• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Deskripsi dan Interpretasi Data Penelitian

4.5 Analisis Data

4.5.5 Hasil Gerakan Organisasi HIPPMA

Selama 15 tahun perjuangan organisasi HIPPMA, demo bukanlah hal yang sulit lagi. Diawal berdirinya organisasi HIPPMA tahun 2000, mereka telah melakukan gerakan dengan cara tidur 7 hari 7 malam dikantor DPRD Sumatera Utara untuk meminta Santunan Hari Tua ( SHT ) para pensiunan dari 2 kebun ranting yaitu Tanjung Morawa dan Bandar Khalipah untuk segera dibayarkan dan pada akhirnya dibayar oleh pihak PTPN II. Setelah itu 19 ranting kebun menyusul kembali tidur di kantor DPR 3 hari 3 malam dan kemudian dibayar lagi oleh pihak PTPN II yaitu SHT para pensiunan tahun 1991 – 1999.

Tahun 2002 keluarlah SK BPN nomor 42, 43, 44/HGU/BPN/2002 pada tanggal 29 November 2002 dimana SK 42 Menteri mengeluarkan 558,35 Ha tanah untuk para pensiunan perkebun namun belum juga terrealisasi oleh pihak PTPN II malahan tahun 2005 para pensiunan perkebunan mendapatkan surat harus mengosongkan rumah. Sebagai jalan keluar atas pengosongan rumah tersebut perwakilan dari organisasi HIPPMA berangkat ke Jakarta meminta surat rekomendasi dari beberapa DPR dan MPR agar tidak digusur dan diberikan. Surat yang diterima dari anggota DPR dan MPR tersebut kemudian diserahkan kepada direksi PTPN II dan hasilnya mereka tidak jadi di gusur. Akan tetapi pada tahun 2008, pihak PTPN II kembali memberikan surat pengosongan rumah namun anggota organisasi HIPPMA tetap bertahan dengan mengandalkan surat rekomendasi dan hukum yang mendukung sehingga sampai sekarang mereka masih tetap bertahan tinggal ditanah dan rumah yang telah lama mereka tempati.

Surat demi surat menjadi senjata para pensiunan untuk tetap bertahan menempati tanah dan rumah. Kepemilikan atas rumah dan tanah adalah hal yang utama dalam setiap gerakan yang dilakukan olh organisasi HIPPMA. Kegigihan Ibu Sri sebagai ketua umum dan solidaritas yang tinggi antar anggota membuat mereka masih tetap bertahan. Gerakan yang terakhir kali mereka lakukan adalah pada tanggal 11 Mei 2015 dengan demo di kantor Gubernur Sumatera Utara dan akhirnya ditanggapi pada tanggal 19 Mei 20015 mencapai kesepakatan yaitu masalah tanah pensiunan dikembalikan kepada dewan direksi PTPN II untuk segera mendata ulang jumlah tanah pensiunan yang kemudian dikeluarkan dan diserahkan PTPN II kepada para pensiunan untuk dijadikan sebagai hak milik para pensiunan. Hal ini menjadi keuntingan bagi para pensiunan perkebunan karena mereka tidak perlu lagi memohon dan meminta surat rekomendasi kepada anggota DPR, MPR maupun Gubernur karena mereka sudah bisa berhubungan langsung dengan pihak PTPN II untuk sama-sama menyelesaikan permasalahan yang selama 15 tahun ini diperjuangkan oleh pihak organisasi HIPPMA.

Pihak pemerintah telah memberikan bantuan kepada organisasi HIPPMA sebagai pihak penengah terhadap masalah yang ada dengan cara mengeluarkan surat rekomendasi bagi pihak PTPN II sehingga para pensiunan tidak jadi di gusur. Pihak pemerintah turut membantu menyelesaikan masalah rumah dan tanah karena para pensiunan perkebunan dianggap sudah berbuat untuk bangsa dan negara karena yang mereka kerjakan juga adalah tanah negara demi kepentingan bersama.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah di dapatkan dapat disimpulkan bahwa : 1. Gerakan sosial merupakan hal mendasar sebagai wadah para buruh

menyampaikan aspirasinya. Dalam gerakan sosial, buruh membuat suatu wadah yang dinamakan dengan dengan serikat buruh untuk kepentingan bersama terhadap perbaikan ekonomi dan sosial. Dalam gerakan sosial pentingnya menyatukan diri adalah karena kaum buruh menghadapi kekuatan-kekuatan yang berpotensi lebih unggul daripada mereka sendiri.

