• Tidak ada hasil yang ditemukan

STAF JABATAN

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.4. Hasil Koefisien Determinasi

lebih kecil dari alpha 5% (0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian secara serempak program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi (X1) dan persepsi masyarakat (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel pengembangan wilayah (Y) di kecamatan Naman Teran.

Nilai koefisien determinasi (R²) dipergunakan untuk mengetahui variasi variabel bebas program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi, dan persepsi masyarakat dengan adaya program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi di kecamatan Naman Teran memberikan manfaat terhadap pembangunan infrastruktur transportasi, produksi pertanian, pemasaran pertanian, air bersih dan sanitasi, pendidikan dan kesehatan berpengaruh positif terhadap pengembangan wilayah di kecamatan Naman Teran.

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .418a .175 .158 1.80583 1.969 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah).

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,418. Hal ini menunjukkan bahwa 41.8% variabel program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi (X1) dan persepsi masyarakat (X2) menjelaskan variasi terhadap variabel pengembangan wilayah (Y) di kecamatan Naman Teran, sedangkan 58,2% merupakan variabel lain yang tidak diteliti.

4.5. Pembahasan

Berdasarkan analisis deskriptif melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 56% menyatakan setuju, 36% menyatakan sangat setuju dan 8% menyatakan kurang setuju bahwa pembangunan infrastruktur air bersih dan sanitasi di wilayah Naman Teran berlangsung dengan baik.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 60% menyatakan setuju, 23% menyatakan sangat setuju 15% menyatakan kurang setuju dan 2% menyatakan tidak setuju bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan di wilayah Bapak/Ibu berlangsung dengan baik.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 51% menyatakan setuju, 35%

menyatakan sangat setuju dan 14% menyatakan kurang setuju bahwa pembangunan infrastruktur kesehatan di wilayah Bapak/Ibu berlangsung dengan baik.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 50% menyatakan setuju, 33% menyatakan sangat setuju, 13% menyatakan kurang setuju dan 4% menyatakan tidak setuju bahwa pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah Bapak/Ibu berlangsung dengan baik.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 48% menyatakan setuju, 27% menyatakan sangat setuju, 22% menyatakan kurang setuju dan 3% menyatakan tidak setuju bahwa pembangunan infrastruktur produksi pertanian di wilayah Bapak/Ibu berlangsung dengan baik.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 47% menyatakan setuju, 32% menyatakan sangat setuju, 18% menyatakan kurang setuju dan 3% menyatakan tidak setuju bahwa pembangunan infrastruktur pemasaran pertanian di wilayah Bapak/Ibu berlangsung dengan baik.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 48% menyatakan setuju, 46% menyatakan sangat setuju, 5% menyatakan kurang setuju dan 1% menyatakan tidak setuju bahwa penilaian terhadap hasil pekerjaan pembangunan infrastruktur transportasi.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 51% menyatakan setuju, 46%

menyatakan sangat setuju, 3% menyatakan kurang setuju bahwa penilaian terhadap hasil pekerjaan pembangunan infrastruktur produksi pertanian.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 46% menyatakan setuju, 47% menyatakan sangat setuju, 6% menyatakan kurang setuju dan 1% menyatakan tidak setuju bahwa penilaian terhadap hasil pekerjaan pembangunan infrastruktur pemasaran pertanian.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 45% menyatakan setuju, 40% menyatakan sangat setuju, 15% menyatakan kurang setuju bahwa penilaian terhadap hasil pekerjaan pembangunan infrastruktur air bersih dan sanitasi.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 42% menyatakan setuju, 39% menyatakan sangat setuju, 19% menyatakan kurang setuju bahwa penilaian terhadap hasil pekerjaan pembangunan infrastruktur pendidikan.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 54% menyatakan setuju, 41% menyatakan sangat setuju, 5% menyatakan kurang setuju bahwa penilaian terhadap hasil pekerjaan pembangunan infrastruktur kesehatan.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 46% menyatakan setuju, 39% menyatakan sangat setuju, 14% menyatakan kurang setuju dan 1% menyatakan tidak setuju bahwa pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah memberikan penambahan pendapatan bagi masyarakat.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 50% menyatakan setuju, 38% menyatakan sangat setuju, 12% menyatakan kurang setuju bahwa pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 47% menyatakan setuju, 43% menyatakan sangat setuju, 10% menyatakan kurang setuju bahwa pembangunan infrastruktur sosial ekonomi wilayah di daerah Bapak/Ibu dapat melancarkan kegiatan usaha Bapak/Ibu.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 46% menyatakan setuju, 36% menyatakan sangat setuju, 18% menyatakan kurang setuju bahwa pembangunan infrastruktur sosial ekonomi wilayah di daerah Bapak/Ibu dapat meningkatkan pendidikan masyarakat.

