• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Estimasi Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Constant

VI. POSISI DAYA SAING KOMODITAS PULP DAN KERTAS INDONESIA

6.1. Hasil Estimasi Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Constant

Market Share Analysis (CMSA) Komoditas Pulp Indonesia di Negara

Importir Utama 6.1.1. China

Untuk mengetahui bagaimana keunggulan komparatif pulp Indonesia di pasar China digunakan metode RCA. Apabila nilai RCA lebih besar dari satu maka pangsa pasar ekspor pulp Indonesia ke China dalam total ekspornya jauh lebih besar daripada pangsa pasar ekspor komoditi tertentu di China dalam total ekspornya. Tabel 22 memperlihatkan hasil estimasi RCA pulp Indonesia dan negara-negara pesaingnya di pasar China.

Tabel 22. Nilai Rata-rata RCA Pulp Indonesia dan Negara-negara Pesaingnya di Pasar China Tahun 2000-2012

China

Indonesia Chile Amerika Kanada

6.80 9.28 2.68 14.75

Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Dari hasil estimasi RCA diperoleh bahwa nilai rata-rata RCA pulp Indonesia ke China lebih besar dari satu, hal tersebut menandakan bahwa pulp

Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar China. Negara Chile dan Kanada memiliki nilai rata-rata RCA yang lebih besar dari Indonesia, hal tersebut menandakan bahwa pulp yang berasal dari Chile dan Kanada memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi di pasar China jika dibandingkan dengan pulp Indonesia di pasar China. Nilai ekspor pulp Chile ke China lebih kecil daripada nilai ekspor pulp Indonesia ke China, tetapi nilai RCA pulp Chile lebih besar daripada nilai RCA pulp Indonesia di pasar China. Pulp Amerika di pasar China memiliki nilai rata-rata RCA lebih kecil daripada nilai rata-rata RCA pulp Indonesia di pasar China, yaitu sebesar 2.68. Padahal nilai ekspor pulp Amerika ke China lebih besar daripada nilai ekspor pulp Indonesia ke China. Hal tersebut menunjukkan bahwa pulp Amerika memiliki keunggulan komparatif yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pulp Indonesia di pasar China.

Tabel 23. Nilai Rata-rata CMSA Pulp Indonesia di Pasar ChinaTahun 2000-2012

Negara Uraian Rata-rata Nilai CMSA

China

Pertumbuhan Standar 82,099,626.26 Efek Komposisi Komoditas -4,965,016.17

Efek Daya Saing -34,731,052.01

Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Tabel 23 memperlihatkan hasil estimasi CMSA pulp Indonesia di pasar China. Berdasarkan hasil analisis mengenai kinerja ekspor pulp Indonesia dengan menggunakan metode CMSA, terdapat hasil berupa sumber-sumber pertumbuhan ekspor pulp Indonesia yaitu pertumbuhan standar, efek komposisi komoditas, dan efek daya saing.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode CMSA, dapat diketahui bahwa efek pertumbuhan standar memiliki rata-rata nilai yang bertanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan ekspor dunia (pertumbuhan standar) dapat memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekspor Indonesia. Nilai dari pertumbuhan standar ini masih lebih besar daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia (lampiran 3.1) artinya kinerja ekspor dunia masih lebih baik daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia, sehingga Indonesia perlu berupaya untuk meningkatkan kinerja ekspor pulpnya. Efek komposisi

komoditas pulp Indonesia bernilai negatif, hal tersebut mengindikasikan bahwa ekspor pulp Indonesia ke pasar China pada tahun 2000-2012 belum cukup diminati pasar dengan kata lain Indonesia telah mengekspor produk yang kurang tepat bagi pasar China dan tidak sesuai dengan permintaan pasar China. Ekspor pulp Indonesia ke pasar China juga memiliki daya saing yang kurang baik dibandingkan negara eksportir lain yang juga mengekspor ke pasar China. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai efek daya saing pulp Indonesia yang bernilai negatif. Berdasarkan keempat efek tersebut, kinerja ekspor pulp Indonesia ke China lebih dipengaruhi oleh pertumbuhan standar.

