• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap III : Simulasi dan analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan Data Produktivitas di Lapangan

Pengumpulan data produktivitas dilakukan pada plot contoh yang telah dipilih secara acak menggunakan Tabel Angka Random (TAR). Proses pengumpulan data di lapangan diharapkan sesuai dengan rancangan yang dibuat sehingga diperoleh data yang akurat. Pada pelaksanaan pengumpulan data di lapangan terdapat beberapa hal yang menyebabkan ketidakakuratan data yang diperoleh, antara lain proses listing rumah tangga produksi cabai, penentuan plot contoh, dan pengukuran produksi plot contoh.

Listing bertujuan untuk mendaftarkan seluruh rumah tangga produksi cabai yang akan melaksanakan panen pada satu periode panen tertentu. Listing dilaksanakan oleh mantri tani/petugas kecamatan pada Kecamatan yang terpilih Namun pada pelaksanaan di lapangan proses listing belum dilaksanakan secara maksimal sesuai prosedur yang ditetapkan. Pendaftaran petani cabai hanya dilaksanakan pada Desa yang dipilih. Selain itu juga listing hanya dilaksanakan pada beberapa Desa yang letaknya berdekatan. Pada kenyataannya di lapangan banyak petani yang tidak masuk dalam listing dari keseluruhan petani yang memproduksi cabai hanya sekitar 20% saja yang dimasukkan dalam daftar, sehingga dalam pengambilan contoh dengan menggunakan daftar yang dibuat tidak mewakili petani cabai yang ada di satu wilayah dan mengakibatkan dugaan produksi yang dilakukan akan berbias. Selain itu informasi yang dikumpulkan terkadang hanya berasal dari sumber lain misalnya ketua kelompok tani, pengepul/bandar cabai atau dari petani lain, atau dengan pendugaan saja.

Hal lain yang menyebabkan ketidakakuratan data adalah penentuan plot contoh di lapangan. Penentuan plot contoh berdasarkan dari data listing yang telah dibuat. Ketidakakuratan informasi yang ada pada saat listing menyebabkan kesulitan penentuan plot contohnya. Sebagai contoh jumlah bidang petani. Dalam daftar listing hanya terdapat satu bidang, namun pada kenyataannya di lapangan terdapat lebih sehingga mendorong pengambilan plot contoh tidak acak lagi. Selain itu juga pada proses penentuan plot rumpun tanaman yang akan diukur terkadang dihadapi kendala di lapangan yang bersifat teknis, yaitu penguasaan

20

petugas terhadap langkah-langkah dan aturan dalam pelaksanaan pengukuran plot contoh.

Pengukuran produksi dilakukan oleh petugas pada plot contoh yang telah ditentukan dengan menggunakan timbangan atau menggunakan mangkok sebagai alternatif khususnya jika pengukuran dilakukan oleh petani. Pelaksanaan pengukuran produksi di lapangan belum dilaksanakan secara maksimal. Pengukuran produksi umumnya lebih banyak dilakukan oleh petani sedangkan pengukuran yang dilakukan oleh petani terkadang tidak menggunakan alat yang telah disediakan. Petani hanya melakukan dugaan saja sehingga diduga data yang dikumpulkan oleh petani menjadi kurang akurat

Deskripsi Plot Contoh

Hasil pengumpulan data produksi dan luas ubinan plot contoh selengkapnya disajikan pada lampiran 1. Produktivitas plot contoh dapat dilihat pada lampiran 2. Rata-rata produktivitas cabai yang diperoleh pada 19 plot contoh sebesar 16.42 ton/ha dengan simpangan baku sebesar 30.44 ton/ha. Rata-rata produktivitas setiap panen tertinggi diperoleh sebesar 12.03 ton/ha sedengkan terendah pada sebesar 0.30 ton/ha. Hasil eksplorasi yang dilakukan dengan box plot (Gambar 4) menunjukkan adanya data pencilan. Produktivitas plot contoh mengumpul pada nilai 2 sampai 7 ton/ha.

