• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

e. Melatih mahasiswa dalam memahami aspek-aspek dalam produksi pembuatan tahu kedelai sebagai produk pangan sumber protein nabati.

2. Tujuan Khusus

a. Melatih mahasiswa dalam mengembangkan serta meningkatkan mutu produk tahu yang dihasilkan.

b. Melatih mahasiswa dalam diversifikasi dari produk tahu yang dihasilkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kedelai

Bahan baku utama dalam pembuatan tahu adalah kacang kedelai ( Glycine max sin Glycine soya ), terutama kedelai kuning. Persyaratan bahan baku tahu lebih ketat daripada bahan baku tempe atau kecap. Pasalnya tahu diproduksi melalui proses ekstraksi (penyaringan) protein kedelai dengan penambahan air. Jadi jumlah dan mutu protein kedelai amat penting dipertimbangkan saat memilih bahan baku. (Sarwono dan Saragih, 2004)

Varietas kedelai sangat berpengaruh pada tinggi rendahnya rendemen maupun rasa tahu. selain itu, kedelai yang dijadikan bahan baku tahu sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Kedelai yang menjadi bahan baku tahu sebaiknya belum lama (baru) dipanen dan cukup umur. Kedelai yang terlalu lama disimpan atau panen muda mempunyai rendemen yang rendah. Selain itu, tahu yang berbahan baku kedelai muda akan lembek dan tidak tahan lama disimpan.

2. Kadar air kedelai maksimal 13%. Bila kadar airnya mencapai 15%, jamur mudah sekali tumbuh selama penyimpanan. Namun perlu dijaga pula agar kadar airnya tidak terlalu rendah. Kedelai yang berkadar air 9% atau kurang akan mudah pecah dan rendemen tahu akan menurun.

3. Biji kedelai harus utuh karena enzim-enzim lipoksidase akan aktif bila kedelai pecah sehingga menyebabkan minyaknya tengik dan bau tahu kurang enak.

4. Kedelai harus bebas dari segala macam kotoran, seperti kerikil, pasir atau sisa-sisa tanaman.

Untuk mempertahankan mutunya, tempat penyimpanan kedelai harus mendukung. Jamur, insekta, dan jasad renik lainnya akan tumbuh bila tempat penyimpanan kedelai lembab. Adanya organisme tersebut dapat menyebabkan protein kedelai rusak dan jumlah protein menurun sehingga jumlah tahu yang diperoleh pun sedikit.

B. Tahu

Tahu sebagai salah satu makanan hasil olahan kedelai merupakan makanan yang sudah banyak dikenal dan digemari seluruh lapisan masyarakat. Sebagai sumber protein nabati yang relatif murah, tahu ternyata dapat dibuat dengan mudah. Pembuatannya pun tidak memerlukan keahlian dari seorang dengan latar belakang ilmu pengetahuan tertentu. Tidak hanya itu, investasi industri ini juga relatif tidak terlalu tinggi. ( Dadang, 2005 )

1. Sejarah Industri Tahu

Tahu tergolong makanan kuno. Tahu pertama kali dibuat di Cina sekitar tahun 200 SM. Meskipun tidak diketahui dengan pasti, tetapi legenda di Cina mengatakan bahwa penemuan proses pembuatan tahu pertama kali terjadi dengan tidak sengaja. Pada saat itu seorang juru masak Cina tidak sengaja menambahkan nigari atau larutan garam air laut ke dalam sari kedelai sehingga sari kedelai tersebut kemudian menggumpal menjadi padat. Padatan tersebut yang kini disebut tahu. Sementara menurut pustaka kuno dari Jepang dan Cina, pembuatan tahu pertama kali diperkenalkan oleh Liu-An pada tahun 164 SM pada zaman pemerintahan Dinasti Han. Tokoh serba bisa ini (filsuf, guru, ahli hukum dan ahli politik) yang juga mempelajari kimia dan meditasi, kemudian memperkenalkan tahu kedelai temuannya kepada para biksu. Selanjutnya, tahu disebarkan ke berbagai negara termasuk Indonesia oleh para biksu sambil mengajarkan agama Budha. (Sarwono dan Saragih, 2004)

