• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh tepung biji kapuk terhadap histologi, enzimatik dan komposisi asam lemak tubuh juvenile udang vaname

Kandungan asam lemak siklopropenat dalam hepatopankreas

Rataan kandungan asam lemak siklopropenat (ALS) pada hepatopankreas antara waktu pengambilan sampel dari udang yang telah mengalami moribunb dari setiap perlakuan yang mengandung tepung biji kapuk (TBK) yang berbeda disajikan pada Tabel 7 dan Lampiran 20.

Tabel 7 Rataan kandungan ALS (mg/g) hepatopankreas dari setiap sampel udang antar waktu pengambilan sampel dari setiap perlakuan

Keterangan : * adalah hari pengambilan sampel; mt adalah mati total; ttd adalah tidak terdeteksi

Tabel 7 menunjukkan bahwa kisaran kandungan ALS pada perlakuan 10% TBK yaitu 0,891-0,961 mg/g, perlakuan 20% TBK yaitu 0,848-0,969 mg/g, perlakuan 30% TBK dan 40% TBK masing-masing 0,854-0,990mg/g dan 0,872- 0,910 mg/g. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan nyata (p>0,05) kandungan ALS pada udang yang mati antar pengambilan sampel dari setiap perlakuan 10%, 20%, 30% dan 40% TBK (Lampiran 21)

Rataan kandungan gosipol pada hepatopankreas antara waktu pengambilan sampel udang yang telah mengalami moribunb dari setiap perlakuan yang mengandung TBK yang berbeda disajikan pada tabel 8. Kisaran kandungan gosipol pada perlakuan 10% TBK yaitu 0,039-0,105mg/g, perlakuan 20% yaitu TBK 0,077-0,124 mg/g, perlakuan 30% dan 40% TBK masing-masing berkisar 0,042-0,107 dan 0,041-0,155 mg/g. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata (p>0,05) kandungan gosipol pada udang yang telah

mengalami moribunb antar waktu pengambilan sampel dari setiap perlakuan 10, 20, 30 dan 40% TBK (Lampiran 22)

Tabel 8 Rataan kandungan gosipol (mg/g) pada hepatopankreas dari setiap sampel udang antar waktu pengambilan sampel dari setiap perlakuan

Keterangan : * adalah hari pengambilan sampel; mt adalah mati total; ttd adalah tidak terdeteksi Hasil analisis kandungan ALS pada hepatopankreas dari juvenile udang yang telah mengalami moribunb dari semua perlakuan yang dicobakan berkisar 0,84 8sampai 0,990 mg/g. Kandungan gosipol berkisar 0,390 sampai 0,15 mg/g. Berdasarkan kandungan ALS dan gosipol pada hepatopankreas bagi udang yang telah mengalami moribunb dapat dinyatakan bahwa udang yang telah mengalami moribunb dari setiap perlakuan mengandung ALS dan gosipol dengan kisaran masing-masing 0,848-0,990 mg/g dan 0,390-0,155 mg/g. Lim (1996) menyatakan bahwa kandungan gosipol sebesar 1100 ppm kemungkinan dapat mengakibatkan toksik langsung pada udang Penaeaus vannamei.

Histologi hepatopankreas

Hasil pengamatan histologi terhadap hepatopankreas udang yang diberi pakan dengan tepung biji kapuk (TBK) 10% disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Hepatopankreas juvenile udang yang diberi pakan mengandung 10 % TBK (a) dan 0 % TBK (b); oe = oedema interstitialis; vc = vacuolisasi; sn = sel normal dengan inti sel ditengah.

Pada perlakuan pemberian 10% TBK dari sampel udang yang telah mati terjadi terjadi nekrosis pada hepatopankreas, struktur sel tidak jelas dan sebagian besar sel tidak berbentuk yang diakibatkan sel mengalami pecah, terjadi vakuolisasi dan oedema interstitialis (Gambar 3a). Pada perlakuan tanpa pemberian TBK terlihat struktur sel epitel normal dengan inti sel masih berada ditengah (Gambar 3b).