140 120 100 80 60 40 20 0 T o t a l Boxplot of Total

21

Pengelompokan Plot Contoh

Produktivitas pada setiap plot contoh membentuk pola yang beragam. Berdasarkan pola yang ada maka plot contoh dikelompokkan menjadi enam kelompok. Gambar 5 memperlihatkan sebaran produktivitas setiap plot yang membentuk pola tertentu. Pada Gambar 5 terlihat bahwa terdapat dua plot contoh yang memiliki kisaran nilai produksi yang sangat berbeda dengan plot comtoh yang lain.

Gambar 5 Sebaran produktivitas seluruh plot contoh

Deskripsi Kelompok Kelompok 1

Kelompok 1 terdiri dari 6 plot contoh. Pola produktivitas pada kelompok 1 cenderung naik dan mencapai titik maksimum pada panen ke-3 sampai ke-5 (Gambar 6). Penurunan produktivitas terjadi pada panen ke-4 sampai ke-6 sampai akhir panen. rata-rata panen pada kelompok 1 sebanyak 10 kali panen dengan panen terbanyak pada plot 18 dan plot 1 sebanyak 13 kali.

22

Gambar 6 Pola produktivitas kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 2 terdiri dari empat plot contoh. Secara umum pola produktivitas kelompok 2 cenderung naik dan belum terlihat mencapai titik maksimum, hal tersebut dikarenakan pemanenan pada plot contoh masih dilaksanakan. Gambar 7 memperlihatkan banyaknya panen pada plot contoh dalam kelompok 2 tidak sama. Panen maksimum yang dilakukan sebanyak 9 kali pada plot 4, sedangkan dua plot yang lain baru melaksanakan panen sebanyak empat kali dan pada plot 14 panen baru dilakukan sebanyak 3 kali.

Gambar 7 Pola produktivitas kelompok 2

Kelompok 3

Pola produktivitas plot contoh pada kelompok 3 pada awal panen terlihat naik, namun kemudian terjadi penurunan pada panen keempat untuk plot 9 dan dan panen ketujuh untuk kelompok 11 seperti terlihat pada Gambar 8. Pada plot 11

0 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 p ro d u kt iv itas(t o n /h a) panen ke- plot 1 plot 2 plot 3 plot 5 plot 6 plot 18 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 p ro d u kt iv itas (t o n /h a) panen ke- plot 4 plot 14 plot 17 plot 21

23

kenaikan terjadi kembali kemudian terjadi penurunan lagi. Produktivitas tertinggi pada plot 11 terjadi pada panen kesepuluh. Hingga akhir pengumpulan data ang dilakukan di lapangan, pemanenan pada plot contoh dalam kelompok 3 ini masih terus dilaksanakan. Pada Gambar 8 terlihat bahwa pada plot 11 panen telah dilakukan sebanyak 11 kali sedangkan pada plot 9 baru dilaksanakan sebanyak 5 kali.

Gambar 8 Pola produktivitas kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 4 terdiri dari 3 plot contoh. Seluruh plot contoh pada kelompok 4 masih melaksanakan pemanenan. Rata-rata panen telah dilaksanakan sebanyak 7 sampai 8 kali. Pola produksi kelompok 4 secara umum naik mulai dari awal panen. Gambar 9 memperlihatkan produktivitas mencapai titik maksimum pada panen kelima atau ketujuh.

Gambar 9 Pola produktivitas kelompok 4

0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 p ro d u kt iv itas (t o n /h a) panen ke- plot 11 plot 9 0 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 p ro d u kt iv itas (t o n /h a) panen ke- plot 12 plot 13 plot 15

24

Kelompok 5

Plot contoh yang termasuk ke dalam kelompok 5 adalah plot 8 dan 20. Gambar 14 memperlihatkan pola produksi kedua plot hampir sama yaitu cenderung naik dan mencapai titik maksimum pada panen keenam sampai ketujuh. Rata-rata panen pada kelompok 5 sebanyak 11 kali panen. Gambar 10 memperlihatkan produktivitas mencapai titik maksimum pada panen ke-6 dan terus mengalami penurunan sampai dengan panen ke-11.