Kata tahu berasal dari bahasa Cina yaitu tao-hu atau teu-hu. Tao atau teu berarti kedelai. Sementara hu artinya lumat atau menjadi bubur. Di jepang, tahu dikenal dengan nama tohu, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut soybean curd atau juga tofu ( Dadang, 2005 ). Industri tahu di Indonesia mulai berkembang kemungkinan sejak kaum emigran Cina menetap dan bermukim di tanah air ini. Usaha ini dikembangkan sebagai mata pencaharian dan tumpuan hidup.

2. Kandungan Gizi Tahu

Tahu seringkali disebut daging tidak bertulang karena kandungan gizinya, terutama mutu protein, setara dengan daging hewan. Bahkan, protein tahu lebih tinggi dibandingkan protein kedelai. Perbandingan kandungan protein maupun zat gizi lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Zat Gizi Tahu Kedelai

Protein (gram) Lemak (gram) Karbohidrat (gram) Serat (gram) Abu (gram) Kalsium (mg) Natrium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Vitamin B1 (mg) Vitamin B2 (mg) Vitamin B3 (mg) 0,49 0,27 0,14 0,00 0,04 9,13 0,38 6,56 0,11 0,001 0,001 0,03 0,39 0,20 0,36 0,05 0,06 2,53 0,00 6,51 0,09 0,01 (sebagai B kompleks) Tabel 1. Nilai Gizi Tahu dan Kedelai Berdasarkan Berat Kering (Sarwono

dan Saragih, 2004)

Ditilik dari sisi nilai NPU (net protein utilization) yang mencerminkan persentase banyaknya protein yang bisa dimanfaatkan makhluk hidup, protein tahu tergolong bermutu baik. Nilai NPU tahu sebesar 65 % atau setara dengan mutu daging ayam, sedangkan nilai NPU kedelai 61 %. Selain nilai NPU yang baik, produk ini juga mempunyai daya cerna yang tinggi karena serat kasar dan sebagian serat kasar yang larut dalam air kedelai telah terbuang selama proses pengolahan. Daya cerna tahu berksar antara 85-98 %, nilai paling tinggi diantara produk kedelai lainnya. Itulah sebabnya produk ini dapat dikonsumsi oleh semua kelompok umur, termasuk para penderita gangguan pencernaan. (Sarwono dan Saragih, 2004)

Mutu protein suatu bahan pangan juga bisa dilihat dari kandungan asam amino penyusunnya. Diantara semua produk olahan kedelai, kandungan asam amino tahu yang paling lengkap. Bila dibandingkan dengan

susunan dan jumlah asam amino yang disarankan FAO/WHO, tahu mampu memenuhi 70-160 % dari kebutuhan tubuh (lihat tabel 2).

Jenis Asam Amino Anjuran WHO/ FAO (mg/g)

Komposisi Asam Amino Tahu

(mg/g N)

% Asam Amino Tahu dibandkingkan FAO/WHO Methionine-cystine Threonine Valine Lysine Leucine Isoleucine Phenylalanin, Tyrosin Tryptofan 220 250 310 340 440 250 380 60 156 178 264 333 448 261 490 96 71 71 85 98 102 104 129 160 Total 2250 2226

Tabel 2. Komposisi Asam Amino Tahu dibandingkan dengan Asam Amino yang Dianjurkan WHO/FAO (Sarwono dan Saragih, 2004)

Karena kandungan protein dan lemak yang tiggi menjadikan tahu sebagai media pertumbuhan ideal bagi bakteri pembusuk, sehingga tahu sangat rentan busuk. Daya simpan tahu hanya dalam 1—2 hari saja jika dibiarkan pada suhu ruang dan tanpa kemasan. Lebih dari waktu tersebut rasanya menjadi asam, lalu berangsur-angsur menjadi busuk. Untuk mengatasinya, cara perebusan dan perendaman dapat dilakukan untuk memperpanjang masa simpan tahu sampai 3-4 hari. Sementara pendinginan dapat mempertahankan umur simpan tahu sekitar 5 hari. (Sarwono dan Saragih, 2004)

