• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW) adalah program untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya pengentasan kemiskinan dan pengurangan tingkat pengangguran dan bertujuan mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan dengan berbasis pada sumber daya lokal untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah, pengentasan kemiskinan, memperbaiki pengelolaan pemerintahan daerah di tingkat kabupaten,

kecamatan dan desa serta penguatan institusi lokal ditingkat desa (PNPM-PISEW, 2010).

Tujuan dari program PISEW adalah: a) Mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal; b) Mengurangi kesenjangan antar wilayah; c) Pengentasan kemiskinan di daerah perdesaan; dan d) Memperbaiki pengelolaan pemerintahan dan penguatan institusi di perdesaan. Sedangkan sasaran program PISEW adalah: a) Terbangunnya infrastruktur perdesaan; b) Meningkatnya usaha ekonomi masyarakat; c) Terbentuknya kawasan strategis, kelompok usaha, & forum kelompok diskusi sektor; dan d) Meningkatnya kapasitas pemerintah dan masyarakat.

Adapun lingkup kegiatan meliputi pembangunan infrastruktur skala kecil perdesaan dengan kategori infrastruktur yang dibangun:

a. Transportasi (jalan, jembatan, titian);

b. Peningkatan produksi Pertanian (irigasi tersier); c. Pemasaran hasil pertanian (pasar desa);

d. Air Bersih dan sanitasi (Prasarana Air Bersih, MCK);

e. Kesehatan (pembangunan posyandu, puskesdes dan rehabilitasi puskesmas); f. Pendidikan (rehabilitasi sekolah dasar dan sekolah menegah pertama, Penyediaan

Meubeler).

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi masalah kesenjangan antar-wilayah, kemiskinan dan pengangguran melalui berbagai kebijakan dan program. Pada tahun 1994, pemerintah mengeluarkan Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang kemudian menjadi pelopor dari lahirnya program-program lain, seperti Program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa

Tertinggal (P3DT), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D), dan Proyek Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah (P2MPD).

Upaya untuk mengatasi kesenjangan, kemiskinan dan pengangguran ke depan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2005 – 2009, menyebutkan bahwa ada lima sasaran yang ingin dicapai dalam upaya menciptakan kesejahteraan rakyat yaitu; 1) mengurangi kemiskinan dan pengangguran; 2) berkurangnya kesenjangan antar wilayah dengan prioritas pada pembangunan wilayah perdesaan serta kesenjangan pembangunan wilayah; 3) meningkatnya kualitas manusia; 4) meningkatnya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam, dan; 5) meningkatnya dukungan infrastruktur yang ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas sarana penunjang pembangunan.

Sejalan dengan implementasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah telah diterbitkan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Selain itu, berbagai peraturan perundangan penting yang mendukung dan terkait erat adalah UU Nomor 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara. Kebijakan ini merupakan upaya lain dari pemerintah untuk mengatasi kesenjangan antar-wilayah. Melalui desentralisasi kewenangan pemerintahan dan desentralisasi fiskal kepada daerah, pemerintah daerah diharapkan mempunyai peran dan posisi yang sangat strategis dalam pelaksanaan pembangunan daerah berdasarkan berbagai potensi yang dimiliki.

Pelaksanaan Otonomi Daerah selama ini masih menghadapi beberapa kendala, seperti rendahnya kapasitas sumberdaya manusia dan kapasitas fiskal daerah. Rendahnya kapasitas SDM mengakibatkan ketidakmampuan daerah dalam menyelenggarakan kewenangan pemerintahan dan pembangunan, termasuk di dalamnya menyerap aspirasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. UU Nomor 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional secara tegas mengharuskan keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Sementara itu rendahnya kapasitas fiskal menyebabkan terbatasnya kemampuan daerah dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya. Dalam kasus seperti itu, maka bantuan pendanaan dari pemerintah pusat masih tetap diperlukan, baik melalui dana perimbangan maupun dana dekonsentrasi.

Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah/Regional Infrastructure for Social and Economic Development (RISE) yang kemudian disebut dengan PISEW adalah sebuah program yang merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari P2D dan pilot project PKP2D dan penyesuaian terhadap berbagai isu dan aktual yang berkembang saat ini, termasuk di dalamnya menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh daerah dalam menyelenggaraan otonomi daerah. Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam kerangka Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) untuk mengatasi kesenjangan antar-wilayah, kemiskinan dan pengangguran melalui Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat. Intervensi yang akan dilakukan adalah penyediaan bantuan teknis dan pemberian bantuan stimulus infrastruktur sosial dan ekonomi dasar yang dianggap akan dapat

mendukung upaya pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat, melalui mekanisme yang partisipatif dan sinkron dengan sistem perencanaan pembangunan yang ada. Selain itu, dalam PISEW juga dilakukan penguatan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan.

