• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan materi pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik Jigsaw pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan materi pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik Jigsaw pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh: Y. Eko Saputro NIM: 131224040. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTO 1. Boleh sedih, boleh lelah, boleh kecewa, tetapi tidak boleh menyerah. 2. Ada satu waktu seseorang merasa di titik terendah, tapi itu bukan alasan untuk menyerah. Belajar dari karang yang selalu kuat dan kokoh meskipun ombak tak pernah henti menerpa. Yang perlu diyakini yaitu semesta. dan. Sang. Pencipta. sudah. menggariskan. kelebihan pada setiap ciptaanNya. 3. Sejengkal langkahmu menjadi wujud masa depanmu.. Y. Eko Saputro. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Tuhan Yesus yang selalu menyertai dan memberkati setiap proses yang saya lalui. 2. Kedua orang tuaku, Bapak Y. Ponimin dan Ibu F. Sunarti, yang tak pernah lelah mendukung dan memberikan semangat yang luar biasa.. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Saputro, Y Eko. 2017. Pengembangan Materi Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan suatu produk materi pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik jigsaw. Produk materi pembelajaran menulis ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. Pengembangan materi pembelajaran menulis ini diawali dengan melakukan analisis kebutuhan siswa. Analisis kebutuhan dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas X. Analisis kebutuhan siswa digunakan untuk mengetahui harapan siswa terhadap kegiatan dan teknik pembelajaran, harapan siswa terhadap kemenarikan dan topik pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik jigsaw, dan wawancara mengenai kebutuhan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Secara keseluruhan penelitian pengembangan ini mengacu pada model pengembangan ADDIE yang meliputi (1) analisis kebutuhan, (2) perancangan, (3) pengembangan, (4) implementasi, (5) dan evaluasi. Penelitian ini dimulai dengan analisis kebutuhan siswa melalui kuesioner dan wawancara. Hasil dari analisis kebutuhan dapat disimpulkan bahwa (1) siswa memerlukan materi pembelajaran menulis karangan argumentasi, (2) siswa menyukai pembelajaran dengan cara berdiskusi, (3) siswa menyukai materi yang diserti banyak latihan, (4) siswa menyukai materi pembelajaran menulis dengan topik lingkungan sekitar, wisata, dan pendidikan. Setelah melakukan analisis kebutuhan, peneliti mendesain materi pembelajaran dalam bentuk modul. Desain yang telah dibuat lalu dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan. Adapun yang menjadi kekhasan dalam produk ini yaitu pembelajaran menulis karangan argumentasi dipadukan dengan teknik jigsaw dan disesuaikan dengan analisis kebutuhan. Dengan menggunakan penilaian kuantitatif, produk materi pembelajaran yang dihasilkan dinilai oleh dosen dan guru bahasa Indonesia telah memenuhi standar kelayakan dengan nilai persentase 75% yang kualifikasinya baik. Setelah itu, produk diujicobakan dan hasil uji cobanya menunjukkan bahwa teknik pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat membantu proses pembelajaran. Melalui hasil penilaian ada beberapa hal yang perlu direvisi yaitu; perumusan tujuan pembelajaran harus menggunakan formula ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree), penggunaan ejaan, dan materi.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Saputro, Y Eko. 2017. Development of Learning Material in Writing Argumentation Essay with Jigsaw Technique at Students of Class X, SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research is a development research. This development research aims to produce a learning material to write an argumentation essay with jigsaw technique. The result of this writing study material is aimed to meet the needs of students of grade X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. The development of learning materials began with the analysis of student needs. Needs analysis were done by distributing questionnaires to grade X students of SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta and interviewing Indonesian teachers from class X. Students’ needs analysis were used to know students' expectation on learning activities and techniques, student's expectation toward the attractiveness of writing argumentation essay with technique jigsaw topic, and students' needs in writing arguments. Overall this development research refers to the ADDIE development model that includes (1) needs analysis, (2) design, (3) development, (4) implementation, (5) and evaluation. This study began with the analysis of student needs through questionnaires and interviews. The result of need analysis were: (1) students need the argumentation essay learning material, (2) students like learning by discussion, (3) students like material that contain many practical activities, (4) students love to write about their surrounding environment, tourism, and education topic. After that, the researcher designed the learning materials into a module form. The designs that have been made were developed based on the needs analysis. The uniqueness of this product is the argumentation essay was combined with jigsaw technique and had been adjusted with the needs analysis. By using quantitative assessment, the learning material product had been approved by the lecturers and the Indonesian language teachers. It had the eligibility standard and 75% value which indicated as a good qualification. After that, the product tested then the test results showed that the learning techniques used in learning to write argumentation essay could help the learning process. As a result of the assessment, there are some things that need to be revised; the learning objectives should use the ABCD formula (Audience, Behavior, Condition, Degree), the use of spelling, and the material.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang senantiasa memberkati dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak pernah terlepas dari dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo. S.Pd., M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma. 2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan untuk penyelesaian skripsi ini. 3. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah membimbing dan memberikan saran kepada penulis sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. 4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen bahasa Indonesia yang telah memberikan penilaian pada produk yang disusun oleh penulis. 5. Para dosen PBSI yang telah memberikan banyak bantuan selama perkuliahan hingga terselesaikan tugas akhir ini dengan baik. 6. Dra. Sri Purwaningsih, selaku guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta yang telah bersedia memberikan bantuan untuk pelaksanaan penelitian. 7. Siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta yang telah mendukung pelaksanaan penelitian ini.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. Bapak dan Ibu tersayang, Y. Ponimin dan F. Sunarti, yang tidak pernah henti memberikan bantuan dan dukungan yang kuat sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. 9. Teman-teman angkatan 2013, terkhusus kelas A yang selalu kompak untuk memberikan semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini. 10. Teman-teman satu kos, Laurensius Agus, Yohanes Wahyu, Fx. Dwi Pamungkas, dan Yohanes Prima Pramudya yang dengan senang hati terus memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 11. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pelayanan dan kontribusi yang baik dalam penyelesaian tugas akhir ini.. Penulis. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii. HALAMAN MOTTO ............................................................................ iv. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................ vii. ABSTRAK .............................................................................................. viii. ABSTRACT .............................................................................................. ix. KATA PENGANTAR ............................................................................ x. DAFTAR ISI .......................................................................................... xii. DAFTAR BAGAN ................................................................................. xv. DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1. 1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 5. 1.3. Tujuan Pengembangan ............................................................ 6. 1.4. Manfaat Pengembangan .......................................................... 6. 1.5. Spesifikasi Produk .................................................................. 6. 1.6. Batasan Pengembangan ........................................................... 7. 1.7. Batasan Istilah .......................................................................... 7. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.8. Sistematika Penyajian ............................................................... 9. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Relevan ................................................................. 11. 2.2. Kajian Teori ........................................................................... 13. 2.2.1. Pengembangan Materi Pembelajaran ........................ ........... 13. 2.2.2. Langkah-langkah Pengembangan Materi .............................. 16. 2.2.3. Bahan Pembelajaran .............................................................. 18. 2.2.4. Kriteria Pemilihan Materi ..................................................... 20. 2.2.5. Konsep Dasar Pembelajaran Menulis ................................... 22. 2.2.6. Prinsip Pembelajaran Menulis .............................................. 24. 2.2.7. Ciri-ciri Tulisan yang Baik ................................................... 26. 2.2.8. Pengertian Karangan Argumentasi ....................................... 28. 2.2.9. Prinsip Umum Argumentasi ................................................. 30. 2.2.10 Jenis Karangan Argumentasi ................................................ 33. 2.2.11 Ciri-ciri Karangan Argumentasi ........................................... 34. 2.2.12 Pengertian Teknik Jigsaw ..................................................... 36. 2.2.13 Tata Cara Penerapan Strategi Jigsaw ................................... 38. 2.2.14 Kerangka Berpikir ................................................................ 40. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ....................................................................... 43. 3.2. Prosedur Pengembangan Materi Pembelajaran ..................... 43. 3.3. Jenis Data .............................................................................. 46. 3.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................ 46. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.4.1. Kuesioner .............................................................................. 46. 3.4.2. Wawancara ............................................................................ 48. 3.5. Penilaian Produk .................................................................... 49. 3.6. Instrumen Penelitian ............................................................. 49. 3.7. Teknik Analisis Data ............................................................ 50. BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4. 1. Paparan Hasil Analisis Kebutuhan ....................................... 51. 4.1.1 Hasil Kuesioner ..................................................................... 52. 4.1.2 Hasil Wawancara ................................................................... 61. 4. 2. Hasil Pengembangan Materi Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi .......................................................... 63. 4. 3. Paparan Hasil Penilaian Produk ............................................. 66. 4. 4. Paparan Hasil Uji Coba Lapangan ......................................... 71. 4. 5. Revisi Produk ......................................................................... 75. BAB V PENUTUP 5. 1. Simpulan ............................................................................... 77. 5. 2. Implikasi ................................................................................ 78. 5. 3. Saran-saran ............................................................................ 79. 5.3.1 Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Produk ........................ 79. 5.3.2 Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut ..................................................................................... 79. 5.3.3 Saran untuk Pengembang Materi Pembelajaran .................... 80. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 81. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Struktur Karangan Argumentasi ............................................ 33. Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................. 42. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa Mengenai Harapan Siswa terhadap Pembelajaran Menulis dan Teknik Pembelajaran yang Digunakan ..................................................... 47. Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru Bahasa Indonesia Mengenai Kebutuhan Siswa dalam Pembelajaran Menulis .......................... 48. Tabel 3.3. Kisi-kisi Lembar Penilaian Produk ........................................ 49. Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan ............................... 50. Tabel 4.1 Harapan Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ............................................................... 53. Tabel 4.2 Harapan Siswa terhadap Kemenarikan dan Topik Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ........................... 55. Tabel 4.3 Hasil Penilaian Produk Materi Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi oleh Dosen dan Guru Bahasa Indonesia Kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta ....................... 68. Tabel 4.4 Komentar Guru dan Dosen Mengenai Penyusunan Materi Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Jigsaw .................................................................... xvi. 70.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Penilaian Materi Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Jigsaw oleh Guru Bahasa Indonesia Kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta .......................................... 84. Lampiran 2 Lembar Penilaian Materi Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Jigsaw oleh Dosen Ahli Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma ...................................................... 88. Lampiran 3 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ................................... 92. Lampiran 4 Pedoman Wawancara Guru .................................................. 95. Lampiran 5 Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................... 96. Lampiran 6 Biodata Penulis .................................................................... 97. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah tidak pernah terlepas dari beberapa keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam belajar bahasa Indonesia pun terdapat beberapa jenis; yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Terkhusus dalam kemampuan menulis, banyak siswa di kelas yang masih mengalami kendala, baik dari cara menulis yang belum paham dan cara mengembangkan bahan ajar yang diberikan guru. Banyak cara yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam menulis. Salah satunya yaitu, menerapkan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kampuan siswa. Menulis merupakan suatu keterampilan untuk memunculkan ide atau gagasan siswa dalam bentuk tulisan. Menulis menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran di sekolah. Untuk mengembangkan pembelajaran menulis karangan, siswa harus terus-menerus belajar dan latihan. Gie (dalam Abidin, 2013: 181) mengatakan, „menulis memiliki kesamaan makna dengan mengarang yaitu segenap kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami‟. Dengan demikian, siswa dapat menyampaikan apa yang ada di dalam pikirkan ke dalam bahasa tulis. Kegiatan menulis yang dilakukan siswa kurang efektif dan kondusif jika guru tidak menggunakan teknik yang tepat dalam mengajar. Guru lebih senang menggunakan teknik ceramah saat proses belajar mengajar. Hal ini juga yang. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. menjadi kendala bagi siswa dalam menulis suatu karangan untuk menuangkan idenya. Setiap guru seharusnya memiliki cara atau teknik tertentu dalam megajar sehingga materi dapat tersampaikan dengan jelas dan siswa mudah memahami. Ketika proses belajar mengajar berlangsung terdapat banyak teknik yang dapat digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar siswa. Teknik belajar yang dapat diterapkan guru salah satunya adalah teknik jigsaw. Teknik tersebut dapat digunakan pada setiap jenjang pendidikan. Teknik jigsaw ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Teknik jigsaw digunakan untuk membuat proses pembelajaran tidak jenuh atau lebih menarik. Proses pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa merasa jenuh saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa diam di kelas dan hanya memperhatikan guru ceramah. Pembelajaran seperti ini membuat pemahaman siswa kurang mendalam mengenai materi yang diajarkan guru. Cara seperti itu tidak akan memicu atau memunculkan pemahaman mendalam mengenai pembelajaran menulis. Dampak yang akan ditimbulkan yaitu siswa kebingungan untuk mulai menulis suatu karangan argumentasi. Siswa tidak tahu harus memulai dari mana saat akan menulis. Selain itu, siswa akan ragu-ragu dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, hal ini dapat berdampak pada kurangnya motivasi siswa ketika menulis karangan argumentasi. Pembelajaran di kelas sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan. Caracara yang tepat dapat menyelesaikan permasalah yang terjadi di dalam kelas.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. khususnya dalam penulisan karangan argumentasi. Pembelajaran di kelas yang inovatif dapat diterapkan agar siswa menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang inovatif juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan menulis siswa di kelas khususnya menulis karangan argumentasi. Pembelajaran menulis karangan argumentasi terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Hal tersebut sangat relevan dengan. penelitian yang dilakukan oleh peneliti. mengenai materi pembelajaran menulis karangan argumentasi. Di samping itu, pembelajaran menulis di SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta masih mengalami hambatan. Terkhusus dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Hal tersebut didasarkan pada hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyampaikan idenya dalam menulis karangan argumentasi. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menulis karangan argumentasi. Pembelajaran menulis karangan argumentasi dipadukan dengan penggunaan teknik jigsaw. Dengan demikian, proses pembelajaran dan pengajaran menjadi lebih inovatif dan relevan dengan kurikulum. Pengajaran yang kurang inovatif membuat siswa enggan mengembangkan idenya ketika menulis suatu karangan argumentasi. Dengan pembelajaran seperti itu siswa juga kurang kreatif dalam menuangkan ide-idenya pada suatu tulisan. Maka dari itu diperlukan teknik tertentu dalam mengajar sehingga siswa akan lebih antusias ketika belajar menulis karangan argumentasi. Pembelajaran yang.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. inovatif dapat berdampak pada motivasi siswa dalam menulis. Adapun alternatif untuk mengatasi yaitu dengan menggunakan teknik pembelajaran yang tepat. Untuk itulah guru memerlukan salah satu teknik, yaitu teknik jigsaw. Teknik pembelajaran jigsaw dapat digunakan oleh guru dalam pengajaran menulis, berbicara, mendengarkan ataupun membaca. Penggunaan teknik jigsaw yang diterapkan guru, diharapkan dapat memudahkan siswa dalam menulis karangan argumentasi . Hal tersebut dikarenakan pada setiap anggota kelompok dalam satu tim ditugaskan untuk mengerjakan subjek-subjek tertentu pada topik yang telah ditentukan guru. Pembelajaran menggunakan teknik jigsaw memungkinkan setiap individu akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Lie (dalam Said dan Budimanjaya, 2015: 272) mengatakan, „bahwa strategi jigsaw dikategorikan sebagai kelompok pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif akan menitikbertakan kepada kerja kelompok siswa dalam kelompok kecil. Kelompok kecil tersebut terdiri dari empat sampai delapan orang siswa dan terbentiuk secara heterogen‟. Siswa saling bergantung secara positif dan setiap individu harus bertanggung jawab. Proses belajar terjadi secara tatap muka dalam berkegiatan diskusi dengan kelompok lain. Kelompok tersebut berusaha mengelaborasi materi yang diberikan dan dibahas secara bersama dalam kelompok. Kemampuan siswa dalam bersosialisasi sangat penting untuk menunjang pemahaman materi yang disampaikan kepada kelompok dapat diterima dengan baik dan lengkap. Demikian juga, pembelajaran menggunakan teknik jigsaw memang harus menitikberatkan pada siswa, bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. besar. Kerja tim lebih diutamakan agar setiap siswa harus menguasai pengetahuan secara mendalam. Penggunaan teknik jigsaw ini terdapat dua jenis kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Siswa yang berada di kelompok asal sudah memahami materi yang telah diberikan guru. Setiap siswa kemudian bertemu dengan kelompok ahli dengan materi yang berbeda dan sudah ditentukan oleh guru. Setelah itu, siswa kembali lagi ke dalam kelompok asal untuk menyampaikan informasi yang didapat dari kelompok ahli. Setiap anggota berbagi informasi dalam kelompok asal, informasi diperoleh dari pembahasan dalam kelompok ahli tadi dengan materi yang baru. Teknik jigsaw ini menjadikan proses belajar lebih aktif dan memberikan rasa tanggung jawab yang tinggi kepada setiap individu. Setelah mengetahui paparan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan. Materi. Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang diungkapkan dalam latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah yang dikemukakan peneliti adalah bagaimana pengembangan materi menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta dengan teknik jigsaw?.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 1.3 Tujuan Pengembangan Berdasarkan rumusan masalah, dapat ditentukan tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk materi pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik jigsaw pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. 1.4 Manfaat Pengembangan Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan pengembangan tersebut diharapakan penelitian pengembangan ini dapat memberikan kontribusi kepada berbagai pihak sebagai berikut. 1.4.1. Manfaat pertama yaitu sebagai dasar penelitian lebih lanjut terhadap penelitian tentang kemampuan menulis karangan argumentasi. 1.4.2. Manfaat kedua yaitu sebagai informasi tambahan untuk memperluas wawasan tentang kemampuan menulis karangan argumentasi. 1.4.3. Manfaat ketiga yaitu sebagai bahan acuan dan masukan bagi guru bahasa Indonesia untuk mengembangkan pokok bahasan kemampuan menulis karangan argumentasi. 1.4.4. Manfaat keempat yaitu sebagai dasar untuk peneliti lain dalam mengembangakan penelitian yang relevan dengan materi pembelajaran dan teknik pengajaran yang berbeda. 