3. Aneka Tahu Komersial

Tahu diperdagangkan dengan berbagai variasi bentuk, ukuran dan nama. Selain tahu putih atau tahu biasa, dipasar juga dikenal berbagai tahu komersial yanh sudah memiliki nama dan berciri khas. Misalnya tahu sumedang, tahu bandung, tahu cina, tahu kuning, tahu takwa maupun tahu sutera. (Sarwono dan Saragih, 2004)

a. Tahu sumedang

Kebanyakan orang salah kaprah dengan mengatakan bahwa tahu sumedang adalah tahu pong atau tahu kosong tanpa isi. Kesan penilaian tahu sumedang ini tercemari oleh tahu sumedang yang banyak dibuat oleh pabrik tahu yang tidak menjamin kualitas khas tahu sumedang. Tahu berkualitas rendah tersebut banyak dijajakan oleh pedagang di dalam bis umum yang melintasi kota Sumedang. Tahu sumedang yang benar adalah tahu yang dijajakan dalam bentuk sudah digoreng, tidak pong dan tidak kosong, dan masih berisi sari kedelai yang masih putih. Sari kedelai tersebut memberikan rasa khas perpaduan ras kulit tahu yang sudah kering digoreng dan bagian dalam yang tidak kering. Tahu sumedang mempunyai kulit luar yang berbintik-bintik atau curintik (bahasa Sunda) yang khas membedakan dari jenis tahu lainnya.

b. Tahu Bandung

Tahu bandung berbentuk persegi (kotak), tekstur agak keras dan kenyal, warnanya kuning karena sebelumnya telah direndam air kunyit. Tahu digoreng dengan mengoleskan sedikit minyak di wajan. Tahu ini enak dimakan dengan lalap cabai rawit.

c. Tahu cina

Tahu cina berupa tahu putih, teksturnya lebih padat, halus dan kenyal dibandingkan tahu biasa. Ukurannya sekitar 12 cm x 12 cm x 8 cm. Ukuran dan bobot tahu relatif seragam karena proses pembuatannya dicetak dan dipres dengan mesin. Dalam pembuatannya, digunakan sioko (kalsium sulfat) sebagai bahan penggumpal protein sari kedelainya.

d. Tahu kuning

Tahu kuning mirip tahu cina. Bentuknya tipis dan lebar. Warna kuning dikarenakan sepuhan atau larutan sari kunyit. Tahu ini banyak digunakan dalam masakan cina.

e. Tahu takwa

Tahu takwa merupakan tahu khas Kediri, Jawa Timur. Kalau dipijit, tahunya terasa padat. Proses pengolahan tahu takwa pada prinsipnya sama dengan tahu biasa, hanya terdapat perbedaan dalam perlakuan, terutama pada perendaman kedelai dan presan tahu. Bahan bakunya

dipilih kedelai lokal yang berbiji kecil-kecil. Penggumpalan sari kedelai menggunakan asam cuka. Sebelum dipasarkan, tahu takwa dimasak atau dicelup beberapa menit dalam air kunyit mendidih sehingga warnanya menjadi kuning. Tahu dijual dan disimpan dalam keadaan kering tanpa perlu direndam air seperti tahu putih biasa.

f. Tahu sutera

Di pasar swalayan, dapat ditemukan tahu sutera, tahu jepang atau tofu. Tahu ini sangat lembut dan lunak. Dulu, tahu ini mudah sekali rusak sehingga harus segera diolah. Namun, sekarang proses pembuatannya lebih modern sehingga produknya lebih tahan lama. Oleh karenanya, tahu sutera sekarang disebut juga long life tofu. Tahu yang berasal dari Jepang ini biasanya dikonsumsi sebagai makanan penutup (dessert) dan disajikan bersama sirup jahe agar rasanya lebih lezat.

