• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN

4.1.1 Hasil Kuesioner

Kuesioner analisis kebutuhan terdiri dari dua puluh butir pernyataan. Kuesioner tersebut terbagi dalam dua bagian, bagian pertama terdapat sepuluh butir pernyataan dengan alternatif jawaban ya dan tidak. Bagian pertama tersebut menggali informasi yang meliputi (1) pernyataan tentang tujuan dan manfaat pembelajaran menulis karangan argumentasi, (2) pernyataan tentang penggunaan teknik pembelajaran jigsaw, (3) pernyataan tentang minat siswa dalam pembelajaran menulis, (4) pernyataan tentang kebutuhan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

Bagian kedua menggali informasi tentang (1) pernyataan tentang menulis karangan argumentasi yang dialami siswa, (2) pernyataan tentang faktor yang berpengaruh dalam pembelajaran menulis, (3) pernyataan tentang desain materi yang diinginkan siswa, (4) pernyataan yang berkaitan dengan topik pembelajaran menulis. Kuesioner diberikan kepada siswa kelas X.b semester II SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta dengan jumlah siswa 26 orang. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Harapan Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan dalam Pembelajaran Menulis

Karangan Argumentasi

No. Pernyataan

Jawaban Ya Tidak

F % F %

1. Siswa memahami tujuan dan manfaat pelajaran menulis karangan argumentasi pada saat proses belajar mengajar.

21 80,7 5 19,2

2. Materi pembelajaran menulis yang dipelajari

sesuai dengan kebutuhan hidup sehari-hari. 23 88,4 3 11,5 3. Materi pembelajaran menulis yang dipelajari

mudah dipahami dan menarik. 16 61,5 10 38,4 4.

Siswa selalu memiliki kesempatan bertanya pada saat pembelajaran menulis karangan argumentasi.

24 92,3 2 7,6 5. Proses belajar mengajar menggunakan media

pembelajaran seperti teks. 24 92,3 2 7,6 6. Latihan menulis karangan argumentasi selalu

diberikan saat proses pembelajaran. 16 61,5 10 38,4 7.

Saya merasa terbantu jika pelajaran menulis disertai dengan teknik pembelajaran yang mendukung.

25 96,1 1 3,8 8. Saya pernah mengalami proses belajar

menggunakan teknik jigsaw. 1 3,8 25 96,1 9. Saya masih mengalami kesulitan ketika menulis

suatu karangan argumentasi. 15 57,6 10 38,4 10. Saya tertarik untuk mempelajari materi menulis

suatu karangan argumentasi. 13 50 13 50

Keterangan:

F : Frekuensi Jawaban % : Persentase

Berdasarkan tabel kuesioner di atas, dapat diketahui bahwa 80,7% siswa setuju jika mereka mengetahui manfaat dan tujuan pembelajaran menulis karangan argumentasi, 19, 2% siswa lainnya tidak setuju. 88,4% siswa setuju jika pelajaran menulis sesuai dengan kebutuhan sehari-hari, sedangkan 11, 5% siswa

tidak setuju. Enam puluh koma lima persen siswa setuju jika materi pembelajaran menulis karangan argumentasi mudah dipahami, 38,4% siswa lainnya tidak setuju dengan hal tersebut. Sembilan puluh dua koma tiga persen siswa setuju jika siswa selalu memiliki kesempatan bertanya saat pembelajaran menulis karangan argumentasi, 7,6% siswa lainnya tidak setuju. Sembilan puluh dua koma tiga persen siswa setuju jika pembelajaran menggunakan media yang dapat mendukung pembelajaran, 7,6% siswa lainnya tidak setuju.

Latihan menulis karangan argumentasi selalu diberikan oleh guru, siswa yang setuju yaitu 61,5%, sedangkan 3,8% siswa tidak setuju. Saya merasa terbantu dengan adanya teknik pembelajaran yang mendukung disetujui oleh siswa berjumlah sembilan puluh enam koma satu persen, tiga koma delapan persen siswa tidak setuju. Tiga koma delapan persen siswa setuju jika mereka pernah mengalami proses belajar menggunakan teknik jigsaw, sedangkan 96,1% siswa tidak setuju jika pernah menggunakan teknik jigsaw saat pembelajaran menulis. Lima puluh tujuh koma enam persen siswa setuju jika mereka masih mengalami kesulitan saat pembelajaran menulis karangan argumentasi, 38,4% siswa tidak setuju jika ia mengalami kesulitan menulis. Separuh jumlah siswa setuju jika mereka tertarik untuk mempelajari materi menulis karangan argumentasi, sedangkan separuh lainnya tidak setuju.

Berdasarkan deskripsi kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa ada sembilan pernyataan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu ada satu pertanyaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu siswa belum pernah mengalami proses belajar dengan menggunakan teknik jigsaw. Pernyataan yang

sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut dijadikan dasar untuk membuat produk pembelajaran menulis karangan argumentasi.