Gambar 10 Pola produktivitas kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 6 terdiri dari 2 plot contoh. Pola produksi kelompok 6 cenderung naik dan mengalami penurunan. Penurunan yang sangat cepat sekali terjadi pada plot 16 yaitu pada panen kedelapan hal tersebut dikarenakan habisnya masa berbuah tanaman cabai. Produktivitas tertinggi diperoleh pada panen kelima sampai keenam, hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Pola produktivitas kelompok 6

0 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 p ro d u kt iv itas (t o n /h a) panen ke- plot 8 plot 20 0 0.5 1 1.5 2 1 2 3 4 5 6 7 8 p ro d u kt iv itas (t o n /h a) panen ke- plot 7 plot 16

25

Karakteristik Kelompok

Hasil pengelompokan pola produktivitas plot cotoh memperlihatkan bahwa plot yang berada dalam satu kelompok memiliki karakteristik yang sama. Karakteristik pada masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel 1. Jenis cabai, varietas, cara tanam, perawatan tanaman serta lokasi merupakan karakteristik pada plot contoh.

Tabel 1 Karakteristik plot contoh pada tiap kelompok

Kel Plot Jenis Cabai Varietas Cara Tanam Perawatan Kecamatan

1 keriting merah TM 99 tunggal sederhana Sukaresmi

2 keriting hijau TM 99 tunggal sederhana Sukaresmi 1 3 keriting hijau TM 99 tunggal sederhana Sukaresmi

5 keriting hijau TM 99 tunggal sederhana Sukaresmi

6 keriting hijau TM 99 tunggal sederhana Sukaresmi

18 keriting merah TM 99 tunggal intensif Cugenang 2 4 keriting merah Golden red tunggal intensif Sukaresmi 14 keriting merah TM 99 tumpangsari intensif Cugenang 17 keriting merah TM 99 tumpangsari intensif Cugenang

21 Keriting merah princes tumpangsari intensif Campaka

3 9 besar hijau Inco tumpangsari Intensif Sukanagara

11 besar merah Hot pison tumpangsari Intensif Sukanagara

4 12 keriting merah TM 99 tumpangsari Intensif Campaka 13 keriting merah TM 99 tumpangsari Intensif Campaka

15 keriting merah TM 99 tumpangsari Intensif Cugenang 5 8 keriting merah TM 99 tumpangsari sederhana Sukanagara

20 keriting merah Seminis tumpangsari Intensif Cugenang 6 7 keriting merah Princes tumpangsari Sederhana Campaka

16 keriting merah Princes tumpangsari Intensif Cugenang

Jenis cabai yang ditanam terdiri dari dua macam, yaitu cabai keriting dan cabai besar dengan pemanenan yang dilakukan pada saat matang/merah dan hijau. Sedangkan varietas cabai yang banyak ditanam adalah cabai keriting TM 99 serta beberapa varietas yang lain seperti princes, seminis dan golden red. Sedangkan varietas cabai besar adalah inco dan hot pison. Teknik budidaya dan perawatan tanaman juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Ada dua macam cara tanam pada cabai yaitu secara monokultur dan tumpangsari. Penanaman secara tumpangsari dilakukan dengan tanaman sayuran yang lain seperti tomat,

26

kol, brokoli, sawi putih dan bawang daun. Untuk cara perawatan tanaman, terdapat dua macam cara perawatan tanaman yaitu perawatan secara intensif dan perawatan sederhana.

Perawatan secara intensif diantaranya dengan menggunakan plastik penutup media tanam/bedengan, pengendalian hama dan penyakit tanaman secara berkala serta melakukan penyiraman secara teratur. Sedangkan perawatan dengan cara sederhana sebaliknya tidak menggunakan plastik penutup bedeng, tidak melakukan penyiraman tanaman secara rutin, serta tidak melaksanakan pengendalian hama dan penyakit tanaman secara intensif. Petani yang melakukan cara perawatan tanaman secara intensif umumnya akan memiliki waktu panen panjang dan dapat mencapai lebih dari 12 kali panen, hal tersebut juga akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Wilayah juga merupakan karakteristik yang terlihat pada pengelompokkan pola produksi. Umumnya plot yang berasal dari satu wilayah memiliki karakteristik yang sama, misalkan varietas atau jenis cabai yang ditanam.

