• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL YANG DICAPAI

Dalam dokumen PERAN IDEOLOGI DAN STRATEGI PENERJEMAHAN (Halaman 42-77)

HASIL YANG DICAPAI

Bab 5 ini terbagi menjadi 2 bagian utama. Bagian pertama merupakan paparan data dan temuan penelitian sedangkan bagian kedua menyajikan pembahasan temuan penelitian.Pemaparan mengenai jumlah istilah budaya Using pada tiga sumber data berdasarkan kategorinya dilakukan paling awal. Alasan yang mendasarinya dalah bahwa data tersebut penting sebagai bahan kajian primer.Selanjutnya, disajikan strategi penerjemahan sebelum pengidentifikasian ideologi terjemahan yang diterapkan karena sebagaimana diterangkan pada bab tinjauan pustaka, maka ideologi penerjemahan yang berada pada tataran super makro akan dapat diketahui hanya kalau strategi-strategi penerjemahan yang berada pada tataran mikro sudah diidentifikasi terlebih dahulu.

Penerapan ideologi dan strategi penerjemahan pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan terjemahan yang berkualitas. Oleh karena itulah, pilihan tentang kedua hal tersebut sangat berperan dalam menentukan kualitas terjemahan. Terjemahan yang berkualitas menuntut pentransferan pesan secara akurat, pengungkapan terjemahan yan sesuai dengan kaidah, norma dan budaya yang berlaku dalam budaya BSa dan penggunaan aspek-aspek kebahasaan yang mudah dipahami oleh pembaca. Tingkat kesulitan dalam memahami suatu terjemahan tidak ditentukan pada kadar kesulitan suatu bidang ilmu, namun terkait erat dengan penggunaan aspek kebahasaan, seperti pilihan kata dan frasa (istilah).

Data penelitian yang bersumber pada tiga publikasi pariwisata dwibahasa Kabupaten Banyuwangi terdiri atas data bahasa Indonesia yang memuat istilah Using sebagai data sumber dan data bahasa Inggris sebagai data sasaran. Data sumber yang teridentifikasi berwujud istilah (kata atau frasa) budaya Using.

Temuan penelitian yang disajikan sebelumnya untuk selanjutnya dibahas secara runtut. Pembahasan pertama akan diarahkan pada temuan penelitian yang terkait dengan penerapan ideologi dan strategi penerjemahan dalam menerjemahkan data sumber. Tahap berikutnya difokuskan pada temuan penelitian yang berkaitan dengan peran ideologi dan strategi penerjemahan terhadap kualitas terjemahan istilah budaya Using.

5.1. Paparan Data dan Temuan Penelitian

5.1.1. Istilah Budaya Using Berdasarkan Kategorinya

Dari 381 data yang dianalisis, teridentifikasi sejumlah 14 data termasuk ke dalam istilah budaya berkategori makanan, 9 data termasuk ke dalam istilah budaya berkategori material budaya, 112 data termasuk ke dalam istilah budaya berkategori kesenian, 84 data termasuk ke dalam istilah budaya berkategori sosial budaya, 1 data termasuk ke dalam istilah budaya berkategori transportasi, 19 data termasuk ke dalam istilah budaya berkategori pakaian, 4 data termasuk ke dalam istilah budaya berkategori kemasyarakatan, 1 data termasuk ke dalam istilah budaya berkategori bangunan, dan 137 data termasuk ke dalam istilah budaya berkategori ekologi.

Makan- an Material Budaya Kese- nian Sosial Budaya Trans- portasi Pakai- an Kemasya- rakatan Bangun- an Ekologi 14 9 112 84 1 19 4 1 137

Tabel 2. Jumlah Istilah Budaya Using pada 3 Sumber Data Berdasarkan Kategori.

5.1.2. Strategi Penerjemahan

Di dalam penelitian ini diidentifikasi data yang diterjemahkan dengan menerapkan satu strategi penerjemahan. Di samping itu ditemukan pula data yang diterjemahkan dengan menerapkan dua strategi penerjemahan sekaligus (kuplet). Dari 381 data sumber yang dianalisis, teridentifikasi sebanyak 368 data diterjemahkan dengan menerapkan strategi penerjemahan tunggal dan sebanyak 13 data diterjemahkan dengan menerapkan strategi penerjemahan kuplet.

