• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen PERAN IDEOLOGI DAN STRATEGI PENERJEMAHAN (Halaman 36-42)

METODE PENELITIAN

4.1. Arah Penelitian

Menurut sifatnya, penelitian dalam bidang penerjemahan dibagi menjadi 2 jenis; yaitu penelitian yang bersifat deskriptif dan penelitian yang bersifat teoretis. Jenis penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif untuk selanjutnya digolongkan menjadi tiga jenis (berdasarkan orientasinya); yaitu 1) penelitian yang berorientasi pada fungsi terjemahan, 2) penelitian yang berorientasi pada proses penerjemahan, dan 3) penelitian yang berorientasi pada produk atau terjemahan (Holmes dalam Sorvali, 1996: 21 dalam Silalahi, 2003: 85).

Penelitian ini, berdasarkan penggolongan di atas, termasuk ke dalam jenis penelitian penerjemahan yang berorientasi pada produk atau terjemahan. Sesuai namanya, yang menjadi fokus dalam penelitian jenis ini adalah produk atau karya terjemahan. Satuan terjemahan yang dikaji berada pada tataran kata dan frase (istilah) yang terkait budaya Using. Penetapan tersebut dimaksudkan agar kajian bisa dilakukan secara rinci, yang selanjutnya dipakai sebagai landasan untuk menetapkan kesimpulan kajian pada tataran makro, yaitu tataran teks.

4.2.Rancangan Penelitian

Guna mendapatkan validitas deskriptif atau penilaian akurat mengenai peran ideologi dan strategi penerjemahan terhadap kualitas terjemahan istilah budaya Using pada publikasi pariwisata dwibahasa Kabupaten Banyuwangi, peneliti menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan disain studi kasus terpancang (embedded case study research), artinya penelitian memperlakukan teori sebagai batasan atau fokus tertentu yang dijadikan sasaran dalam penelitian (Sutopo, 2006: 139 dalam Silalahi, 2009: 88).

Pemilihan metode deskriptif-kualitatif di sini didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, data yang dikaji bersifat kualitatif, yaitu berwujud kata dan frasa. Selanjutnya, data tersebut kemudian dideskripsikan dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian tinjauan pustaka pada bab 2 bukan dimaksudkan sebagai tujuan, namun sebagai landasan dalam menganalisis data. Sementara itu,

disain penelitian ini merupakan penelitian kasus tunggal terpancang karena sumber data dan satuan terjemahan yang hendak dikaji telah ditetapkan sebelum penelitian dilakukan, dan kesimpulan yang ditarik terpancang atau berlaku terbatas pada data penelitian yang dianalisis. Oleh karenanya, hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan (Silalahi, 2009: 88).

4.3.Teknik Sampling

Sampel penelitian ini ditetapkan dengan purposive sampling. Sampel penelitian yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penelitian. Objek penelitian ini terkait dengan ideologi penerjemahan, strategi penerjemahan, dan peran keduanya terhadap kualitas terjemahan. Peran yang dimaksudkan terkait dengan tingkat kesepadanan, tingkat keberterimaan dan tingkat keterbacaan terjemahan. Ketiga hal tersebut dikaji sepenuhnya oleh peneliti sebagai perwujudan dari konsepsi dasar bahwa peneliti adalah instrumen utama dalam penelitian kualitatif.

Data penelitian yang dikaji terkait dengan aspek objektif dan aspek afektif. Aspek objektif terkait dengan karya terjemahan itu sendiri yang dianalisis untuk mengetahui ideologi serta strategi penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Aspek afektif merupakan tanggapan pembaca awam terhadap terjemahan. Tanggapan pembaca awam diarahkan untuk menentukan tingkat keterbacaan terjemahan bagi pembaca sasaran.

4.4. Data dan Sumber data 4.4.1.Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis. Jenis pertama adalah kata atau frasa (istilah) terkait budaya Using dan terjemahannya dalam bahasa Inggris yang terdapat pada 3 publikasi priwista dwibahasa Kabupaten Banyuwangi. Analisis terhadap data yang pertama akan mengungkapkan ideologi dan strategi penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Jenis kedua adalah tanggapan pembaca sasaran terhadap tingkat keterbacaan terjemahan.

4.4.2.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

1) Tiga publikasi pariwisata dwibahasa Kabupaten Banyuwangi yang mencakup Visitor’s Guide Book: Visit Banyuwangi-The Real Tropical Country (2010), Banyuwangi Calendar of Events (2013), dan brosur Welcome to Banyuwangi- The Sunrise of Java (2013). Ketiga-tiganya diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Publikasi yang pertama berupa buku panduan perjalanan yang terbagi dalam 6 bab dan terdiri dari 121 halaman. Publikasi kedua berupa kalender kegiatan yang terbagi dalam 43 bab dan terdiri dari 57 halaman. Pembagian bab berdasarkan pada jumlah kegiatan yang dipromosikan. Publikasi yang ketiga berupa brosur yang berisi peta kota Banyuwangi, peta wisata Banyuwangi dan informasi bergambar mengenai 26 destinasi wisata yang dipromosikan. Tidak ada keterangan tertulis yang menyebutkan nama penerjemah pada semua jenis publikasi tersebut. Dalam penelitian ini diambil semua istilah budaya Using yang terdapat pada ketiga publikasi.

2) Pembaca awam atau responden terdiri dari lima orang turis asing yang menjadi sasaran karya terjemahan. Pelibatan mereka dimaksudkan untuk menentukan tingkat keterbacaan teks terjemahan.

