• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEN EMUAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif 1.Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai minimum, makimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) sebagai variabel independen, serta nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS seperti yang terlihat dalam tabel 4.3 dibawah ini:

48 Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Ma ximum Mean Std. Deviation

ROA 120 -,2037398777 ,1967373092 5,912721179667E-2 6,8920943331249E-2

ROE 120 -,4966946322 ,5448528834 8,849554456917E-2 1,2543773578225E-1

IOS 120 ,1660152737 4,8629388022E0 1,065149270403E0 7,7000761332484E-1

NILAI_PER

USAHAAN

120 ,3275657538 3,4262439086E0 1,033965771248E0 4,7330377926488E-1

Valid N

(listwise)

120

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa nilai minimum variabel return on assets (ROA) adalah sebesar -0,20 dan nilai maksimum sebesar 0,19 dengan nilai rata-rata sebesar 0,059 dan standar deviasinya sebesar 0,068. Nilai minimum variabel return on equity (ROE) adalah sebesar -0,49 dan nilai maksimum sebesar 0,54 dengan nilai rata-rata sebesar 8,84 dan standar deviasinya sebesar 0,125. Variabel investment opportunity set (IOS) memiliki nilai minimum sebesar 0,16 dan maksimum sebesar 4,86 dengan nilai rata-rata sebesar 1,06 dan standar deviasinya sebesar 0,770. Sedangkan pada variabel nilai perusahaan nilai minimum sebesar 0,32 dan maksimum sebesar 3,42 dengan nilai rata-rata sebesar 1,03 dan standar deviasinya sebesar 0,473.

49 2. Hasil Uji As umsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi terhadap variabel independen dan variabel dependen. Adapun dalam penelitian ini variabel independen yang digunaka n adalah return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS), sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan. Agar model regresi yang dipakai menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji multikolonieritas.

50 Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) ROA .181 5.522 ROE .181 5.517 IOS .937 1.067

a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolonieritas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hasil yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

b. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya autokorelasi dalam analisis regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah autokorelasi.

51 Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji autokorelasi.

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .968a .937 .935 1,202950588682 5E-1 .838

a. Predictors: (Constant), IOS, ROE, ROA b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAH AAN Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar 0,838. Dengan jumlah predictor sebanyak 3 buah (k-3) dan sampel sebanyak 120 (n=120), berdasarkan tabel D-W dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai (dl) adalah sebesar 1,613 dan (du) adalah sebesar 1,736. Dengan demikian nilai D-W < (dl) yang menandakan bahwa terdapat autokorelasi positif dalam model regresi, atau dengan kata lain, penelitian ini masih belum terbebas dari masalah autokorelasi. Namun menurut Santoso (2010:215), untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson. Regresi yang bebas dari autokorelasi memiliki nilai Durbin-Watson diantara -2 sampai +2. Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 0,838. Nilai yang dihasilkan tersebut berada diantara angka -2 dan +2 sehingga dapat

52 disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastis. Sebaliknya jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.

53 Gambar 4.1

Grafik Scatterplot

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi nilai perusahaan berdasarkan masukan variabel independen return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS).

54 d. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan dengan melihat Normal Probability Plot (P-P Plot).

Gambar 4.2 Grafik Histogram

55 Gambar 4.3

Grafik Normal P-P Plot

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dengan melihat tampilan grafik histogram (Gambar 4.2) maupun grafik normal plot (Gambar 4.3) dapat disimpulkan bahwa kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Karena pada grafik histogram (Gambar 4.2) data menunjukkan distribusi normal dan pada grafik normal plot (Gambar 4.3) data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

56 3. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik t, dan uji statistik F.

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .968a .937 .935 1,2029505886825E-1

a. Predictors: (Constant), IOS, ROE, ROA

b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAH AAN

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.6 menunjukkan nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0,935 atau 93,5%, nilai ini menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan sebesar 93,5% oleh variable return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS), sedangkan sisanya 6,5%

57 (100% - 93,5%) dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini, seperti kepemilikan manajerial, current ratio, earning per share, economic value added.

b. Hasil Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen. Berikut ini adalah tabel 4.7 yang menunjukkan hasil uji statistik F.

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 24.979 3 8.326 575.392 .000a

Residual 1.679 116 .014

Total 26.658 119

a. Predictors: (Constant), IOS, ROE, ROA

b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAH AAN

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel 4.7 diatas menunjukkan hasil uji statistik F dengan nilai Fhitung sebesar 575,392 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa variabel return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

58 c. Hasil Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing- masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .382 .020 19.217 .000 ROA 1.758 .376 .256 4.675 .000 ROE -.870 .206 -.231 -4.214 .000 IOS .587 .015 .955 39.685 .000

a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAH AAN Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa koefisien model regresi memiliki nilai konstanta sebesar 0,382 dengan nilai t hitung 19,217 dan nilai sig. sebesar 0,000. Konstanta sebesar 0,382 menandakan bahwa jika variabel independen konstan maka rata-rata nilai perusahaan adalah sebesar 0,382.