Pada perlakuan pemberian pakan 20% TBK (Gambar 4), menunjukkan hal yang sama seperti pada perlakuan pemberian 10% TBK. Pada hepatopankreas terjadi nekrosis, sebagian besar sel epitel tidak berbentuk akibat pecah, terjadi interstitialis pada sel epitel, fabrotik dan adanya infiltrasi sel mononuclear, glandula mengecil yang diakibatkan sel membesar serta vakuolisasi (Gambar 4a)

Pada pemberian pakanyang mengandungan 30% TBK ditunjukkan pada Gambar 5. Hepatopankreas pada perlakuan ini nampak mengalami hal yang sama seperti pada perlakuan 20% pemberian pakan yang mengandung TBK. Hepatopankreas mengalami nekrosis koagulatif, terjadinya vakuolasasi, inti sel tidak terlihat diakibatkan sel epitel pecah, struktur sel rusak tidak beraturan, glandula mengecil akibat sel mengalami pembengkakan (Gambar 5a). Perbedaan ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan struktur sel epitel pada perlakuan tanpa pemberian pakan yang mengandung TBK dimana struktur sel teratur dan inti sel berada ditengah (Gambar 5b).

a b

oe

Gambar 4. Hepatopankreas juvenile udang yang diberi pakan mengandung 20 % TBK (a) dan 0% TBK (b); i = infiltrasi; fb = fabrotik; sn = sel normal dengan inti ditengah

Gambar 5. Hepatopankreas juvenile udang yang diberi pakan mengandung 30 % TBK (a) dan 0 % TBK (b); nk = nekrosis koagulasi; vc = vakuola; sn = sel normal dengan inti ditengah

Pada perlakuan dengan pemberian pakan yang mengandung 40% TBK (Gambar 6), dimana hepatopankreas mengalami kerusakan seperti halnya pada perlakuan pemberian pakan yang mengandung 10, 20 dan 30% TBK. Pada perlakuan pemberian pakan yang mengandung 40% TBK, hepatopankreas mengalami nekrosis, Nampak terjadi hyperemia dan haemorrhagi pada sel yang mengalami kerusakan, adanya infiltrasi sel monokuler dan serta terjadi peradangan pada sel yang ditunjukkan dengan warna merah pada sel akibat pewarna eosin masuk kedalam sel tersebut (Gambar 6a).

a b a b fb b i sn b vc nk sn

Gambar 6. Hepatopankreas juvenile udang yang diberi pakan mengandung 40 % TBK (a) dan 0 % TBK (b); hae = haemorrhagi; hyp = hyperemia; sn = sel normal dengan inti ditengah

Dari Gambar 3, 4, 5 dan 6 menunjukkan bahwa pemberian pakan yang mengandung TBK mengakibatkan tejadinya kerusakan pada hepatopankreas. Hal ini mengindikasikan bahwa TBK yang mengandung ALS dan gosipol dapat mengakibatkan kerusakan pada hepatopankreas juvenile udang. Herman (1970) menyatakan bahwa pakan yang mengandung gosipol acetat 0,033-0,1 % atau tepung biji kapas yang mengandung gosipol bebas 0,0531 % yang diberikan pada ikan rainbow trout mengakibatkan kerusakan pada hati dan ginjal. Hendricks dan Bailley (1989) melaporkan bahwa ikan rainbow trout O. mykiss yang diberi pakan yang mengandung asam lemak siklopropenat dapat mengakibatkan nekrosis pada hepatocyte

Aktivitas enzim pencernaan

Aktivitas enzim protease

Aktivitas enzim protease pada juvenile udang vaname yang mengkonsumsi pakan yang mengandung TBK yang berbeda dari hari ke-1 hingga hari ke-10 disajikan pada Gambar 7.

a b

hae

sn hyp

Keterangan : TBK adalah tepung biji kapuk

Gambar 7 Aktivitas enzim protease (unit/menit/g) pada juvenile udang yang mengkonsumsi pakan yang mengandung TBK

yang berbeda.