Tabel 1 memperlihatkan bahwa karakteristik yang paling dominan pada kelompok 1 adalah varietas cabai dan cara tanam yang diterapkan. Jenis cabai yang ditanam pada kelompok 1 adalah cabai keriting varietas TM 99 dengan penanaman tunggal. Pada kelompok 2 karakteristik plot contoh yang terlihat yaitu jenis cabai yang ditanam adalah cabai keriting merah serta perawatan tanaman yang dilakukan secara intensif. Cara tanam dan wilayah merupakan karakteristik yang terlihat pada kelompok 3. Seluruh plot contoh pada kelompok 3 berada di kecamatan Sukanagara dengan menggunakan cara tanam tumpangsari dengan dengan tanaman sayuran lain. Karakteristik yang dominan pada kelompok 4 adalah jenis cabai, varietas, cara tanam serta perawatan tanaman. Jenis cabai yang ditanam pada kelompok 4 adalah cabai keriting merah varietas TM 99. Penanaman dilakukan secara tumpangsari dengan tanaman sayuran lain dengan perawatan yang intensif. Karakteristik yang terlihat pada kelompok 5 adalah jenis cabai dan cara penanaman. Jenis cabai yang ada pada kelompok 5 adalah cabai keriting yang dipanen merah sedangkan penanaman dilakukan secara tumpangsari. Karakteristik yang dominan pada kelompok 6 adalah jenis cabai, varietas, cara tanam.

27

Pencocokan Model

Hasil dari Pencocokan model untuk setiap kelompok ditunjukkan pada lampiran 4. Kriteria dalam memilih model dilakukan dengan melihat nilai dan MSE model. Model terbaik yang diperoleh dari hasil pencocokan model setiap kelompok ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil pencocokan model untuk masing-masing kelompok

Kelompok Model R- Square MSE Dugaan Parameter b0 b1 b2 b3 1 Eksponensial 0.653 0.075 1.182 -0.092 2 Logistik 0.957 0.203 5.234 35.523 0.871 3 Pangkat 0.832 0.091 2.839 0.8541 4 Eksponensial 0.929 0.036 0.181 0.26 5 Gauss 0.914 0.013 1.15 5.914 -0.3729 6 Kubik 0.961 0.005 0.916 -0.484 0.191 -0.017

Model dugaan produktivitas kelompok 1 adalah model eksponensial dengan bentuk persamaannya adalah ̂ . Keragaman yang mampu dijelaskan pada model sebesar 65.3% dengan nilai MSE sebesar 0.075. Nilai dugaan b1 negatif menunjukkan bentuk model eksponensial menurun. Pengukuran produksi pada kelompok 1 dilakukan sampai periode panen berakhir sehingga model yang dapat menggambarkan pola produktivitas pada kelompok 1 adalah model eksponensial menurun. Hal tersebut juga sesuai dengan pola produktivitas cabai yang akan mengalami penurunan sampai periode panen berakhir.

Model logistik merupakan model yang paling cocok untuk dalam menggambarkan produktivitas kelompok 2. Pola produktivitas yang digambarkan pada model logistik ini belum menggambarkan satu periode panen pada kelompok 2. Hal tersebut dikarenakan pengukuran produksi yang dilakukan belum sampai pada akhir periode panen. Pola produktivitas yang dapat dilihat berbentuk sigmoid Model dugaan produktivitas kelompok 2 adalah

̂ . Produktivitas maksimum yang dicapai pada kelompok 2 sebesar 5.234 ton/ha. Keragaman yang dapat dijelaskan oleh model logistik sebesar 95.7% dan besarnya MSE adalah 0.203.

