• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah kunjungan enam spesies lebah penyerbuk pada bunga tanaman caisin bervariasi. Jumlah kunjungan tertinggi terjadi pada genus Xylocopa (22.6- 24.6 bunga/menit), diikuti A. cerana dan A. dorsata (masing-masing 18.5 dan 19.5 bunga/menit), dan Ceratina sp., (5.5 bunga/menit) (Tabel 9). Jumlah kunjunganspesies lebah bervariasi pada pengamatan berbeda (Gambar 27-33).

Tabel 9 Jumlah kunjungan enam spesies lebah penyerbuk pada pertanaman caisin.

* Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova

A B C

D E F

Famili, Subfamili

Spesies Jan-Peb Maret April-Mei Rerata

Apidae, Sf. Apinae Apis cerana Apis dorsata - Apidae, Sf. Xylocopinae - Xylocopa caerulea Xylocopa confusa Xylocopa latipes -

Jumlah kunjungan per menit+standar deviasi

18.75 (+3.28) 21.08 (+3.70) 18.88 (+2.85) 19.5a (+1.31) 18.88 (+3.66) 17.98 (+2.68) 18.5a (+0.11) Ceratina sp. 4.44 (+1.70) 8.56 (+2.76) 5.5b (+2.91) 26.03 (+4.09) 22.12 (+4.55) 20.00 (+1.83) 24.6c (+3.06) 23.65 (+4.20) 23.20 (+3.59) 19.86 (+4.17) 22.6d (+2.07) 24.46 (+5.41) 24.50 (+6.83) 24.5dc (+0.03)

Gambar 27 Box plot jumlah kunjungan 6 spesies lebah pada bunga caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 1).

Gambar 28 Box plot jumlah kunjungan A. cerana pada bunga caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 1).

Gambar 29 Box plot jumlah kunjungan A. dorsata pada bunga caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 1).

Gambar 30 Box plot jumlah kunjungan Ceratina sp. pada bunga caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 1).

Gambar 31 Box plot jumlah kunjungan X.caerulea pada bunga caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 1).

Gambar 32 Box plot jumlah kunjungan X. confusa pada bunga caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 1).

Gambar 33 Box plot jumlah kunjungan X. latipes pada bunga caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 1).

b. Lama Kunjungan per Bunga

Kunjungan spesies lebah yang diamati paling pendek terjadi pada Xylocopa (2.53-2.76 detik/bunga), diikuti A. cerana dan A. dorsata masing-masing 3.18 dan 3.36 detik/bunga, dan Ceratina sp. (13.79 detik/bunga) (Tabel 10). Lama kunjungan lebah penyerbuk bervariasi pada pengamatan berbeda (Gambar 34-40).

Tabel 10 Lama kunjungan per bunga enam spesies lebah penyerbuk pada pertanaman caisin.

* Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova level 95% yang dilanjutkan uji Scheffe. Tanda (-) menunjukkan tidak dilakukan

pengamatan (Lampiran 2).

Famili, Subfamili Lama kunjungan per bunga (detik)+standar deviasi

Spesies Jan-Peb Maret April-Mei Rerata

Apidae, Sf. Apinae Apis cerana Apis dorsata - Apidae, Sf. Xylocopinae - Xylocopa caerulea Xylocopa confusa Xylocopa latipes - 3.30 (+0.58) 2.93 (+0.48) 3.26 (+0.55) 3.18a (+0.56) 3.32 (+0.78) 3.42 (+0.60) 3.36a (+0.71) Ceratina sp. 15.90 (+6.92) 7.86 (+2.98) 13.79b (+7.08) 2.36 (+0.38) 2.81 (+0.50) 3.02 (+0.28) 2.53a (+0.47) 2.62 (+0.46) 2.66 (+0.52) 3.15 (+0.67) 2.76a (+0.58) 2.55 (+0.53) 2.60 (+0.65) 2.57a (+0.56)

Gambar 34 Box plot lama kunjungan per bunga 6 spesies lebah pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 2).

Gambar 35 Box plot lama kunjungan per bunga A. cerana pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 2).

Gambar 36 Box plot lama kunjungan per bunga A. dorsata pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 2).

Gambar 37 Box plot lama kunjungan per bunga Ceratina sp. pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 2).

Gambar 38 Box plot lama kunjungan per bunga X. caerulea pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 2).

Gambar 39 Box plot lama kunjungan per bunga X. confusa pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 2).

Gambar 40 Box plot lama kunjungan per bunga X. latipes pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 2).

c. Lama Kunjungan pada Pertanaman Caisin

Lama kunjungan 6 spesies lebah penyerbuk pada pertanaman caisin bervariasi. Kunjungan paling lama terjadi pada A. cerana (13.1 menit), diikuti A. dorsata (10.6 menit), dan Ceratina sp. (9.8 menit), dan Xylocopa spp. (0.8-4.4 menit) (Tabel 11). Lama kunjungan masing-masing spesies pada pertanaman caisin bervariasi pada bulan pengamatan berbeda (Gambar 41-47).

