• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan studi yang telah dilakukan dapat diperoleh berbagai kondisi tapak yang dimasukkan ke dalam beberapa faktor yang dianggap mewakili. Faktor-faktor tersebut digunakan untuk menentukan proses penyusunan rencana lanskap pedestrian hijau di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar. Kemudian hasil yang didapat akan dianalisis dan dicari solusi pemecahan masalah yang ada untuk memperoleh suatu rencana lanskap yang ideal.

Kondisi Umum

Lokasi Tapak, Aksesibilitas dan Konsep Pengembangan

Secara geografis Kota Bogor terletak pada 106º 48´ BT dan 6º 36´ LS dengan jarak ± 56 km dari Ibu Kota Jakarta. Kota Bogor memiliki luas wilayah meliputi ± 11.850 Ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan.

Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar merupakan jalan lingkar luar Kota Bogor yang menghubungkan jalan keluar tol lingkar luar Kota Bogor dengan Jalan Raya Dramaga. Karena menghubungkan dua wilayah dengan tingkat aktivitas perdagangan dan jasa yang tinggi menjadikan kawasan ini mempunyai posisi yang cukup strategis untuk dikembangkan.

Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan lokasi studi termasuk ke dalam dua wilayah administrasi yang berbeda yaitu Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh termasuk ke dalam Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor sedangkan Jalan H. Soleh Iskandar termasuk ke dalam Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Wilayah Kecamatan Tanah Sareal berdasarkan konsep makro pengembangan Kota Bogor memiliki ciri sebagai fungsi kawasan permukiman, perbelanjaan dan niaga serta kegiatan lainnya.

Lingkup wilayah perencanaan dilakukan sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar yaitu sepanjang ±8 km dan lebar milik jalan yang direncanakan 32-35 m, mulai dari pertigaan Jalan Raya Dramaga

berbatasan dengan :

a. Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh Sebelah Utara : Jl. H. Soleh Iskandar Sebelah Timur : permukiman

Sebelah Selatan : Jl. Raya Dramaga Sebelah Barat : permukiman

b. Jalan H. Soleh Iskandar Sebelah Utara : pertokoan

Sebelah Timur : jalan tol lingkar luar Kota Bogor Sebelah Selatan : pertokoan

Sebelah Barat : Jl. Baru

Lokasi tapak dapat diakses melalui beberapa jalan utama seperti Jalan Raya Pajajaran, Jalan Raya Dramaga, Jalan Raya Cifor, Jalan Brigadir Jendral H. Sapta Adjie Hadiprawira, Jalan Raya Parung-Bogor, Jalan HM. Syarifuddin, Jalan Sindang Barang Pilar 1, Jalan Cilebut Raya, Jalan Kebon Pedes, Jalan Raya Semplak, pintu keluar jalan tol lingkar luar Kota Bogor serta jalan lokasi permukinan yang ada di sekitar tapak.

Gambar 5. Pintu Tol Lingkar Luar Kota Bogor

Berdasarkan rencana strategis Kota Bogor 2004-2009 konsep pengembangan dilakukan pada pelayanan yang ekstra bagi pemenuhan kebutuhan warga, juga menjadi tuntutan utama karena semakin berkembang dan beragamnya kebutuhan seluruh warga terhadap barang dan jasa. Implikasi dari semua ini adalah meningkatnya kebutuhan pengadaan sarana transportasi masyarakat kota, timbulnya kemacetan, meningkatnya jumlah pedagang kali lima secara berlebihan, rusaknya tata kota, semakin menurunnya kualitas kebersihan kota sebagai akibat dari kelebihan penduduk dan segala aktivitasnya yang melebihi daya dukung lingkungan.

berkaitan dengan kewenangan wajib yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Bogor, terkait dengan RTH antara lain sebagai berikut :

1. Belum meratanya informasi rencana tata ruang bagi masyarakat dalam melakukan investasi dan pembanguan, sehingga tidak terkendalinya perkembangan fisik baik dari segi tata ruang dan tata bangunan.

2. Masih rendahnya tekanan publik terhadap pemanfaatan sumberdaya alam sungai yang disebabkan tidak tegasnya penegakan hukum dan rendahnya kesadaran masyarakat.

3. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, yang mengakibatkan kerusakan sumberdaya alam serta beban pencemaran akibat limbah cair dan sampah rumah tangga. 4. Dibidang kependudukan yaitu kondisi kependudukan belum optimal

antara lain besarnya jumlah penduduk secara absolut dan tingkat kesejahteraan keluarga relatif rendahnya produktivitasnya, sehingga keluarga sebagai wahana pertama untuk meningkatnya kualitas penduduk.