4.5.Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menerapkan tiga jenis teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Analisis Dokumen (content analysis). Teknik ini diterapkan untuk mengumpulkan data yang terkait ideologi dan strategi penerjemahan.

2. Kuesioner (questionnaire). Teknik ini diterapkan untuk mengumpulkann data tentang kualitas terjemahan, yang terkait dengan tingkat keterbacaan.

3. Wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara dilakukan terhadap responden untuk memvalidasi tanggapan-tanggapan atau pernyataan-pernyataan yang mereka berikan dalam kuesioner.

Kuesioner yang terkait dengan tingkat keterbacaan disebut Readability Rating Instrument (RRI). Tanggapan yang masuk kemudian dipetakan untuk menilai

kecenderungan tanggapan tentang kualitas terjemahan. Cara demikian dianggap tepat karena persepsi para responden terhadap terjemahan yang mereka hadapi bisa dipastikan tidak akan sama sepenuhnya sehingga yang ditakar kemudian adalah kecenderungannya pada pilihan tertentu. Kuesioner tersebut didasarkan pada skala penilaian sebagaimana bisa dilihat pada bagian lampiran.

4.6.Metode Analisis Data

Komponen utama proses analisis dalam penelitian ini adalah 1) reduksi data, 2) sajian data, dan 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles & Huberman, 1994: 22-23 dalam Silalahi, 2009: 97). Model analisis yang digunakan adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis). Cara kerja dari model analisis interaktif adalah adanya interaksi antar komponen dengan proses pengumpulan data sebagai proses yang berbentuk siklus. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

INTERAKTIF

PENGUMPULAN DATA PENCATATAN DATA ANALISIS DATA PENARIKAN SIMPULAN PEMBUATAN LAPORAN SEMENTARA RUMUSAN MASALAH

Gambar. 3. Model Proses Analisis Interaktif (Sutopo, 2002: 187 dalam Silalahi, 2009: 98)

Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data. Peneliti bergerak di antara komponen analisis secara interaktif sambil tetap melakukan pengumpulan data.

Langkah selanjutnya setelah data terkumpul adalah peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis.

Reduksi dan sajian data disusun pada waktu peneliti telah berhasil mendapatkan unit data dari sejumlah unit data yang dibutuhkan. Apabila pengumpulan data dianggap telah cukup dan selesai, peneliti mulai membuat kesimpulan dan verifikasi berdasarkan hal-hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian data. Jika dalam membuat kesimpulan peneliti merasa ada kekurangan, peneliti melakukan pengumpulan data kembali untuk lebih memberikan dukungan dan menambah pemahaman serta pendalaman. Siklus interaktif ini dilaksanakan berulangkali hingga dianggap cukup mendalam.

Analisis data terbagi dalam dua tahap. Tahap awal dijalankan untuk menjawab masalah penelitian nomor 1 dan 2. Analisis pada tahap ini dilakukan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi istilah budaya Using yang terdapat pada publikasi pariwisata dwibahasa Kabupaten Banyuwangi berdasarkan kategorinya.

2. Setelah seluruh istilah budaya Using dalam sumber data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi ideologi dan strategi penerjemahan yang diterapkan untuk menerjemahkan istilah-istilah tersebut.

Tahap kedua dimaksudkan untuk menjawab masalah penelitian nomor 3, yaitu menilai peran ideologi dan strategi penerjemahan terhadap kualitas terjemahan istilah budaya Using pada sumber data yang telah ditetapkan. Analisis pada tahap ini dilaksanakan sebagai berikut.

1. Membandingkan makna kata atau frasa Using dengan terjemahannya untuk menentukan tingkat kesepadanan atau keakuratan pesan terjemahan (accuracy in content);

2. Menganalisis tingkat keberterimaan terjemahan berdasarkan instrumen pengukur tingkat keberterimaan terjemahan.

3. Menetapkan tingkat keterbacaan terjemahan, yang didasarkan pada tanggapan pembaca sasaran mengenai seberapa mudah atau sulit mereka memahami terjemahan yang dimaksud.

4. Hasil dari ketiga analisis tersebut selanjutnya dipadukan untuk mengetahui kualitas menyeluruh (overall quality) terjemahan tersebut.

5. Tahap paling akhir adalah menganalisis peran ideologi dan strategi penerjemahan terhadap kualitas terjemahan.

4.7.Prosedur Penelitian

Secara umum, prosedur penelitian yang berlokasi di Banyuwangi ini secara lengkap bisa disajikan sebagai berikut:

1. Menetapkan sumber data, data, dan satuan terjemahan yang hendak dikaji. 2. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian. Pada tahap ini peneliti menyatakan

secara jelas masalah-masalah penelitian yang akan membimbing peneliti dalam mengumpulkan data dan mengarahkan peneliti dalam menyusun teori.

3. Mengidentifikasi kategori istilah budaya Using yang terdapat pada sumber data. 4. Membandingkan istilah budaya Using pada teks BSu dan teks BSa untuk

mengidentifikasi ideologi dan strategi penerjemahan yang diterapkan. 5. Mengkaji tingkat kesepadanan dan tingkat keberterimaan terjemahan

6. Mengkaji tanggapan responden untuk mengetahui tingkat keterbacaan terjemahan

7. Memadukan tingkat kesepadanan dan tingkat keberterimaan serta tingkat keterbacaan terjemahan untuk mengungkapkan kualitas menyeluruh terjemahan 8. Mengkaji peran ideologi dan strategi penerjemahan terhadap kualitas

Dalam dokumen PERAN IDEOLOGI DAN STRATEGI PENERJEMAHAN (Halaman 36-42)

Dokumen terkait