Bagian kuesioner yang kedua yaitu mengenai harapan siswa terhadap kemenarikan dan topik pembelajaran dalam menulis karangan argumentasi. Bagian kedua ini berisi 10 butir pernyataan dengan alternatif jawaban yang beragam. Ragam jawaban tersebut disesuaikan dengan pernyataan yang diberikan.

Tabel 4.2 Harapan Siswa terhadap Kemenarikan dan Topik Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi

No. Pernyataan Variasi Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%) 1. Pernyataan 1. Siswa menyukai pembelajaran menulis karangan argumentasi. Tidak suka 4 15,3 Cukup suka 19 73 Suka 4 15,3 Suka sekali 1 3,8 2. Pernyataan 2. Pembelajaran menulis karangan argumentasi sulit dipahami. Sangat sulit 2 7,6 Sulit 14 53,8 Mudah 3 11,5 Biasa saja 9 26,9 3. Pernyataan 3. Kemenarikan pembelajaran menulis karangan argumentasi di kelas. Belum menarik 7 26,9 Cukup menarik 13 50 Menarik 6 23 Sangat menarik 0 0 4. Pernyataan 4. Faktor yang menjadi penghambat dalam pembelajaran menulis

Penyampaian materi sulit

dipahami 6 23

Model pembelajaran

kurang tepat 9 34,6

Saya masih kurang berlatih

menulis 9 34,6

Kurangnya ide untuk

menulis 10 38,4

5. Pernyataan 5. Desain materi

Materi disertai banyak

pembelajaran yang diinginkan

Materi dengan sedikit

latihan 9 34,6

Materi berupa teks dan tugas yang menunjang pembelajaran

6 23

Ada materi tetapi tidak ada

latihan 3 11 6. Pernyataan 6. Teknik pembelajaran yang sering digunakan dalam menulis karangan argumentasi Diskusi 16 61,5 Observasi 11 42 Wawancara 1 3,8 Individu 2 7,6 7. Pernyataan 7. Penyampaian materi yang disukai siswa Diskusi kelompok 21 80,7 Guru ceramah 6 23 Bermain peran 2 7,6

Latihan, penjelasan dan

rangkuman 1 3,8 8. Pernyataan 8. Topik yang diinginkan siswa saat pembelajaran menulis karangan argumentasi Pendidikan 4 15,3 Kesehatan 1 3,8 Wisata 11 42,3 Lingkungan sekitar 11 42,3 9. Pernyataan 9. Yang dilakukan siswa saat kesulitan menulis karangan argumentasi Bertanya guru 17 65,3 Bertanya teman 11 42,3

Mencari sumber lain 6 23

10. Pernyataan 10. Situasi pembelajaran yang disukai siswa Serius 0 0 Santai 4 15,3

Serius tapi santai 25 96,1

Pernyataan pertama mengenai tingkat kesukaan siswa terhadap menulis karangan argumentasi. Tujuh puluh tiga persen siswa cukup menyukai pembelajaran menulis karangan argumentasi. Lima belas koma tiga persen siswa

tidak menyukai pembelajaran menulis karangan argumentasi. lima belas koma tiga persen siswa menyukai karangan argumentasi. tiga koma delapan persen siswa tidak menyukai karangan argumentasi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa sudah cukup menyukai menulis karangan argumentasi.

Pernyataan kedua dapat diketahui jawaban siswa mengenai pembelajaran menulis karangan argumentasi dari yang merasa sulit sampai yang biasa saja. 7,6% siswa merasa sangat sulit dalam menulis karangan argumentasi. Siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis karangan argumentasi sebanyak 53,8%, siswa yang merasa mudah dalam menulis karangan argumentasi berjumlah 11,5%, dan siswa yang merasa biasa saja dalam menulis karangan argumentasi berjumlah 26,9%. Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sependapat jika pembelajaran menulis karangan argumentasi masih sulit dipahami.

Pernyataan ketiga diketahui adanya jawaban mengenai kemenarikan pembelajaran menulis karangan argumentasi di kelas dari yang belum menarik sampai sangat menarik. Separuh jumlah siswa berpendapat bahwa menulis karangan argumentasi sudah cukup menarik, 26,9% siswa lainnya beranggapan bahwa menulis karangan argumentasi di kelas belum menarik. Hasil deskripsi dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis karangan argumentasi sudah cukup menarik.

Pernyataan keempat diperoleh variasi jawaban siswa mengenai faktor yang menjadi hambatan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Tiga puluh empat koma enam persen siswa mengatakan bahwa faktor pembelajaran yang menjadi

penghambat dalam menulis berasal dari kurangnya berlatih menulis karangan, 23% siswa lainnya beranggapan karena materi yang disampaikan sulit dipahami, 34,6% siswa lainnya beranggapan bahwa model pembelajaran yang digunakan kurang menarik, sedangkan 38,4% siswa menganggap karena kurangnya ide untuk menulis. Kesimpulan dari deskripsi tabel tersebut mengenai faktor yang menjadi penghambat dalam pembelajaran menulis yaitu kurangnya ide siswa untuk menulis.

