasok bahan baku dari pengumpul kompos disekitar TPA Namo Bintang. Para pengumpul tentunya menginginkan penawaran terbaik terhadap produknya. Keharmonisan dalam menjalin kerjasama adalah kebutuhan paling utama. Infrastruktur yang memadai juga merupakan kebutuhan penting yang menunjang transportasi dalam mendistribusikan produk. Selanjutnya yaitu para penyedia kotoran ternak dan guano. Mereka tentunya menginginkan penawaran terbaik terhadap produknya. Keharmonisan dalam menjalin kerjasama juga merupakan kebutuhan paling utama.

Analisis kebutuhan stakeholder berikutnya adalah para distributor. Untuk memasarkan produknya, CV. Mission Tani menggunakan jasa distributor. Hubungan kerja yang baik penting untuk terus dibangun. Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan kepada pihak distributor, dapat disimpulkan bahwa pemberian penghargaan atas hasil penjualan distributor baik untuk dilakukan agar kerjasama yang telah dijalin tetap harmonis. Namun, pihak distributor juga menyarankan agar CV. Mission Tani juga harus memberikan penghargaan berupa bonus kepada petani. Pihak distributor menyarankan agar CV. Mission Tani dapat mempertahankan mutu produk yang dihasilkan agar mudah direkomendasikan kepada petani Kemudahan administratif atau birokratif juga merupakan kebutuhan.

Pekerja atau karyawan adalah sekelompok orang atau masyarakat yang berada dan menetap disekitar pabrik CV. Mission Tani. Keharmonisan dalam menjalin hubungan kerja dengan para pekerja merupakan kebutuhan utama. Selain itu, kesejahteraan dan peningkatan kondisi sosial-ekonomi yang mengarah pada pembangunan infrastruktur desa juga merupakan hal yang penting.

Konsumen merupakan pengguna pupuk kompos. Pupuk kompos yang bermutu baik, produk yang mudah didapat, dan harga pupuk kompos yang terjangkau oleh konsumen merupakan kebutuhan dari konsumen.

Tabel 8. Analisis kebutuhan para stakeholder

No. Stakeholder Kebutuhan Stakeholder

1. CV. Mission Tani 1. Bahan baku yang berkualitas baik 2. Optimalisasi biaya produksi 3. Permodalan

4. Ketersediaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, listrik yang memadai, dan alat-alat produksi

5. Produktifitas yang stabil dan cenderung meningkat

6. Optimalisasi proses produksi 7. Laba bagi perusahaan

2. Supplier bahan baku 1. Keharmonisan dalam menjalin kerjasama 2. Penawaran terbaik terhadap produknya 3. Infrastruktur yang memadai

3. Distributor 1. Keharmonisan dalam menjalin kerjasama 2. Kemudahan administratif dan birokratif 3.

4.

Laba bagi distributor

Kestabilan mutu pupuk kompos 4. Karyawan 1. Penyediaan lapangan kerja

2. Keharmonisan dalam menjalin kerjasama 3. Pembangunan infrastruktur desa

5. Konsumen 1. Harga terjangkau

2. Produk mudah didapat

3. Pupuk kompos yang bermutu baik

Sistem Produksi Pupuk Kompos CV. Mission Tani

Produksi merupakan pengubahan bentuk atau transformasi sumber daya menjadi barang atau jasa. Menurut Komaruddin (1991) sistem produksi

merupakan keseluruhan kohesif yang secara dinamis berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan produksi. Sistem produksi mengandung tiga buah

komponen yang berbeda, yakni input, proses, dan output. Untuk mencapai tujuan produksi tersebut dibutuhkan suatu perencanaan kebutuhan dan proses produksi yang baik.

