• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 SELEKSI GENOTIPE CABAI SEGREGAN TRANSGRESIF Abstrak

4.3 Hasil dan Pembahasan 1 Seleksi Berdasarkan Indeks

Seleksi dalam rangka untuk meningkatkan daya hasil dapat dilakukan berdasarkan beberapa karakter. Seleksi berdasarkan beberapa karakter dapat menjadi lebih efektif dibandingkan hanya berdasarkan pada produksi atau bobot buah per tanaman. Menurut Sutjahjo et al. (2007) seleksi menjadi efektif apabila pemilihan karakter yang menjadi seleksi indeks berdasarkan pada nilai heritabilitas dan korelasi karakter tersebut terhadap bobot buah per tanaman. Karakter

komponen hasil yang diamati memiliki korelasi yang positif dan sangat nyata terhadap bobot buah per tanaman, kecuali karakter umur berbunga dan umur panen (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Korelasi pearson karakter komponen hasil terhadap bobot buah per tanaman cabai

Karakter Koefisien korelasi

Umur berbunga (HST) -0.126 tn

Umur panen (HST) -0.092 tn

Bobot per buah (g) 0.601**

Panjang tangkai buah (cm) 0.457**

Panjang buah (cm) 0.509**

Diameter buah (mm) 0.561**

Tebal daging buah (mm) 0.309**

Jumlah buah (buah) 0.745**

Keterangan: ** = berkorelasi nyata pada α 0.01; * = berkorelasi nyata pada α 0.05; tn = tidak berkorelasi nyata pada α 0.05

Karakter bobot per buah, panjang buah, dan jumlah buah dipilih sebagai karakter dasar dalam menentukan genotipe yang akan dilanjutkan ke generasi selanjutnya. Pemilihan ketiga karakter ini sebagai dasar dalam seleksi indeks dikarenakan memiliki nilai koefisien korelasi yang lebih baik dibandingkan dengan karakter lainnya. Karakter diameter buah juga memiliki nilai koefisien korelasi yang cukup baik yakni sebesar 0.561 (Tabel 4.1), tetapi tidak digunakan sebagai karakter seleksi indeks. Hal ini dikarenakan karakter diameter buah pada penelitian ini bukan menjadi karakter utama dalam kegiatan seleksi. Berdasarkan nilai heritabilitas dan korelasi maka terpillih karakter bobot per buah, jumlah buah, dan panjang buah serta bobot buah buah per tanaman yang menjadi karakter seleksi indeks pada kegiatan seleksi.

Pembobotan yang dilakukan berbeda antar karakter yang dipilih. Karakter bobot buah per tanaman memiliki bobot yang paling tinggi, yakni diberi skor 3 karena penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genotipe dengan produktivitas yang tinggi. Jumlah buah per tanaman diberi skor 2 karena karakter ini memiliki korelasi yang paling tinggi dibandingkan karakter lainnya. Panjang buah dan bobot buah masing-masing diberi skor 1 karena diharapkan terpilih cabai keriting yang memiliki buah cukup panjang dan memiliki bobot lebih baik dari tetua cabai keriting.

Intensitas seleksi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 10%, artinya dari 300 tanaman F2 dipilih sebanyak 30 individu F2 yang akan dilanjutkan ke generasi F3. Hasil seleksi berdasarkan indeks sebanyak 30 genotipe dapat dilihat pada Tabel 4.2. Genotipe F2120005-62 merupakan genotipe yang memiliki nilai indeks tertinggi, yakni sebesar 22.65. Genotipe F2120005-3, F2120005-16, F2120005-87, F2120005-136, F2120005-142, F2120005-147, F2120005-180, dan F2120005-215 merupakan genotipe-genotipe yang memiliki nilai indeks cukup tinggi dengan nilai indeks lebih dari 10 (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Nilai indeks seleksi karakter panjang buah, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, dan bobot buah per tanaman cabai