Berdasarkan hasil estimasi menggunakan RCA diketahui bahwa pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan berdaya saing akan tetapi berdasarkan hasil estimasi menggunakan CMSA pulp Indonesia memiliki pergerakan daya saing yang menurun selama periode tahun 2000 hingga 2012 jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang juga mengekspor pulp ke China. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pulp Indonesia memang memiliki keunggulan komparatif di pasar China namun bukan disebabkan karena daya saing yang kuat dari ekspor Indonesia pada pasar China.

6.1.2. Korea Selatan

Hasil estimasi RCA pulp Indonesia di pasar Korea Selatan tertera pada Tabel 24. Dalam tabel tersebut memperlihatkan pulp Indonesia yang dianalisis dari tahun 2000 hingga 2012 memiliki nilai RCA lebih dari satu sehingga dapat dikatakan bahwa pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif diatas rata-rata Korea Selatan.

Tabel 24. Nilai Rata-rata Pulp Indonesia dan Negara-negara Pesaingnya di Pasar Korea Selatan Tahun 2000-2012

Korea Selatan

Indonesia Amerika Kanada Chile

4.61 1.91 23.04 11.29

Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Pada Tabel 24 dapat dilihat juga nilai rata-rata RCA pulp dari negara- negara pesaing Indonesia yang juga mengekspor pulp ke pasar Korea Selatan. Amerika memiliki nilai rata-rata RCA yang lebih rendah dibandingkan Indonesia meskipun Amerika memiliki nilai ekspor pulp yang lebih besar dari Indonesia,

artinya pulp yang berasal dari Amerika memiliki keunggulan komparatif yang lebih rendah di pasar Korea Selatan daripada pulp yang berasal dari Indonesia. Sedangkan Kanada dan Chile memiliki nilai rata-rata RCA yang lebih tinggi dari Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pulp yang berasal dari Kanada dan Chile memiliki keunggulan komparatif lebih kuat dibandingkan pulp yang berasal dari Indonesia di pasar Korea Selatan.

Hasil estimasi CMSA pulp Indonesia di pasar Korea Selatan dapat dilihat pada Tabel 25. Berdasarkan hasil estimasi CMSA tersebut dapat diketahui yang menjadi sumber yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekspor pulp Indonesia di pasar Korea Selatan adalah pertumbuhan standar.

Tabel 25. Nilai Rata-rata CMSA Pulp Indonesia di Pasar Korea Selatan Tahun 2000-2012

Negara Uraian Rata-Rata Nilai CMSA

Indonesia

Pertumbuhan Standar 18,818,022.33 Efek Komposisi Komoditas -18,261,300.05

Efek Daya Saing 9,984,333.22

Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Berdasarkan hasil analisis menggunakan CMSA pada Tabel 25 diperoleh hasil bahwa pulp Indonesia memiliki nilai rata-rata pertumbuhan standar yang positif. Hal tersebut menandakan bahwa kenaikan pertumbuhan ekspor dunia (pertumbuhan standar) dapat memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekspor Indonesia. Nilai dari pertumbuhan standar ini masih lebih besar daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia (lampiran 3.2) artinya kinerja ekspor dunia masih lebih baik daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia, sehingga Indonesia perlu berupaya untuk meningkatkan kinerja ekspor pulpnya. Efek komposisi komoditas Indonesia bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa komposisi komoditi ekspor Indonesia belum sesuai dengan permintaan pasar Korea Selatan. Efek daya saing Indonesia pada pasar Korea Selatan bernilai positif, artinya bahwa ada peningkatan daya saing pulp bagi Indonesia di pasar Korea Selatan sehingga pulp Indonesia memiliki daya saing yang semakin kuat.

Dari hasil estimasi menggunakan RCA diketahui bahwa pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan berdaya saing dan berdasarkan hasil estimasi

menggunakan CMSA pulp Indonesia juga memiliki peningkatan daya saing di pasar Korea Selatan pada periode tahun 2000 hingga 2012. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pulp Indonesia memiliki daya saing pulp Indonesia yang kuat pada negara tersebut.