Aktivitas enzim protease pada juvenile udang vaname yang mengkonsumsi pakan yang mengandung TBK yang berbeda (Gambar 7) menghasilkan pola perubahan yang hampir sama pada perlakuan pemberian pakan yang mengandung 10, 20, 30 dan 40% TBK yaitu mengalami penurunan mulai hari ke-2 dan kemudian cenderung menurun merata hingga akhir pengamatan (hari ke-10). Namun sebaliknya pada perlakuan pemberian 0% TBK (pakan komersial) mengalami peningkatan sejak hari ke-2 hingga akhir pengamatan. Hasil analisis statistik menunjukkankan ada perbedaan (p<0,05) antara perlakuan pemberian pakan yang mengandung 0, 10, 20, 30 dan 40% TBK . Perbedaan terjadi pada hari ke-2, dimana perlakuan pemberian 0% TBK tidak berbeda dengan perlakuan pemberian 10 dan 20% TBK dan berbeda dengan perlakuan pemberian 30 dan 40% TBK, sedangkan antar perlakuan pemberian 10, 30 dan 40% TBK tidak berbeda. Pada hari ke-3 antar perlakuan pemberian 0% TBK berbeda dengan perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK, perlakuan pemberian 10% TBK tidak berbeda dengan perlakuan pemberian 20% TBK tetapi berbeda dengan perlakuan pemberian 30 dan 40% TBK, sedangkan antara perlakuan pemberian 30 dan 40% TBK tidak berbeda. Pada hari ke-4, perlakuan pemberian 0% TBK berbeda dengan perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK, perlakuan

0 0,5 1 1,5 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 A kt iv it a s e n zi m ( u n it /m e n it /g )

Waktu pengamatan (hari)

0% TBK 10% TBK 20% TBK 30% TBK 40% TBK

pemberian 10% TBK tidak berbeda dengan perlakuan pemberian 20 dan 40% TBK tetapi berbeda dengan perlakuan pemberian 30% TBK. Pada hari ke-5, antara perlakuan pemberian 0, 10, 20, 30% TBK berbeda, tetapi antara perlakuan pemberian 30 dan 40% TBK tidak berbeda. Pada hari ke-6 hingga akhir pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pemberian 0% TBK berbeda dengan perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK, sedangkan antara perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK tidak berbeda (Lampiran 24)

Aktivitas enzim lipase

Aktivitas enzim lipase pada juvenile udang vaname yang mengkonsumsi pakan yang mengandung TBK yang berbeda pada pengamatan hari-1 hingga hari ke- 10 disajikan pada Gambar 8

Keterangan : TBK adalah tepung biji kapuk

Gambar 8 Aktivitas enzim lipase (unit/menit/g) pada juvenile udang

yang mengkonsumsi pakan yang mengandung TBK yang berbeda. Pola perubahan aktivitas enzim lipase pada juvenile udang yang mengkonsumsi pakan yang mengandung TBK yang berbeda, menunjukkan pola perubahan yang sama seperti pada aktivitas enzim protease. Pola tersebut terjadi penurunan dari hari ke-2 hingga pada akhir pengamatan dari setiap perlakuan pemberian pakan yang mengandung TBK. Pada perlakuan pemberian 0% TBK, menunjukkan kenaikan hingga akhir pengamatan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan (p<0,05) diantara perlakuan. Pada hari ke-2

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 A kt iv it a s e n zi m (u n it /m e n it /g )

Waktu pengamatan (hari)

0% TBK 10% TBK 20% TBK 30% TBK 40% TBK

perlakuan pemberian 0% TBK tidak berbeda dengan perlakuan pemberian 30% TBK, sedangkan antara perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK tidak berbeda. Pada hari ke-3 sampai pada akhir pengamatan, perlakuan pemberian 0% TBK berbeda dengan perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40 % TBK, sedangkan antara perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK tidak berbeda nyata (Lampiran 25)

Aktivitas enzim amilase

Aktivitas enzim amilase pada juvenile udang yang mengkonsumsi pakan yang mengandung TBK yang berbeda pada hari pengamatan ke-1 hingga ke-10 disajikan pada Gambar 9

Keterangan : TBK adalah tepung biji kapuk

Gambar 9 Aktivitas enzim amilase (unit/menit/g) pada juvenile udang yang mengkonsumsi pakan yang mengandung TBK yang berbeda. Aktivitas enzim amilase pada juvenile udang yang mengkonsumsi pakan yang mengandung TBK yang berbeda (Gambar 9) mengalami pola yang mirip dengan aktivitas enzim protease dan lipase, dimana terjadi penurunan sejak hari ke-2 hingga akhir pengamatan. Pada perlakuan pemberian 0% TBK, sejak hari ke-2 mengalami kenaikan dan cenderung naik hingga akhir pengamatan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan (p<0,05) diantara perlakuan. Perbedaan terlihat mulai hari ke-4, dimana perlakuan pemberian 0% TBK berbeda dengan perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK, sedangkan antar perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK tidak menunjukkan adanya perbedaan hingga akhir pengamatan (Lampiran 26) 0 5 10 15 20 25 30 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 A kt iv it a s e n zi m (u n it /m e n it /g )