Kebijakan Pengembangan Kota Bogor

Seperti yang tercantum dalam RDTR Kota Bogor tahun 2002-2012 untuk tiap-tiap kecamatan telah ada rencana Ruang Terbuka Hijau. Rencana tersebut dituangkan dalam tujuan dari RTH kota tiap kecamatan adalah :

1. Meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang bersih, indah dan nyaman sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan.

2. Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat.

Prioritas pengembangan RTH pada wilayah per kecamatan di Kota Bogor adalah :

1. Kecamatan Bogor Barat

a. Mengembangkan sempadan Sungai Cisadane, Sungai Sindang Barang, Sungai Ciapus dan saluran-saluran yang ada.

b. Mengembangkan taman dan unit-unit lingkungan, jalur jalan pergerakan, garis sempadan sungai, jalur listrik tegangan tinggi.

c. Mempertahankan dan menyediakan lapangan olahraga terbuka.

d. Selain itu dilakukan pula pengembangan RTH sebagai tempat wisata terutama pada daerah CIFOR dan Situ Gede.

2. Kecamatan Bogor Selatan

a. Mengamankan sungai-sungai yang berada di wilayah perencanaan yaitu Sungai Cisadane, Sungai Cipakancilan, Sungai Cipananggading dan anak-anak sungai lainnya.

b. Pengalih fungsikan secara perlahan dari areal kuburan cina menjadi lapangan golf di Kelurahan Kertamaya.

c. Di sepanjang jalan untuk dapat menciptakan keindahan kota, kenyamanan dan keamanan bagi pemakai jalan.

yang banyak terdapat di Kecamatan Bogor Selatan.

e. Jenis tanaman untuk ruang terbuka hijau dan lahan konsevasi berupa pohon-pohonan yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat berupa tanaman khas, tanaman hias, tanaman pelindung dan tanaman produktif.

3. Kecamatan Bogor Tengah

a. Mengamankan sungai-sungai yang berada di wilayah perencanaan yaitu Sungai Cisadane, Sungai Ciliwung, dan anak-anak sungai lainnya.

b. Di sepanjang jalan untuk dapat menciptakan keindahan kota, kenyamanan dan keamanan bagi pemakai jalan.

c. Jenis tanaman untuk ruang terbuka hijau dan lahan konsevasi berupa pohon-pohonan yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat berupa tanaman khas, tanaman hias, tanaman pelindung dan tanaman produktif.

d. Kebun Raya Bogor merupakan daerah hijau terbesar yang ada di Kecamatan Bogor Tengah. Daerah ini diarahkan sebagai daerah wisata ilmiah, lahan konservasi, daerah tangkapan hujan (catchment area) dan sebagai paru-paru kaota.

4. Kecamatan Bogor Timur

a. Pada garis sempadan sungai, untuk yang bertanggul 3-5 meter dan yang tidak bertanggul 10-15 meter dan pada pinggir sungai tersebut dibuat jalan inspeksi

b. Pada kawasan permukiman, perbelanjaan dan niaga serta kegiatan lainnya

c. Di sepanjang jalan untuk dapat menciptakan keindahan kota, kenyamanan dan keamanan bagi pemakai jalan.

d. Di sepanjang jalur listrik tegangan tinggi.

e. Jenis tanaman untuk ruang terbuka hijau dan lahan konsevasi berupa pohon-pohonan yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat berupa tanaman khas, tanaman hias, tanaman pelindung dan tanaman produktif.

5. Kecamatan Bogor Utara

a. Pada garis sempadan sungai, untuk yang bertanggul 3-5 meter dan yang tidak bertanggul 10-15 meter dan pada pinggir sungai tersebut dibuat jalan inspeksi.

b. Pada kawasan permukiman, perbelanjaan dan niaga serta kegiatan lainnya

c. Di sepanjang jalan untuk dapat menciptakan keindahan kota, kenyamanan dan keamanan bagi pemakai jalan.

d. Di sepanjang jalur listrik tegangan tinggi.

e. Jenis tanaman untuk ruang terbuka hijau dan lahan konsevasi berupa pohon-pohonan yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat berupa tanaman khas, tanaman hias, tanaman pelindung dan tanaman produktif.