4. Manfaat Tahu

a. Manfaat tahu mencegah penyakit jantung

Sejumlah studi dalam beberapa tahun terakhir menunjukan bahwa asupan rutin protein kedelai yang terkandung dalam tahu dapat membantu menurunkan LDL (kolesterol buruk) tanpa menurunkan HDL (kolesterol baik), yang menyebabkan penurunan resiko penyakit jantung.

b. Manfaat tahu meningkatkan produksi energi

Tahu merupakan sumber makanan yang kaya zat besi yang menyediakan 30 % dari nilai harian yang direkomendasikan untuk zat besi dalam 100 gram. Zat besi dalam tahu terutama digunakan sebagai bagian dari hemoglobin yang membatu transportasi dan pelepasan oksigen ke seluruh tubuh mempromosikan produksi energi.

Tahu juga menyediakan 10 % dari nilai harian yang direkomendasikan untuk tembaga, mineral penting yang dimanfaatkan dalam sel darah merah. Tembaga juga membantu dalam mengurangi gejala rheumatoid arthritis. Makanan yang berasal dari kedelai seperti tahu mengandung isoflavon (fitoestrogen atau estrogen tanaman) yang bekerja pada tubuh seperti bentuk estrogen.

Selama menopause estrogen wanita berfluktuasi baik naik atau turun di bawah tingkat normal. Fitoestrogen dari kedelai dapat membantu menjaga keseimbangan hormon tersebut. Hal ini dapat membantu mengurangi frekuensi dan beratnya gejala hot flashes (rasa panas pada perut) pada wanita menopause.

d. Manfaat tahu mencegah osteoforosis

Tahu juga bisa sebagai sumber yang kaya kalsium tergantung pada koagulan yang digunakan pada pembuatan (seperti kalsium sulfat yang digunakan oleh produsen tahu).

Hal ini membantu terhadap penyakit seperti kehilangan tulang, kelemahan tulang, rheumatoid arthritis dan osteoforosisi. Penelitian baru juga menunjukan bahwa isoflavon dalam makanan kedelai dapat memperkuat densitas (kepadatan tulang). Ini bisa membuat tahu berguna dalam menangkal penyakit tulang pada wanita postmenopause.

e. Manfaat tahu membantu menurunkan berat badan

Tinggi protein membuat perut tidak cepat merasa lapar. Juga, sifat rendah kalori (sekitar 80 kalori dalam 100 gram) tidak menambahkan kalori ekstra untuk menu diet anda.

f. Manfaat tahu membantu pasien diabetes dengan masalah ginjal

Diabetes dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, salah satunya gagal ginjal. Diabetes adalah penyebab utama kegagalan ginjal dengan tanda awal adanya sejumlah protein dalam urine. Sebuah peneliutian dilakukan pada pria dengan diabetes tipe 2, yang semuanya didiagnosis dengan penyakit ginjal yang terkait dengan diabetes, menemukan bahwa protein kedelai dan manfaat tahu dapat menurunkan 10 % protein iyang ditemukan dalam air seni.

C. Memproduksi Tahu

Prinsip pembuatan tahu dapat diterapkan tanpa memperhatikan jenis peralatan yang digunakan maupun skala proses. Tujuan utamanya adalah mengoptimumkan hasil dan mutunya serta meminimumkan biaya yang

diperlukan. Metode produksi yang digunakan bahkan di pabrik-pabrik tahu yang modern, sebagian besar didasarkan atas prinsip teknologi tradisional. Pembuatan tahu terdiri dari dua langkah utama, yaitu (1) pembuatan susu kedelai dan (2) koagulasi susu kedelai tersebut untuk membentuk endapan protein (curds) yang kemudian dipres untuk memperoleh tahu. Berikut merupakan diagram alir proses pembuatan tahu. ( Muchtadi, 2009 )