Tabel 11 Lama kunjungan enam spesies lebah penyerbuk pada pertanaman caisin.

* Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda pada uji Anova level 95%, dilanjutkan uji Scheffe. Tanda (-) menunjukkan tidak dilakukan

Famili, Subfamili

Spesies Jan-Peb Maret-Aprl Mei Rerata

Apidae, Sf. Apinae Apis cerana Apis dorsata - Apidae, Sf. Xylocopinae - Xylocopa caerulea Xylocopa confusa Xylocopa latipes -

Lama kunjungan pada pertanaman (menit) +standar deviasi

16.90 (+4.59) 11.89 (+4.13) 12.10 (+6.14) 13.1a (+2.83) 9.72 (+6.71) 13.68 (+6.79) 10.6ab (+2.81) Ceratina sp. 10.82 (+5.56) 7.78 (+4.14) 9.8abd(+2.15) 5.89 (+6.72) 3.19 (+2.20) 1.40 (+1.45) 4.4b d (+2.26) 5.62 (+7.27) 9.56(+15.18) 0.93 (+1.22) 4.1d (+4.32) 1.17 (+2.25) 0.37 (+0.51) 0.8d (+0.57)

Gambar 41 Box plot lama kunjungan enam spesies lebah pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 3).

Gambar 42 Box plot lama kunjungan A. cerana pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 3).

Gambar 43 Box plot lama kunjungan A. dorsata pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 3).

Gambar 44 Box plot lama kunjungan Ceratina sp. pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova

Gambar 45 Box plot lama kunjungan X. caerulea pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 3).

Gambar 46 Box plot lama kunjungan X. confusa pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 3).

Gambar 47 Box plot lama kunjungan X. latipes pada pertanaman caisin. Huruf yang sama pada grafik menunjukkan tidak berbeda dengan uji Anova 95% yang dilanjutkan uji Scheffe (Lampiran 3).

PEMBAHASAN

Perilaku kunjungan serangga penyerbuk, seperti lama kunjungan per bunga dan jumlah dan frekuensi kunjungan dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas spesies penyerbuk. Selain itu, efektivitas penyerbuk juga dapat diukur dari jumlah dan bobot biji dan buah yang terbentuk (Stubbs & Drummond, 2001; Dafni, 1992). Berdasarkan 6 spesies lebah penyerbuk yang diamati, jumlah kunjungan 3 spesies lebah, yaitu Xylocopa spp. (22.6-24.6 bunga/menit), A. cerana (18.5 bunga/menit), dan A. dorsata (19.5 bunga/menit) tinggi, sedangkan jumlah kunjungan Ceratina sp. (5.5 bunga/menit) rendah (Tabel 9). Berbeda dengan jumlah kunjungan per menit, kunjungan per bunga paling lama pada Ceratina sp. (10.91 detik/bunga), sedangkan kunjungan A. cerana (3.08 detik/bunga), A. dorsata (3.24 detik/bunga), dan Xylocopa spp. (2.44-2.65 detik/bunga) berlangsung lebih singkat (Tabel 10). Tiga spesies lebah, yaitu A.

pertanaman caisin lebih lama (masing-masing 13.1, 10.6, 9.8 menit) dibandingkan dengan Xylocopa spp. (0.8-4.4 menit) (Tabel 11).

Lebah A. cerana dan A. dorsata mempunyai jumlah kunjungan per menit tinggi(masing-masing 18.5 dan 19.5 bunga/menit), kunjungan per bunga singkat (masing-masing 3.08 dan 3.24 detik/bunga), dan kunjungan pada pertanaman caisin lama (masing-masing 13.1 dan 10.6 menit). Pengamatan menunjukkan bahwa bunga caisin merupakan tipe bunga yang cocok bagi kedua spesies lebah tersebut. Jumlah kunjungan A. cerana pada bunga caisin (19.5 bunga/menit) jauh lebih tinggi dibandingkan A. mellifera yang mengunjungi tanaman blueberry (8 bunga per menit). Kedua spesies tersebut mempunyai ukuran tubuh relatif sama. Jumlah kunjungan A. cerana dan A. dorsata pada bunga pertanaman caisin lebih tinggi dibandingkan Bombus impatiens yang mengunjungi bunga tanaman blueberry (11 bunga per menit) (Stubbs & Drummond, 2001). Ketiga spesies tersebut termasuk lebah sosial dengan ukuran tubuh yang tidak jauh berbeda. Kunjungan A. cerana (3.08 detik/bunga) lebih cepat dibandingkan kunjungan A. mellifera dan B. impatiens pada bunga blueberry (masing-masing 8.8 dan 5.6 detik/bunga) (Stubbs & Drummond, 2001). Lama kunjungan per bunga yang singkat pada A. cerana dan A. dorsata kemungkinan berkaitan dengan sifat hidupnya yang sosial dan membutuhkan jumlah makanan yang besar untuk anggota koloninya. Pencarian pakan kedua spesies tersebut dilakukan lebih intensif dengan cara lebih banyak mengunjungi bunga. Lebah A. cerana dan A. dorsata mengumpulkan serbuksari dalam bentuk padatan (pellet) yang disimpan dalam pollen basket di tungkai belakang. Lebah A. cerana dan A. dorsata termasuk lebah sosial dengan jumlah individu dan kebutuhan pakan yang tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi anggota koloni, lebah pekerja berusaha mengumpulkan lebih banyak serbuksari sehingga memerlukan waktu lebih lama.