5.1.2.1. Strategi Tunggal

Sebagaimana disebutkan secara singkat di atas, strategi penerjemahan tunggal mengacu pada penerapan satu strategi semata dalam menerjemahkan data penelitian ini, baik yang berwujud kata atau frasa dari bahasa Indonesia yang mengandung istilah Using ke dalam bahasa Inggris. Dalam penelitian ini teridentifikasi 12 strategi tunggal yang digunakan, yaitu peminjaman murni (pure borrowing), padanan deskritif (descriptive equivalent), sinonim (synonym), analisis komponensial (componential analysis), transposisi (transposition), penambahan-semantik (addition), penambahan-struktural (addition), perluasan, penyusutan, terjemahan

resmi (established equivalent), padanan budaya (cultural equivalent) dan penghilangan (omission/deletion).

Dari keduabelas strategi tunggal tersebut, strategi peminjaman murni paling sering diterapkan (132 kali), diikuti oleh strategi transposisi (84 kali), strategi sinonim (62 kali), strategi padanan deskriptif (26 kali), strategi penambahan-semantis (23 kali), strategi penyusutan (11 kali), strategi perluasan (9 kali), strategi penambahan-struktural (8 kali), strategi penghilangan (5 kali), strategi terjemahan resmi (5 kali) strategi analisis komponensial (2 kali), dan strategi padanan budaya (1 kali). Penerapan dari masing-masing strategi tunggal tersebut diuraikan sebagai berikut.

5.1.2.1.1. Strategi Peminjaman Murni

Peminjaman murni merujuk pada peminjaman kata atau ungkapan BSu secara utuh tanpa disertai dengan penyesuaian pelafalan. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi beberapa data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi peminjaman murni, yaitu data nomor:

Makan- an Material Budaya Kesenian Sosial Budaya Pakaian Kemasya- rakatan Ekologi 1, 5b, 5d, 7a, 9 1c 1a, 1b,1c, 1d, 1e, 2a, 2b, 2c, 4a, 4b, 4c, 4d, 5a, 5b, 6, 7, 8, 9, 11d, 12a, 14, 15, 16, 17, 18d, 25a, 27b, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,35, 36, 37, 42a, 43, 44, 46, 47a, 47b, 58, 59,60, 61, 62, 63, 67, 68, 69, 70, 74c, 75, 78, 76 1b, 2, 6b, 6c, 17, 27a, 27b, 28a, 31, 32, 34, 38, 40e, 44, 46, 48 1, 3, 4a, 4b, 5a, 5b, 6a, 6b, 8, 10a, 10b, 11a,11b 1b & 1c 4e, 5b, 5c, 5d, 11, 12a,18c, 24, 25, 26, 27, 31a, 35b, 39, 41, 45a, 45b, 50, 55, 57, 59, 62, 74, 76, 78, 79, 80, 84, 85, 90, 92, 93, 94, 97, 98b, 99, 104, 106

Tabel 3. Istilah Budaya Using yang Diterjemahkan dengan Strategi Peminjaman Murni

Dari tabel 3 tersebut nampak bahwa strategi peminjaman murni paling sering diterapkan untuk menerjemahkan istilah bahasa Using berkategori kesenian (57 kali) dan ekologi (38 kali). Strategi peminjaman murni tersebut diterapkan untuk menerjemahkan kata maupun frasa seperti yang ditunjukkan oleh contoh-contoh berikut:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

1 Makanan Lontong Lontong

14 Kesenian Seblang Olehsari Seblang Olehsari 27a Sosial Budaya Rebo Wekasan Rebo Wekasan

3 Pakaian Udheng Tongkosan Udeng Tongkosan

1b Kemasyarakatan Using Using

12a Ekologi Boom Banyuwangi Boom Banyuwangi

Tabel 4. Contoh Penerapan Strategi Peminjaman Murni

Dari contoh-contoh yang diberikan nampak jelas bahwa penerjemah memungut kembali isilah asli BSu tanpa ada perubahan pelafalan.

Strategi peminjaman murni biasanya digunakan untuk menerjemahkan nama orang, nama tempat, nama majalah, nama jurnal, gelar, nama lembaga, dan istilah- istilah pengetahuan yang belum ada padanannya dalam BSa. Strategi ini dipilih apabila penerjemah ingin menunjukkan penghargaannya terhadap kata-kata atau frasa dalam BSu atau penerjemah tidak menemukan padanan kata-kata atau frasa BSu di dalam BSa. Mempertahankan kata-kata atau frasa BSu merupakan salah satu upaya yang bisa ditempuh untuk mempertahankan tingkat keakuratan terjemahan, tetapi resiko yang ditimbulkannya adalah bahwa terjemahan seringkali terasa tidak alamiah bagi para penutur bahasa Inggris.