Gambar 1. Diagram sistem produksi pupuk kompos di CV. Mission Tani

Identifikasi Permasalahan Sistem

Permasalahan yang terjadi merupakan persoalan yang timbul didalam sistem dan harus diselesaikan. Menurut Tunas (2007) mengatakan bahwa melalui berpikir kesisteman dan pendekatan sistem kita dapat melihat permasalahan dengan perspektif yang lebih menyeluruh. Adapun ruang lingkup permasalahan utama yang terjadi pada sistem produksi pupuk kompos di CV. Mission Tani adalah :

1. Kondisi Cuaca

Cuaca merupakan faktor produksi yang sering kali dianggap sebagai kendala dalam produksi. Kegiatan produksi pupuk kompos di CV. Mission Tani tidak dipengaruhi oleh cuaca secara langsung. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan para pengumpul kompos di TPA Namo Bintang tidak dapat bekerja maksimal. Namun banyaknya pengumpul kompos yang bekerja di TPA Namo Bintang membuat pasokan kompos dari TPA ke CV. Mission Tani dapat terpenuhi. Curah hujan mengakibatkan kompos yang diperoleh dari TPA memiliki

Bahan baku Tenaga kerja Peralatan kerja Proses produksi k k Pupuk Kompos 1. Lingkungan 2. Permintaan konsumen

kadar air yang tinggi. Hal ini menyebabkan perusahaan merugi karena kompos yang dipasok ke pabrik mengandung air yang banyak.

Curah hujan juga mempengaruhi proses pengomposan kotoran ternak di pabrik pupuk kompos CV. Mission Tani. Jika curah hujan tinggi dan menyebabkan air mengenai tempat pengomposan kotoran ternak, maka kompos akan mengeluarkan bau. Tetapi pada akhirnya kompos yang dihasilkan tetap memiliki kualitas yang baik dan tidak mengeluarkan bau.

2. Tenaga Kerja

Mengingat Pekerjaan di Pabrik CV. Mission Tani cukup berat, pekerja yang lebih dibutuhkan adalah pekerja pria. Namun, kurangnya minat pekerja pria bekerja di pabrik membuat pihak perusahaan memperkerjakan tenaga kerja wanita. Hal ini mengakibatkan kurangnya produktifitas pabrik pupuk kompos CV. Mission Tani. Hal ini terbukti dengan perbandingan pekerja pria dan wanita yaitu 9 : 5.Hal ini muncul karena pekerja pria disekitar pabrik lebih tertarik bekerja diluar sistem seperti diperkotaan yang memiliki lebih banyak pilihan pekerjaan yang dirasa dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

3. Pemeliharaan Konsistensi Mutu

Mutu pupuk kompos yang dihasilkan CV. Mission Tani cukup baik yaitu kadar N 1,29%, P 1,39%, K 1,07%, Ca 4,5%, dan Mg 1,17%. Hal ini juga ditunjukkan dengan tingginya permintaan terhadap pupuk kompos yang diproduksi CV. Mission Tani yaitu rata-rata 100 ton per bulan. Untuk menghasilkan mutu pupuk kompos yang baik, maka bahan baku yang digunakan juga harus baik. Salah satu komposisi bahan terbesar dalam memproduksi pupuk kompos adalah kompos yang berasal dari tempat pembuangan akhir (TPA). Untuk

kompos yang berasal dari pengumpul tidak tetap, terkadang ditemukan kompos yang telah dicampur dengan tanah. Hal ini dapat menurunkan mutu pupuk kompos yang dihasilkan. Pihak manajemen menghindari kejadian ini dengan cara tidak mengambil kompos TPA dari pengumpul itu lagi.

4. Permintaan Konsumen

Permintaan dari konsumen sangat mempengaruhi kenaikan dan penurunan produksi pupuk kompos CV. Mission Tani. Permintaan dari konsumen

dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

• Kesadaran masyarakat dalam menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan produksi

• Musim memupuk

• Strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak manajemen CV. Mission Tani

• Penambahan atau pengurangan distributor di suatu daerah pemasaran pupuk kompos CV. Mission Tani.