6. Kecamatan Tanah Sareal

a. Pada kawasan permukiman, perbelanjaan dan niaga serta kegiatan lainnya.

b. Di sepanjang jalan untuk dapat menciptakan keindahan kota, kenyamanan dan keamanan bagi pemakai jalan.

sungai lainnya.

d. Jenis tanaman untuk ruang terbuka hijau dan lahan konsevasi berupa pohon-pohonan yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat berupa tanaman khas, tanaman hias, tanaman pelindung dan tanaman produktif.

Aspek Fisik dan Biofisik Iklim

Secara klimatologis wilayah perencanaan termasuk ke dalam iklim Kota Bogor secara umum. Badan Perencana Daerah Kota Bogor menyatakan bahwa berdasarkan data dari stasiun curah hujan dalam kurun waktu tahun 2010, kondisi iklim di lokasi studi adalah sebagai berikut :

a. Suhu udara : 26º C – 34º C b. Kelembaban udara : 70% c. Kecepatan angin : 2,3 km/jam d. Curah hujan : 3.000-4.000 mm/tahun e. Penyinaran matahari : 61,4 %

f. Intensitas cahaya matahari : sedang, terik dan sangat terik

Keadaan iklim mikro pada lokasi studi di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar dipengaruhi juga oleh banyaknya kendaraan yang melintas di lokasi studi sehingga menunjukkan suhu udara lebih tinggi dan kelembaban udara lebih rendah. Hal ini terjadi dikarenakan kedua jalan tersebut adalah jalan yang padat dan ramai dilalui oleh berbagai jenis kendaraan bermotor, sehingga kemungkinan besar terjadi peningkatan suhu.

Geologi dan Tanah

Pada wilayah kawasan studi yaitu di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar memiliki jenis tanah Alluvial dengan permeabilitas tanah sedang. Karakteristik umum keadaan geologi dan tanah pada kawasan studi adalah secara umum Kota Bogor ditutupi batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi yaitu Gunung Pangrango (berupa batuan bresik tupaan/kpbb) dan Gunung Salak (berupa alluvium/kal dan kipas alluvium/kpal). Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa Alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir dan kerikil hasil pelapukan endapan, hal ini baik untuk vegetasi.

Dari struktur geologi tersebut, maka Kota Bogor memiliki aliran Andesit seluas 2.719,61 Ha, kipas alluvial seluas 3.249,98 Ha, Endapan seluas 1.372,68 Ha, Tupaan seluas 3.395,75 Ha, dan Lanau Breksi Tufan dan Capili seluas 1.112,56 Ha.

Pembagian Segmen

Pada kawasan lokasi studi dibagi menjadi tiga segmen utama yaitu segmen utara, tengah dan selatan. Segmen utara yaitu Jalan H. Soleh Iskandar, segmen tengah mulai dari perempatan Jalan Semplak sampai pertigaan Jalan H. Soleh Iskandar dan segmen selatan mulai dari pertigaan Jalan Raya Darmaga sampai perempatan Jalan Semplak.

Pembagian ketiga segmen tersebut berdasarkan dimensi dan kondisi yang terdapat pada jalur pedestrian, median jalan, jalur hijau jalan dan peruntukan kawasan. Pembagian Segmen pada lokasi studi dimaksudkan untuk mempermudah inventarisasi dan analisis agar dapat membuat perencanaan yang optimal.

Topografi, Hidrologi dan Drainase

Secara umum Kota Bogor mempunyai karakter permukaan lahan (landform) bergelombang, berbukit-bukit dengan perbedaan ketinggian yang cukup besar, bervariasi antara 190 sampai dengan 350 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng berkisar 0-2% (datar) seluas 1.763,94 Ha, 2-15% (landai) seluas 8.091,27 Ha, 15-25% (agak curam) seluas1.109,89 Ha, 25-40% (curam) seluas 764,96 Ha dan >40% (sangat curam) seluas 119,94 Ha.