5.1.2.1.2. Strategi Transposisi

Transposisi merujuk pada strategi penerjemahan yang mengubah struktur asli BSu di dalam kalimat BSa (struktur gramatikal) untuk mencapai efek yang padan. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi beberapa data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi transposisi, yaitu data nomor:

Makanan Kesenian Sosial Budaya Ekologi 6 13, 19b, 20, 22, 23a, 23c, 38, 45, 50, 51, 52, 53, 65, 66, 72, 76,

29&47 1, 2, 4a, 4b, 4c, 5a, 6b, 6c, 7a, 8, 9b, 9c, 13, 14a, 14b, 15, 16, 17, 18a, 18b, 29, 30, 32, 35a, 36, 37, 38, 40, 42, 44, 46a, 46b, 47, 49, 51a, 51b, 52, 53, 56, 58, 60, 64, 65, 66, 68, 69, 70, 72, 81, 82, 83, 87, 88, 89, 91, 95, 96a, 96c, 98a, 98c, 100, 101, 102, 103, 105

Tabel 5. Istilah Budaya Using yang diterjemahkan dengan strategi transposisi

Istilah budaya Using yang paling banyak diterjemahkan dengan menggunakan strategi transposisi dalam penelitian ini adalah yang berkategori ekologi (65 data). Cuplikan berikut menunjukkan contoh penerapan strategi transposisi:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

13 Material Budaya Penari Gandrung Gandrung Dancer 47 Sosial budaya Perang Puputan Bayu Puputan Bayu War 83 Ekologi Air Terjun Lider Lider Waterfal

Tabel 6. Contoh Penerapan Strategi Transposisi

Nampak jelas dari tabel tersebut bahwa strategi ini diterapkan dengan cara mengubah posisi kata sifat. Pemadanan kata-kata yang membentuk frasa sangat terikat dengan BSunya, tapi susunannya telah disesuaikan dengan susunan kata dalam frasa bahasa Inggris. Dengan kata lain, frasa nomina dalam bahasa Indonesia yang berkonstruksi Head + Modifier diubah menjadi frasa nomina dalam bahasa Inggris yang berkonstruksi Head + Modifier atau Modifier + Head atau Modifier + Head + Modifier. Cara ini ditempuh untuk menghindarkan diri dari distorsi makna dan untuk mencapai keberterimaan terjemahan.

5.1.2.1.3. Strategi Sinonim

Sinonim merujuk pada strategi penerjemahan yang menggunakan kata atau istilah dalam BSa yang maknanya kurang lebih sama untuk kata-kata atau istilah BSu yang bersifat umum kalau penerjemah enggan untuk menerapkan strategi penerjemahan analisis komponensial. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi

beberapa data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi sinonim, yaitu data nomor: Makan an Material Budaya Kesenian Sosial Budaya Trans- portasi Pakai an Ekologi 5c, 7b, 7c, 8a 1, 2b, 2d 10, 11c, 23b, 24, 25b, 41a, 48a, 48b, 54, 57, 74a, 74b 1a, 3, 4a, 4b, 5a, 5b, 7a, 7b, 8a, 9, 10a, 12a, 12b, 13, 14, 15a, 15b, 19, 20a, 20b, 20c, 20d, 21, 22a, 35, 36, 37, 39, 41, 42a, 42b, 42c, 43, 45 1 9, 13 3, 10a, 10b, 10c, 10d, 22

Tabel 7. Istilah budaya using yang diterjemahkan dengan strategi sinonim

Dari tabel tersebut nampak jelas bahwa strategi sinonim paling sering diterapkan pada penerjemahan istilah budaya Using yang berkategori sosial budaya (34 kali). Berikut ini dikutip beberapa contoh penerjemahan dengan strategi sinonim:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

5c Makanan Pecel Pitik Grilled Chicken 1 Material budaya Oncor Torches

3 Sosial Budaya Buyut Old man

14 Sosial Budaya Tirakatan Stay awake all night 20c Sosial Budaya Sinden Singer

Tabel 8. Contoh Penerapan Strategi Sinonim

Strategi sinonim dapat diterapkan apabila strategi analisis komponensial dirasa bisa mengganggu alur kalimat BSa. Namun demikian, berdasarkan contoh yang dikutip di atas, terjadi pendangkalan makna. Ternyata strategi ini tidak bisa secara utuh mewakili ide atau pesan yang dibawa oleh kata atau frasa BSu.

