19 BAB IV
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN 4.1 Hasil yang Dicapai
Pengambilan data yang dilakukan dalam PKM-M ini adalah pada pemeriksaan dari 10 titik sampling yang ada pada Desa Surabaya Kecamatan Madang Suku III Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Cara pengambilan sample yang dilakukan pada kerja praktek ini adalah pengambilan acak.
Tabel hasil perhitungan sudut para penyadap karet dapat dilihat pada Tabel 4.12 dibawah ini.
Tabel 4.12 Tabel Hasil REBA Group A dan B
No. Nama Foto Grup A Grup B
(Sumber : Pengukuran Sudut pada Aplikasi Image Meter)
20 Tabel 4.12 Tabel Hasil REBA Group A dan B (Lanjutan)
5 Sulaiman
(Sumber : Pengukuran Sudut pada Aplikasi Image Meter)
21 4.2 Hasil Perhitungan REBA
Dari pengukuran sudut yang terdapat dalam Tabel 4.12,maka dapat dihitung dalam pengolahan data dan perhitungan postur tubuh yang tercantum pada Tabel yang berada di bawah.
Perhitungan postur tubuh ini berdasarkan perhitungan postur tubuh pada penilaian postur tubuh Grup A dan Tabel Grup B untuk REBA.
Tabel 4.13 Cara Perhitungan REBA
No. Nama Foto Grup A Grup B
Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
1 Abu Naim
24°
>20°
+ miring
Tersebar tidak merata
28° 121.5°
> 15°
+ berputar
(Sumber : Pengukuran Sudut pada Aplikasi Image Meter) Berdasarkan perhitungan sudut diatas, dapat dilihat bahwa Abu mendapat nilai 3 untuk batang tubuhnya karena membentuk sudut 24° (20° - 60°)
Table 4.14 Skor Bagian Batang Tubuh
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Mendapat nilai 3 untuk leher karena membentuk sudut >20°
yaitu 35° dan leher miring ke samping.
22 Tabel 4.15 Skor Bagian Leher
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Mendapat nilai 2 karena posisi kaki adalah tidak tertopang rata / duduk.
Tabel 4.16 Skor Bagian Kaki
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Maka dari itu, hasil dari grup A yang didapat oleh Abu adalah 6
Tabel 4.17 Skor Grup A REBA
Table A Neck
1 2 3
Legs
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Trunk Posture Score
1 1 2 3 4 1 2 3 5 3 3 5 6 2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7 3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8 4 3 5 6 7 5 6 7 8 6 7 8 9 5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9 (Sumber : Perhitungan REBA)
Dan untuk nilai pada Grup B, Abu mendapat nilai 2 untuk upper arm karena membentuk sudut 28°
23 Tabel 4.18 Skor Bagian Lengan Atas
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Mendapat nilai 2 untuk lower arm karena membentuk sudut 121.5°
Gambar 4.9 Skor Bagian Lengan Bawah (Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
Dan mendapat nilai 2 + 1 untuk pergelangan tangan karena melebihi sudut 15° dari titik tumpu dan berputar.