Tabel 6. Kemiringan Lereng Berdasarkan Luas Lahan Kota Bogor Kecamatan

Kemiringan Lereng

Jumlah (Ha)

0-2% 2-15% 15-25% 25-40% >40%

Datar Landai Agak curam Curam Sangat curam

Bogor Utara 137,85 1.565,65 - 68,00 0,50 1.772 Bogor Timur 182,30 722,70 56,00 44,00 10,00 1.015 Bogor Selatan 169,10 1.418,40 1.053,89 350,37 89,24 3.081 Bogor Tengah 125,44 560,47 - 117,54 9,55 813 Bogor Barat 618,40 2.502,14 - 153,81 10,65 3.285 Tanah Sareal 530,85 1.321,91 - 31,24 - 1.884 Jumlah 1.763,94 8.091,27 1.109,89 764,96 119,94 11.850

*Sumber : Data pokok pembangunan Kota Bogor tahun 2004

Secara topografis, bentang alam dan relief wilayah perencanaan merupakan medan yang relatif datar, landai dan beberapa kawasan yang curam, terutama pada wilayah-wilayah yang dilalui oleh perairan alami Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. Kemiringan yang agak curam berada di sekitar Jalan H. Soleh Iskandar tepatnya di daerah underpass rel kereta api. Topografi relatif datar di beberapa wilayah studi seperti di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar menjadi kendala dalam terhambatnya pergerakan drainase sehingga menyebabkan genangan-genangan air ke badan jalan terutama saat musim hujan. Tidak hanya itu drainase yang seharusnya berfungsi mengalirkan air memiliki keadaan struktur yang sebagian besar telah rusak, banyak timbunan sampah dan pasir, beralih fungsi dan ada sebagian jalan yang tidak memiliki saluran drainase (Gambar 9).

Gambar 9. Kondisi Drainase

Terdapat aliran sungai di sekitar daerah studi yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. Kedua sungai tersebut tepat dilintasi oleh jalur Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar. Pada masing-masing sungai yang dilewati dibangun jembatan. Sungai-sungai tersebut digunakan untuk kegiatan diantaranya untuk mengairi persawahan disekitarnya.

Vegetasi dan Satwa

Vegetasi yang banyak ditemui di sepanjang jalan merupakan hasil penanaman yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Bogor. Vegetasi tersebut dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu vegetasi alami dan vegetasi buatan. Vegetasi alami adalah vegetasi yang secara eksisting memang sudah ada pada tapak. Vegetasi buatan adalah vegetasi yang sengaja ditanam di sekitar jalan (median dan jalur hijau) oleh Dinas Pertamanan Kota Bogor. Jenis-jenis vegetasi yang ditemukan pada lokasi studi disajikan pada Tabel 7.

Jenis vegetasi yang diperlukan untuk lanskap jalan adalah vegetasi yang dapat berfungsi sebagai penahan polusi baik itu polusi udara, suara maupun aroma. Selain fungsinya sebagai peneduh, pengarah, pemberi identitas maupun penambah estetika bagi jalan. Dalam perencanaan pedestrian hijau di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar akan dilakukan pemilihan dan pengaturan vegetasi jalan yang sesuai dengan kondisi tapak yang berada di sekitar kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

Tabel 7. Vegetasi di Area Studi

Pengamatan Keterangan

Spesies Mahoni (Swietenia mahogani)

Bungur (Lagerstromia loudonii) Kenari (Canarium hirsutum) Palem putri (Veitchia merillii) Palem raja (Roystonea regia)

Rumput gajah/paetan (Axonopus compressus)

Glodokan tiang (Polyalthia longifolia)

Kayu manis (Cinnamomum burmanii)

Lokasi Median jalan dan jalur hijau jalan

Fungsi Sebagai pengarah

Sebagai peneduh jalan

Pembatas antar jalan dan pedestrian

Penutup permukaan tanah

Gambar 11. Vegetasi di Area Studi

Satwa merupakan kelompok konsumen yang hidupnya sangat bergantung pada produsen, namun juga memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup dari produsennya tersebut. Dari hasil studi ditemukan beberapa jenis satwa seperti yang ditampilkan pada Tabel 8. Keberadaan satwa memberikan nuansa tersendiri pada lanskap jalan, sehingga sedapat mungkin dalam merencana pedestrian hijau nantinya tetap dapat mengakomodasi kelangsungan hidup mereka.

Tabel 8. Satwa di Area Studi

Pengamatan Keterangan

Spesies Burung, Jangkrik, Nyamuk, Lalat, Kumbang, Kupu-kupu, Semut, Anjing,

Ayam, Kucing dan lain-lain.

Lokasi Sepanjang jalan, pedestrian dan di vegetasi

Fungsi Sebagai binatang peliharaan warga sekitar dan binatang liar

Utilitas

Sarana utilitas yang ada di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar berupa listrik (PLN), jaringan komunikasi (Telkom), air bersih (PDAM Kota Bogor) dan saluran drainase berupa saluran buangan limbah dan sungai sebagai drainase makro Kota Bogor. Secara umum kondisi utilitas berfungsi dengan baik, struktur rusak ringan sampai berat serta kurang perawatan.