1.5 Spesifikasi Produk Penelitian pengembangan ini akan mengahasilkan produk berupa materi pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik jigsaw dalam bentuk modul pembelajaran. Modul yang dihasilkan di dalamnya terdapat beberapa.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. komponen materi yang terdiri dari: standar kompetensi yang terletak di bagian awal peta konsep pembelajaran, indikator pembelajaran, uraian materi menulis karangan argumentasi, penggunaan teknik jigsaw, dan uraian pelaksanaan pembelajaran di kelas. Komponen terpenting dalam modul adalah uraian materi dan teknik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Uraian materi dan teknik pembelajaran yang terdapat dalam produk materi menulis karangan argumentasi lebih menekankan pada aktivitas siswa secara mandiri di dalam kelompok. Aktivitas siswa secara mandiri di dalam kelompok mengutamakan kegiatan keterampilan menulis serta kemampuan untuk bersosialisasi dalam kelompok. Siswa memperoleh pemahaman mendalam melalui berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelompok seperti membaca, dan mengidentifikasi materi yang telah ditentukan. Hal tersebut dapat menjembatani siswa untuk menuangkan idenya dalam praktik menulis karangan argumentasi. 1.6 Batasan Pengembangan Penelitian. pengembangan. ini. terbatas. pada. pengembangan. materi. pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik jigsaw pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta. 1.7 Batasan Istilah 1.7.1. Pengembangan Pengembangan menghasilkan. adalah. produk. upaya. berupa. untuk. materi,. mengembangkan. media,. alat. dan. dan. strategi.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. pembelajaran, digunakan untuk mengatasi pembelajaran di kelas dan bukan untuk menguji teori ( Tegeh dkk., 2014: xii). 1.7.2. Menulis Menulis adalah proses penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang utuh, Akhaidah (dalam Abidin, 2013: 181).. 1.7.3. Karangan Argumentasi Karangan argumentasi. adalah bentuk. wacana. yang berusaha. membuktikan suatu kebenaran dengan memengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain untuk menerima suatu kebenaran yang didukung oleh bukti-bukti mengenai objek yang diargumentasikan (Mulyati, 2014: 112). 1.7.4. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran merupakan bahan yang dipikirkan, dibicarakan, dibahas, dan diujikan dalam kegiatan belajar peserta didik (Wiyani, 2013: 123).. 1.7.5. Teknik Jigsaw Secara garis besar teknik jigsaw dikategorikan sebagai kelompok pembelajaran kooperatif. Model belajar kooperatif menitikberatkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, yang terdiri atas empat sampai enam orang siswa secara heterogen, Lie (dalam Said dan Budimanjaya, 2015: 272)..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 1.8 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian penelitian pengembangan ini terdiri atas lima bab yaitu (1) pendahuluan, (2) landasan teori, (3) metodologi penelitian, (4) hasil pengembangan, dan (5) penutup. Bagian bab I dikemukakan mengenai 1) latar belakang masalah, 2) rumusan masalah, 3) tujuan pengembangan, 4) manfaat pengembangan, 5) spesifikasi produk, 6) batasan pengembangan, 7) batasan istilah, dan 8) sistematika penyajian. Selanjutnya pada bagian bab II berisi landasan teori. Pada bagian bab ini dikemukakan mengenai penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori yang mencakup; 1) konsep dasar pembelajaran menulis, 2) prinsip pembelajaran menulis, 3) ciri-ciri tulisan yang baik, 4) pengertian karangan argumentasi, 5) prinsip umum argumentasi, 6) jenis karangan argumentasi, 7) ciri-ciri karangan argumentasi, 8) pengertian teknik jigsaw, 9) tata cara penerapan strategi jigsaw. Bagian bab III berisi metodologi penelitian. Bagian metodologi penelitian meliputi; 1) jenis penelitian, 2) prosedur pengembangan, 3) sumber data dan data, 4) metode dan teknik pengumpulan data, 5) validasi produk, 6) instrumen penelitian, 7) teknik analisis data. Dilanjutkan pada bagian bab IV berisi pembahasan hasil penelitian. Pada bagian bab IV ini akan dijelaskan dan diuraikan mengenai hasil dari analisis kebutuhan berdasarkan kuesioner, paparan hasil wawancara, hasil pengembangan materi pembelajaran menulis, paparan hasil penilaian produk dari pakar bahasa Indonesia, paparan hasil uji coba lapangan, dan revisi produk. Yang terakhir bagian bab V berisi penutup. Pada bagian ini.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. dikemukakan mengenai simpulan dari pengembangan materi menulis, implikasi, dan saran-saran..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Relevan Penelitian relevan mengenai pengembangan menulis karangan argumentasi pada siswa pernah dilakukan oleh peneliti lain. Berdasarkan hasil studi literatur, peneliti menemukan empat tulisan atau penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian pertama dilakukan oleh Kusdiningsih (2016) dengan tesisnya yang berjudul Pengembangan LKPD Berbasis Kemampuan Argumentasi dengan Menggunakan Model Problem Solving untuk Meningkatkan Literasi Sains. Penelitian tersebut merupakan penelitian pengembangan. Penelitiannya dilakukan dengan cara studi pendahuluan, pengembangan produk awal, tahap validasi dan revisi, tahap uji coba dan revisi produk. Hasil penelitian produk akhir berupa LKPD berbasis kemampuan argumentasi-SWH dan diimplementasikan di sekolah SMP Negeri di Lampung Selatan. Hasil penelitiannya adalah 1) LKPD secara konten dan kontruks telah valid dan layak digunakan; 2) Kepraktisan LKPD memiliki keterlaksanaan sangat tinggi dan mendapat respon yang baik dari siswa; 3) LKPD efektif digunakan dengan meningkatnya aktivitas siswa. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Syaifudin (2012) dengan skripsinya. yang berjudul. Pengembangan. Model. Pembelajaran. Menulis. Argumentasi Siswa SMA Melalui Dukungan ICT. Penelitian dari Ahmad Syaifudin merupakan penelitian pengembangan. Peneltiannya dilakukan dengan cara; 1) studi pendahuluan, 2) pengembangan model, 3) dan validasi model. Pengembangan model pembelajaran menulis argumentasi didasarkan pada model. 11.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. pembelajaran investigasi kelompok yang dikemukakan Joyce, dkk (2009). Hasil dari penelitiannya yaitu berupa model pembelajaran yang disebut dengan istilah model investigasi kelompok cyber (IKC). Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Kurnia (2011) dengan skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi Dengan Menggunakan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas XB Islam 1 Gamping Sleman Yogyakarta. Penelitianya merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Prosedur dalam penelitiannya meliputi prasurvei, menentukan tujuan pembelajaran, membuat rencana pembelajaran, merancang instrumen, membuat lembar observasi dan alat evaluasi untuk setiap pertemuannya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan mencakup tes, observasi, analisis dokumen, catatan lapangan, wawancara, dokumentasi foto dan angket. Hasil dari penelitiannya yaitu metode jigsaw dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas XB SMA Islam 1 Gamping Sleman Yogyakarta. Penelitian keempat dilakukan Wijaya (2013), penelitian skripsinya berjudul Pengembangan Materi Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan Media Gambar Karikatur untuk Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 6 Yogyakarta. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian ini diawali dengan menganalisis kebutuhan siswa dengan cara penyebaran dan pingisian kuesioner, serta wawancara. Tujuan penelitiannya yaitu untuk menghasilkan suatu produk berupa pengembangan materi karangan narasi menggunakan media gambar karikatur. Hasil dari penelitiannya yaitu berupa materi menulis karangan.