Tabel 4.19 Skor Bagian Pergelangan Tangan
(Sumber : S. Hignett, L. McAtammey)
24 Maka dari itu, pada grup B Abu mendapat nilai 4 dapat dilihat
di tabel dibawah ini
Tabel 4.20 Skor Grup B REBA
Table B Lower Arm
1 2
Wrist 1 2 3 1 2 3
Upper Arm
1 1 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 3 4 3 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 6 7 5 6 7 8 7 8 8 6 7 8 8 8 9 9 (Sumber : Perhitungan REBA)
Tabel 4.21 Tabel perhitungan REBA
No. Nama Foto Grup A
Hasil Grup B
Hasil Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
1 Abu Naim
3 2+1 2 6 2 2 2+1 4
2 Kurnio
3+1 2+1 2+1 8 3 2 2+1 5
3 Desmi
4+1 1+1 1 6 3 1 2+1 5
25 Tabel 4.21 Tabel perhitungan REBA ( Lanjutan )
4 Budiono
1 1 1 1 1 1 2+1 2
5 Sulaiman
3+1 1+1 2 6 3 2 2+1 5
6 Resmala
3+1 1 1 3 3 1 2+1 5
7 Samsiah 4 2+1 2 7 3 2 2+1 5
8 Subli 2+1 2+1 1 5 3+1 1 2+1 5
(Sumber : Pengukuran Sudut pada Aplikasi Image Meter)
26 Tabel 4.21 Tabel perhitungan REBA ( Lanjutan )
9 Hery 4 2 1 5 3 1 2+1 5
10 Lina 4 2+1 2 7 3 1 2+1 5
(Sumber : Pengukuran Sudut pada Aplikasi Image Meter)
Hasil dari perhitungan REBA diatas, didapatnya nilai skor Grup C yang dapat menentukan resiko - resiko yang diterima oleh pekerja penyadap karet terdapat pada Tabel 4.21. Grand Score C ini dapat dilihat pada Tabel 4.22
No. Nama Foto Grup A
Hasil Grup B
Hasil Trunk Neck Legs Upper Lower Wrist
1 Abu
Naim 3 3 2 6 2 2 3 4
(Sumber : Pengukuran Sudut pada Aplikasi Image Meter)
27 Pada postur kerja Abu, mendapat skor 6 untuk grup A dan
skor 4 untuk Grup B. Maka untuk melihat skor pada grup C bisa melihat di tabel dibawah ini :
Tabel 4.22 Grand Score Grup A dan B
Score A
Score, (table B value + coupling score)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(Sumber : Perhitungan REBA) Tabel 4.23 Hasil resiko REBA
No. Nama
Score Action Level
A B C Level
( Sumber : Pengelolaan Activity Score)
28 Tabel 4.23 Hasil resiko REBA (Lanjutan)
4 Budiono 1 2 1 0 0-1 Sangat
Rendah
Risiko masih dapat diterima dan tidak perlu diubah
( Sumber : Pengelolaan Activity Score)
Ketidaksesuaian postur kerja yang dialami oleh para penyadap karet, disebabkan oleh beberapa faktor,Antara lain :
1) Manusia
Pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive work) merupakan karakter pekerjaan dan penyakit kerja akan menjadi fokus dan bahasan yang penting
2) Material
a) Posisi alat - alat kerja dalam stasiun kerja
b) Pada ketinggian alat sadap dan posisi tempat penyadapan pada pekerja sudah nyaman untuk digunakan pada saat bekerja, namun masih terdapat posisi ketinggian tempat sadapan masih terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga membuat penyadapan batang karet tidak nyaman.
29 4.3 Analisis Hasil
Berdasarkan perhitungan REBA dapat diketahui bahwa :
1) Resiko tertinggi diterima oleh Kurnio saat melakukan penyadapan sehingga membutuhkan pemeriksaan dan perubahan dengan segera.
2) Resiko terendah diterima oleh Budiono sehingga tidak memerlukan perubahan.
Berikut adalah perubahan risiko yang diterima para penyadap karet yang berada di Desa Surabaya Kecamatan Madang Suku III Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang dapat dilihat pada tabel 4.24.