28

Model dugaan produktivitas untuk kelompok 3 adalah model pangkat dengan bentuk persamaannya adalah ̂ .Keragaman yang dapat dijelaskan oleh model sebesar 83.2% dengan MSE sbesar 0.091. Seperti halnya dengan kelompok 2, pemanenan pada kelompok 3 belum mencapai akhir periode panen. plot contoh pada kelompok 3 umumnya baru melaksanakan panen sebanyak 8 kali sehingga produktivitas maksimum plot contoh belum dapat diketahui. Hal tersebut sesuai dengan pola model pangkat yang akan terus meningkat.

Model yang cocok untuk kelompok 4 adalah model eksponensial dengan bentuk persamaannya adalah ̂ . Dugaan parameter b1 bernilai positif yang berarti bahwa fungsi eksponensial yang diperoleh adalah naik. Nilai Keragaman produktivitas yang mampu dijelaskan oleh model sebesar 92.9% dengan MSE sebesar 0.036.

Pola produktivitas pada kelompok 5 terlihat berbentuk kurvilinier. Model yang cocok digunakan untuk menduga produktivitas pada kelompok 5 adalah model Gauss dengan bentuk persamaannya adalah ̂

. Keragaman

yang dapat dijelaskan oleh model Gauss ini sebesar 91.4% dengan nilai MSE sebesar 0.013.

Pola produktivitas pada kelompok 6 berbentuk kurvilinier. Model yang dapat menggambarkan pola produktivitas kelompok 6 adalah kubik. Bentuk model dugaannya adalah ̂ Nilai pada model ini sebesar 0.961 dengan nilai MSE sebesar 0.009. Gambar 12 memperlihatkan pola produktivitas masing-masing kelompok menggunakan model dugaan produktivitas.

Pendugaan Produktivitas Cabai

Pendugaan produktivitas dilakukan dengan membangkitkan data produktivitas petani berdasarkan model dugaan produktivitas yang telah diperoleh. Parameter yang digunakan dalam pembangkitan data produktivitas berasal dari data primer yang dikumpulkan. Simulasi yang dilakukan dengan menyederhanakan beberapa kondisi yang ada diantaranya yaitu pembangkitan data produktivitas hanya menggunakan 5 model dugaan produktivitas kelompok plot contoh yang memiliki

29

karakteristik umum yang sama, pemanenan dilakukan sekali dalam satu minggu, satu periode pengamatan (tri wulan) sebanyak 12 minggu, masa tanam sampai dengan panen adalah 12 minggu. Gambar 12 memperlihatkan perbandingan antara data produktivitas per kelompok dengan produktivitas hasil bangkitan.

(a1) Produktivitas kelompok 1 (a2) Produktivitas bangkitan kelompok 1

(b1) Produktivitas kelompok 2 (b2) Produktivitas bangkitan kelompok 2

(c1) Produktivitas kelompok 3 (c2) Produktivitas bangkitan kelompok 3

30

(e1) Produktivitas kelompok 5 (e2) Produktivitas bangkitan kelompok 5 Gambar 12 Pola produktivitas asal dan bangkitan: (a) kelompok 1, (b) kelompok

2, (c) kelompok 3, (d) kelompok 4, (e) kelompok 5

Pendugaan Produktivitas Cabai Berdasarkan Seluruh Waktu Panen

Data produktivitas seluruh plot pada periode panen tri wulan II yang digunakan sebagai populasi dibangkikan sebanyak 300 kali. Rata-rata produktivitas cabai di Kabupaten Cianjur pada tri wulan II sebesar 4.696 ton/ha dengan ragam sebesar 0.006 ton/ha. Hasil dugaan produktivitas dengan pengambilan contoh berukuran 10, 30, 50, 70, 90, dan 110 yang dilakukan sebanyak 100 kali ulangan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Nilai tengah, ragam, bias dan RSE dugaan produktivitas menggunakan seluruh waktu panen

Ukuran contoh

Nilai tengah

(ton/ha) Ragam Bias RSE(%) 10 4.65131 0.77972 0.07302 18.98429 30 4.67349 0.24501 0.04089 10.59129 50 4.67557 0.14911 0.03254 8.25891 70 4.67334 0.10063 0.03089 6.78798 90 4.68036 0.08182 0.02524 6.11138 110 4.69621 0.06587 0.02097 5.46498

