• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17

4.1.   Hasil 17

4.1.1. Karakteristik Latosol Dramaga

Karakteristik tanah yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 3. Hasil analisis tanah awal tersebut menunjukkan bahwa pH tanah termasuk masam, sedangkan C-organik dan N total tergolong rendah, KTK termasuk sedang. Adapun kation yang terdapat dalam kompleks jerapan termasuk ke dalamnya yaitu kation-kation basa seperti K+, Mg2+, dan Na+ tergolong rendah, sedangkan kation Ca2+ nilainya tergolong sangat rendah. Nilai kejenuhan basa yang didapatkan tergolong rendah sedangkan nilai kejenuhan Al tergolong sedang (Pusat Peneltian Tanah, 1983).

Tabel 3. Karakteristik Tanah Sebelum Percobaan

Sifat Tanah Nilai Kriteria menurut PPT (1983) pH H2O 5,2 Masam pH KCl 4,3 C-organik (%) 1,35 Rendah N-total (%) 0,15 Rendah P2O5 (ppm) 13,97 Rendah KTK (me/100g) 17.54 Sedang

Kation dapat dipertukarkan

Ca (cmmol/kg) 0,59 Sangat rendah

Mg (cmmol/kg) 0,51 Rendah K (cmmol/kg) 0,12 Rendah Na(cmmol/kg) 0,15 Rendah Al (cmmol/kg) 3,86 H (cmmol/kg) 0.12 KB (%) 7,8 Sangat rendah Kejenuhan Al (%) 22 Sedang Tekstur Tanah Pasir (%) 4,48 Debu (%) 17,9 Liat (%) 77,6

4.1.2. Bobot Daun Segar dan Bobot Akar Segar

Berdasarkan analisis ragam taraf nyata 5%, penambahan kombinasi pupuk organik cair dan pupuk standar tidak berpengaruh nyata terhadap bobot daun segar tanaman tetapi berpengaruh nyata pada bobot akar segar (Tabel Lampiran 10).

Rataan bobot daun segar dan hasil uji lanjut bobot akar segar perlakuan pupuk organik disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh Pemupukan Terhadap Bobot Daun Segar dan Bobot Akar Segar

PERLAKUAN Bobot Daun Segar Bobot Akar Segar ……….gr/pot………. Kontrol 131,78 9,05 a Standar 190,23 12,78 b 0,75PO+ 0.5S 209,48 13,08 b 0,75PO+ 0.75S 198,85 15,00 b 1,0PO+ 0.5S 211,25 15,025 b 1,0PO+0.75S 180,98 12,43 b 1,25PO+0.5S 195,72 12,15 b

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf nyata 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)

Meskipun dari hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 8) menunjukkan perlakuan tidak bepengaruh nyata, namun perlakuan kombinasi pupuk standard dan PO Cair pada dosis perlakuan 0,75PO+0,5S, 0,75PO+0,75S dan 1,0PO+0,5S, menunjukkan kecenderungan menghasilkan produksi atau hasil yang lebih tinggi daripada kontrol dan standar. Perlakuan kombinasi 1,0PO+0,75S menunjukkan hasil yang lebih rendah daripada standar. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan 1,0PO+0,5S memiliki hasil rata-rata bobot segar dan kering daun yang tertinggi, sehingga dapat dikatakan perlakuan tersebut memiliki pengaruh yang paling baik terhadap tanaman caisim.

Sementara itu, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan perlakuan pupuk organik cair yang dikombinasikan dengan pupuk standar nyata berpengaruh terhadap bobot segar akar, yaitu lebih tinggi daripada kontrol namun antara perlakuan kombinasi dan standar tidak berbeda nyata. Berbeda dengan analisis bobot segar daun, perlakuan yang terbaik hasilnya untuk analisis bobot segar akar yaitu perlakuan 0,75PO+0,5S.

4.1.3. Kadar Hara Daun dan Akar

Hasil analisis statistik kadar hara N, P dan K daun dan akar menunjukkan bahwa pemupukan kombinasi pupuk organik cair dengan pupuk standar

berpengaruh nyata terhadap kadar hara N daun (Tabel Lampiran 11), sedangkan untuk hara P dan K tidak berpengaruh nyata (Tabel Lampiran 12 dan 13). Hasil analisis lanjutan N dan rata-rata kadar P dan K serta N, P dan K akar disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh Pemupukan Terhadap Kadar Hara N, P dan K pada Daun dan Akar Tanaman

PERLAKUAN Kadar Hara Daun (%) Kadar Hara Akar (%)