Tabel 4.24 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Penyadap Karet
No. Nama Foto Masalah Perubahan
1 Abu Naim
1. Sudut bahu tidak benar
2. Sudut leher terlalu condong ke bawah
1. Sesuaikan ketinggian posisi tempat
penyadapan agar sudut bahu tidak terlalu rendah 2. Menjaga leher agar
tetap tegak tapi tidak tegang
2 Kurnio
1. Kepala miring terlalu berlebihan
2. Tidak ada tumpuan untuk kaki / lutut
1. Menjaga leher agar tetap tegak tapi tidak tegang
2. Bergerak mendekati objek dan tekuk lutut untuk melakukan penyadapan
( Sumber : Analisis Perhitungan REBA)
30 Tabel 4.24 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Penyadap Karet (Lanjutan)
3 Desmi
Menjaga leher agar tetap tegak tapi tidak tegang
5 Sulaiman
1. Kepala miring terlalu berlebihan tetap tegak tapi tidak tegang
2. Bergerak mendekati objek dan luruskan kaki untuk melakukan penyadapan
( Sumber : Analisis Perhitungan REBA)
31 Tabel 4.24 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Penyadap Karet (Lanjutan)
6 Resmala tetap tegak tapi tidak tegang
2. Bergerak mendekati objek pinggang tidak
3. Tempat penyadapan terlalu rendah tetap tegak tapi tidak tegang
2. Sesuaikan ketinggian tempat penyadapan
( Sumber : Analisis Perhitungan REBA)
32 Tabel 4.24 Perubahan pada Resiko yang Diterima Para Penyadap Karet (Lanjutan)
9 Hery
1. Bergerak mendekati objek dan tekuk lutut untuk melakukan penyadapan agar pinggang tidak terlalu bungkuk 2. Sesuaikan ketinggian
tempat penyadapan
1. Bergerak mendekati objek dan tekuk lutut untuk melakukan penyadapan agar pinggang tidak terlalu bungkuk
2. Sesuaikan ketinggian tempat penyadapan
( Sumber : Analisis Perhitungan REBA)
4.4 Potensi Keberlanjutan
Aspek terpenting dalam program pengabdian masyarakat adalah pada potensi keberlanjutan. Keberlanjutan program Analisis Postur Tubuh Kerja dalam Proses Penyadapan Batang Karet Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment ini dapat didukung dengan terbentuknya komunitas para penyadap karet yang diberi nama (Beku Aman, Karet Aman dan Sehat) BAKAS. Komunitas ini memiliki tugas sebagai penyebar informasi kepada penduduk sekitar mengenai pentingnya memperhatikan postur tubuh saat menyadap karet agar tidak terjadi kesalahan, cidera dan kelelahan yang berlebihan pada para penyadap karet. Karena antusiasme dari mitra yaitu Kelompok Tani Seroja untuk mendukung program ini, dibentuklah sebuah divisi baru dalam Kelompok Tani Seroja yang khusus mengurusi dibidang perkebunan Karet. Ketua divisi ini terdiri dari satu ketua divisi dan lima anggota divisi lainnya. Ketua dan anggota divisi ini dipilih langsung oleh ketua Kelompok Tani Seroja berdasarkan kefahaman mengenai program Analisis Postur Tubuh Kerja dalam Proses Penyadapan Batang Karet Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment. Devisi ini memiliki tugas sebagai pengelola karet dalam hal proses penyadapan karet agar tidak terjadi kelelahan yang berlebihan.
33 Diharapkan dengan terbentuknya devisi ini dapat menarik perhatian seluruh warga kampung untuk ikut serta dalam memperhatikan postur tubuh saat berkerja terutaman untuk para penyadap karet.
Keberlanjutan program Analisis Postur Tubuh Kerja dalam Proses Penyadapan Batang Karet Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment juga mampu mendukung beberapa aspek kehidupan, seperti :
1. Aspek Ekonomi
Ketika program Analisis Postur Tubuh Kerja dalam Proses Penyadapan Batang Karet Menggunakan Metode Rapid Entire Body Assessment ini berhasil pekerja dapat beraktifitas dengan baik, aman dan kelelahan yang berlebihan. Dengan demikian secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan atau mengurangi pengeluaran para penyadap karet tersebut.
2. Aspek Sosial
Dengan berhasilnya Desa Surabaya dalam program (Beku Aman, Karet Aman dan Sehat) BAKAS ini diharapkan dapat menginspirasi desa atau dusun lain atau sebagai desa perintis dalam upaya untuk memperhatikan cara menyadap karet yang baik dengan menerapkan program ini.
34 BAB V
PENUTUP