Melalui jawaban responden terhadap kuesioner penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 47% menyatakan setuju, 42% menyatakan sangat setuju, 11% menyatakan kurang setuju bahwa pembangunan infrastruktur sosial ekonomi di daerah Bapak/Ibu dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.

Program Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) mendorong terciptanya kondisi kemandirian masyarakat dalam menciptakan prakarsa dan kebutuhan nyata bagi peningkatan kinerja keluarga miskin disetiap desa melalui berbagai instrument kelompok diskusi sektor, kelompok diskusi antar sektor, lembaga

kemasyarakatn desa, kelompok pemanfaat dan pemelihara sampai peningkatan institusi lokal yang muncu maupun masyarakat luas di tingkat kawasan. Prakarsa itu diwujudkan dalam proses membangun melalui pelibatan masyarakat sejak penemuan akar masalah di tingkat basis masyarakat sampai menghsilkan berbagai dokumen perencanaan maupun kegiatan secara terus menerus bagi peningkatan kualitas hidup keluarga. Sebagai sebuah kumpulan individu dengan keanekaragaman latarbelakang budaya dan sosial yang berbeda, masyarakat menjadikan dirinya sebagai sebuah potensi yang senantiasa ber-evolusi searah dengan perkembangan zaman. Tetapi tidak jarang potensi dalam kelompok masyarakat tersebut masih belum sepenuhnya dilihat sebagai modal yang dapat dikembangkan dan diberdayakan untuk tujuan-tujuan pengembangan masyarakat itu sendiri baik secara internal maupun eksternal.

Pengembangan masyarakat melalui pengelolaan potensi masyarakat belumlah cukup, untuk melengkapinya, aspek-aspek strategis kemasyarakatan yang harus diperhatikan adalah aspek kepemimpinan, pengorganisasian dan kontribusi. Di dalam aspek kepemimpinan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, kerjasama, peran serta, komitmen dan kebijakan sangat berpengaruh dalam mengakselerasi proses kemajuan. Sementara itu, dalam aspek organisasi, struktur organisasi, anggota tim, peran tugas dan tanggung jawab berfungsi dalam memastikan bergerak tidaknya suatu proses yang tengah diupayakan. Aspek kontribusi merupakan aspek yang sangat kompleks dimana sangat tergantung pada kondisi dan situasi sosio-ekonomi dan kultur masyarakat setempat.

Peranserta masyarakat didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan masyarakat, yakni proses komunikasi dua arah secara terus menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan. Tujuan

dasar dari peranserta masyarakat adalah menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga Negara dan masyarakat yang berkepentingan (Public Interest) dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilannya adalah pelibatan masyarakat sejak perencanaan hingga pelaksanaan sebuah kegiatan dan semangat yang harus ditanamkan pada jiwa masyarakat adalah semangat kepentingan diri mereka sendiri, kelompok dan lingkungan mereka. Hal ini akan melahirkan rasa kepemilikan atas inisiatif, upaya dan kegiatan yang mereka laksanakan dimana kondisi tersebut akan berfungsi sebagai pilar yang mengukuhkan kebersamaan mereka untuk maju dan membangun bersama. Sesungguhnya masyarakat lebih mengetahui situasi geografis dan kapasitas mereka sendiri, maka melalui pendekatan Program PISEW yang bersifat stimulan, masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dan belajar untuk mengidentifikasi serta mengupayakan solusi atas persoalan-persoalan yang mereka hadapi yang terkait dengan upaya pembangunan aspek sosial, ekonomi dan lingkungannya, termasuk penyertaan peran perempuan dalam setiap inisiatif pembangunan. Segala potensi masyarakat yang tersedia (sumber daya alam dan sumber daya manusia) di lingkungan masing-masing merupakan peluang yang berharga untuk memulai suatu perubahan yang dapat diawali dengan perencanaan kegiatan berskala kecil dan terukur. Dukungan kebijakan dan regulasi serta iklim politik dan ekonomi yang kondusif merupakan prasyarat mutlak dalam memastikan proses pemberdayaan dan pengembangan masyarakat menjadi sebuah proses yang berkelanjutan. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan PISEW sudah terlihat sejak dilakukannya kegiatan sosialisasi tingkat kecamatan, dimana dapat dilihat besarnya jumlah kehadiran peserta yang menunjukkan minat serta kebutuhan informasi yang cukup besar. Selain itu