ROA mempunyai t hitung sebesar 4,675 dengan probabilitas signifikansi adalah 0,000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif

59 sebesar 0,256. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROA mempengaruhi nilai perusahaan secara positif dan signifikan. Hal ini berarti Ha1 diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Ulupui (2007) dan Yuniasih dan Wirakusuma (2008) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa semakin baik kinerja keuangan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil ini konsisten dengan teori dan pendapat Mogdiliani dan Miller dalam Ulupui (2007:13-14) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi pro fit margin yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang dalam hal ini return saham satu tahun ke depan. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Carningsih (2010), Sasongko dan Wulandari (2006) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

ROE mempunyai t hitung sebesar -4,214 dengan probabilitas signifikansi 0,000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah negatif sebesar -0,231. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROE

60 mempengaruhi nilai perusahaan secara negatif dan signifikan. Hal ini berarti Ha2 diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Kusumawardani (2010) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menyatakan bahwa manajemen perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mengkoreksi kembali prospek kegiatan yang dijalankan perusahaan agar lebih produktif. Sehingga para pemegang saham akan merasakan keuntungan yang lebih besar dari biaya modalnya. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Carningsih (2009), Sasongko dan Wulandari (2006) yang menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

IOS mempunyai t hitung 39,685 dengan probabilitas signifika nsi 0,000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,955. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa IOS berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti Ha3 diterima. Hasil dari penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005), Rachmawati dan Triatmoko (2007), Muniandy, Hillier dan Naidu (2009) dan menyimpulkan bahwa variabel investment opportunity dengan pengukuran MBVE (Market

61 to Book Value of Equity) menunjukkan hubungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini mendukung penyataan Wahyudi dan Pawestri (2006) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007:13-14) bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (signaling theory). Menurut Myers (1976) dalam Hasnawati (2005:123) efek langsung keputusan investasi terhadap nila i perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya yang menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien, pengembangan research & development, dan merger dengan perusahaan lain.

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

Dimana:

NP = Nilai Perusahaan ROA = Return On Assets ROE = Return On Equity

62 BAB V PEN UTUP

A.Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara mekanisme return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan. Berikut adalah kesimpulan dari hasil penelitian.

1. ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Ulupui (2007) dan Yuniasih dan Wirakusuma (2008). 2. ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini

mendukung penelitian Kusumawardani (2010).

3. IOS berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Hasnawati (2005), Rachmawati dan Hanung (2007), Muniandy, Hillier dan Naidu (2009).

B.Implikasi

Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan implikasi bagi beberapa pihak diantaranya yaitu perusahaan, investor, pemerintah dan akademisi, penelitian serta pembaca lainnya.

1. Bagi manajemen perusahaan, diharapkan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan produktifitas aktiva. Variabel return on assets (ROA) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,

63 sehingga manajemen harus dapat memanfaatkan aset yang dimiliki agar aset tersebut dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi rasio ROA, semakin baik nilai perusahaan tersebut. Dengan begitu minat para investor untuk berinvestasi juga akan semakin tinggi. Temuan variabel retun on equity (ROE) yang negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan menunjukkan manajemen perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mengkoreksi kembali prospek kegiatan yang dijalankan perusahaan agar lebih produktif. Sehingga para pemegang saham akan merasakan keuntungan yang lebih besar dari biaya modalnya. Variabel investment opportunity set (IOS) memiliki pengaruh positif dan signifikan sehingga manajemen harus dapat meningkatkan investasi perusahaan yang dapat meningkatkan profitabilitas. Harga- harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki. Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai suatu perusahaan.

2. Bagi investor, diharapkan untuk tidak memperhatikan besarnya laba perusahaan saja tanpa mengetahui kemampuan laba tersebut dalam menghasilkan kas bagi perusahaan karena itu hanya merupakan gambaran atas kinerja perusahaan dalam jangka pendek. Selain itu investor juga perlu

64 memperhatikan kinerja dari perangkat tata kelola organisasi perusahaan agar memperoleh informasi corporate action yang lebih baik sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan investasi selanjutnya. Variabel return on assets (ROA) dan investment opportunity set (IOS) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga sebelum berinvestasi para investor harus melihat apakah rasio ROA dan IOS pada suatu perusahaan tinggi atau tidak. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik suatu perusahaan. Jika tujuan perusahaan dalam mencapai profitabilitas tercapai, maka perusahaan akan dapat membagikan deviden yang besar, dan secara tidak langsung harga saham naik, dan tentunya berpengaruh pada naiknya nilai perusahaan.

C.Keterbatasan dan Saran

Dokumen terkait