6.1.3. India

Hasil estimasi RCA pulp Indonesia di pasar India dapat dilihat pada Tabel 26. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pulp Indonesia yang diekspor ke India pada periode tahun 2000 hingga 2012. Memiliki nilai rata-rata RCA lebih dari satu. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar India.

Tabel 26. Nilai Rata-rata RCA Pulp Indonesia dan Negara-negara Pesaingnya di Pasar India Tahun 2000-2012

India Indonesia Amerika Kanada Swedia

3.39 4.82 20.66 8.09

Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Dalam Tabel 26 dapat dilihat juga nilai rata-rata RCA pulp dari negara- negara pesaing Indonesia yang juga mengekspor pulp ke pasar India. Nilai rata- rata RCA pulp Indonesia di pasar India yang lebih dari satu menyatakan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif namun, nilai rata-rata RCA pulp Indonesia di pasar India ini lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata RCA pulp negara-negara pesaingnya seperti Amerika, Swedia, dan Kanada. Hal ini mengindikasikan bahwa keunggulan komparatif pulp Indonesia di pasar India masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara pesaingnya.

Tabel 27. Nilai Rata-rata CMSA Pulp Indonesia di Pasar India Tahun 2000-2012

Negara Uraian Rata-Rata Nilai CMSA

Indonesia

Pertumbuhan Standar 11,842,016.72 Efek Komposisi Komoditas -4,354,411.14

Efek Daya Saing 2,450,368.84

Hasil estimasi menggunakan CMSA dapat dilihat pada Tabel 27. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa bahwa pertumbuhan standar pulp Indonesia memiliki nilai rata-rata yang positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan ekspor dunia (pertumbuhan standar) dapat memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekspor Indonesia. Nilai dari pertumbuhan standar ini masih lebih besar daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia (lampiran 3.3) artinya kinerja ekspor dunia masih lebih baik daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia, sehingga Indonesia perlu berupaya untuk meningkatkan kinerja ekspor pulpnya. Efek komposisi komoditas Indonesia bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa komposisi komoditi ekspor Indonesia belum sesuai dengan permintaan pasar di India sehingga Indonesia belum mengekspor produk yang tepat. Efek daya saing Indonesia bernilai positif. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya peningkatan daya saing pulp di pasar India sehingga pulp Indonesia memiliki daya saing yang kuat. Dari analisis CMSA diketahui bahwa yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekspor pulp Indonesia di pasar India adalah pertumbuhan standar.

Berdasarkan hasil estimasi menggunakan RCA diketahui bahwa pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan berdasarkan hasil estimasi menggunakan CMSA pulp Indonesia juga memiliki peningkatan daya saing di pasar India pada tahun 2000 hingga 2012. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pulp Indonesia memang memiliki daya saing yang baik pada pasar India.

6.1.4. Jepang

Hasil estimasi RCA pada komoditas pulp Indonesia di pasar Jepang disajikan dalam Tabel 28. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa pada periode tahun 2000 hingga 2012 pulp Indonesia yang dianalisis dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata RCA lebih besar dari satu yang berarti komoditas pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Jepang.

Tabel 28. Nilai Rata-rata RCA Pulp Indonesia dan Negara-negara Pesaingnya di Pasar Jepang Tahun 2000-2012

Jepang Indonesia Amerika Kanada Brazil

1.26 2.87 19.88 12.25

Berdasarkan hasil estimasi RCA pada Tabel 28 terlihat juga nilai rata-rata RCA negara-negara pesaing yang juga mengekspor pulp ke pasar China. Nilai rata-rata RCA Indonesia menunjukkan bahwa pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar China, namun apabila dibandingkan dengan negara-negara pesaingnya yaitu Amerika, Kanada, dan Brazil, nilai rata-rata RCA pulp Indonesia memiliki nilai yang paling rendah dibandingkan negara-negara pesaingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa keunggulan komparatif pulp Indonesia di pasar Jepang masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara pesaingnya. Oleh sebab itu diperlukan upaya pemerintah guna meningkatkan keunggulan komparatif pulp Indonesia di pasar Jepang.