Waktu pengamatan (hari)

0% TBK 10% TBK 20% TBK 30% TBK 40% TBK

Dari hasil pengamatan aktivitas enzim pencernaan (protease, lipase dan amilase) menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian kandungan TBK yang meningkat mengakibatkan penurunan aktivitas enzim pencernaan, bila dibandingkan dengan pakan yang diberi tanpa mengandung TBK. Hal ini mengindikasikan bahwa TBK yang mengandung ALS dan gosipol dapat mempengaruhi aktivitas enzim pencernaan tersebut. Penurunan aktivitas enzim ini disebabkan terjadinya kerusakan pada hepatopankreas yang tidak mampu lagi mensintesa dan mensekresi enzim pencernaan. Ceccaldi (1989 dan 1997) menyatakan bahwa hepatopankreas pada krustase digunakan sebagai fungsi metabolik yaitu mensintesa dan mensekresi enzim pencernaan. Selain itu pula, keberadaan gosipol yang terkandung dalam TBK dapat menghambat aktivitas enzim proteolitik dan peptik. Cater (1969) yang menyatakan bahwa keberadaan gosipol dapat menghambat aksi enzim proteolitik. Lyman et al (1959) dalam Carter (1969) menyatakan bahwa penambahan 1,38% gosipol pada protein biji kapas dapat menyebabkan pengurangan peptik dan triptik masing-masing 37 dan 58%.

Komposisi asam lemak tubuh

Hasil pengamatan komposisi asam lemak tubuh juvenile udang vaname disajikan pada Gambar 10 dan Lampiran 27.

Keterangan : kontrol adalah udang belum ada perlakuan

Gambar 10 Komposisi asam lemak tubuh juvenile udang yang diberi pakan mengandung TBK yang berbeda

0 1 2 3 4 kontrol 0% TBK 10% TBK 20% TBK 30% TBK 40% TBK K a n d u n g a n A sa m Le m a k (m g /g ) Perlakuan Palmitoleat Stearat Oleat Nonadecanoat Arachidat Eicosenoat

Gambar 10, menunjukkan bahwa komposisi asam lemak tubuh juvenile udang vaname sebelum dilakukan perlakuan (kontrol) yaitu palmitoleat, stearat, oleat, nonadecanoat, arachidat dan eicosenoat. Pada akhir pengamatan menunjukkan kandungan asam palmitoleat meningkat pada perlakuan pemberian 0% TBK yaitu dari 0,41 mg/g menjadi 0,73 mg/g (kenaikan sebesar 78,7%) tetapi tidak terditeksi (ttd) pada perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK. (Lampiran 28). Asam lemak stearat mengalami penurunan dari 0,27 mg/g menjadi 0,25 mg/g (penurunan sebesar 9,2%), sedangkan oleat mengalami kenaikan dari 1,92 mg/g menjadi 3,75 mg/g (kenaikan sebesar 95,5%). Pada perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK, menunjukkan bahwa jenis asam stearat dari 0,27 mg/g mengalami penurunan masing- masing 0,18, 0,15, 0,07 dan 0,19 mg/g (penurunan sebesar masing-masing 33,1, 45,6, 73,5 dan 28,3%). Pada perlakuan Jenis asam lemak oleat pada perlakuan pemberian 10, 20 dan 30% mengalami penurunan dari 1,92 mg/g menjadi masing-masing 0,30, 0,23, 0,43 mg/g (penurunan sebesar masing-masing 84,3, 88,2, 77,7 %), sedangkan pada perlakuan pemberian 40% TBK tidak terditeksi. Pada jenis asam lemak arachidat pada perlakuan tanpa pemberian TBK mengalami kenaikan sebesar 11,6% yaitu dari 0,65 mg/g menjadi 0,07 (0% TBK), sedangkan pada perlakuan pemberian 10% TBK mengalami penurunan sebesar 88,7% yaitu dari 0,65 mg/g menjadi 0,07 mg/g (Lampiran 27 dan 28)

Berdasrkan komposisi asam lemak tubuh menunjukkan bahwa peningkatan pemberian TBK dapat mengakibatkan perubahan komposisi dan kandungan asam lemak tubuh udang. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kandungan ALS yang dikonsumsi oleh udang dapat mempengaruhi komposisi asam lemak tubuh. Hal ini diduga diakibatkan ALS menghambat sistem desaturase asam lemak. Hendricks dan Bailey (1989) menyatakan bahwa ikan rainbow trout (O. mykiss) yang diberi makan asam lemak siklopropenat dapat menghambat sistem desatusase dan konsekekuensinya mempengaruhi metabolism lemak.