Nilai tengah dugaan produktivitas pada pengambilan contoh menggunakan seluruh waktu panen berbias. Pada contoh berukuran 10 memiliki ragam dan bias tertinggi dengan nilai ragamnya yaitu 0.779 ton/ha sedangkan biasnya sebesar 0.07 ton/ha. Keragaman cenderung menurun seiring dengan penambahan ukuran contoh yang diambil. Ragam terkecil diperoleh pada pengambilan contoh berukuran 110 yaitu sebesar 0.066 ton/ha dan biasnya sebesar 0.02 ton/ha. Nilai RSE terendah pada pengambilan contoh berukuran 110 sebesar 5.46 %.

31

Pendugaan Produktivitas Cabai Berdasarkan Waktu Panen Tertentu

Pengukuran produktivitas secara langsung dilakukan dengan mengumpulkan data produktivitas secara terus menerus selama periode panen pada plot contoh. Banyak faktor yang menyebabkan pengukuran secara terus menerus tersebut sangat sulit sekali dilakukan. Oleh karena itu dilakukan pendugaan produktivitas dengan menggunakan waktu panen tertentu untuk menyederhanakan pengumpulan data di lapangan. Pendugaan produktivitas dilakukan dengan mengambil satu kali, dua kali dan tiga kali panen pada populasi.

Tabel 4 Nilai tengah, ragam, bias dan RSE dugaan produktivitas jika jumlah panen petani diketahui

satu kali panen Ukuran contoh Nilai tengah

(ton/ha) Ragam Bias RSE (%) 10 4.699509 1.713027 0.093044 27.85028 30 4.660735 0.567853 0.058952 16.16827 50 4.671615 0.346563 0.0442 12.60155 70 4.64996 0.237555 0.048207 10.48173 90 4.660749 0.18468 0.038226 9.220506 110 4.653913 0.162526 0.051394 8.662502

dua kali panen Ukuran contoh Nilai tengah

(ton/ha) Ragam Bias RSE (%) 10 4.690975 1.12382 0.074565 22.59879 30 4.685946 0.389497 0.042218 13.31849 50 4.675645 0.213039 0.037524 9.871605 70 4.657054 0.152216 0.036897 8.377582 90 4.680814 0.119595 0.029829 7.388139 110 4.683876 0.100334 0.041576 6.762665

tiga kali panen Ukuran contoh Nilai tengah

(ton/ha) Ragam Bias RSE (%) 10 4.689951 0.921273 0.063848 20.46566 30 4.671213 0.318004 0.037366 12.07221 50 4.682799 0.183324 0.032036 9.143336 70 4.669807 0.125995 0.03127 7.601121 90 4.688342 0.100428 0.026337 6.759398 110 4.68685 0.083214 0.039744 6.154832

Pendugaan produktivitas dengan mengambil waktu panen tertentu dilakukan pada dua keadaan, yaitu pendugaan yang dilakukan jika diasumsikan jumlah

32

panen untuk setiap petani diketahui dan jika jumlah panen tidak diketahui. Hasil pendugaan produktivitas berdasarkan waktu panen tertentu dengan kondisi jumlah panen petani diketahui disajikan pada Tabel 4.

Tabel 5 Nilai tengah, ragam, bias dan RSE dugaan produktivitas jika jumlah panen petani sebanyak 10 kali

satu kali panen Ukuran contoh Nilai tengah

(ton/ha) Ragam Bias RSE (%) 10 8.897877 5.728599 4.197108 26.8991 30 8.828094 1.88938 4.127301 15.57015 50 8.853136 1.166108 4.152386 12.19754 70 8.816134 0.793669 4.115531 10.10512 90 8.837593 0.615141 4.137268 8.874697 110 8.825591 0.537777 4.124688 8.309162

dua kali panen Ukuran contoh Nilai tengah

(ton/ha) Ragam Bias RSE (%) 10 8.584633 3.706639 3.883864 22.42686 30 8.570717 1.319559 3.869924 13.40285 50 8.556632 0.698734 3.855882 9.769066 70 8.5252 0.504142 3.824596 8.328601 90 8.572576 0.39735 3.872251 7.353186 110 8.584459 0.324155 3.883556 6.632285

tiga kali panen Ukuran contoh Nilai tengah

(ton/ha) Ragam Bias RSE (%) 10 8.214479 3.242455 3.51371 21.92083 30 8.179694 1.148651 3.478901 13.10258 50 8.208218 0.64757 3.507469 9.803801 70 8.189034 0.45038 3.488431 8.195148 90 8.231236 0.359441 3.530911 7.283642 110 8.231308 0.291898 3.530405 6.563667