Lebih rendahnya keunggulan komparatif pulp Indonesia dibandingkan negara-negara lainnya di pasar Jepang dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah tuduhan dumping dari Jepang terhadap produk pulp dan kertas yang berasal dari Indonesia. Akibat adanya tuduhan dumping dari Jepang ini, Indonesia menjadi kehilangan pasar unggulan ekspor pulp (Rusdi 2012).

Tabel 29. Nilai Rata-rata CMSA Pulp Indonesia di Pasar Jepang Tahun 2000-2012.

Negara Uraian Rata-Rata Nilai CMSA

Indonesia

Pertumbuhan Standar 4,583,020.28 Efek Komposisi Komoditas -5,680,228.91

Efek Daya Saing 3,409,781.38

Sumber : UN Contrade 2012 (diolah).

Tabel 29 memberikan informasi mengenai hasil estimasi CMSA pulp Indonesia di pasar Jepang. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hal yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekspor pulp Indonesi di pasar Jepang adalah pertumbuhan standar. Dari hasil estimasi menggunakan metode CMSA diperoleh hasil bahwa pertumbuhan standar pulp Indonesia memiliki rata-rata nilai yang positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan ekspor dunia (pertumbuhan standar) dapat memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekspor Indonesia. Nilai dari pertumbuhan standar ini masih lebih besar daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia (lampiran 3.4) artinya kinerja

ekspor dunia masih lebih baik daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia, sehingga Indonesia perlu berupaya untuk meningkatkan kinerja ekspor pulpnya. Efek komposisi komoditas Indonesia bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa komposisi komoditi ekspor Indonesia belum sesuai dengan permintaan pasar di Jepang sehingga negara belum mengekspor produk yang tepat. Efek daya saing pulp Indonesia di pasar Jepang bernilai positif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan daya saing pulp Indonesia di pasar Jepang sehingga pulp Indonesia memiliki daya saing yang kuat.

Dari hasil estimasi menggunakan RCA diketahui bahwa pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Jepang dan berdasarkan hasil estimasi menggunakan CMSA pulp Indonesia juga memiliki peningkatan daya saing di pasar Jepang pada tahun 2000 hingga 2012. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pulp Indonesia memang memiliki daya saing yang kuat dari ekspor Indonesia pada pasar Jepang.

6.1.5. Taiwan

Tabel 30 memberikan informasi mengenai hasil estimasi RCA pulp Indonesia di pasar Taiwan. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata RCA pulp Indonesia lebih dari satu, artinya pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Taiwan.

Tabel 30. Nilai Rata-rata RCA Pulp Indonesia dan Negara-negara Pesaingnya di Pasar Taiwan Tahun 2000-2012.

Taiwan

Indonesia Amerika Kanada Chile

3.55 3.27 10.43 7.23

Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Berdasarkan Tabel 30 dapat diketahui bahwa negara pesaing pulp Indonesia di pasar Taiwan, yaitu Kanada dan Chile memiliki nilai rata-rata RCA pulp jauh lebih besar dibandingkan dengan Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pulp Kanada dan Chile memiliki keunggulan komparatif yang lebih besar di pasar Taiwan dibandingkan dengan pulp Indonesia. Namun pulp Amerika memiliki rata-rata nilai RCA yang lebih kecil dibandingkan Indonesia padahal nilai ekspor pulp Amerika ke Taiwan lebih besar dibandingkan nilai ekspor pulp Indonesia ke Taiwan.

Tabel 31. Nilai Rata-rata CMSA Pulp Indonesia di Pasar Taiwan Tahun 2000-2012.