Gambar 12. Gardu Saluran Listrik

Gambar 13. Sarana Utilitas

Perlengkapan dan Kelengkapan Jalan

Berdasarkan pengamatan di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar dapat dijumpai beberapa fasilitas jalan seperti lampu penerangan jalan, lampu lalu lintas dan rambu lalu lintas yang tersebar di sepanjang daerah studi. Sedangkan untuk perlengkapan jalan lainnya seperti tempat sampah, halte, telpon umum, zebra cross dan lain sebagainya seperti yang disajikan pada Tabel 9.

No Jenis Jumlah Satuan Kondisi 1 Halte

20

Buah Berada di sepanjang jalur hijau jalan. Kondisi

struktur halte baik namun keadaannya kotor dan gelap.

2 Jembatan

4 Buah Struktur jembatan baik, apabila hujan kondisi

jembatan tergenang air.

3 Lampu Jalan

160

Buah Berada di sepanjang median jalan. Secara fisik

lampu jalan dalam komdisi baik, hanya beberapa saja yang rusak. Namun fungsi dimalam hari kurang karena sebagian lampu padam.

4 Lampu lalu lintas

7

Buah Terdapat di setiap pertigaan dan persinpangan.

Berfungsi dengan baik hanya saja dari segi penampilan kurang menarik.

5 Fire hydrant

3

Buah Terdapat di jalur hijau tepatnya di depan

tempat parkir mobil pemadam kebakaran di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh. Kondisi struktur rusak, tidak berfungsi serta jumlah sangat kurang.

6 Gardu polisi 3 Buah Struktur dan fungsi berjalan baik.

7 Tempat sampah

3

Buah Struktur tempat sampah rusak dan tidak

berfungsi dengan baik untuk menampung sampah sementara bagi pengguna jalan, serta jumlah tempat sampah sangat kurang.

8 Telepon umum

5 Buah Kondisi struktur baik, ada sebagian telpon

yang tidak berfungsi.

9 Kotak surat

1

Buah Terdapat di Jalan H. Soleh Iskandar tepatnya di

samping pusat perbelanjaan Yogya, kondisi struktur baik namun tidak lagi digunakan masyarakat sekitar.

10 Rambu lalu lintas

58 Buah Struktur dan fungsi baik namun jumlah

rambu-rambu kurang.

11 Penunjuk arah

9 Buah Terdapat di jalur persimpangan dan di

underpass dan dalam kondisi baik. *Sumber : Pengamatan di Lapang 

   

   

Dimensi Jalan

Pada kawasan studi yaitu di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar memiliki lebar jalur kendaraan 14 meter yang digunakan untuk masing-masing dua jalur kendaraan dengan dua arah. Lebar pedestrian di kawasan studi berbeda-beda mulai dari tidak memiliki pedestrian sampai pedestrian selebar 1,5 meter. Median jalan pada kedua jalan ini mulai dari 1 meter sampai 3 meter, jalur hijau yang berada di sisi kedua jalan dengan lebar 1 meter sampai 2,5 meter. Sistem drainase yang ada pada tapak terdapat dua jenis yaitu sistem terbuka dan tertutup dengan lebar 0,5 meter sampai 1,5 meter (Gambar 13 & 14).

Tabel 10. Dimensi Jalan Pada Setiap segmen Segmen Jalur

kendaraan

Pedestrian Median Jalur hijau Drainase

Utara (A) 14 m 1 m 3 m 1 m Terbuka (0,5 m)

Tengah (B) 14 m 1,5 m 2 m 2,5 m Tertutup (1,5 m)

Selatan (C) 14 m Tidak ada 1 m 2 m Terbuka (1 m)

*Sumber : Pengukuran di Lapang

*Sumber : http://maps.google.co.id

Gambar 15. Peta Dasar Lokasi Studi

C

A

B

TANPA SKALA

42

POTONGAN A

TANPA SKALA 43

POTONGAN B

TANPA SKALA 44

POTONGAN C

Kondisi Visual Tapak

Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh memiliki topografi yang beragam mulai dari topografi datar, landai dan sedikit curam. Keadaan topografi yang beragam tersebut memberikan nilai visual yang beragam di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh. Keragaman visual terbagi atas pemandangan yang menarik (good view) dan pemandangan yang tidak menarik (bad view). Pemandangan yang menarik diantaranya pemandangan sungai, sawah yang membentang dan pemandangan keindahan Gunung Salak, sedangkan pemandangan yang tidak menarik seperti ketidakteraturan pedagang di sepanjang jalan, banyaknya kendaraan yang berhenti di sepanjang jalan serta tumpukan sampah