Dugaan produktivitas berdasarkan pengukuran satu kali memiliki nilai ragam, bias dan RSE tertinggi dibandingkan dugaan menggunakan dua dan tiga kali panen (Tabel 4). Untuk semua pengukuran dengan pengambilan waktu panen satu, dua maupun tiga kali memiliki kecenderungan penurunan nilai ragam, bias dan RSE saat meningkatnya ukuran contoh yang diambil. Ragam dugaan berkisar antara 0.1 sampai 1.71 ton/ha, dengan ragam tertinggi pada contoh berukuran 10

33

dengan satu kali panen. Hal tersebut juga terjadi pada nilai RSE. Nilai RSE tertinggi pada pengukuran satu kali panen pada contoh berukuran 10 yaitu sebesar 27.85 %.

Hasil pendugaan produktivitas berdasarkan waktu panen tertentu dengan kondisi jumlah panen petani sebanyak 10 kali disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 memperlihatkan nilai ragam dan bias dugaan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan pendugaan produktivitas yang dilakukan jika jumlah panen setiap petani diketahui. Ragam berkisar antara 0.29 - 5.72 ton/ha, sedangkan bias antara 3.5 – 4.2 ton/ha.

Tabel 6 Nilai tengah, ragam, bias dan RSE dugaan produktivitas jika jumlah panen petani sebanyak 12 kali

satu kali panen Ukuran contoh

Nilai tengah

(ton/ha) Ragam Bias RSE (%) 10 10.67809 8.260028 5.99228 26.91518 30 10.59427 2.731114 5.908294 15.59908 50 10.62229 1.684243 5.937348 12.21755 70 10.57966 1.144616 5.89433 10.1125 90 10.60539 0.88704 5.920349 8.880656 110 10.59146 0.773306 5.905244 8.302711

dua kali panen Ukuran contoh

Nilai tengah

(ton/ha) Ragam Bias RSE (%) 10 10.29191 5.383834 5.60785 22.54497 30 10.27425 1.915528 5.588713 13.47082 50 10.25663 1.0151 5.571353 9.823127 70 10.21942 0.731005 5.534333 8.366313 90 10.27766 0.57524 5.592506 7.379557 110 10.29035 0.468832 5.604416 6.653931

tiga kali panen Ukuran contoh

Nilai tengah

(ton/ha) Ragam Bias RSE (%) 10 9.829901 4.729689 5.144594 22.12418 30 9.786703 1.6781 5.100983 13.23648 50 9.82017 0.946863 5.135082 9.90888 70 9.798526 0.656828 5.113357 8.271135 90 9.849889 0.522891 5.164583 7.34132 110 9.849521 0.424304 5.163756 6.613379

34

Nilai ragam, bias dan RSE dugaan jika panen petani sebanyak 12 kali ditunjukkan pada Tabel 6. Ragam dugaan yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan ragam dugaan jika jumlah panen setiap petani sebanyak 12 kali. Ragam dugaan berkisa antara 0.4 – 8.2 ton/ha dengan bias yang berkisar antara 5.1 – 6 ton/ha.

Perbandingan Dugaan Produktivitas Menggunakan Seluruh Waktu Panen dengan Waktu Panen Tertentu

Ragam dugaan produktivitas menggunakan seluruh waktu panen lebih kecil dibandingkan dengan pendugaan dengan menggunakan waktu panen tertentu. Ragam nilai tengah dugaan produktivitas dengan menggunakan seluruh waktu panen pada ukuran contoh 10 sebesar 0.78 ton/ha sedangkan jika menggunakan satu kali panen dan diketahui jumlah panennya sebesar 1.71 ton/ha. Untuk kondisi jumlah panen sebanyak 10 kali memiliki ragam sebesar 5.73 ton/ha, sedangkan jika jumlah panen sebanyak 12 kali adalah 8.26 ton/ha.