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. narasi dengan menggunakan media gambar karikatur untuk siswa kelas X semester I. Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan terdapat perbedaan yaitu, penelitian relevan yang dilakukan oleh Kusdiningsih lebih menekankan pada penggunaan Model Problem Solving untuk meningkatkan literasi sains. Penelitian relevan kedua yang dilakukan oleh Syaifudin lebih menekankan pada pembelajaran menulis argumentasi melalui dukungan ICT. Penelitian relevan ketiga yang dilakukan oleh Kurnia merupakan penelitian tindakan kelas, penelitian tersebut masih relevan karena penelitiannya membahas karangan argumentasi dengan teknik jigsaw. Selanjutnya, penelitian relevan yang dilakukan oleh Wijaya lebih menekankan pada penggunaan media karikatur. Relevansi penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan terletak pada pengembangan penulisan suatu karangan argumentasi atau menulis karangan argumentasi. Dalam penelitian ini, penulis mengembangkan materi pembelajaran menulis karangan argumentasi melalui teknik jigsaw. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan penulis masih relevan dan bermanfaat untuk dikembangkan. 2.2 Kajian Teori 2.2.1. Pengembangan Materi Pembelajaran Materi pembelajaran menjadi bagian pokok dan penting dari keseluruhan. isi kurikulum yang harus dipersiapkan supaya pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai tujuan. Materi pembelajaran bahasa merupakan keseluruhan bahan yang akan diajarkan kepada siswa untuk mengembangkan kompetensi dasarnya. Bahan.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. pembelajaran yang akan diajarkan guru pada kelas X salah satunya adalah menulis karangan argumentasi. Ada beberapa jenis materi pembelajaran menurut BNSP (2006:4), yaitu sebagai berikut. 1) Materi fakta Materi fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dan nama bagian atau komponen suatu benda. 2) Materi konsep Materi konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya. 3) Materi prinsip Materi prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. 4) Materi prosedur Materi prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi sistem. 5) Materi sikap atau nilai Merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. Penentuan cakupan materi pembelajaran harus memperhatikan materinya berupa kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur), aspek afektif, aspek psikomotorik, dan mempertimbangkan kedalaman materinya. Hal ini didasarkan bahwa materi pembelajaran merupakan bahan yangdibutuhkan untuk membentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan (BNSP, 2006b: 3). BNSP (2006b: 9) menjelaskan bahwa terdapat dua pendekatan untuk menentukan materi pembelajaran, yaitu sebagai berikut. 1) Pendekatan prosedural Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkahlangkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan tugas. 2) Pendekatan hierarkis Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutanurutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Bahan pembelajaran atau materi yang akan dipelajari oleh siswa harus memenuhi beberapa ketentuan agar dapat digunakan dan mencapai tujuan. Adapun kriteria pengembangan materi menurut Puskur (2003: 17) sebagai berikut. 1) Sahih (valid) Materi pembelajaran yang akan disampaikan harus benar-benar teruji kebenaran dan kesahihhannya. Diharapkan materi yang disampaikan harus baru, tidak ketinggalan jaman dan dapat memberikan suatu pengalaman, penambahan pemahaman baru pada siswa..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 2) Tingkat kepentingan (significance) Pemilihan materi perlu mempertimbangkan tiga hal yaitu: (1) sejauh mana materi penting untuk dipelajari, (2) materi penting untuk siapa, (3) serta mengapa benar-benar diperlukan siswa. 3) Kebermanfaatan (Utility) Materi yang diberikan diharapkan mempunyai manfaat, memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa baik secara akademis maupun non-akademis. 4) Layak dipelajari (learnability) Materi diaharapkan layak dipelajari oleh siswa, baik dari aspek kesulitannya maupun kelayakan materi yang digunakan sehingga memberikan manfaat. 5) Menarik minat (interest) Materi hendaknya menarik minat dan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk dipelajari. Kriteria-kriteria tersebut harus dilakukan dengan benar oleh perancang materi pembelajaran. Langkah-langkah yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam menyusun materi yaitu mengumpulkan bahan, menyeleksi bahan, mengurutkan bahan, menyajikan bahan, dan mengevaluasi bahan (Widharyanto dkk., 2003: 52). 2.2.2. Langkah-langkah Pengembangan Materi Proses pengembangan materi memerlukan langkah-langkah yang tepat. agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Widharyanto (2003: 55) mengemukakan bahwa pengembangan materi dan media pembelajaran merupakan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. langkah yang harus dilakukan setelah guru menyusun silabus pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan materi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Langkah pertama yaitu memilih kompetensi dasar, hasil belajar serta indikator yang terdapat dalam kurikulum hasil belajar. Pada bagian ini pengembang memilih kompetensi dasar tentang menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. 2) Langkah kedua yaitu uraian materi yang akan diajarkan harus sesuai dengan indikator hasil belajar yang akan dicapai. 3) Langkah ketiga yaitu memilih media yang relevan, baik yang berwujud auditif, visual, atau audio visual. 4) Langkah keempat yaitu menyusun urutan aspek-aspek materi yang akan diajarkan secara sistematis. 5) Langkah kelima yaitu memberikan uraian singkat setiap aspek materi yang akan diajarkan secara sistematis. 6) Langkah keenam yaitu menyertakan aspek materi yang harus dipelajari oleh siswa dibawah uraian singkat. 7) Langkah ketujuh yaitu menyertakan beberapa kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa beraktivitas sesuai dengan minat siswa dan metode serta teknik yang relevan (Widharyanto, 2003: 55) Pelaksanaan pembelajaran dapat tercapai bila materi pembelajaran yang diberikan sesuai dengan langkah-langkah pengembangan materi. Guru harus mempertimbangkan materi pembelajaran dengan baik agar tujuan pembelajaran.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. dapat tercapai. Dengan demikian, siswa akan mudah memahami materi yang disampaikan ataupun dipelajari. 2.2.3. Bahan Pembelajaran Bahan pembelajaran sangat penting bagi siswa yang melakukan aktivitas. belajar. Penyediaan bahan belajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran. Selain itu, karakteristik siswa sangat berpengaruh pada penyediaan materi pembelajaran. Pengajaran dengan bahan belajar modul dan buku teks adalah contoh dari siasat belajar mandiri oleh siswa. Imron (1996: 33) mengungkapkan penyediaan bahan pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai faktor berikut. 1) Faktor pertama yaitu bahan pembelajaran cukup menarik. Hal ini patut dipertimbangkan supaya bahan belajar dapat menggunggah rasa ingin tahu siswa. Jika bahannya sendiri tidak menarik, maka cara penyajian atau penulisannya yang harus menarik. 2) Faktor kedua yaitu isi bahan pembelajaran harus relevan. Relevansi isi umumnya dikaitkan dengan tujuan pembelajaran. Isi bahan belajar harus mendukung atau memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan belajar. 3) Faktor ketiga yaitu mempunyai sekuensi yang tepat. Sekuensi atau urutan penyajian ini sangat penting diperhatikan dalam penyedian bahan belajar. Sekuensi bahan belajar ini dari yang sederhana menuju ke yang kompleks, dari yang konkrit menuju ke yang abstrak, dari yang global menuju ke yang rinci..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 4) Faktor keempat dari penyediaan bahan pembelajaran yaitu adanya informasi yang dubutuhkan. Hal ini sangat penting manakala siswa membutuhkan penjelasan, ada sumber lain yang dapat menjelaskan. 