Genotipe PB JB BB BBPT I F2120005-3 2.14 1.07 2.09 2.46 13.73 F2120005-14 1.25 0.05 1.65 0.95 5.86 F2120005-16 1.25 0.87 1.81 2.27 11.62 F2120005-22 0.26 0.96 0.55 1.01 5.74 F2120005-35 1.24 0.74 0.60 1.99 9.30 F2120005-36 0.75 0.83 1.57 1.50 8.46 F2120005-50 1.22 0.66 0.34 1.04 5.99 F2120005-56 1.82 0.64 0.74 0.82 6.27 F2120005-62 2.14 4.15 1.39 3.61 22.65 F2120005-70 1.28 0.36 0.91 1.63 7.77 F2120005-74 0.40 1.43 0.61 1.51 8.41 F2120005-87 0.78 3.50 0.20 2.62 15.84 F2120005-104 0.67 0.33 1.41 1.43 7.04 F2120005-115 1.29 -0.29 2.22 1.58 7.66 F2120005-120 2.18 -0.76 2.48 -0.71 1.00 F2120005-125 1.38 -0.03 2.11 1.72 8.58 F2120005-136 1.91 1.71 1.71 2.40 14.24 F2120005-141 -0.08 2.19 -0.52 0.81 6.20 F2120005-142 0.82 1.15 1.18 2.38 11.46 F2120005-145 0.09 1.65 -0.41 1.00 5.99 F2120005-146 1.65 1.11 0.45 0.90 7.02 F2120005-147 0.28 3.05 -0.13 2.11 12.56 F2120005-149 0.89 1.33 0.77 1.35 8.35 F2120005-176 0.25 1.07 1.01 1.56 8.07 F2120005-180 1.38 1.86 1.57 2.21 13.29 F2120005-181 1.16 1.09 0.47 1.06 6.99 F2120005-184 1.63 0.53 0.77 1.19 7.02 F2120005-185 0.78 0.77 0.65 1.41 7.19 F2120005-199 0.59 1.37 0.77 1.91 9.82 F2120005-215 2.12 1.05 1.18 1.86 10.96 F2120005-238 0.90 1.89 0.38 0.41 6.28

Keterangan: PB=panjang buah, JB=jumlah buah, BB=bobot per buah, BBPT=bobot buah per tanaman, I=nilai indeks

4.3.2 Seleksi Genotipe Cabai Segregan Transgresif

Frekuensi, persentase dan distribusi segregan transgresif pada populasi F2 disajikan pada Tabel 4.3. Karakter komponen hasil yang diamati pada penelitian ini terdapat individu-individu F2 yang diduga segregan transgresif kecuali pada karakter bobot per buah dan diameter buah. Karakter jumlah buah merupakan karakter dengan individu F2 yang diduga segregan transgresif paling banyak, yakni sebesar 49.67% dengan total 149 individu. Karakter komponen hasil lain yang diduga segregan transgresif adalah karakter umur berbunga (15.67%), umur panen

(34.00%), panjang tangkai buah (4.67%), panjang buah (4.00%), tebal daging buah (0.33%), dan bobot buah per tanaman (12.33%) (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Segregan transgresif pada 300 tanaman F2 cabai Karakter

Nilai Segregan transgresif tetua Frekuensi

Kisaran tertinggi Jumlah Persentase*

Umur berbunga (HST) 28.00 47 15.67 20-27

Umur panen (HST) 91.00 102 34.00 70-91

Bobot per buah (g) 16.75 0 0.00 -

Panjang tangkai buah (cm) 4.47 14 4.67 4.50-5.24 Panjang buah (cm) 14.26 12 4.00 14.30-16.07

Diameter buah (mm) 19.73 0 0.00 -

Tebal daging buah (mm) 1.91 1 0.33 2.03

Jumlah buah (buah) 77.00 149 49.67 79-262

Bobot buah per tanaman (g) 595.80 37 12.33 602.99-1090.27 *persentase segregan transgresif dikalkulasi dari total 300 tanaman F2 cabai