Frasa nomina pecel pitik diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi grilled chicken. Memang tidak keliru bahwa bahan yang dijadikan masakan bernama pecel pitik adalah daging ayam yang dibakar. Namun demikian, proses pembakaran hanya merupakan tahap awal sebelum daging ayam tersebut diproses lebih lanjut.

Jadi dalam hal ini, penerjemah gagal memberikan gambaran kepada pembaca sasaran mengenai keeksotikan masakan khas yang dinamai pecel pitik ini.

Kata oncor diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi torches. Penerjemahan ini tidak terlalu tepat karena oncor tidak sekedar obor karena yang khusus dari oncor adalah bahan yang dipakai, yaitu bambu. Kesan agraris yang ditimbulkan oleh kata oncor tidak muncul pada kata torches.

Istilah tirakatan diterjemahkan menjadi stay awake all night. Terjemahan ini juga tidak berhasil menggambarkan makna yang dikandung oleh istilah BSu secara utuh. Laku stay awake all night atau terjaga sepanjang malam yang dikenal oleh para turis asing berbeda dengan tirakatan yang lazim dilakukan oleh orang-orang Using/Jawa. Jadi nilai-nilai yang terkandung dalam istilah tirakatan tidak tersampaikan melalui ungkapan stay awake all night.

Terbukti keengganan penerjemah untuk menerapkan strategi analisis komponensial untuk menerjemahkan istilah budaya Using berimbas pada tidak akuratnya terjemahan. Pada penerjemahan istilah sinden ke dalam bahasa Inggris menjadi singer terjadi reduksi makna. Pemilik budaya ini paham bahwa sinden itu bukan sekedar penyanyi, tapi penyanyi yang khusus menyenandungkan lagu-lagu tradisional. Namun demikian, tingkat keterbacaan terjemahan dengan strategi ini lebih tinggi karena terjemahan terasa lebih alamiah dan berpihak pada pembaca sasaran.

5.1.2.1.4. Strategi Padanan Deskriptif

Padanan deskriptif merujuk pada strategi penerjemahan yang mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata atau istilah BSu. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi beberapa data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi padanan deskriptif, yaitu data nomor:

Makanan Material Budaya Kesenian Sosial Budaya Pakaian Kemasya- rakatan Ekologi 2, 3, 4 2a, 3, 4, 5 12b, 23d, 39, 40, 48c, 73 6a, 6f, 8b, 11, 16, 18, 26, 50

2 & 14 1a 23a &28

Beberapa contoh data sumber berikut sekiranya dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penerjemahan istilah budaya Using dengan strategi padanan deskriptif.

Data Nomor

Kategori BSu BSa

3 Makanan Lepet Sticky rice wrapped in coconut leaf

4 Makanan Tumpeng Srakat Rice cones completed with some vegetables

39 Kesenian Paglak A simple hut which is built

in the rice field or near a settlement

48c Kesenian Buto A big giant head with the tusk out of his mouth

16 Sosbud Sembur Othik-Othik Throwing some coins and yellow rice along the road and kampung

Tabel 10. Contoh Penerapan Strategi Padanan Deskriptif

Dengan menerapkan strategi padanan deskriptif dalam menerjemahkan istilah budaya Using, pembaca sasaran mendapatkan impresi memori yang lebih lengkap mengenai istilah yang diterjemahkan karena landasan awal dari diciptakannya strategi ini adalah pengakuan bahwa penerjemahan istilah yang berakar budaya dengan padanan budaya tidak mungkin memberikan derajat ketepatan yang dikehendaki.