5) Faktor kelima dalam penyediaan bahan pembelajaran yaitu adanya soal latihan. Soal latihan diberikan agar siswa dapat menguji diri sendiri, seberapa banyak ia telah menguasai bahan yang dipelajari. 6) Faktor keenam yaitu adanya kunci jawaban untuk soal latihan. Kegunaan kunci jawaban ini untuk mencocokan hasil-hasil latihan. 7) Faktor ketujuh dalam penyediaan bahan pembelajaran yaitu ada tes yang sesuai. Tes yang sesuai ini tentu bergantung pada bahan belajarnya. Bahan belajar yang mengharuskan siswa untuk berbuat sesuatu, tentu tes yang dibutuhkan. adalah. tes. perbuatan.. Semisal. bahan. belajar. yang. mengharuskan siswa untuk menyampaikan sesuatu secara tertulis, maka tes tertulislah yang harus digunakan. 8) Faktor kedelapan dalam penyediaan bahan pembelajaran harus terdapat petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Bahan belajar harus dilengkapai dengan petunjuk bagaimana siswa harus memperbaiki belajarnya. 9) Faktor. penyediaan. bahan. pembelajaran. terakhir. yang. harus. dipertimbangkan yaitu ada petunjuk lanjutan untuk mempelajari bahan selanjutnya. Dengan demikian, setelah siswa berhasil menguasai bahan belajar tertentu, tidak mandek begitu saja, melainkan meneruskan aktivitas belajarnya dengan mempelajari bahan belajar lanjutan..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Begitu pentingnya bahan pembelajaran yang diberikan kepada siswa, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan tersebut dapat diterapkan dalam pembuatan bahan belajar berupa modul pembelajaran. Oleh karena itu, agar siswa dapat mempelajari materi dengan baik, maka bahan belajar juga harus tersedia dengan baik. 2.2.4. Kriteria Pemilihan Materi Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu,. pemilihan materi pelajaran harus sesuai dengan ukuran-ukuran yang digunakan untuk memilih isi kurikulum yag bersangkutan. Harjanto (2006: 222) mengemukakan beberapa kriteria pemilihan materi sebagai berikut. 1) Materi pelajaran memiliki kriteria tujuan instruksional Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Oleh karena itu, materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. 2) Materi pelajaran dijabarkan Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan di mana setiap tujuan instruksional khusus telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan terukur. Hal ini berarti terdapat keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pelajaran. 3) Materi pelajaran relevan dengan kebutuhan siswa Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena setiap materi pelajaran yang.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadai siswa secara bulat dan utuh. Beberapa di antaranya adalah pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. 4) Materi pelajaran sesuai dengan kondisi masyarakat Materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri. 5) Materi pelajaran mengandung segi-segi etik Materi pelajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak. Pengetahuan dan keterampilan yang bakal mereka peroleh dari materi pelajaran yang telah mereka terima diarahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. 6) Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik permasalahan. 7) Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya. Guru yang ahli penting, oleh sebab sumber utama memang adalah guru. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas, bahkan dapat dikatakan sebagai sumber materi belajar yang paling besar..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Pemilihan materi dapat disesuaikan dengan tujuan belajar siswa. Selain itu, materi juga disesuaikan dengan kurikulum yang sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan. Dengan demikian, penentuan materi dapat dilakukan dengan berbagai urutan-urutan yang telah dikemukakan tersebut. 2.2.5. Konsep Dasar Pembelajaran Menulis Menulis merupakan cara yang dapat dilakukan untuk menuangkan ide. kreatif. Menulis adalah sebuah proses penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang utuh, Akhadiah (dalam Abidin 2013: 181). Lebih lanjut, Gie (dalam Abidin, 20013: 181) menyatakan, „bahwa menulis memiliki kesamaan makna dengan mengarang yaitu segenap kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami‟. Menurut tokoh tersebut, tulisan yang dibuat untuk dipahami maksud dan tujuannya sehingga hasil tulisan tidaklah percuma. Dalam melakukan penulisan atau mengarang, sumber ide bisa diperoleh dari segala objek yang mampu merangsang penulis untuk menulis dan menghasilkan karangan. Menulis juga merupakan aktivitas menghasilkan pesan dalam dimensi sosial dan untuk tujuan tertentu. Proses menulis juga dapat dipandang dari sudut pandang teknik menulis. Berasarkan sudut pandang teknik menulis, Tomkins dan Hosskinson (dalam Abidin 2013: 185) menguraikan proses menulis menjadi lima tahap yakni: tahap pramenulis, tahap pembuatan draf, tahap editing, tahap revising, dan tahap publikasi. Kelima tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. Tahap pramenulis merupakan tahap siap menulis sebagaimana dikatakan Murray (dalam Abidin 2013: 185) yang menyebutkan tahap ini sebagai tahap penemuan menulis. Aktivitas dalam tahap ini meliputi memilih topik, memikirkan tujuan, memanfaatkan dan mengorganisasi gagasan-gagasan, dan mengumpulkan data untuk menguraikan gagasan tersebut. Beberapa hal penting tersebut harus dapat dilakukan dalam tahap pramenulis oleh seorang penulis. Tahap kedua adalah tahap penyusunan draf tulisan. Pada tahap ini penulis mulai mengembangkan ide yang disusunya dalam tahap pramenulis. Kemampuan yang dominan digunakan dalam tahap ini adalah kemampuan mengembangkan ide dengan menggunakan kemapuan memilih kata, kemampuan membuat kalimat, dan kemampuan mengorganisasikan ide ke dalam paragraf sampai menjadi sebuah karangan atau wacana. Proses dalam tahap ini penulis harus lebih teliti dan tepat dalam menentukan beberapa ide pentingnya yang sesuai dengan tujuan. Tahap revisi selanjutnya dalam kegiatan menulis adalah tahap merevisi tulisan. Pada tahap ini penulis menyaring ide-ide dalam tulisan mereka. Pada tahap revisi ini penulis mempertemukan kebutuhan pembaca dengan menambah, mengganti, menghilangkan, dan menyusun kembali bahan tulisan. Pada intinya tahapan ini adalah meninjau ulang dan memperbaiki isi tulisan yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap editing merupakan tahap penyempurnaan tulisan sampai pada bentuk akhir. Pada tahap ini fokus utama proses menulis adalah pada kesalahankesalahan mekanis yang terdapat dalam sebuah tulisan. Beberapa kesalahan mekanis yang dimaksud adalah kesalahan ejaan, kesalahan cetakan, dan format.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. penulisan. Jadi pada intinya, pada tahapan ini penulis harus berusaha memperbaiki tulisannya tanpa ada kesalahan mekanis seperti yang telah disebutkan. Tahap akhir proses menulis adalah tahap publikasi. Tahap ini merupakan tahap penting dari proses menulis. Publikasi digunakan untuk mencapai tujuan dari sebuah penulisan, sebab tanpa sebuah publikasi tujuan penulisan tidak akan tercapai. Pada tahapan ini siswa mempublikasikan tulisannya pada tempat atau wahana yang disediakan guru. Dari beberapa tahapan tersebut merupakan hal penting yang harus dipahami oleh penulis dalam membuat suatu karangan atau tulisan sehingga tujuannya dapat tercapi dengan sesuai. Penulis harus memperhatikan hal-hal kecil sampai hal-hal mekanis dalam penulisan agar tidak terjadi kesalahan. Pembelajaran menulis harus mampu membina siswa agar benar-benar mampu menulis beragam tulisan dengan benar. Oleh karenanya bimbingan, motivasi, dan arahan guru sangat penting dalam terwujudnya kemampuan menulis yang dimiliki siswanya. Arahan yang diberikan guru dapat membuat siswa lebih kreatif dalam menulis suatu karangan. 