Segregan transgresif jumlah buah yang tinggi pada populasi F2 diduga disebabkan oleh aksi gen over dominan, adanya interaksi gen komplementasi dan heritabilitas arti sempit yang jauh lebih rendah dibanding heritabilitas arti luas. Sehingga populasi F2 dalam keadaan heterozigot memiliki fenotipe yang lebih baik atau melebihi genotipe homozigot dominan. Penelitian Somashakar et al. (2006) juga menghasilkan genotipe segregan transgresif pada beberapa populasi F2 cabai hasil persilangan dua galur murni. Beberapa penelitian pada tanaman lain juga melaporkan adanya individu segregan transgresif seperti pada tomat (Kshirsagar 2006), kacang tanah (Jaylaxmi 2000), dan kapas (Pradeep dan Sumalini 2003). Tabel 4.4 Segregan transgresif pada 30 tanaman F2 cabai terseleksi

Karakter

Nilai Segregan transgresif tetua Frekuensi

Kisaran tertinggi Jumlah Persentase*

Umur berbunga (HST) 28.00 7 23.33 20-27

Umur panen (HST) 91.00 23 76.67 78-91

Bobot per buah (g) 16.75 0 0.00 -

Panjang tangkai buah (cm) 4.47 5 16.67 4.60-5.24 Panjang buah (cm) 14.26 7 23.33 14.30-15.42

Diameter buah (mm) 19.73 0 0.00 -

Tebal daging buah (mm) 1.91 0 0.00 -

Jumlah buah (buah) 77.00 29 96.67 84-262

Bobot buah per tanaman (g) 595.80 20 66.67 606.98-1090.27 *persentase segregan transgresif dikalkulasi dari total 30 tanaman F2 cabai terseleksi

Frekuensi, persentase dan distribusi segregan transgresif pada populasi F2 terseleksi disajikan pada Tabel 4.4. Hasil seleksi populasi F2 sebanyak 30 tanaman menunjukkan pada beberapa karakter komponen hasil terdapat segregan transgresif. Karakter umur berbunga terdapat 7 individu F2 segregran transgresif, umur panen 23 individu F2 segregan transgresif, panjang tangkai buah 5 individu F2 segregan

transgresif, panjang buah 7 individu segregan transgresif, jumlah buah 29 individu F2 segregan transgresif, dan 20 individu F2 segregan transgresif pada karakter bobot buah per tanaman. Karakter bobot per buah, diameter buah, dan tebal daging buah tidak ditemukan individu F2 terseleksi yang segregan transgresif. Genotipe- genotipe yang melebihi nilai tengah tetua tersebut diduga akibat dari berkumpulnya gen-gen homozigot dominan, sehingga ketika dilanjutkan ke generasi selanjutnya tidak bersegregasi kembali.

4.4 Simpulan

Karakter panjang buah, jumlah buah, dan bobot per buah memiliki nilai korelasi positif dan sangat nyata terhadap bobot buah per tanaman sehingga karakter-karakter tersebut digunakan sebagai dasar dalam pemilihan genotipe yang akan dilanjutkan ke generasi selanjutnya. Hasil seleksi indeks terpilih 30 genotipe F2, yakni F2120005-3, 14, 16, 22, 35, 36, 50, 56, 62, 70, 74, 87, 104, 115, 120, 125, 136, 141, 142, 145, 146, 147, 149, 176, 180, 181, 184, 185, 199, 215, dan 238. Terdapat genotipe diduga segregan transgresif pada populasi F2 terseleksi untuk karakter umur berbunga, umur panen, panjang tangkai buah, panjang buah, jumlah buah dan bobot buah per tanaman.

5

VERIFIKASI SEGREGAN TRANSGRESIF PADA

Dokumen terkait