5.1.2.1.5. Strategi Penambahan (Semantis)

Penambahan (addition) merujuk pada strategi penerjemahan yang dipilih karena berdasarkan pertimbangan makna. Selain itu penambahan bisa dilakukan dengan pertimbangan stilistika atau kelancaran kalimat dalam BSa. Dalam hal ini penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahannya karena ia berpendapat bahwa pembaca memang memerlukan atau akan terbantu dengan informasi tersebut. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi beberapa data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi penambahan, yaitu data nomor:

Makanan Kesenian Sosial Budaya Kemasyarakatan Ekologi 5a 18b, 41b, 49, 71 4c, 4d, 6d, 6e, 8c, 40a, 40b, 40c, 40d, 40f 1d 12b, 43, 54, 61, 71, 73, 77

Tabel 11. Istilah Budaya Using yang Diterjemahkan dengan Strategi Penambahan

Berikut ini dicuplik beberapa contoh penerapan strategi penambahan-semantis:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

5a Makanan Pecel Pitik Pecel Pitik (grilled chicken mixed with coconut)

8b Kesenian Gandrung Gandrung, a welcoming dance for distinguished guests

41b Kesenian Leang-leong Leang-leong (dragon dance) 4c Sosbud Kyai Kyai (a moslem preacher) 40d Sosbud Suro Suro (Javanese calendar)

Tabel 12. Contoh Penerapan Strategi Penambahan

Analisis data menunjukkan bahwa penerapan strategi penerjemahan ini menghasilkan terjemahan yang akurat dan berterima karena membantu pembaca sasaran untuk memahami istilah-istilah budaya. Keakuratan terbentuk karena istilah aslinya disebutkan kembali, jadi tidak ada makna atau pesan yang tereduksi, sementara itu keberterimaan meningkat karena adanya penambahan informasi mengenai istilah budaya BSu yang diterjemahkan sesuai kaidah BSa.

5.1.2.1.6. Strategi Penyusutan

Sebagaimana telah disampaikan pada tinjauan pustaka, strategi peyusutan diterapkan bila penerjemah menghilangkan elemen kata dalam BSu. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi beberapa data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi penghilangan, yaitu data nomor:

Kesenian Sosial Budaya Ekologi

64 33 7b, 19, 21, 23c, 31b, 33, 75, 86, 96b

Berikut ini dicuplik beberapa contoh penerapan strategi penyusutan:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

64 Kesenian Tarian Kuda Kencak Dancing Horse 33 Sosial Budaya Tradisi Panjer

Kiling

Kiling

23c Ekologi Pantai Grajagan Grajagan 33 Ekologi Desa Wisata Using Using Village

Tabel 14 . Contoh Penerapan Strategi Penyusutan

Penggunaan strategi penyusutan untuk menerjemahkan, misalnya tipe data nomor 64 (kategori kesenian) dan 33 (kategori sosial budaya) masih efektif karena terjemahan masih memuat pesan BSu secara umum, namun untuk data nomor 23c dan 33 (kategori ekologi) strategi penyusutan tidak tepat karena informasi mengenai sesuatu itu nama tempat atau berjenis apa merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Using village bisa tidak berarti apapun bagi turis asing kalau dia tidak mendapatkan keterangan bahwa desa yang dimaksud merupakan desa wisata. Pengaruh yang ditimbulkan bisa lain sama sekali.

5.1.2.1.7. Strategi Penghilangan

Penghilangan menunjuk pada strategi penerjemahan yang menghapuskan kata atau frasa pada BSu karena ketiadaan padanan gramatikal. Konteks yang demikian itu membuat strategi penghilangan menjadi bersifat wajib (obligatory) agar terjemahan tidak menyalahi kaidah BSa. Namun demikian, seringkali penerjemah memanfaatkan teknik ini untuk menutupi ketidakmampuannya dalam mencari padanan BSu dalam BSa. Strategi penghilangan ini juga bisa diterapkan apabila penerjemah menganggap bahwa kata yang dihilangkan tersebut tidak terlalu penting bagi keseluruhan teks. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi beberapa data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi penghilangan, yaitu data nomor:

Material Budaya

Kesenian Sosial Budaya Ekologi

6 55 & 56 10b 4d

Berikut ini contoh penerapan strategi penghilangan: Data

Nomor

Kategori BSu BSa

6 Material Budaya

Umbul-umbul --- 55 Kesenian Panembromo --- 10b Sosial Budaya Kesurupan ---

Tabel 16. Contoh Penerapan Strategi Penghilangan

Data nomor 6 (umbul-umbul) tidak diterjemahkan karena kemungkinan penerjemahnya tidak berhasil mendapatkan padanan katanya. Untuk kasus ini, terjemahan yang dihasilkan masih baik. Sementara itu, kalimat yang memuat istilah „panembromo‟ ternyata dihilangkan sepenuhnya. Keputusan penerjemah untuk menerapkan strategi penghilangan dalam kasus ini tidak tepat. Penulis teks BSu tentu serius memasukkan informasi mengenai panembromo ini bagi pembacanya, jadi penerjemah juga tidak boleh sewenang-wenang memilih srategi penerjemahan. Demikian juga dengan penggunaan strategi penghilangan untuk menerjemahkan istilah kesurupan. Pesan bahwa sang penari seblang mengajak penonton untuk menari bersamanya dalam keadaan tidak sadar adalah faktor penting yang memuat keunikan kesenian tersebut pada turis asing.