Diagram alir Proses Pembuatan Tahu Berdasarkan Literatur Kedelai bersih

Pencucian dan Air

Perendaman

Penirisan Air

Penggilingan Air panas/dingin

Pemasakan bubur kedelai

(air:kedelai, 10:1) 100-1100C, 10 menit

Penyaringan Ampas tahu

Ekstrak susu kedelai 6-8% padatan

Koagulasi 70-850C Koagulan 2-3 % berat kedelai

Pemisahan cairan (supernatan) whey

Pengepresan “curds”untuk membentuk tahu whey 0,05 – 0,2 psi 15-20 menit

Pendinginan tahu dalam air dingin

(Pemotongan sebelumnya) 50C, 60-90 menit

Pengepakan dan penyimpanan (sebaiknya dalam lemari es, 2-40C)

D. Koagulan

1. Jenis koagulan kimia

a. Koagulan Golongan Khlorida  Magnesium Khlorida (MgCl2.6H2O) Kalsium khlorida (CaCl2), Air laut.

b. Koagulan Golongan Sulfat  Kalsium sulfat (CaSO4.2H2O) atau “gipsum” atau batu tahu, Magnesium sulfat (MgSO4.7H2O) atau “epson”).

c. Koagulan Golongan Lactone  Koagulan golongan lactone dikenal secara teknis dengan nama Glucono Delta Lactone (GDL).

d. Koagulan Golongan Asam  Asam cuka/asam asetat/vinegar (CH3COOH), Asam laktat/lactic acid (CH3CHOHCOOH).

2. Prinsip koagulasi dengan bahan kimia

Protein merupakan polielektrolit dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam atau basa). Dalam larutan asam (pH rendah) gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif, Sebaliknya dalam suasana basa (pH tinggi) protein akan bereaksi dengan OH-atau bermuatan negatif. Pada pH tertentu (pH 4,0-4,5 untuk protein kedelai) yang disebut titik isolistrik/ isoelektrik muatan gugus amino dan karboksil bebas akan saling menetralkan sehingga molekul bermuatan nol.

Bila protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang sehingga protein akan terkoagulasi. Peristiwa koagulasi dengan garam sering disebut peristiwa “salting out”. Garam yang diberikan dalam proses salting out adalah garam netral yang berkonsentrasi tinggi sehingga protein mengendap. Contoh : Penambahan batu tahu (CaSO4.2H2O) akan menyebabkan terjadinya koagulasi. Hal ini disebabkan oleh ion Ca++ yang bereaksi dan berikatan dengan protein susu kedelai dan bersama lipid membentuk gumpalan. (Suprijadi, 2013)

3. Prinsip koagulasi dengan enzim

Selain dengan bahan kimia, koagulasi juga dapat terjadi dengan penambahan enzim. Pada pembuatan tahu sutera (silken tofu), selain koagulan yang digunakan golongan lactone, dapat juga digunakan enzim

papain. Selain sebagai koagulan dalam pembentukan tahu, enzim juga dapat digunakan untuk menggumpalkan susu menjadi produk olahannya. Pada fase koagulasi, pertama-tama terjadi proses enzimatis dimana terjadi pemutusan rantai, antara rantai phenylalanin dan metionin dalam K-kasein menjadi para K-kasein dan sebuah kaseino-makropeptida. Reaksi secara enzimatis ini terjadi pada suhu dingin (0-10ºC). Tahap kedua fase penggumpalan tidak akan terjadi tanpa adanya ion kalsium dan pemberian panas/pemanasan. Tahap ketiga akan terjadi fase proleolitis dari α-dan β-kasein yang dikendalikan oleh adanya garam dalam gumpalan (curd). Waktu koagulasi akan semakin cepat bila pH makin rendah dan suhu pemanasan naik sampai mencapai suhu 40ºC. (Suprijadi, 2013)