Lebah Ceratina sp. mempunyai jumlah kunjungan per menit rendah (5.5 bunga/menit), kunjungan per bunga lama (10.91 detik/bunga), dan kunjungan pada pertanaman caisin lama (9.8 menit). Lebah Ceratina sp. menghabiskan lebih banyak waktu dalam mengunjungi satu bunga. Pengamatan menunjukkan bahwa bunga caisin merupakan tipe bunga yang cocok bagi Ceratina sp. Jumlah

kunjungan Ceratina sp. pada pertanaman caisin (5.5 bunga/menit) relatif sama dibandingkan kunjungan Amegilla sp. pada tanaman Moringa oleifera (6-10 bunga/menit), Martynia annua (Pedaliaceae) (4-10 bunga/menit), Bauhinia purpurea (6-11 bunga/menit), Tamarindus indica (Caesalpiniaceae) (7-12 bunga/menit), dan Cochlospermum religiosum (4-7 bunga/menit). Jumlah kunjungan Ceratina sp. yang diamati lebih rendah dibandingkan Amegilla (8-35 bunga/menit) yang mengunjungi beberapa tanaman dalam famili Lamiaceae dan Verbenaceae (Reddi, et al., 1999). Kedua spesies tersebut termasuk lebah soliter. Kunjungan Ceratina pada bunga caisin yang diamati (10.91 detik/bunga) lebih lama dibandingkan dengan kunjungan Amegilla yang mengunjungi bunga tanaman famili Lamiaceae, Verbenaceae, Moringaceae, Pedaliaceae, dan Caesalpiniaceae yang berkisar 1-10 detik/bunga). Kunjungan Ceratina sp. pada pertanaman caisin lebih pendek dibandingkan dengan kunjungan Amegilla pada Cochlospermum religiosum (Cochlospermaceae) (40-60 detik/bunga) (Reddi, et al., 1999).

Lebah Ceratina sp. mempunyai jumlah kunjungan per menit tinggi (22.6- 24.6 bunga/menit), kunjungan per bunga singkat (2.44-2.65 detik/bunga), dan kunjungan pada pertanaman caisin sangat singkat (0.8-4.4 menit). Kunjungan yang sangat singkat tersebut disebabkan karena bunga caisin bukan merupakan tipe bunga yang cocok bagi Xylocopa. Ukuran bunga caisin (sekitar 12 mm) terlalu kecil dibandingkan dengan ukuran tubuh Xylocopa (panjang tubuh 13-30 mm) (Michener, 2000). Pengamatan menunjukkan pada saat Xylocopa hinggap pada bunga caisin, tangkai bunga melengkung ke bawah menahan beban tubuh Xylocopa. Disamping itu, kemungkinan sumberdaya pada bunga caisin terlalu sedikit bagi Xylocopa, sehingga Xylocopa lebih tertarik ke bunga tanaman lain yang mempunyai sumberdaya lebih banyak. Dengan kondisi tersebut, maka lama kunjungan Xylocopa pada bunga pertanaman caisin tidak menggambarkan lama perjalanan pencarian pakan. Ketidakcocokan tipe bunga caisin bagi Xylocopa juga dapat ditunjukkan dengan lama kunjungan pada pertanaman caisin sangat singkat (Tabel 11). Lebah Xylocopa cenderung mengunjungi bunga dari tanaman

yang sering dikunjungi Xylocopa adalah Crotalaria, D. regia, Calliandra sp. (Gerling, 1989).