Jumlah pakan yang konsumsi

Rataan jumlah pakan yang dikonsumsi udang selama pengamatan disajikan pada Gambar 11 dan (Lampiran 29).

Keterangan :TBK : Tepung Biji Kapuk

Gambar 11 Rataan Jumlah pakan yang dikonsumsi juvenile udang (g/ekor). Berdasarkan Gambar 11, terlihat bahwa akumulasi jumlah pakan yang dikonsumsi juvenile udang pada perlakuan pemberian 0% TBK menunjukkan kenaikan mulai hari ke-1 hingga akhir pengamatan. Pada perlakuan pemberian 10% TBK terlihat terjadi kenaikan akumulasi jumlah pakan hingga hari ke-7 kemudian cenderung merata hingga akhir pengamatan. Sedangkan pada perlakuan 20, 30 dan 40% TBK terjadi kenaikan hingga hari ke-6 kemudian cenderung merata hingga akhir pengamatan. Hasil uji statistik menunjukkan tidak berbeda beda nyata (p>0,05) antar semua perlakuan pada hari ke-1 dan hari ke-2, namun sejak hari ke-3 hingga akhir pengamatan menunjukkan ada perbedaan yang nyata (p<0,05) diantara perlakuan (Lampiran 30). Pada hari ke-3 dan ke-4 menunjukkan perlakuan pemberian 10% TBK berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 20, 30 dan 40% TBK. Sedangkan antar perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK tidak berbeda nyata. Pada hari ke-5, perlakuan pemberian 0% TBK berbeda nyata dengan perlakuan 10, 20, 30 dan 40% TBK, perlakuan pemberian 10% TBK berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 20 , 30 dan 40% TBK, sedangkan antar perlakuan pemberian 20, 30 dan

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jum la h p a k a n y a n g d ik o n sum si (g /e k o r) Hari ke… 0% TBK 10% TBK 20% TBK 30% TBK 40% TBK

40% TBK tidak berbeda nyata. Pada hari ke-6 hingga akhir pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan tanpa pemberian TBK (0% TBK) berbeda nyata dengan perlakuan pemberian10, 20, 30 dan 40% TBK, perlakuan pemberian 10% TBK tidak berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 20% TBK, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 30 dan 40% TBK, perlakuan pemberian 20% TBK tidak berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 30% TBK tetapi berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 40% TBK, sedangkan antar perlakuan pemberian 30 dan 40% TBK berbeda nyata (Lampiran 30)

Berdasarkan jumlah pakan yang dikonsumsi juvenile udang menunjukkan bahwa pada perlakuan kontrol (0% TBK) semakin meningkat dengan bertambahnya waktu pengamatan, namun sebaliknya pada perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK menunjukkan penurunan jumlah konsumsi pakan. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan jumlah konsumsi pakan oleh juvenile udang menunjukkan penurunan nafsu makan yang diakibatkan adanya pengaruh kerusakan hepatopankreas yang diakibatkan oleh terakumulasinya ALS dan gosipol dalam hepatopankreas. Peningkatan akumulasi ALS dan gosipol mengakibatkan terganggunya fungsi hepatopankreas yang pada akhirnya mengurangi konsumsi pakan. Lim (1996) menyatakan bahwa udang vaname yang diberi pakan yang mengandung 1600 ppm gosipol dapat mengurangi pakan yang dikonsumsi.

Tingkat kelangsungan hidup

Hasil pengamatan rataan tingkat kelangsungan hidup dari setiap perlakuan selama pemeliharaan disajikan pada Gambar 12 dan Lampiran 31.

Keterangan :TBK : Tepung Biji Kapuk

Gambar 12 Rataan tingkat kelangsungan hidup udang yang diberi pakan mengandung TBK yang berbeda.