2.2.6. Prinsip Pembelajaran Menulis Prinsip pembelajaran menulis dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran. menulis yang harmonis, bermutu, dan bermartabat, harus diketahui terlebih dahulu prinsip-prisip pembelajaran menulis. Prinsip-prinsip pembelajaran menulis dikemukakan Brown (dalam Abidin, 2013: 192) yaitu sebagai berikut. 1) Pembelajaran menulis harus merupakan pelaksanaan praktik menulis yang baik. Dalam hal ini guru harus membiasakan siswa menulis dengan.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. mempertimbangkan tujuan, memerhatikan pembaca, menyediakan waktu yang cukup untuk menulis, menerapkan teknik dan strategi menulis yang tepat, dan melaksanakan menulis dengan tahapan penulisan. 2) Pembelajaran menulis harus dilaksanakan dengan menyeimbangkan antara proses dan produk. 3) Pembelajaran menulis harus memperhitungkan latar belakang budaya literasi siswa. 4) Pembelajaran. menulis. harus. senantiasa. dilaksanakan. dengan. menggunakan pendekatan whole language khususnya menggabungkan antara membaca dan menulis. 5) Pembelajaran menulis harus dilaksanakan dengan menerapkan kegiatan menulis otentik seoptimal mungkin. Menulis otentik adalah menulis yang bermakna bagi siswa sekaligus dibutuhkan oleh siswa dalam kebutuhan sehari-hari. 6) Pembelajaran menulis dilaksanakan dalam tiga tahapan yakni tahapan prapenulisan, tahap menulis, dan tahap pascamenulis. 7) Gunakan strategi pembelajaran menulis interaktif, kooperatif, dan kolaboratif. 8) Pembelajaran menulis dilakukan dengan terlebih dahulu menjelaskan aturan penulisan misalnya jenis tulisan, konvensi tulisan, dan retorikan menulis yang bagaimana harus yang harus digunakan siswa selama tugas menulis..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Berdasarkan beberapa prinsip penulisan yang telah dikemukakan tersebut, menulis haruslah dilakukan guru dan siswa dengan sebaik mungkin. Pembelajaran menulis harus dilakukan dan ditekankan pada proses penulisan itu sehingga pembelajaran menulis tidak hanya ditekankan pada hasil akhir atau produk menulis. Dengan memperhatikan beberapa prinsip pembelajaran menulis, diharapkan penulis mampu menghasilkan tulisan yang baik. Hasil tulisan yang baik tersebut harus merupakan tulisan yang bermanfaat bagi siswa atau penulis. Selain itu, guru harus memberikan dukungan dengan cara memberikan pengetahuan yang memadai tentang jenis tulisan. 2.2.7. Ciri-ciri Tulisan yang Baik. Tulisan yang baik diperlukan agar pembaca mudah memahami apa yang disampaikan oleh penulis. Nurudin (2007: 39-46) mengungkapkan ciri-ciri tulisan yang baik sebagai berikut. 1) Kejelasan (clarity) Kejelasan yang dimaksud adalah tulisan harus dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Hal ini termasuk apa yang dimaksudkan penulis tidak disalahartikan atau salah tafsir oleh pembaca. 2) Keringkasan (consiseness) Keringkasan yang dimaksud adalah kalimat yang disusun tidak hanya pendek-pendek tetapi jangan menggunakan ungkapan-ungkapan yang berlebihan atau tidak mudah dipahami..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 3) Ketepatan (correctness) Ketepatan. yang. dimaksud. adalah. suatu. penulisan. harus. dapat. menyampaikan butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan seperti yang dimaksudkan penulisnya. Hal ini berarti apa yang diinginkan penulis sama persis oleh pembaca. 4) Kesatupaduan (unity) Kesatupaduan merupakan adanya suatu gagasan dalam satu alenia. Satu alenia sebisa mungkin memiliki satu pokok pemikiran atau beberapa pokok pemikiran penjelas. 5) Pertautan (coherence) Pertautan adalah adanya bagian yang bertautan dalam alenia atau kalimat. Penulis harus teliti dan mengerti topik apa yang sedang dibahas dalam sebuah alenia. Kata perangkai antaralenia bisa mengatasi hambatan ketidaktautan ini. Misalnya dengan menggunakan kata-kata dengan demikian, oleh karena itu, itu artinya, dan sebagainya. Kata-kata perangkai tersebut digunakan untuk menjadi jembatan ketika meloncat ke alenia berikutnya. 6) Penegasan (emphasis) Penegasan sangat bergantung pada keahlian penulis. Seorang penulis yang mahir akan dapat menyebar penekanan pada setiap bagian. Penulis pemula juga bisa melakukannya dengan cara membuat sub bahasan dari sebuah tulisan..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 2.2.8. Pengertian Karangan Argumentasi Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk. mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembaca, Keraf (2007:3). Melalui argumentasi penulis berusaha merangkai fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Argumentasi adalah dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. Keraf (2007: 100) mengatakan, „bahwa dasar sebuah tulisan argumentatif adalah berpikir kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada. Fakta-fakta dan evidensi itu dapat dijalin dalam metode-metode sebagaimana dipergunakan juga oleh eksposisi‟. Penulis harus meneliti apakah semua fakta yang akan dipergunakan harus benar dan tepat. Ketika penggunaan fakta sudah benar, penulis dapat merangkaikan suatu penuturan yang logis dan dan mencapai pada kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Setiap pengarang yang ingin mempergunakan bahan berupa fakta-fakta, peristiwa-peristiwa, hasil observasi, dan studi kelayakan harus mengadakan penilaian dan mempertimbangkan data-data mana yang dapat digunakannya untuk memperkuat apa yang ingin diuraikannya. Ia harus berusaha agar pertalian antara berbagai macam fakta dengan gagasan yang hendak dikemukakannya itu kelihatan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. logis dan kritis. Pengarang haruslah mampu memilah fakta-fakta yang ada untuk dipergunakan dalam mengarang argumennya sehingga argumennya tepat dan sesuai. Keraf (2007: 101) menyatakan bahwa terdapat dasar yang harus diperhatikan sebagai titik tolak argumentasi sebagai berikut. 1) Pembicara atau pengarang harus mengetahui serba sedikit tentang subyek yang akan dikemukakannya, sekurang-kurangnya mengenai prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi pertama-tama didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikirannya yang menguhubung-hubungkan fakta dan informasi tersebut. Setelah mengetahui serba sedikit objek yang akan dikemukakan maka penulis dapat memperdalam masalah tersebut dengan penelitian, observasi, dan autoritas untuk memperkuat data dan informasi yang telah diperolehnya. 2) Pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat. yang. bertentangan. dengan. pendapatnya. sendiri.mempertimbangkan pendapat lawan tidak berarti harus menyerah kepada lawan. Pertimbangan pendapat lawan dilakukan untuk melihat fakta dan informasi yang disampaikan benar atau salah. Beberapa cara tersebut dapat dilakukan oleh seorang pengarang dengan mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dan juga mempertimbangkan pandangan lawan dalam menyampaikan fakta atau informasi. Bila bahan-bahan sudah terkumpul, penulis juga harus siap dengan metode terbaik untuk menyajikannya dalam suatu bentuk atau suatu rangkaian yang logis dan meyakinkan.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 2.2.9. Prinsip Umum Argumentasi Menulis sebuah karangan argumentasi tentunya harus mempersiapkan. bahan-bahan yang diperlukan. Apabila bahan-bahan yang diperlukan sudah terkumpul semua, penulis harus mempersiapkan metode terbaik untuk menyajikan suatu karangan dengan logis dan meyakinkan. Bila seorang penulis tidak memiliki metode yang tepat untuk menyajikan karangannya maka apa yang disampaikan tidak memiliki arah tujuan. Metode yang digunakan penulis dalam bentuk apapun tidak akan melanggar prinsip umum sebuah komposisi. Keraf (2007: 104) menyatakan bahwa argumentasi terdiri dari: pendahuluan, tubuh argumentasi (pembuktian), dan simpulan atau ringkasan. Beberapa bagian argumentasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Pendahuluan Karangan argumentasi yang ditulis pada dasarnya harus menarik perhatian dari pembaca. Perhatian pembaca dapat terfokuskan pada argumen-argumen yang akan dijabarkan penulis. Selain itu, argumen-argumen yang disampaikan harus memiliki dasar mengapa argumen tersebut harus dituliskan oleh penulis. Penulis hendaknya mengetahui hal-hal yang menjadi bagian pendahuluan sebagai berikut: Pertama, penulis secara tegas menyampaikan alasan mengapa persoalan itu dibicarakan pada masa kini. Apabila persoalan yang disampaikan dapat dihubungkan dengan peristiwa terbaru, maka fakta-fakta tersebut menjadi titik tolak yang baik. Kedua, penulis dapat menjelaskan secara singkat latar belakang historis tentang persoalan yang akan diargumentasikan. Hal tersebut.