5.1.2.1.8. Strategi Perluasan

Strategi perluasan diterapkan dengan cara memperluas unsur kata BSa. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi beberapa data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi perluasan, yaitu data nomor:

Kesenian Sosial Budaya Ekologi

18c, 25c, 26, 27a 22b, 28b, 30 23b & 48

Berikut ini contoh penerapan strategi perluasan: Data

Nomor

Kategori BSu BSa

26 Kesenian Kuntulan Dadaran Kuntulan and dadaran traditional art performance 28b Sosial

Budaya

Kebo-keboan Kebo-keboan ritual ceremony

23b Ekologi Grajagan Grajagan Coast 48 Ekologi Puncak Miari The top of Miari Hill

Tabel 18. Contoh Penerapan Strategi Perluasan

Data nomor 26, 28b, 23b, dan 48 sangat tepat diterjemahkan dengan strategi ini karena apabila diterjemahkan dengan peminjaman murni, maka pembaca tidak akan tahu bila Kuntulan Dadaran adalah sejenis kesenian, bahwa Kebo-keboan adalah nama sebuah upacara/ritual adat, bahwa Grajagan adalah nama pantai, dan bahwa Miari adalah nama sebuah bukit.

5.1.2.1.9. Strategi Penambahan (Struktural)

Strategi penambahan ini dilakukan dengan menambahkan kata-kata di dalam BSa karena strukturnya menghendaki demikian. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi beberapa data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi penambahan (struktural), yaitu data nomor:

Kesenian Sosial Budaya Ekologi

49 49 43, 54, 61, 71, 73, 77

Tabel 19. Istilah Budaya Using yang Diterjemahkan dengan Strategi Penambahan-Struktural

Berikut ini contoh penerapan strategi penambahan (struktural):

Data Nomor

Kategori BSu BSa

49 Kesenian Syair Padang Ulan The lyric of Padang Ulan 49 Sosial Budaya Masa Majapahit The era of Majapahit 43 Ekologi Desa Sarongan The village of Sarongan 73 Ekologi Situs Tawang Alun The sites of Tawang Alun

5.1.2.1.10.Strategi Terjemahan Resmi

Strategi terjemahan resmi diterapkan untuk menerjemahkan istilah-istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi 5 data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi terjemahan resmi , yaitu data nomor:

Kesenian Pakaian

3a, 3b, 11a, 11b 7

Tabel 21 . Istilah Budaya Using yang Diterjemahkan dengan Strategi Terjemahan resmi

Berikut ini contoh penerapan strategi terjemahan resmi:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

3a Kesenian Biola Violin

11b Kesenian Sampur/Selendang Scarf

7 Pakaian Selop Slippers

Tabel 22. Contoh Penerapan Strategi Terjemahan Resmi

5.1.2.1.11.Strategi Padanan Budaya

Strategi padanan budaya diterapkan dengan mengganti kata/istilah yang khas dalam BSu dengan kata atau istilah yang khas dalam BSa. Perbedaan yang besar antara satu budaya dengan budaya yan lainnya membuat strategi ini memiliki peluang yang kecil untuk bisa menghasilkan terjemahan dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Akan tetapi, penerapan strategi ini bisa membuat pembaca mudah memahami terjemahannya karena tujuan pokoknya adalah domestikasi. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi 1 data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi padanan budaya, yaitu:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

1 Bangunan Rumah Using Usingnese Bungalows

Tabel 23. Istilah Budaya Using yang diterjemahkan dengan Strategi Padanan Budaya

5.1.2.1.12.Strategi Analisis Komponensial

Analisis komponensial merujuk pada strategi penerjemahan yang memerinci komponen-komponen makna kata atau frasa BSu. Hal ini dikarenakan tidak adanya

padanan satu-satu pada kata atau frasa BSa. Di dalam penelitian ini, teridentifikasi 1 data yang diterjemahkan dengan menerapkan strategi analisis komponensial, yaitu:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

18a Kesenian Gandrung Desperately in love

Tabel 24. Istilah Budaya Using yang diterjemahkan dengan strategi analisis komponensial

Strategi padanan deskriptif diterapkan untuk menerjemahkan istilah budaya sementara itu analisis komponensial dipakai untuk menerjemahkan istilah yang bersifat umum. Kata gandrung pada data bernomor 18a tidak mengacu pada kesenian gandrung, melainkan arti kata gandrung itu sendiri.