kegiatan lainnya yang mengikutsertakan keterlibatan masyarakat adalah Diskusi Antar Kelompok Diskusi Sektor yang menjaring segenap usulan desa dimana dihasilkan sejumlah usulan yang menjadi cikal bakal kegiatan masyarakat. Dalam bidang kelembagaan, peran Lembaga Kemasyarakat Desa (LKD) yang ada di tengah masyarakat umumnya menunjukkan minat yang sangat besar terhadap upaya pembangunan di desa mereka. LKD selalu terlibat dalam berbagai pertemuan baik di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan.

Program PISEW sesungguhnya merupakan kristalisasi upaya pemerintah dalam memicu inisiatif daerah sebagai penyelenggara dan masyarakat sebagai pelaksana sekaligus penerima manfaat program (beneficiary). Tingkat keberhasilan upaya tersebut sangat tergantung pada komitmen yang diberikan oleh pihak-pihak terkait dalam menyikapi inisiatif yang diambil oleh pemerintah pusat tersebut. Keseragaman persepsi oleh berbagai pihak terkait pun memberikan andil dalam percepatan dan keberhasilan proses perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan. Sungguhpun demikian, masyarakat sebagai kelompok penerima manfaat perlu mendapatkan arahan dan bimbingan yang memadai agar dapat menumbuhkembangkan pemahaman yang benar tentang maksud dan tujuan program serta praktek, sikap dan perilaku (Knowledge, Attitude and Practice) yang sesuai sebagaimana yang diharapkan.

Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah institusionalisasi proses pembangunan yang berkelanjutan adalah sebuah tantangan yang harus disikapi secara arif dan terbuka oleh seluruh pihak. Bersandar pada pemahaman tentang Kepentingan Umum (Public Interest) diharapkan iklim transparansi/akuntabilitas, demokratis, partisipatif dan berkelanjutan akan dapat digapai di masa mendatang.

Wahyuni (2009) dalam penelitian “Analisis Pengaruh Infrastruktur Ekonomi dan Sosial terhadap Produktivitas Ekonomi di Indonesia”, menyimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan dengan model fixed effects menunjukkan hasil bahwa masing-masing infrastruktur memberikan pengaruh yang positif terhadap produktivitas ekonomi dengan tingkat elastisitas yang berbeda-beda, yaitu infrastruktur sarana kesehatan sebesar 0,65, energi listrik 0,08, panjang jalan 0,07 dan air bersih 0,05. Sarana kesehatan yang merupakan bagian dalam modal manusia yang vital bagi pembangunan, mempunyai tingkat elastisitas yang paling besar memengaruhi produktivitas ekonomi dimana setiap kenaikan 1 persen infrastruktur kesehatan akan meningkatkan produktivitas ekonomi sebesar 0,65 persen.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat dari Hanafie (2010), bahwa infrastruktur ekonomi yang memadai merupakan prakondisi bagi tumbuh kembangnya kegiatan agribisnis dan perekonomian secara umum di pedesaan. Infrastruktur esensial bagi agribisnis dan perekonomian pedesaan secara umum mencakup sistem pengairan, pasar, komoditas pertanian, jalan raya, kelistrikan, dan jaringan telekomunikasi. Infrastruktur dapat dikategorikan kedalam tiga jenis, yaitu: 4. Infrastruktur ekonomi, merupakan aset fisik yang diperlukan untuk menunjang

aktivitas ekonomi baik dalam produksi maupun konsumsi final, meliputi public utilities (tenaga, telekomunikasi, air minum, sanitasi dan gas), public work (jalan, bendungan, kanal, saluran irigasi dan drainase) serta sektor transportasi (jalan, rel kereta api, angkutan pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya).

5. Infrastruktur sosial, merupakan aset yang mendukung kesehatan dan keahlian masyarakat, meliputi pendidikan (sekolah dan perpustakaan), kesehatan (rumah

sakit dan pusat kesehatan), perumahan dan rekreasi (taman, museum dan lain-lain).

6. Infrastruktur administrasi/institusi, meliputi penegakan hukum, kontrol administrasi dan koordinasi serta kebudayaan.

BAB V

Dokumen terkait