Pernyataan kelima diperoleh jawaban siswa mengenai desain materi pembelajaran menulis yang diinginkan. Materi yang diinginkan mulai dari materi pembelajaran yang disertai banyak latihan sampai yang tidak ada latihan. Sebanyak 34,6% siswa menginginkan desain materi pembelajaran yang disertai banyak latihan, 34,6% siswa lainnya memilih untuk desain materi pembelajaran dengan sedikit latihan, 23% siswa memilih desain materi pembelajaran berupa teks dan tugas-tugas yang dapat menunjang, sedangkan 11,5% siswa memilih desai materi tetapi tidak ada latihan. Dari deskripsi tersebut, guru dapat memberikan materi pembelajaran dengan latihan yang cukup.

Pernyataan keenam dapat diketahui jawaban yang bervariasi dari siswa mengenai teknik yang sering digunakan dalam menulis karangan argumentasi. Teknik yang sering digunakan dalam menulis karangan argumentasi yaitu 61,5% siswa memilih diskusi, 42,3% siswa memilih observasi, dan 7,6% siswa memilih individu, tiga koma delapan persen siswa memilih wawancara. Deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa sangat menyukai pembelajaran dengan bentuk diskusi.

Pernyataan ketujuh terdapat variasi jawaban siswa mengenai penyampaian materi yang disukai. Hal ini dapat dilihat dari persentase jawaban siswa menyukai penyampaian materi dalam bentuk diskusi kelompok sebanyak 80,7%, 23% siswa memilih guru berceramah, 7,6% siswa memilih bermain peran, dan tiga koma delapan persen siswa memilih latihan, penjelasan, dan rangkuman. Penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulannya bahwa guru memberikan materi pembelajaran dengan model diskusi kelompok. Hal tersebut berguna untuk menambah keaktifan siswa dan menambah ide siswa dalam menulis karangan argumentasi.

Pernyataan kedelapan menunjukan bahwa jawaban siswa mengenai topik yang diinginkan dalam menulis karangan argumentasi sangat bervariasi. Topik yang diinginkan siswa dalam menulis karangan argumentasi yaitu 42,3 % siswa memilih topik lingkungan sekitar, 42,3% siswa memilih topik wisata, 15,3% siswa memilih topik pendidikan, dan satu persen siswa lainnya memilih topik kesehatan. Deskripsi tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai tema tentang wisata dan lingkungan sekitar untuk menulis sebuah karangan argumentasi. Hal ini perlu diterapkan guru dalam memberikan tema pembelajaran menulis karangan argumentasi guna menambah minat siswa.

Paparan pernyataan kesembilan dapat diketahui jawaban siswa ketika mengalami kesulitan dalam membuat tulisan karangan argumentasi. Yang dilakukan siswa saat mengalami kesulitan menulis karangan argumentasi yaitu bertanya kepada guru sebanyak 65,3%, bertanya kepada teman sekelas sebanyak 42,3%, dan 23% siswa lainnya memilih mencari sumber lain. Berdasarkan

deskripsi tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa guru harus mampu memberikan jawaban-jawaban untuk menambah ide yang dibutuhkan siswa dalam mengatasi kesulitannya menulis karangan argumentasi.

Pernyataan kesepuluh dapat diketahui variasi jawaban siswa mengenai situasi pembelajaran yang disukai. Hal tersebut tampak dari jumlah persentase jawaban siswa yakni; situasi pembelajaran yang disukai siswa yaitu 96,1% memilih serius tapi santai, lima belas koma tiga persen siswa memilih pembelajaran yang santai, sedangkan situasi pembelajaran yang serius tidak dipilih satupun oleh siswa. Deskripsi tersebut menjelaskan bahwa secara keseluruhan siswa menginginkan suasana pembelajaran yang serius tapi santai. Hal tersebut berguna untuk membangkitkan rasa percaya diri siswa dalam menulis karangan argumentasi.

Berdasarkan paparan data harapan siswa terhadap kemenarikan dan topik pembelajaran menulis karangan argumentasi tersebut akan menjadi dasar dalam pembuatan materi pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik jigsaw. Pengembangan materi pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat dipadukan dengan teknik jigsaw karena siswa menyukai pembelajaran dengan cara diskusi. Teknik jigsaw sangat erat kaitannya dengan diskusi dalam kelompok yang dipadukan dengan latihan-latihan yang sesuai dengan tema yang diminati siswa. Tema-tema tersebut seperti lingkungan, wisata, dan pendidikan sehingga tema-tema inilah yang harus ada dalam materi pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik jigsaw.

Dokumen terkait