5.1.2.2. Strategi Penerjemahan Kuplet

Strategi penerjemahan kuplet mengacu pada penerapan dua strategi sekaligus untuk menerjemahkan kata atau frasa dari BSu ke dalam BSa. Dalam penelitian ini teridentifikasi 3 varian strategi kuplet yang digunakan, yaitu strategi sinonim + perluasan, strategi transposisi + perluasan, dan strategi transposisi + penambahan (struktural).

5.1.2.2.1. Strategi Sinonim + Perluasan

Di dalam penelitian ini teridentifikasi 7 data sasaran yang dihasilkan melalui penerapan dari perpaduan strategi sinonim + perluasan, yaitu data nomor 22c, 22d, 22e, 22f, 23, 24, 25. Contoh dari penerapan strategi tersebut adalah sebagai berikut:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

22f Sosial Budaya Petik Laut Lampon

Lampon Sea Offering Ceremony

23 Sosial Budaya Petik Laut Pancer Pancer Sea Offering Ceremony

24 Sosial Budaya Petik Laut Grajagan

Grajagan Sea Offering Ceremony 25 Sosial Budaya Petik Laut

Muncar

Muncar Sea Offering Ceremony

5.1.2.2.2. Strategi Transposisi + Perluasan

Data yang diterjemahkan dengan strategi perluasan + transposisi hanya 1 data, yaitu:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

7a Ekologi Pantai Plengkung Plengkung Beach/ G-Land

Tabel 26 . Istilah Budaya Using yang diterjemahkan dengan Strategi Transposisi + Perluasan

Tampak dalam tabel 26 bahwa istilah Pantai Plengkung diterjemahkan menjadi Plengkung Beach/ G-Land. Plengkung Beach berarti transposisi sedangkan ada lagi tambahan informasi yang diberikan untuk menerangkan Plengkung Beach.

5.1.2.2.3. Strategi Transposisi + Penambahan (struktural) Data yang diterjemahkan dengan strategi ini berjumlah 5, yaitu:

Data Nomor

Kategori BSu BSa

77 Kesenian Festival Kuwung The Kuwung Festival 6a Ekologi Taman Nasional Meru

Betiri

The National Park of Meru Betiri

9a Ekologi Taman Nasional Alas Purwo

The National Park of Alas Purwo

20 Ekologi Padang Rumput Sadengan

The Savannah Sadengan

34 Ekologi Kolam Renang Taman Suruh

Swimming Pool of Taman Suruh

Tabel 27. Contoh Penerapan Strategi Transposisi + Penambahan (struktural)

Pola yang serupa dimiliki kelima data tersebut, yaitu perubahan letak kata sifat dan penambahan kata the serta of sebagai sebuah keharusan gramatikal.

5.1.3. Ideologi Penerjemahan

Sebelumnya telah dipaparkan bahwa terdapat 368 data yang diterjemahkan dengan strategi penerjemahan tunggal dan 13 data yang diterjemahkan dengan strategi penerjemahan kuplet. Strategi tunggal yang dipilih terdiri dari:

Peminjam- an Murni Transpo- sisi Sinonim Padanan Deskriptif Penambahan (semantik) Penyusutan 132 84 62 26 23 11 Perluasan Penambahan (struktural) Penghi -langan Terjemah -an Resmi Padanan Budaya Analisis Komponensial 8 8 6 5 1 1

Tabel 28. Strategi Tunggal yang Dipakai untuk Menerjemahkan Istilah Budaya Using

Sementara itu, strategi kuplet yang diterapkan terdiri dari 3 varian, yaitu:

sinonim + perluasan transposisi+ perluasan transposisi + penambahan

7 1 5

Tabel 29. Jumlah Istilah Budaya Using yang diterjemahkan dengan Strategi Kuplet

Dalam dokumen PERAN IDEOLOGI DAN STRATEGI PENERJEMAHAN (Halaman 42-77)

Dokumen terkait