Dari Gambar 12 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pakan yang mengandung TBK mengalami penurunan bila dibandingkan dengan perlakuan pakan tanpa pemberian TBK selama masa pemeliharaan. Pada hari ke-3, perlakuan pemberian 20, 30 dan 40% TBK mengalami penurunan hingga pada akhir pengamatan, sedangkan perlakuan pemberian 10% TBK penurunan terjadi mulai pada hari ke-4 hingga hingga pada akhir pengamatan. Pada pelakuan pemberian 0% TBK tingkat kelangsungan hidup 100 % hingga pada akhir pengamatan. Hasil analisis statistik menunjukkan berbeda nyata (p<0,05) diantara perlakuan pemberian 0, 10, 20, 30 dan 40% TBK (Lampiran 32) dimana perbedaan tersebut mulai terlihat pada hari ke-5. Perlakuan pemberian 0% TBK tidak berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 10, 20 dan 40 % TBK, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 30% TBK, sedangkan antara perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK tidak berbeda nyata. Pada hari ke-6 sampai hari ke-8 terlihat bahwa perlakuan pemberian 0% TBK berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK, sedangkan antar perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK tidak berbeda nyata. Pada hari ke-9 dan ke-10 terlihat perlakuan pemberian 0% TBK berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK; perlakuan pemberian 10 dan

0 20 40 60 80 100 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 T in g k a t k e la n g sun g a n h id u p (% ) Hari ke... 0% TBK 10% TBK 20% TBK 30% TBK 40% TBK

20% TBK tidak berbeda nyata, perlakuan pemberian 20, 30 dan 40% TBK tidak berbeda nyata. Pada hari ke-11 dan ke-12 menunjukkan antara perlakuan pemberian 0% TBK berbeda nyata dengan perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK, sedangkan antar perlakuan pemberian 10, 20, 30 dan 40% TBK tidak berbeda nyata

Berdasrkan tingkat kelangsungan hidup udang yang diberi pakan yang mengandung TBK menunjukkan penurunan dibandingkan pakan kontrol selama masa pemelihaaran. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan pemberian TBK yang mengandung ALS dan gosipol mengakibatkan terjadinya kerusakan pada hepatopankreas dan sebagai konsekuensinya yaitu tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Herman (1970) dan Mbahizireki et al. (2001) menyatakan bahwa kurangnya nilai hematokrit dan hemoglobil merupakan salah satu indikator toksiksiti akibat gosipol pada ikan

Berdasarkan dari hasil pengamatan parameter kandungan ALS, Gosipol, histologi, aktivitas enzim pencernaan, komposisi asam lemak tubuh dan jumlah pakan yang dikonsumsi serta penurunan tingkat kelangsungan hidup dapat dinyatakan bahwa ALS dan gosipol yang terkandung dalam TBK pada dosis yang tidak dapat ditolerir mengakibatkan kerusakan hepatopankreas, penurunan aktivitas enzim pencernaan, perubahan komposisi asam lemak tubuh, menurunkan jumlah pakan yang dikonsumsi serta mengakibatkan penurunan tingkat kelangsungan hidup juvenil udang.

Pengaruh minyak biji kapuk terhadap histologi, enzimatik, dan komposisi lemak tubuh juvenile udang vaname

Kandungan asam lemak siklopropenat dan gosipol di hepatopankreas Rataan kandungan asam lemak siklopropenat (ALS) pada sampel udang yang mati dari setiap perlakuan pemberian minyak biji kapuk (MBK) yang berbeda disajikan pada Tabel 9 dan Lampiran 33.

Tabel 9 Rataan kandungan ALS (mg/g) hepatopankreas dari setiap sampel udang antar waktu pengambilan sampel dari setiap perlakuan

Keterangan : * adalah hari pengambilan sampel; mt adalah mati total; ttd adalah tidak terdeteksi

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa kandungan ALS pada saat juvenile udang yang telah mengalami moribunb pada perlakuan pemberian 6% MBK berkisar 0,837-1,063 mg/g, perlakuan pemberian 12% MBK berkisar 0,673-0,961 mg/g, dan perlakuan pemberian 18% MBK berkisar 0,743-0,881 mg/g. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan diantara perlakuan pemberian pakan yang mengandung MBK (p>0,05) dari setiap pengambilan sampel juvenile udang yang telah mengalami moribunb (Lampiran 34).

Rataan kandungan gosipol pada hepatopankreas pada juvenile udang yang diambil saat mengalami moribunb dari setiap perlakuan pemberian MBK di sajikan pada Table 10 dan Lampiran 35. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sampel udang telah mengalami moribunb dan dilanjutkan dengan analisis kandungan gosipol pada hepatopankreas terlihat bahwa pada perlakuan pemberian 6% MBK kandungan gosipol berkisar 0,064-0,466 mg/g, perlakuan pemberian 12% MBK berkisar 0,036- 0,109 mg/g dan perlakuan pemberian 18% MBK berkisar 0,097-0,176 mg/g. Berdasarkan analisis statistik (Lampiran 36) menunjukkan bahwa diantara perlakuan yang diberi pakan mengandung MBK tidak berbeda nyata (p>0,05).