2. Pada awal zaman reformasi gerakan masyarakat semakin berkembang yang ditandai dengan adanya otoritarianisme yang dilabelkan sebagai gerakan perlawanan sehingga gerakan menjadi lebih kuat, memiliki motivasi dan aspirasi yang membangkitkan semangat juang masyarakat.

3. Desa Tanjung Sari, Kecamatan Batang Kuis, kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu wadah dari gerakan sosial yang dibentuk dari sikap perlawanan terhadap PTPN II Eks PTPN IX yaitu organisasi HIPPMA ( Himpunan Pensiunan Perkebunan Maju Bersama ) untuk mendapatkan hak-hak mereka. Perbedaan organisasi HIPPMA ini dengan yang lainnya adalah organisasi HIPPMA memiliki keanggotaan para pensiunan PTPN II dan memiliki masalah hak yang

berbeda-beda tetapi mereka tetap bersama-sama memperjuangkan hak yang berbeda tersebut sehingga anggota organisasi HIPPMA lebih solid dan kuat.

4. Dalam UU No 13 tahun 2003 telah mengatur hak- hak normatif yang harus dimiliki oleh para buruh. Begitu pula dengan para pensiunan buruh PTPN II yang bergabung dalam keanggotaan organisasi HIPPMA menuntut hak-hak mereka berupa Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan ( HGB ), Santunan Hari Tua ( SHT ), Gaji Pensiunan dan Jubelium yang belum dibayar.

5. Setiap organisasi pasti memiliki strategi-strategi tersendiri untuk menghadapi kekuasaan dominan supaya hak-hak dapat tercapai. Organisasi HIPPMA memiliki strategi baik itu secara langsung yang dilakukan dengan aksi massa dan dengan strategi tidak langsung yaitu dengan surat-menyurat dengan pemerintah untuk memohon perlindungan serta memohon penyelesaian masalah pensiunan dan melakukan perundingan secara mufakat.

6. Organisasi memiliki pengaruh positif dan negatif. Dapat dikatakan positif ketika apa yang diperjuangkan dapat tercapai sementara organisasi dikatakan mendapatkan pengaruh negatif apabila terjadi hambatan-hambatan dalam gerakan sosial yang dilakukannya baik dai pihak internal maupun eksternal misalnya masalah dana, kejenuhan anggota, adanya anggota yang berhianat, adanya kecemburuan sosial, pengaruh zaman feodal, datangnya masalah dari pihak PTPN maupun

pihak ke tiga, ancaman mutasi dan terpengaruhi drai ucapan orang lain sehingga mengakibatkan bentrok dalam keanggotaan sendiri.

7. Gerakan sosial tidak selamanya mencapai kehancuran karena dalam organisasi HIPPMA ini mereka memiliki kesolidan dan keberjuangan yang tinggi sehingga anggota organisasi HIPPMA bisa bertahan sampai 15 tahun. Hasil yang telah diperoleh yaitu SHT para pensiunan tahun 1991-1999 telah dilunasi oleh pihak PTPN II, keluarnya SK BPN nomor 42, 43, 44/HGU/BPN/2002 dimana dalam SK 42 Menteri mengeluarkan 558,35 Ha tanah untuk para pensiunan perkebunan. Selain itu anggota organisasi HIPPMA memiliki perlindungan dari aparat kepolisian, badan hukum dan pemerintahan dengan mengeluarkan surat-surat yang sah dari pemerintah sehingga para pensiunan perkebunan organisasi HIPPMA sampai sekarang tidak digusur.