5. Musim Memupuk

Ketika petani telah memasuki musim memupuk, permintan bahan baku kompos dari TPA akan mengalami peningkatan. Produsen pupuk kompos akan mengalami peningkatan permintaan pupuk kompos sehingga meningkatkan produksinya. Pupuk kompos di TPA juga akan mengalami peningkatan permintaan. Untuk memenuhi kebutuhan produksinya, pihak manajemen CV. Mission Tani akan memenuhi kebutuhan pupuk komposnya selain dari pekerja tetap di TPA juga mensuplai kompos dari pengumpul lain di TPA. Hal ini menyebabkan para pengumpul kompos akan menaikkan harga jual komposnya.

Biaya produksi pun meningkat. Selain itu, para produsen juga berlomba-lomba untuk mendapatkan kompos dari TPA. Hal ini menyebabkan CV. Mission Tani kekurangan bahan baku dan tidak dapat berproduksi maksimal.

Evaluasi Aspek

Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Identifikasi sistem produksi pupuk kompos di CV. Mission Tani dilakukan dengan mengevaluasi beberapa aspek yang dianggap cukup penting yaitu meliputi aspek industri dan produksi, aspek lingkungan, dan aspek sosial.

Dalam aspek industri dan produksi, dijelaskan mengenai produktifitas, dan biaya produksi. Aspek lingkungan membahas tentang kondisi cuaca dan lingkungan pekerjaan didalam manajemen CV. Mission Tani. Yang terakhir adalah mengkasi evaluasi aspek sosial-ekonomi, pengukuran kesejahteraan ekonomi para tenaga kerja merupakan bahan yang akan dievaluasi.

Aspek Industri dan Produksi

Pengendalian produksi akan memberikan dampak positif terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Menurut Kusuma (1999) pengendalian produksi berkepentingan dengan peramalan atau perkiraan keluaran, penentuan input yang dibutuhkan, serta pernecanaan dan penjadwalan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan produksi atau konversi yang dibutuhkan. Berdasarkan data dari pihak manajemen CV. Mission Tani, untuk memproduksi 150 ton pupuk organik lengkap per bulannya, diperlukan bahan baku sebanyak 200 ton. Hal ini tertera pada table berikut :

Tabel 9.Data kebutuhan bahan baku untuk menghasilkan pupuk organik lengkap sebesar150 ton

No. Bahan Baku Satuan/Kg Kebutuhan total/Kg

Harga (Rp) Total (Rp) 1 Kompos TPA - 150.000 170.000/ton 25.500.000 2 Kotoran lembu Pick-up/1500 12/18.000 100.000/pick up 1.200.000 3 Kotoran kambing Goni/50 360/18.000 11.000/goni 3.960.000 4 Guano Truk/10.000 1/10.000 800.000/trul 800.000 5 Dolomit Goni/50 80/4.000 13.000/goni 1.040.000

6 Belerang - 150 8000/kg 1.200.000

7 EM 4 botol 2 20.000/botol 40.000

Total 200.000 33.740.000

Produk yang berkualitas tentunya dihasilkan dari bahan baku yang berkualitas pula. Pengendalian terhadap mutu bahan baku yang digunakan perlu dilakukan agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Proses produksi yang baik juga mendukung terciptanya produk dengan kualitas baik.

Proses produksi pupuk organik lengkap di CV. Mission Tani seluruhnya masih dilakukan secara manual. Belum ada mesin yang digunakan dalam proses produksi pupuk organik lengkap. Pihak manajemen merasa perlu untuk melakukan penerapan teknologi seperti penggunaan mesin penghalus bahan atau mesin pemisah sampah dalam proses produksinya. Namun keterbatasan modal membuat pihak manajemen masih menjadikan hal ini sebagai rencana yang akan direaliasikan kemudian hari. Masih banyaknya masyarakat disekitar lokasi pabrik yang belum membutuhkan pekerjaan juga membuat pihak manajemen lebih memililih membangun industri yang padat karya untuk dapat membantu mensejahterakan masyarakat sekitar.

