• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.5 Hasil IRF (Impulse Response Function)

variabel selanjutnya yaitu pada lag satu atau satu tahun sebelumnya (Ft-1) Y dipengaruhi dengan pengaruh positif tidak signifikan.

Hasil yang ditunjukkan pada F-statistik signifikan, artinya secara

keseluruhan variabel I, K, Y danF dipengaruhi secara nyata oleh BI Rate. Kedua, bahwa secara keseluruhan variabel BI, I, Y dan F dipengaruhi secara nyata oleh kurs dollar AS. Ketiga bahwa secara keseluruhan variabel BI, I, K, dan Y dipengaruhi secara nyata oleh suku bunga internasional The Fed.

4.2.5 Hasil IRF (Impulse Response Function)

Di dalam model VAR fungsi IRF menggambarkan ekspektasi k-periode ke depan dari kesalahan prediksi suatu variabel akibat inovasi dari variabel yang lain. Dalam model ini juga terdapat bahwa ada kesulitan untuk mengintrepetasikan koefisien, maka dilakukan analisis Impulse response.

Analisis Impulse response ini merupakanbagian yang sangat penting dalam model VAR. Analisis ini melacak respon dari variabel endogen dalam VAR, karena adanya guncangan (shock) atau perubahan dalam variabel gangguan.

50 -0.4 0.0 0.4 0.8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of BI to BI -0.4 0.0 0.4 0.8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of BI to DI -0.4 0.0 0.4 0.8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of BI to DK -0.4 0.0 0.4 0.8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of BI to DY -0.4 0.0 0.4 0.8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of BI to F -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DI to BI -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DI to DI -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DI to DK -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DI to DY -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DI to F -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DK to BI -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DK to DI -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DK to DK -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DK to DY -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DK to F -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DY to BI -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DY to DI -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DY to DK -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DY to DY -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of DY to F -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of F to BI -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of F to DI -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of F to DK -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of F to DY -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 .8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of F to F Response to Cholesky One S.D. Innov ations ± 2 S.E.

51

Dari Grafik di atas dapat dijelaskan bahwa :

1. Tahap ini menunjukkan bahwa respon BI terhadap shock BI mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock BI direspon positif oleh BI hingga periode seterusnya.

2. Tahap ini menunjukkan bahwa respon BI terhadap impulse shock DI pada awalnya mengalami penurunan dengan standar deviasi dari sembilan hingga nol namun tetap positif mulai dari periode pertama hingga periode ketiga,dan mulai periode keempat hingga periode kesepuluh mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kesepuluh namun masih mendekati sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini menuujukkan bahwa impulse DI direspon secara positif oleh BI, sehingga terbukti bahwa pada tahap ini relatif seimbang dan tidak bergejolak.

3. Tahap ini menunjukkan bahwa respon BI terhadap shock DK mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock DK direspon positif oleh BI hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 (satu) bagi BI untuk dapat merespon shock DK dan respon BI terhadap shock DK relatif kuat.

4. Tahap ini menunjukkan bahwa respon BI terhadap shock DY mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode

52

kedelapan. Pada periode pertama shock DY direspon positif oleh BI hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 (satu) bagi BI untuk dapat merespon shock DY dan respon BI terhadap shock DY relatif kuat.

5. Tahap ini menunjukkan bahwa respon BI terhadap shock F mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock F direspon positif oleh BI hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan

time lag 1 (satu) bagi BI untuk dapat merespon shock F dan respon BI

terhadap shock F relatif kuat.

6. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DI terhadap shock BI mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock BI direspon positif oleh DI hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan

time lag 1 (satu) bagi DI untuk dapat merespon shock BI dan respon DI

terhadap shock BI relatif kuat.

7. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DI terhadap impulse shock DI adalah negatif mulai dari periode pertama hingga periode kedua, kemudian dari peride kedua hingga ketiga mengalami penurunan kembali, namun mulai dari periode ketiga hingga keenam mengalami peningkatan kembali dan pada periode keenam hingga periode kesepuluh sudah sejajar dengan garis , dan hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kelima sudah sejajar dengan garis konvergen.

53

8. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DI terhadap impulse shock DK adalah mengalami penurunan hingga pada periode ketiga , namun mulai dari periode keempat hingga seterusnya sudah mulai mendekati garis konvergen , hal ini dibuktikan dari grafik yang bergerak mendekati garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa respon DI terhadap

impulse shock DK relatif seimbang dengan garis konvergen dan tidak

bergejolak.

9. Tahap ini menunjukkan bahwa respon DI terhadap impulse shock DY adalah mengalami penurunan hingga pada periode ketiga , namun mulai dari periode keempat hingga seterusnya sudah mulai mendekati garis konvergen , hal ini dibuktikan dari grafik yang bergerak mendekati garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa respon DI terhadap

impulse shock DY relatif seimbang dengan garis konvergen dan tidak

bergejolak.

10.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DI terhadap impulse shock F pada awalnya mengalami penurunan dengan standar deviasi dari sembilan hingga nol namun tetap positif mulai dari periode pertama hingga periode ketiga,dan mulai periode keempat hingga periode kesepuluh mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kesepuluh namun masih mendekati sejajar dengan garis konvergen. 11.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DK terhadap impulse shock BI adalah positif dengan standar deviasi meningkat dari dua (2) hingga sebesar lima (5) mulai dari periode pertama hingga periode ketiga, dan

54

periode ketiga hingga ke periode kesepuluh mengalami penurun dan tidak pernah sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa diperlukan pada time lag 1 (satu) DK terhadap impulse shock BI untuk dapat merespon shock BI secara positif agar relatif seimbang dengan garis konvergen.