N P K N P K Kontrol 3,38 a 0,57 2,33 0,51 0,50 2,51 Standar 4,04 b 0,59 2,50 0,52 0,46 2,20 0,75PO+ 0,5S 3,97 b 0,71 2,48 0,51 0,32 1,98 0,75PO+ 0,75S 4,24 b 0,72 2,51 0,55 0,59 2,86 1,0PO+ 0,5S 4,26 b 0,81 2,43 0,43 0,74 2,54 1,0PO+0,75S 4,31 b 0,78 2,59 0,62 0,58 2,63 1,25PO+0,5S 4,01 b 0,73 2,33 0,54 0,53 2,48

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf nyata 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)

Penambahan kombinasi PO Cair dan pupuk standar meskipun tidak memberikan pengaruh yang nyata untuk hara P dan K, namun memiliki kecenderungan memberikan kadar hara daun yang lebih tinggi daripada kontrol. Terlihat pada Tabel 5, bahwa perlakuan 1,0PO+0,75S dan 1,0PO+0,5S memiliki kadar hara daun N, P dan K yang lebih tinggi dibanding dengan perlakuan lainnya.

Untuk kadar hara akar, perlakuan yang diberikan tidak memberikan pengaruh nyata pada kadar hara N, P dan K akar. Perlakuan yang hasilnya lebih tinggi yaitu perlakuan 1,0PO+0,75S, yang merupakan kombinasi perlakuan dengan kadar hara tertinggi untuk masing-masing hara, baik untuk kadar hara daun maupun akar.

4.1.4. Serapan Hara pada Daun

Berdasarkan hasil analisis ragam, pemupukan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap serapan hara tanaman caisim untuk hara N dan K (Tabel Lampiran 17 dan 19), sedangkan untuk hara P tidak berpengaruh nyata (Tabel Lampiran 18). Hasil uji lanjut serapan N dan K serta rataan P pada

perlakuan penambahan pupuk organik cair dan kombinasi dengan pupuk standar ditampilkan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh Pemupukan Terhadap Serapan Hara N, P dan K pada Daun Tanaman

PERLAKUAN Serapan Hara NPK (mg/pot)

N P K Kontrol 295,53 a 49,66 204,10 a Standar 527,55 bc 77,00 326,09 c 0,75PO+ 0,5S 467,18 b 83,31 291,73 bc 0,75PO+ 0,75S 548,76 c 93,24 324,40 c 1,0PO+ 0,5S 474,44 b 89,76 270,67 b 1,0PO+0,75S 549,21 c 98,82 330,23 c 1,25PO+0,5S 515,97 bc 94,31 300,31 bc

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf nyata 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT)

Hasil uji lanjut membuktikan perlakuan pemupukan kombinasi PO Cair dan pupuk standar dan pupuk standar saja nyata lebih tinggi daripada kontrol namun pemupukan pupuk organik cair yang dikombinasikan dengan pupuk standar tidak berbeda nyata dengan standar, baik pada unsur hara N, P maupun K. Pada serapan hara P, meskipun tidak berbeda nyata dengan control dan standar, keseluruhan perlakuan kombinasi pupuk organik dengan pupuk standar memberikan kecenderungan hasil yang lebih tinggi daripada standar. Perlakuan yang hasilnya cenderung tertinggi untuk serapan hara baik N, P maupun K yaitu perlakuan 1,0PO+0,75S, karena memberikan hasil paling tinggi di antara perlakuan pemupukan.

4.1.5. Relative Agronomic Effectiveness (RAE)

Relative Agronomic Effectiveness atau RAE adalah suatu angka yang menunjukkan tingkat efektivitas suatu perlakuan dibandingkan dengan standar. Nilai RAE dihitung berdasarkan data produksi dan dalam hal ini menggunakan bobot segar daun tanaman caisim. Hasil perhitungan nilai RAE tiap perlakuan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Pengaruh Pemupukan Terhadap Produksi Tanaman dan Nilai

Relative Agronomic Effectiveness (RAE)

PERLAKUAN Produksi Tanaman RAE

(gr/pot) % Kontrol 131,78 - Standar 190,23 100 0,75PO+ 0,5S 209,48 133 0,75PO+ 0,75S 198,85 115 1,0PO+ 0,5S 211,25 136 1,0PO+0,75S 180,98 84 1,25PO+0,5S 195,73 109

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa kombinasi PO Cair dengan pupuk standar dengan dosis yang lebih rendah secara umum memberikan nilai RAE yang lebih tinggi daripada standar kecuali perlakuan 1,0PO+0,75S. Di antara perlakuan kombinasi PO Cair dengan pupuk standar, perlakuan 1,0PO+ 0,5S dan 0,75PO+ 0,5S memberikan nilai RAE yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dari dua perlakuan tersebut, perlakuan 1,0PO+ 0,5S memberikan nilai RAE tertinggi. Hal ini berarti perlakuan tersebut merupakan yang paling tinggi efektivitasnya dalam meningkatkan produksi tanaman caisim.

Dokumen terkait