Luas areal produksi juga mempengaruhi produksi pupuk organik lengkap di CV. Mission Tani. Dengan luas pabrik yang dimiliki sekarang kurang memungkinkan pihak manajemen pabrik untuk melakukan stok yang cukup pada

bahan baku maupun pada produk jadi. Untuk meningkatkan produksi, maka pihak manajemen telah merencanakan untuk menambah luas areal produksi.

Tenaga kerja yang bekerja di CV. Mission Tani juga dirasa masih kurang memenuhi untuk dapat berproduksi secara optimal. Mengingat pekerjaan di pabrik merupakan pekerjaan yang berat, maka pihak manajemen lebih membutuhkan pekerja pria. Namun, ketersediaan tenaga kerja pria yang terbatas mengakibatkan pihak manajemen tetap memperkerjakan pekerja wanita. Hal ini dapat diketahui dari hasil kuisioner yang dilakukan. Diketahui bahwa pekerja di CV. Mission Tani 35,71 % adalah wanita dan 64,29 % adalah pria.

64,29% 35,71% Pekerja Pria Pekerja Wanita

Gambar 2. Gender Pekerja

Tenaga kerja di bagian pengambilan bahan baku yang berada di TPA Namo Bintang juga masih kurang. Hal ini dikarenakan penawaran yang diberikan oleh pihak manajemen terhadap produk mereka masih rendah dibandingkan dengan penawaran yang diberikan oleh pihak lain. Oleh sebab itu, pihak manajemen melakukan kebijakan dengan menerima seluruh produk pengumpul kompos kapan saja mereka ingin menjualnya. Hal ini hanya berlaku bagi pengumpul yang merupakan pekerja tetap di CV. Mission Tani. Banyaknya tenaga kerja yang berhenti setelah bekerja seminggu atau sebulan menyebabkan

penurunan terhadap produksi. Hal ini terjadi karena pihak manajemen menggunakan sistem pemberian upah harian. Pihak manajemen membuat kebijakan yaitu dengan memberikan asuransi JAMSOSTEK bagi para pekerja tetapnya dengan masa kerja minimal 3 bulan untuk meningkatkan loyalitas pekerja pada perusahaan.

Aspek Lingkungan

Sistem produksi pupuk kompos di CV. Mission Tani dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Dalam aspek lingkungan disini yang berpengaruh adalah cuaca yaitu curah hujan. Curah hujan yang terjadi mempengaruhi proses produksi pupuk kompos. Data curah hujan dari Stasiun Meteorologi Kelas I Polonia Medan ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh curah hujan terhadap sistem produksi pupuk kompos di CV. Mission Tani.

Tabel 10. Data curah hujan daerah Pancur Batu dan jumlah pasokan bahan baku kompos TPA 2010-2011

Bulan Curah Hujan (mm) Jumlah Bahan Baku Kompos TPA (kg)

Juli 136 61.419 Agustus 230 135.841 September 256 62.290 Oktober 256 92.584 November 490 82.509 Desember 364 91.896 Januari 314 69.106 Februari 33 128.238 Maret 335 114.558 April 79 172.483

Dari data diatas, dapat kita lihat bahwa peningkatan curah hujan mengakibatkan penurunan terhadap jumlah bahan baku kompos TPA yang dipasok ke pabrik CV. Mission Tani. Untuk mengatasi hal itu, pihak manajemen CV. Mission Tani telah melakukan kebijakan yaitu dengan memasok kompos TPA dari pengumpul lain di sekitar TPA Namo Bintang. Untuk memasok bahan

baku kompos TPA dari pengumpul lain, pihak manajemen harus membeli kompos TPA dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi biaya produksi. Namun, hal ini harus dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar.

Cuaca juga mempengaruhi musim memupuk dikalangan petani. Jika petani memasuki musim memupuk, maka para produsen pupuk kompos akan meningkatkan jumlah produksi pupuknya. Permintaan terhadap kompos dari TPA

Dokumen terkait