Jika dikaitkan dengan ukuran tubuh, lebah yang berukuran tubuh besar cenderung mempunyai jumlah kunjungan lebih tinggi. Dari spesies lebah yang diamati, ukuran tubuh yang paling besar adalah Xylocopa spp, diikuti A. dorsata, A. cerana, dan Ceratina sp. Penelitian menunjukkan lebah dengan ukuran tubuh kecil (Ceratina sp.) mempunyai kunjungan lebih lama dibandingkan lebah dengan ukuran tubuh besar (A. dorsata, A. cerana, dan Xylocopa spp.). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan kesimpulan umum yang dilaporkan Raw (2000) yang menyatakan bahwa lebah dengan ukuran tubuh kecil mempunyai waktu berkunjung cepat dibandingkan lebah dengan ukuran tubuh besar. Pada Ceratina sp. yang berukuran tubuh kecil, kebutuhan serbuksari tidak sebanyak lebah yang berukuran tubuh besar.

Perilaku pencarian pakan lebah bervariasi tergantung pada kondisi dan jarak tanaman dari lokasi sarang (Gojmerac, 1980). Tiga spesies lebah yang diamati, yaitu A. dorsata, A. cerana, dan Xylocopa spp. kemungkinan besar bersarang di dalam hutan. Jumlah kunjungan ke tiga spesies tersebut cenderung makin rendah dengan meningkatnya jarak dari hutan (Tabel 9). Jarak pencarian pakan yang jauh, menyebabkan energi yang diperlukan makin besar sehingga diduga menurunkan jumlah kunjungan. Jumlah kunjungan pada Ceratina sp. cenderung tidak berkaitan dengan jarak dari hutan. Jumlah kunjungan Ceratina sp. pada pengamatan bulan April-Mei 2006 (lokasi 400 m dari hutan) justru lebih tinggi dibandingkan dengan pengamatan bulan Januari-Pebruari (lokasi 200 m dari hutan). Hal ini disebabkan karena lebah ini umumnya bersarang di ranting pohon atau dahan dan shurbs di sekitar lahan pertanian yang lebih terbuka dengan kelembaban relatif rendah (Klein et al., 2003). Berdasarkan optimal foraging theory, penyerbuk melakukan pencarian pakan seefisien mungkin untuk mendapatkan lebih banyak makanan atas usaha yang telah dilakukan. Pada saat serbuksari atau nektar melimpah, lebah mengunjungi lebih banyak bunga, sebaliknya jika nektar atau serbuksari sedikit, lebah mengunjungi sedikit bunga dan lambat dalam mencari pakan. Banyaknya kunjungan lebah pada bunga

meningkatkan efektivitas penyerbukan (Delaplane & Mayer, 2000).

Dalam kaitannya dengan efektivitas penyerbukan, diduga lebah sosial (A. cerana dan A. dorsata) mempunyai efektifitas lebih tinggi pada pertanaman caisin dibandingkan lebah soliter (Ceratina sp. dan Xylocopa spp.). Hal ini didukung oleh kelimpahan individu, jumlah kunjungn per menit, dan lama kunjungan kedua spesies Apis lebih tinggi dibandingkan Ceratina dan Xylocopa spp. Greenleaf & Kremen (2006) melaporkan keefektifan lebah sosial (A. mellifera) sebagai penyerbuk bunga matahari (Helianthus annuus) yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina terpisah, dapat ditingkatkan dengan adanya lebah liar (wild bees) dengan mekanisme interaksi perilaku interspesifik. Perilaku lebah liar tersebut meningkatkan frekuensi lebah madu dalam memindahkan serbuksari, yang akhirnya meningkatkan penyerbukan silang. Disamping lebah sosial, lebah soliter juga dilaporkan sebagai penyerbuk yang efektif, karena lebih sering berpindah dari satu tanaman ke tanaman lainnya. Sebagian besar lebah soliter mempunyai probosis panjang sehingga kontak dengan stigma sering terjadi yang memungkinkan terjadinya penyerbukan silang (Corbet et al., 1991).

KESIMPULAN

Lebah Apis cerana dan A. dorsata mempunyai jumlah kunjungan per menit tinggi, waktu kunjungan per bunga singkat, dan pencarian pakan pada pertanaman caisin berlangsung lama. Lebah Ceratina sp. mempunyai jumlah kunjungan per menit rendah, waktu kunjungan per bunga lama, dan pencarian pakan pada pertanaman caisin berlangsung lama. Lebah Xylocopa spp. mempunyai jumlah kunjungan per menit tinggi, waktu kunjungan per bunga singkat, dan pencarian pakan pada pertanaman caisin sangat singkat. Berdasarkan perilaku pencarian pakan yang diamati, lebah A. cerana, A. dorsata, dan Ceratina sp. mempunyai potensi dan efektivitas penyerbukan yang tinggi pada pertanaman caisin.

5. PEMBENTUKAN BIJI TANAMAN CAISIN

(Brassica rapa L.: Brassicaceae) DALAM KAITANNYA

DENGAN KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENYERBUK

PENDAHULUAN

Dokumen terkait