E. Diversifikasi Produk

Diversifikasi pangan saat ini adalah kunci keberhasilan kita dalam mempertahankan ketahanan pangan. Mungkin tak perlu langsung berganti secara total dalam pola konsumsi kita. Dalam sistem konsumsi terdapat aspek penting yaitu diversifikasi. Diversifikasi pangan dimaksudkan untuk memperoleh keragaman zat gizi sekaligus melepas ketergantungan masyarakat atas satu jenis pangan pokok tertentu. Ketergantungan yang tinggi dapat memicu ketidakstabilan jika pasokan terganggu dan sebaliknya jika masyarakat menyukai pangan alternative maka ketidakstabilan akan dapat dijaga. (Marwanti, 2013)

Dalam diversifikasi produk pangan teknologi yang dikembangkan melibatkan penggunaan perlakuan fisik ( pemanasan, pengeringan, pendinginan dan pembekuan ), penambahan bahan kimia ( pengawet, pewarna, pengental, peningkat cita rasa dsb) atau kombinasi keduanya. Dalam perkembangan nya, teknologi pangan di samping digunakan untuk mengurangi kerusakan juga untuk memperkaya zat gizi dan juga untuk merubah sifat bahan pangan sehingga sesuai dengan selera konsumen. Adapun tahapan perkembangan teknologi pengolahan hasil pertanian adalah dimulai dari pengaturan aktivitas air, pengeringan, teknologi fermentasi, pengalengan hingga

teknologi makanan ringan. Makanan cepat hidang (instan), pembekuan cepat, fungsi kemasan dst. ( Marwanti, 2013 )

1. Arti Penting Diversifikasi Produk

Diversifikasi atau penganekaragaman produk olahan tahu merupakan salah satu upaya meningkatkan konsumsi tahu bagi masyarakat. Diversifikasi produk olahan tahu mempuyai arti penting, antara lain : a. Berguna untuk memeneuhi keinginan konsumen yang bervariasi dan

terus berkembang. Secara umum konsumen saat ini menginginkan produk pangan yang berkualitas baik, aman dan praktis.

b. Diversifikasi juga berguna bagi produsen dan berbagai pihak yang terkait dalam kegiatan agribisnis dan agroindustri di bidang tahu. peningkatan daya serap pasar merupakan peluang bisnis yang perlu diantisipasi oleh industri pengolahan tahu.

( Anang, 2005 )

2. Diversifikasi Produk Tahu

Beberapa contoh diversifikasi produk dari olahan tahu, diantaranya adalah :

a. Keripik tahu

Untuk diversifikasi produk olahan tahu, salah satunya dengan menggunakan teknologi makanan ringan. Yaitu dengan pembuatan keripik tahu yang merupakan produk makanan ringan berupa irisan tipis dari tahu yang digoreng di dalam minyak nabati. Untuk menghasilkan rasa yang gurih dan renyah dicampur dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah tertentu.

b. Tahu Pedas

Tahu pedas merupakan olahan makanan berbahan dasar tahu yang di campur atau ditambahkan dengan sayur-sayuran tertentu seperti wortel, kubis, tauge dan diberi bumbu tertentu serta cabai untuk memberi rasa pedas. Tahu pedas ini termasuk kedalam jenis gorengan dan hampir semua kalangan masyarakat menyukainya. Karena pada dasarnya masyarakat menyukai produk makanan yang siap konsumsi.

c. Abon Ampas Tahu

Pada proses pengolahan tahu akan dihasilkan limbah berupa ampas tahu yang apabila tidak segera ditangani, dapat menimbulkan bau tidak sedap. Ampas tahu masih mengandung zat gizi yang tinggi yaitu protein (26.6%), lemak (18.3%), karbohidrat (41.3%), fosfor (0.29%), kalsium (0.19%), besi (0.04%) dan air (0.09%) (Daftar Komposisi Bahan Makanan, 1992). Oleh karena itu masih memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar atau campuran pada proses pengolahan pada poduk tertentu. ( Ridayanti dkk, 2006 )