Tabel 10 Rataan kandungan gosipol (mg/g) hepatopankreas dari setiap sampel udang antar waktu pengambilan sampel dari setiap perlakuan

Hasil analisis kandungan ALS pada hepatopankreas pada juvenile udang yang telah mengalami moribunb dari pemberian pakan yang mengandung MBK berkisar 0,848-0,961 mg/g, sedangkan hasil analisis kandungan gosipol berkisar 0,036-0,176 mg/g. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa juvenile udang yang telah mengalami moribunb mengandung ALS dan gosipol pada hepatopankreas masing- masing berkisar 0,848-0,961 mg/g dan 0,036-0,176 mg/g. Herman (1970) menyatakan bahwa konsentrasi kandungan gosipol 300 ppm dapat mengakibatkan toksik pada ikan rainbouw trout.

Histologi hepatopankreas

Hasil pengamatan hepatopankreas pada perlakuan pemberian minyak ikan (perlakuan 0% MBK) dan pakan komersial (perlakuan pakan komersial) menunjukkan tidak ada kelainan yang spesifik dari hepatopankreas (Gambar 13a dan b)

Gambar 13 Hepatopankreas juvenile udang yang diberi pakan mengandung minyak ikan (a) dan 0 % MBK (b); sn = sel normal dengan inti ditengah.

Hasil pengamatan histologi terhadap hepatopankreas juvenile udang yang diberi pakan mengandung 6% MBK disajikan pada Gambar 14a. Pada perlakuan pemberian 6% MBK terlihat adanya nekrosis sel epitel dan terlihat adanya vakuolisasi.

a b

sn

Gambar 14 Hepatopankreas juvenile udang yang diberi pakan mengandung 6 % MBK (a) dan 0 % MBK (b) ne = nekrosis; vc = vacuolisasi; sn = sel normal dengan inti ditengah.

Pada perlakuan pemberian 12% MBK (Gambar 15a), menunjukkan adanya kerusakan seperti pada perlakuan pemberian 6% MBK, hal ini nampak adanya haemorrhagi, nekrosis koagulatif interstitialis, infiltrasi sel mononuklear, fibrosis dan glandula megecil (Gambar 15a)

Gambar 15 Hepatopankreas juvenile udang yang diberi pakan mengandung 12% MBK (a) dan 0% MBK (b); oe = oedema; he = haemorrhagi; sn = sel normal dengan inti ditengah.

Pada perlakuan pemberian 18% MBK (Gambar 16), menunjukkan adanya kerusakan pada hepatopankreas yaitu terjadi nekrosis interstitialis dan vakuolisasis sel epitel (Gambar 16a). a b a b ne sn vc oe ns he

Gambar 16 Hepatopankreas juvenile udang yang diberi pakan mengandung 18 % MBK (a) dan 0 % MBK (b); ne = nekrosis; vc = vakuoala; sn = sel normal dengan inti ditengah.

Berdasarkan gambaran histologi (Gambar 13, 14, 15 dan 16) tersebut diatas, mengindikasikan bahwa peningkatan pemberian MBK dalam pakan dapat meyebabkan kerusakan pada hepatopankreas. Seperti halnya pada penelitian tahap pertama bahwa peningkatan pemberian TBK dapat mengakibatkan kerusakan pada hepatopankreas udang. Kerusakan hepatopankreas tersebut disebabkan oleh adanya kandungan ALS dan gosipol yang terakumulasi dan melebihi batas toleransi dihepatopankreas. Francis et al (2001) menyatakan bahwa gejala-gejala yang diakibatkan adanya gosipol dalam pakan ikan yaitu perubahan nekrotik pada sel hati, terjadinya kekentalan pada dasar membrane glomerulat serta adanya akumulasi pigmen granulaseroit di hati.

Aktivitas enzim pencernaan

Aktivitas enzim protease

Aktivitas enzim protease pada juvenile udang vaname yang mengkonsumsi pakan yang mengandung MBK yang berbeda disajikan pada Gambar 17.

a a

sn

ne

Dokumen terkait