Negara Uraian Rata-Rata Nilai CMSA

Indonesia

Pertumbuhan Standar 2,274,447.39 Efek Komposisi Komoditas -1,687,892.40 Efek Daya Saing 439,074.35 Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Hasil estimasi menggunakan metode CMSA dapat dilihat pada Tabel 31. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan standar pulp Indonesia memiliki nilai yang positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan ekspor dunia (pertumbuhan standar) dapat memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekspor Indonesia. Nilai dari pertumbuhan standar ini masih lebih besar daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia (lampiran 3.5) artinya kinerja ekspor dunia masih lebih baik daripada pertumbuhan ekspor pulp Indonesia, sehingga Indonesia perlu berupaya untuk meningkatkan kinerja ekspor pulpnya. Efek komposisi komoditas Indonesia bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa komposisi komoditi ekspor Indonesia belum sesuai dengan permintaan pasar di Taiwan sehingga Indonesia belum mengekspor produk yang tepat. Efek daya saing pulp Indonesia di Taiwan memiliki nilai positif. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan daya saing pulp Indonesia di pasar Taiwan sehingga memiliki daya saing yang kuat. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa yang paling mempengaruhi pertumbuhan ekspor pulp Indonesia ke pasar Taiwan adalah pertumbuhan standar.

Dari hasil estimasi menggunakan RCA diketahui bahwa pulp Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Taiwan dan berdasarkan hasil estimasi menggunakan CMSA pulp Indonesia juga memiliki peningkatan daya saing di pasar Taiwan pada tahun 2000 hingga 2012. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pulp Indonesia memang daya saing yang kuat dari ekspor Indonesia pada pasar Taiwan.

6.2 Hasil Estimasi Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Constant

Market Share Analysis (CMSA) Komoditas Kertas Indonesia di

Negara Importir Utama 6.2.1. Jepang

Untuk mengetahui keunggulan komparatif kertas Indonesia di pasar Jepang digunakan metode RCA. Dari Tabel 32 dapat dilihat hasil estimasi nilai rata-rata RCA kertas Indonesia serta negara-negara pesaingnya di pasar Jepang.

Tabel 32. Nilai Rata-rata RCA Kertas Indonesia dan Negara-negara Pesaingnya di Pasar Jepang Tahun 2000-2012.

Jepang Indonesia China Amerika Korea Selatan

2.71 1.01 2.22 1.42

Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Berdasarkan Tabel 32 dapat diketahui bahwa kertas Indonesia memiliki nilai rata-rata RCA yang positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa kertas Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Jepang. Sedangkan negara pesaing ekspor kertas Indonesia di pasar Jepang yaitu China, Amerika, dan Korea Selatan memiliki nilai rata-rata RCA yang bernilai positif juga namun nilainya lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai rata-rata RCA kertas Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa negara-negara pesaing tersebut memiliki keunggulan komparatif yang lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia.

Tabel 33. Nilai Rata-rata CMSA Kertas Indonesia di Pasar Jepang Tahun 2000-2012.

Negara Uraian Rata-Rata Nilai CMSA

Indonesia

Pertumbuhan Standar -20,823,818.94 Efek Komposisi Komoditas 9,411,667.02

Efek Daya Saing 44,248,851.92

Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Hasil estimasi menggunakan metode CMSA dapat dilihat pada Tabel 33. Berdasarkan hasil estimasi tersebut diketahui bahwa hal yang paling memengaruhi pertumbuhan ekspor kertas Indonesia di pasar Jepang adalah efek daya saing. Dari Tabel 33 dapat diketahui bahwa kertas Indonesia di pasar Jepang memiliki nilai rata-rata pertumbuhan standar yang negatif, artinya bahwa kenaikan pertumbuhan

ekspor dunia (pertumbuhan standar) dapat memberikan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia di pasar Jepang. Nilai dari pertumbuhan standar ini lebih kecil daripada pertumbuhan ekspor kertas Indonesia (lampiran 3.6) artinya kinerja ekspor dunia lebih buruk daripada pertumbuhan ekspor kertas Indonesia, sehingga Indonesia perlu berupaya untuk mempertahankan kinerja ekspor kertasnya. Efek komposisi komoditas Indonesia di pasar Jepang bernilai positif, artinya bahwa komposisi komoditas ekspor Indonesia ke Jepang telah sesuai dengan permintaan pasar sehingga Indonesia sudah mengekspor produk yang tepat. Efek daya saing Indonesia bernilai positif, artinya bahwa terjadi peningkatan daya saing kertas Indonesia di pasar Jepang sehingga Indonesia memiliki daya saing yang kuat.