Abon ampas tahu merupakan salah satu bentuk diversifikasi makanan berbahan baku ampas tahu. Abon adalah produk hasil olahan dengan menggunakan tehnik pengeringan untuk menghilangkan air yang terdapat dalam bahan sehingga produk menjadi renyah. Pembuatan abon adalah salah satu cara dalam berbagai macam tehnik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi ampas tahu. Produk yang dihasilkan ini diharapkan memiliki kandungan gizi yang tinggi dengan umur simpan yang lama. Abon memiliki umur simpan yang relatif lama, karena berbentuk kering. Dengan cara pengolahan yang baik, abon dapat disimpan berbulan-bulan tanpa mengalami banyak penurunan mutu. ( Ridayanti dkk, 2006 )

F. PEMASARAN

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Manajemen pemasaran merupakan salah satu kunci utama dalam suatu perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Pemasaran adalah sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion).Tujuan pemasaran yang utama ialah memberi kepuasan kepada konsumen. Sedangkan fungsi pemasaran ditunjukan untuk memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen dengan melakukan tindakan atau perlakuan terhadap barang.

Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu, keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN ON FARM

A. Tempat dan Waktu 1. Tempat

Pelaksanaan kegiatan on farm ini dilaksanakan di Departemen Agroindustri dan Teknik Kimia PPPPTK Pertanian Cianjur, dengan alamat Jalan Jangari Km 14 Desa Sukajadi Kecamatan Karang Tengah Cianjur. Pada saat praktiknya, produksi dilaksanakan di ruang khusus produksi tahu. Produk yang dihasilkan dipasarkan di sekitar lingkungan kampus PPPPTK Pertanian Cianjur.

Gambar 1 : tempat produksi kelompok tahu

Gambar 2 : tata letak ruang produksi

2. Waktu

Laporan Kegiatan On Farm | Agribisnis Produksi Tahu

18 Ruang staff Ruang Tempe Ruang Solat R.

kedelai R Alat toilet

Ruang pembuatan Tahu

Ruang Perebusan

Pelaksanaan kegiatan on farm ini berlangsung mulai tanggal 8 Desember 2013 sampai akhir bulan Maret 2014. Namun kegiatan produksi dilaksanakan intensif sejak tanggal 13 Desember 2013 sampai dengan 10 Maret 2014. Kegiatan produksi umumnya dimulai dari jam 13.00 sampai 18.00 WIB setiap hari Senin sampai Kamis. Untuk pemasaran produk dilaksanakan esok paginya terhitung dari mulai jam 08.00 sampai 12.00 WIB setiap hari Selasa sampai Jum’at.

B. Alat dan Bahan 1. Alat

Laporan Kegiatan On Farm | Agribisnis Produksi Tahu

2. Bahan  Kedelai  Air  Asam Cuka  Manyon/ whey  Susu Sapi Murni  Margarin

 Garam

C. Tahapan Pelaksanaan

1. Persiapan On Farm

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan oleh kepala departemen di Departemen Agsroindustri dan Teknik Kimia (AGTK). Peserta merupakan seluruh mahasiswa Teknologi Pangan dan Gizi Program D4 PPPPTK Pertanian Join Program Politeknik Negeri Jember Angkatan XI. Penentuan kelompok produksi disusun berdasarkan kemauan sendiri untuk memilih jenis produknya, dimana satu kelompok terdiri dari 3-4 orang. Setiap kelompok dibimbing oleh 1 dosen pembimbing dan 1 pendamping yang sudah ditunjuk oleh dapartemen.

Laporan Kegiatan On Farm | Agribisnins Produksi Tahu

20  Baskom  Timbangan  Burmill  Kain saring  Pengaduk kayu  Sendok  Spatula  Cetakan  Alat Press  Ember besar  Kompor  Gas  Plastik  Gelas ukur  Karet  Baki  Kain lap  Tampah  Panci

2. Penentuan Jenis Produk

Produk ditentukan berdasarkan kemauan sendiri dari tiap kelompok.

Dalam dokumen LAPORAN KEGIATAN ON FARM PRODUKSI TAHU (Halaman 10-38)

Dokumen terkait