12.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DK terhadap shock DI mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock DI direspon positif oleh DK hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan time lag 1 (satu) bagi DK untuk dapat merespon shock DI dan respon DK terhadap shock DI relatif kuat.

13.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DK terhadap impulse shock DK adalah negatif dengan standar deviasi (-5) dan mengalami penurunan dari periode pertama hingga periode kesepuluh, dan tidak pernah sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa diperlukan pada time lag 1 (satu) DK terhadap impulse shock DK untuk dapat merespon shock DK secara positif agar relatif seimbang dengan garis konvergen.

14.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DK terhadap shock DY mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock DY direspon positif oleh DK hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa

55

diperlukan time lag 1 (satu) bagi DK untuk dapat merespon shock DY dan respon DK terhadap shock DY relatif kuat.

15.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DK terhadap impulse shock F pada awalnya mengalami penurunan dengan standar deviasi dari sembilan hingga nol namun tetap positif mulai dari periode pertama hingga periode ketiga,dan mulai periode keempat hingga periode kesepuluh mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kesepuluh namun masih mendekati sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini menuujukkan bahwa impulse F direspon secara positif oleh DK, sehingga terbukti bahwa pada tahap ini relatif seimbang dan tidak bergejolak.

16.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DY terhadap impulse shock BI adalah positif dengan standar deviasi meningkat sebesar dua (2) mulai dari periode pertama hingga periode kedua , dan periode ketiga hingga ke periode kesepuluh relatif stabil namun tidak pernah sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa diperlukan pada time lag 1 (satu) DY terhadap impulse shock BI untuk dapat merespon shock

DY agar relatif seimbang dengan garis konvergen.

17.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DY terhadap shock DI mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock DI direspon positif oleh DY hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa

56

diperlukan time lag 1 (satu) bagi DY untuk dapat merespon shock DI dan respon DY terhadap shock DI relatif kuat.

18.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DY terhadap impulse shock DK adalah positif dengan standar deviasi meningkat sebesar dua (2) mulai dari periode pertama hingga periode kedua , dan periode ketiga hingga ke periode kesepuluh relatif stabil namun tidak pernah sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa diperlukan pada time lag 1 (satu) DY terhadap impulse shock DK untuk dapat merespon shock

DY agar relatif seimbang dengan garis konvergen.

19.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DY terhadap impulse shock DY adalah negatif mulai dari periode pertama hingga periode kedua, kemudian dari peride kedua hingga ketiga mengalami penurunan kembali, namun mulai dari periode ketiga hingga keenam mengalami peningkatan kembali dan pada periode keenam hingga periode kesepuluh sudah sejajar dengan garis , dan hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kelima sudah sejajar dengan garis konvergen.

20.Tahap ini menunjukkan bahwa respon DY terhadap shock F mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock F direspon positif oleh DY hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan

time lag 1 (satu) bagi DY untuk dapat merespon shock F dan respon DY

57

21.Tahap ini menunjukkan bahwa respon F terhadap impulse shock BI adalah positif dengan standar deviasi meningkat dari dua (2) hingga sebesar lima (5) mulai dari periode pertama hingga periode ketiga, dan periode ketiga hingga ke periode kesepuluh mengalami penurun dan tidak pernah sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini, menunjukkan bahwa diperlukan pada time lag 1 (satu) F terhadap impulse shock BI untuk dapat merespon shock BI secara positif agar relatif seimbang dengan garis konvergen.

22.Tahap ini menunjukkan bahwa respon F terhadap impulse shock DI pada awalnya mengalami penurunan dengan standar deviasi dari sembilan hingga nol namun tetap positif mulai dari periode pertama hingga periode ketiga,dan mulai periode keempat hingga periode kesepuluh mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kesepuluh namun masih mendekati sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini menuujukkan bahwa impulse DI direspon secara positif oleh F, sehingga terbukti bahwa pada tahap ini relatif seimbang dan tidak bergejolak.

23.Tahap ini menunjukkan bahwa respon F terhadap shock DK mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock DK direspon positif oleh F hingga periode seterusnya. Pada tahap ini juga menunjukkan bahwa diperlukan

time lag 1 (satu) bagi F untuk dapat merespon shock DK dan respon F

58

24.Tahap ini menunjukkan bahwa respon F terhadap impulse shock DY pada awalnya mengalami penurunan dengan standar deviasi dari sembilan hingga nol namun tetap positif mulai dari periode pertama hingga periode ketiga,dan mulai periode keempat hingga periode kesepuluh mengalami penurunan. Hal ini dibuktikan dari grafik dan pada periode keempat hingga kesepuluh namun masih mendekati sejajar dengan garis konvergen. Jadi pada tahap ini menuujukkan bahwa impulse DY direspon secara positif oleh F, sehingga terbukti bahwa pada tahap ini relatif seimbang dan tidak bergejolak

25.Tahap ini menunjukkan bahwa respon F terhadap shock F mengalami peningkatan dua standar deviasi dan mencapai titik tertinggi pada periode kedelapan. Pada periode pertama shock F direspon positif oleh F hingga periode seterusnya.

Dokumen terkait