Berdasarkan hasil estimasi menggunakan RCA diketahui bahwa kertas Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Jepang dan berdasarkan hasil estimasi menggunakan CMSA kertas Indonesia juga memiliki peningkatan daya saing di pasar Jepang pada tahun 2000 hingga 2012. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kertas Indonesia memang memiliki daya saing yang kuat dari ekspor Indonesia pada pasar Jepang.

6.2.2. Malaysia

Hasil estimasi RCA pada komoditas kertas Indonesia di Malaysia selama tahun 2000 hingga 2012 tertera pada Tabel 34. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai RCA kertas Indonesia di pasar Malaysia memiliki nilai lebih dari satu, artinya kertas Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Malaysia.

Tabel 34. Nilai Rata-rata RCA Kertas Indonesia dan Negara-negara Pesaingnya di Pasar Malaysia Tahun 2000-2012.

Malaysia

Indonesia China Singapura Thailand

4.27 0.66 0.54 1.23

Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Dalam Tabel 34 diketahui bahwa negara-negara yang menjadi pesaing kertas Indonesia di pasar Malaysia adalah China, Singapura, dan Thailand. Dari hasil analisis dengan RCA diketahui bahwa Indonesia memiliki nilai rata-rata RCA yang positif dan tertinggi dibandingkan negara-negara pesaingnya yaitu

China, Singapura, dan Thailand. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang lebih kuat jika dibandingkan negara pesaingnya di pasar Malaysia. Thailand memiliki nilai rata-rata RCA lebih dari satu namun keunggulan komparatifnya lebih kecil daripada Indonesia, sedangkan China dan Singapura memiliki nilai rata-rataRCA kurang dari satu artinya kertas China dan Singapura tidak memiliki keunggulan komparatif di pasar Malaysia.

Tabel 35. Nilai Rata-rata CMSA Kertas Indonesia di Pasar Malaysia Tahun 2000-2012.

Negara Uraian Rata-Rata Nilai CMSA

Indonesia

Pertumbuhan Standar 19,658,365.82 Efek Komposisi Komoditas -6,884,596.05

Efek Daya Saing 1,650,695.64

Sumber : UN Comtrade 2012 (diolah).

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan analisis CMSA pada Tabel 35, dapat diketahui pertumbuhan ekspor kertas Indonesia ke Malaysia pada periode tahun 2000 hingga 2012 dipengaruhi oleh pertumbuhan standar. Tabel 35 menunjukkan bahwa pertumbuhan standar kertas Indonesia bernilai positif, artinya bahwa kenaikan pertumbuhan ekspor dunia (pertumbuhan standar) dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia. Nilai dari pertumbuhan standar ini masih lebih besar daripada pertumbuhan ekspor kertas Indonesia (lampiran 3.7) artinya kinerja ekspor dunia masih lebih baik daripada pertumbuhan ekspor kertas Indonesia, sehingga Indonesia perlu berupaya untuk meningkatkan kinerja ekspor kertasnya. Efek komposisi komoditas ekspor Indonesia bernilai negatif, artinya komposisi ekspor komoditas Indonesia belum sesuai dengan permintaan pasar Malaysia sehingga produk yang diekspor belum tepat. Efek daya saing Indonesia bernilai positif, artinya bahwa terjadi peningkatan daya saing kertas Indonesia di pasar Malaysia sehingga memiliki daya saing yang kuat.

Dari hasil estimasi menggunakan RCA diketahui bahwa kertas Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Malaysia dan berdasarkan hasil estimasi menggunakan CMSA kertas Indonesia juga memiliki peningkatan daya saing di pasar Malaysia pada tahun 2000 hingga 2012. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa kertas Indonesia memang memiliki daya saing yang kuat dari ekspor Indonesia pada pasar Malaysia.

6.2.3. Amerika Serikat

Tabel 33 memperlihatkan hasil estimasi RCA kertas Indonesia di Amerika Serikat. Nilai RCA kertas Indonesia menunjukan nilai lebih dari satu, artinya bahwa kertas Indonesia memiliki keunggulan komparatif di pasar Amerika Serikat.

Tabel 36. Nilai Rata-rata RCA Kertas Indonesia dan Negara-negara

Dokumen terkait