1. Tujuan

Tujuan pelaksanaan PISEW adalah mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat yang berbasis sumberdaya lokal, mengurangi kesenjangan antar wilayah, pengetasan kemiskinan di daerah pedesaan, memperbaiki pengelolaan pemerintah dan penguatan institusi di pedesaan Indonesia.

2. Sasaran

Sasaran pelaksanaan PISEW mencakup beberapa hal pokok, yaitu:

a. Terbangunnya infrastruktut perdesaan yang meliputi pembangunan sarana dan infrastruktur: transportasi, produksi pertanian, pemasaran pertanian, air bersih dan sanitasi, pendidikan dan kesehatan.

b. Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat.

c. Terbentuknya kawasan strategis kabupaten, kelompok usaha masyarakat, dan kelompok diskusi sektor (KDS) serta menguatnya fungsi KDS di lokasi yag telah memilikinya.

d. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam berperan sebagai fasilisator dalam melaksanakan pembangunan.

e. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.

3. Komponen

a. Pembangunan Infrastruktur Skala Kecil

1) Infrastruktur Transportasi

Pembangunan pada bidang ini difokuskan pada pembangunan jalan, jembatan, tambatan perahu dan komponen terkait.

2) Peningkatan Produksi Pertanian

Pembangunan pada bidang ini difokuskan pada pembangunan irigasi tersier. 3) Peningkatan Pemasaran Pertanian

Pembangunan pada bidang ini difokuskan pada pembangunan pasar, gudang produksi, lantai jemur

4) Air Bersih dan Sanitasi

Pembangunan pada bidang ini difokuskan pada pembangunan Sanitasi lingkungan (MCK), air bersih (perpipaan, bak penampungan air bersih, sumur pompa tangan, hidran umum).

5) Pendidikan

Rehabilitasi dan peningkatan infrastruktur pendidikan difokuskan kepada: a) Rehabilitasi gedung sekolah dasar dan sekolah menengah pertama,

termasuk di dalamnya fasilitas pendukung seperti kamar mandi WC. b) Pengadaan sarana pendukung kelas seperti meja belajar, kursi dan papan

tulis, tetapi tidak termasuk buku-buku pelajaran sekolah. 6) Kesehatan

Peningkatan infrastruktur pelayanan kesehatan dasar antara lain: a) Rehabilitasi Puskesmas (perawatan dan non perawatan). b) Pembangunan dan rehabilitasi Puskesmas Pembantu.

b. Pengembangan Usaha Kecil Mikro dan Lembaga Keuangan Perdesaan (PILOT) Komponen kredit mikro ditujukan untuk masyarakat perdesaan yang

pelaksanaannya dimulai TA 2009 dalam bentuk pilot. Pada tahun 2008 akan dilakukan terlebih dahulu kajian/studi penyempurnaan konsep dan disainnya. Komponen kredit mikro untuk mendukung pengembangan kelembagaan pemberdayaan usaha mikro di bidang pertanian dan usaha kecil lainnya.

c. Peningkatan Kapasitas Aarat Pemerintah Lokal, Fasilisator dan Masyarakat

Komponen pengembangan kapasitas pemerintah daerah, fasilisator dan masyarakat adalah penguatan peran-peran dari berbagai pihak dalam mendukung proses kemandirian dan pemberdayaan masyarakat miskin dalam menanggulangi masalah pembangunan, pengangguran dan masalah sosial lainnya.

Penguatan kapasitas kelembagaan yang dilakukan meliputi tingkatan sistem, lembaga dan individu. Ketiga tingkatan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan harus dilakukan pada seluruh tataran tersebut. 1) Tingkat Sistem,

Memberikan suatu kerangka kerja kebijakan dan pengaturan bagi kerangka pengambil keputusan Pemerintah Daerah (Eksekutif dan Legislatif) dalam rangka melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan pembangunan wilayah.

2) Tingkat Lembaga/institusi

Memberikan suatu kerangka kerja pengelolaan (manajemen) bagi perangkat pelaksana sesuai dengan tugas dan fungsinya terkait dengan pembangunan wilayah dan sektor daerah.

3) Tingkat Individu (aparat dan anggota masyarakat)

Memberikan suatu kerangka pengembangan etos dan kemampuan kerja serta kompetensi personil (terutama aparatur) di dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Ketiga tingkatan tersebut saling berkaitan untuk memberikan sinergi kepada pencapaian tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan. Ketiga pola penanganan tersebut memberikan fleksibilitas atas tuntutan kebutuhan di masing- masing tingkatan, sesuai dengan kebutuhan kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan. Perangkat pemerintah (terutama di tingkat kecamatan dan desa) didorong untuk mampu berperan menjadi fasilitator masyarakat, dan selalu berorientasi pada pengembangan masyarakat dengan mengedepankan peran masyarakat. Penguatan kapasitas akan di lakukan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan serta tingkat desa terhadap Konsultan, Pemerintah daerah dan Masyarakat. Bentuk dari penguatan kapasitas ini dapat berupa sosialisasi, diseminasi, pelatihan maupun workshop.

Dokumen terkait