5.2Saran

1. Anggota organisasi HIPPMA ( Himpunan Pensiunan Perkebunan Maju Bersama ) tetap menjaga solidaritas, adanya rasa saling memiliki dan berpikir untuk kepentingan bersama supaya organisasi HIPPMA tetap eksis dalam setiap gerakan sosial sehingga bisa menjadi contoh bagi organisasi-organisasi lainnya bahwa usia tidak menutup kemungkinan semangat seseorang untuk bisa tetap berjuang bersama-sama untuk menuntut haknya. Organisasi HIPPMA terus menambah anggota baru agar organisasi HIPPMA menjadi kaut baik dari segi kuantitas maupun

kualitas. Ada baiknya bila anak-anak para pensiunan diikutsertakan dalam keanggotaan dan setiap gerakan yang dilakukan sehingga generasi muda nantinya dapat meneruskan perjuangan para pensiunan perkebunan.

2. Para pemerintah baik dari Kepala Desa, Camat sampai kepada Gubernur Sumatera Utara agar lebih aktif dalam menanggapi permasalahan masyarakat supaya tidak terjadi konflik yang berkepanjangan diantara masyarakat dan menghindari adanya mafia- mafia tanah yang ingin merampas kekayaan milik negara yang bisa dinikmati dan digunakan oleh masyarakat setempat. Pemerintah seharusnya memberikan solusi dan memberi perlindungan bagi masyarakat yang telah menjadi tanggung jawab pemerintah.

3. Para aktivis turut serta dalam setiap gerakan sosial HIPPMA dengan memberikan sumbangsi pemikiran dan tindakan untuk meningkatkan kualitas organisasi HIPPMA sehingga lebih kuat lagi untuk melawan kekuasaan dominan yang dimiliki oleh para pemegang ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Berry, David. 2003. Pokok-Pokok Pemikiran dalam Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian kualitatif. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Johan, Bahder. 2004. Hukum Ketenagakerjaan. Bandung: Mandar Maju

Kalo, Syafruddin. 2005. Kapita Selekta Hukum Pertanahan Studi Tanah Perkebunan di Sumatera Timur. Medan: USU Press

Manalu, Dimpos dkk. 2008. Membangun Prakarsa Gerakan Rakyat. Parapat: KSPPM

Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali Pers

Mastenbroek. 1986. Penanganan Konflik Dan Pertumbuhan Organisasi. Jakarta: UI-Press

Nasution, Arif. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers

Paltilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta

Putra, dkk. 2006. Gerakan Sosial: Konsep, Strategi, Aktor, Hambatan dan Tantangan Gerakan Sosial di Indonesia. Yogyakarta: Averroes Press

Setiadi, Elly & Usman Kolip. 2013. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Siahaan, Hotman. 2001. Gerakan Rakyat Merambat Karena Dihambat. Jakarta: URM-Indonesia

Sulaiman, Abdullah. 2008. Upah Buruh Di Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti

Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Grup

Tanjung, Bahdin. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana

Wahib, Abdul. 2007. Gerakan Sosial Study Kasus Beberapa Perlawanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wahyudi. 2005. Formasi dan Struktur Gerakan Sosial Petani. Jakarta: UMM Press

Wijayanti, Asri. 2009. Hukum Ketenagakerjaan Parca Reformasi. Jakarta: Sinar Grafika

Sumber lain:

(diakses tanggal 23 Oktober 2014)

2015 )

Muhtar Habibi, 2013. dalam jurnal September 2015 )

Muryanto Amin, 2011. dalam jurnal http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567 89/46781/1/Jurnal Politeia - Fragmentasi Gerakan Buruh di Indonesia.pdf, tentang fragmentasi gerakan buruh di Indonesia pasca orde baru ( diakses tanggal 14 September 2015 )

D.Syahpani,2010.dalam jurnal repository.usu.ac.id/bitstream/.../3/Chapter%20II. pdf , tentang datangnya orang Jawa ke Sumatera ( diakses 09 Oktober 2015 )

Dokumen terkait