Gambar 13 Ragam nilai tengah dugaan menggunakan seluruh waktu panen dan waktu panen tertentu ( satu kali, dua kali dan tiga kali) jika jumlah panen diketahui

Ragam nilai tengah dugaan jka menggunakan dua kali panen dan diketahui jumlah panennya sebesar 1.12 ton/ha sedangkan pada kondisi jumlah panen sebanyak 10 kali ragam dugaan sebesar 3.70 ton/ha dan pada pengukuran jika jumlah panen petani sebanyak 12 kali adalah 5.38 ton/ha. Ragam nilai tengah

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 rag am ( to n /h a) ukuran contoh seluruh satu kali dua kali tiga kali

35

dugaan jka menggunakan tiga kali panen dan diketahui jumlah panennya sebesar 0.92 ton/ha sedangkan pada kondisi jumlah panen petani sebanyak 10 kali sebesar 3.24 ton/ha dan jika jumlah panen petani sebanyak 12 kali adalah 4.73 ton/ha.

Gambar 13 menunjukkan bahwa semakin besar ukuran contoh maka keragaman akan semakin menurun. Penurunan terbesar terjadi pada pengambilan contoh berukuran 30. Selisih ragam dugaan menggunakan satu kali waktu panen terhadap seluruh waktu panen cukup besar dibandingkan dengan dua dan tiga kali panen. pada Gambar 13 terlihat ragam dugaan pada ukuran contoh 90 dengan tiga kali waktu panen nilainya sangat dekat sekali dengan ragam produktivitas seluruh waktu panen.

Gambar 14 Nilai RSE dugaan menggunakan seluruh waktu panen dan waktu panen tertentu ( satu kali, dua kali dan tiga kali) jika jumlah panen diketahui

Pada Gambar 14 terlihat bahwa selisih RSE antara pengukuran satu kali panen dengan seluruh waktu panen cukup besar dibandingkan dengan dua kali dan tiga kali panen. RSE tertinggi pada pengukuran menggunakan satu kali panen yaitu sebesar 27.85 % sedangkan terendah pada pengukuran tiga kali panen yaitu sebesar 6.15 %. RSE akan semakin kecil saat ukuran contoh yang diambil bertambah.

Gambar 15 memperlihatkan ragam dugaan produktivitas menggunakan seluruh waktu panen dan jika jumlah panen petani sebanyak 10 kali. ragam terbesar pada contoh berukuran 10. Selisih terbesar terlihat pada pendugaan

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 R S E (% ) ukuran contoh seluruh satu kali dua kali tiga kali

36

dengan menggunakan satu kali panen. Selisih ragam dugaan pada pengukuran dengan menggunakan dua kali dan tiga kali panen cukup kecil dan cenderung hampir sama mulai dari pengambilan contoh berukuran 50. Kecenderungan yang sama juga diperlihatkan pada nilai RSE dugaan. Gambar 16 memperlihatkan bahwa RSE pada pengukuran dengan menggunakan dua kali dan tiga kali panen cenderung sama.

Gambar 15 Ragam nilai tengah dugaan menggunakan seluruh waktu panen dan waktu panen tertentu ( satu kali, dua kali dan tiga kali) jika jumlah panen diasumsikan sebanyak 10 kali

Gambar 16 Nilai RSE dugaan menggunakan seluruh waktu panen dan waktu panen tertentu ( satu kali, dua kali dan tiga kali) jika jumlah panen diasumsikan sebanyak 10 kali

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 rag am ( to n /h a) ukuran contoh seluruh satu kali dua kali tiga kali 0 5 10 15 20 25 30 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 R S E (% ) ukuran contoh seluruh satu kali dua kali tiga kali

37

Perbandingan ragam dugaan produktivitas menggunakan seluruh waktu panen

Dokumen terkait