Gambar 19. Bad View (Tumpukan Sampah)

PETA KONDISI VISUAL

Pada Jalan H. Soleh Iskandar memiliki topografi yang relatif datar dan hanya sebagian jalan yang memiliki topografi curam. Pemandangan di sepanjang Jalan H. Soleh Iskandar didominasi oleh pertokoan saja sehingga menimbulkan kesan yang monoton.

Gambar 22. Pertokoan

Jenis tanaman yang ditanam di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar didominasi oleh pohon yang diantaranya Mahoni (Swietenia mahogani), Kenari (Canarium hirsutum), Bungur (Lagerstromia loudonii), Palem Raja (Roystonea regia) dan Palem Putri (Veitchia merillii), sedangkan semak dan tanaman penutup tanah tidak banyak terdapat disepanjang jalan ini. Keadaan tanaman yang sangat tidak terawat membuat tanaman tidak terlihat estetik untuk dinikmati oleh pengguna jalan yang mengakibatkan suasana jalan terasa monoton dan membosankan. Tanaman yang ditanam di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar berfungsi sebagai pengarah dan peneduh.

oleh pertokoan, tidak terdapat struktur bangunan yang unik dan menarik perhatian pengguna jalan. Tidak hanya struktur bangunan di sekitar jalan saja yang bersifat monoton struktur fasilitas penunjang jalan juga tidak memiliki keunikan dan daya tarik, apalagi yang memperlihatkan keistimewaan dan perbedaan jalan tersebut dengan jalan lain yang ada di sekitarnya.

Jalur Pejalan Kaki

Lebar pedestrian/jalur pejalan kaki bervariasi di beberapa lokasi, mulai dari tidak ada pedestrian sampai 1,5 meter. Material berupa konblok berbentuk persegi, kondisi mulai dari baik hingga ada beberapa bagian yang rusak, hancur, bergelombang dan tidak terdapat pedestrian. Lebar pedestrian yang terlalu sempit memberikan ketidaknyamanan dalam berjalan kaki, terutama jika berpapasan dari arah berlawanan.

Gambar 24. Pedestrian di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh

Gambar 25. Pedestrian di Jalan H. Soleh Iskandar

Selain itu, di beberapa tempat ditemui adanya penggunaan yang salah dari fungsi pedestrian sebagai jalur pejalan kaki misalnya pedestrian dijadikan tempat berjualan, tempat penimbunan barang dan area parkir kendaraan.

Gambar 26. Penggunaan Pedestrian yang Salah

Tata Guna Lahan

Lokasi studi yang berada di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar digunakan untuk area perdagangan barang dan jasa, pelayanan umum untuk masyarakat dan sebagai area permukiman penduduk.

Gambar 27. Tata Guna Lahan (Terminal Bubulak)

Gambar 29. Tata Guna Lahan (Pusat Perbelanjaan)

Gambar 30. Tata Guna Lahan (Pengadilan Agama dan Rumah Sakit)

Aspek Sosial Pengguna Potensial

Pengguna jalan yang potensial di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar adalah masyarakat yang tinggal di permukiman di sekitar jalan tersebut, seperti Perumahan Taman Yasmin, Perumahan Bukit Cimanggu City dan beberapa perumahan penduduk lainnya. Selain itu jalan ini juga digunakan oleh warga Kota Bogor yang melakukan perjalanan baik ke dalam maupun ke luar Kota Bogor.

Berdasarkan hasil kuisioner pemakai jalan ini terdiri dari berbagai kelompok usia mulai dari 7-12 tahun sebanyak 6,67%, 13-19 tahun sebanyak 13,33%, 20-24 tahun sebanyak 23,33%, 25-55 tahun sebanyak 50% dan diatas 55 tahun sebanyak 6,67% serta berbagai jenis pekerjaan seperti pelajar/mahasiswa sebanyak 30%, pegawai sebanyak 40%, wiraswasta sebanyak 6,67%, pedagang

sebanyak 16,67% dan ibu rumah tangga sebanyak 6,67% dengan berbagai latar belakang pendidikan seperti tamatan SD sebanyak 6,67%, tamatan SMA sebanyak

Dokumen terkait