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. berguna bagi pembaca karena memperoleh pengertian dasar tentang hal tersebut. Ketiga, penulis harus membedakan persoalan-persoalan yang menyangkut selera pembaca dan persoalan-persoalan yang membawa kepada konklusi yang objektif. Pendahuluan pada karangan argumentasi hanya sekedar menimbulkan rasa ingin tahu pembaca. Oleh karena itu, penulis harus pandai membedakan persoalan yang berkaitan dengan selera dan persoalan yang berkaitan dengan fakta. Dasar tersebut menjadi titik tolak penulis untuk bergerak maju dengan menggunakan fakta-fakta yang ada. 2) Tubuh Argumen Keahlian penulis dalam membuat karangan argumentasi dapat terlihat pada argumennya, apakah argumen yang dikemukakan dapat menyakinkan pembaca bahwa yang dikemukakan itu tepat dan benar. Dengan demikian konklusi yang disimpukan juga benar. Kebenaran dalam jalan pikiran dan konklusi itu mencakup beberapa kemahiran tertentu. Keraf (2007: 106) menyatakan bahwa kecermatan mengadakan seleksi fakta yang benar, penyusunan bahan secara baik dan teratur, kekritisan dalam proses berpikir, penyuguhan fakta, evidensi, kesaksian, premis dan sebagainya dengan benar. Sebab itu, kebenaran harus dianalisa, disusun dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusunan fakta, evidensi dan jalan pikiran yang logis. Pembuatan karangan argumentasi. harus terus menerus diperhatikan. penulis, penulis harus menempatkan diri sebagai pembaca. Semisal dengan menanyakan: apakah evidensi itu dapat diterima bila ia diposisikan sebagai.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. pembaca. Evidensi yang akan diungkapkan harus lebih selektif. Untuk membuktikan argumennya, maka penulis cukup mengemukakan evidensi secukupnya dan tidak berlebihan. 3) Simpulan dan Ringkasan Dengan. tidak. mempersoalkan. topik. yang. dikemukakan. dalam. argumentasi, pengarang harus menjaga agar konklusi yang disimpulkan tetap sesuai tujuan. Selain itu, konklusi dapat menyegarkan ingatan para pembaca mengenai apa yang telah dicapai. Adapun alasan mengapa konklusi-konklusi itu dapat diterima dengan logis dan jelas. Tulisan-tulisan yang biasa, biasanya tidak boleh dibuat simpulan, melainkan dibuat ringkasan-ringkasan dari pokok-pokok yang penting. Akhirnya perlu ditegaskan lagi, bahwa dalam menulis karangan argumentasi harus memperhatikan prinsip umum argumentasi. Prinsip umum argumentasi tersebut dapat menjadi pedoman dalam menulis karangan argumentasi. Diketahui bahwa dalam prinsip argumentasi terdapat tiga bagian penting yaitu, bagian pendahuluan, tubuh argumen, dan simpulan. Pada bagian pendahuluan tersebut harus mencakup beberapa poin penting seperti, menarik perhatian pembaca, dan menegaskan mengapa persoalan itu dibicarakan. Selanjutnya pada bagian tubuh argumen, penulis harus sanggup meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang dikemukakan dengan cara memberikan bukti-bukti. Bagian terakhir, yaitu simpulan yang bertujuan untuk menyegarkan kembali tujuan yang disampaikan oleh penulis..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Struktur karangan argumentasi secara sederhana dapat dilihat pada bagan berikut. Bagan 2.1 Struktur Karangan Argumentasi Pendahuluan. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian pembaca pada argumen yang disampaikan penulis.. Tubuh Argumen. Tujuannya untuk membuktikan argumen penulis yang disertai faktafakta agar pembaca menjadi yakin.. Simpulan dan Ringkasan. Tujuannya untuk meyakinkan bahwa kebenaran yang disampaikan dapat diterima dengan logis oleh pembaca.. 2.2.10 Jenis Karangan Argumentasi Karangan. argumentasi. dibagi. menjadi. dua. bentuk. wacana. untuk. mengemukakan pendapat. Keraf (2007: 42-79) menyebutkan bahwa karangan argumentasi terbentuk dalam dua jenis, yaitu karangan argumentasi induksi dan karangan argumentasi deduksi. Karangan argumentasi induksi merupakan suatu proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi) (Keraf, 2007: 43). Melalui fenomenafenomena yang ada, proses penalaran mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi. Pengertian fenomena-fenomena individual sebagai landasan penalaran induktif harus dipahami sebagai pernyataan-peryataan yang bersifat faktual. Dengan.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. demikian, induksi dapat bertolak dari fenomena-fenomena yang bentuknya berupa fakta. Karangan argumentasi deduksi merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari suatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk kesimpulan (Keraf, 2007: 57). Proposisi terbentuk dari pengalaman hidup, baik yang bersifat khusus maupun bersifat umum. Proses penalaran pengetahuan diseleksi untuk mempertalikan suatu proposisi yang bersifat umum untuk menurunkan suatu proposisi baru. Proposisi baru menjadi sebuah kesimpulan mengenai suatu fenomena yang telah teridentifikasi dengan mempertalikan proposisi yang umum. Penjelasan yang disampaikan Keraf dapat peneliti simpulkan bahwa karangan argumentasi terbagi atas dua jenis menurut penalarannya, yaitu karangan argumentasi induksi dan karangan argumentasi deduksi. Penalaran yang bersifat deduktif tidak perlu mengumpulkan fakta-fakta. Yang dibutuhkan baginya adalah proposisi umum dan proposisi yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan proposisi umum. Kesimpulan dalam induksi mengandung kemungkinan kebenaran. Benar atau tidaknya proposisi itu tergantung dari kebenaran dan sifat-sifat data yang dipergunakan. Konklusi dalam sebuah deduksi dapat dipastikan sebagai konklusi yang benar kalau proposisinya benar. 2.2.11 Ciri-ciri Karangan Argumentasi Nurudin (2007: 84) menyebutkan ciri khas dari sebuah karangan argumentasi sebagai berikut..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. 1) Karangan argumentasi adalah karangan yang berusaha membuktikan adanya suatu kebenaran yang segaris dengan proses penalaran penulis. Argumentasi juga merupakan suatu proses untuk mencapai suatu kesimpulan. 2) Sasaran proses berpikir dalam karangan argumentasi adalah kebenaran mengenai. subjek. yang. diargumentasikan.. Karangan. argumentasi. memerlukan analisis yang cermat mengenai fakta-fakta yang ada untuk dibuktikan kebenarannya. 3) Argumentasi berfokus pada pokok bahasan yang membuktikan bahwa pokok bahasan itu memang benar tanpa melihat latar belakang pembacanya. 4) Fakta yang semakin banyak dikemukakan akan semakin kuat pula kebenaran yang dipertahankan dalam menulis karangan argumentasi. Keraf (2007: 103) juga memiliki pendapat mengenai ciri-ciri karangan argumentasi yaitu (1) argumentasi itu harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan seseorang mengenai topik yang diargumentasikan; (2) pengarang harus berusaha menghindari setiap istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu; (3) timbulnya ketidaksepakatan dalam istilah-istilah dan harus membatasi pengertian istilah yang dipergunakan; (4) pengarang harus menetapkan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan. Pendapat para ahli tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa ciri-ciri karangan argumentasi adalah menyampaikan pendapat disertai alasan, dan bukti-bukti digunakan untuk pembenaran, dan mampu meyakinkan pembaca untuk.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. mempercayai dan menerima argumen yang dipaparkan penulis. Ciri-ciri karangan argumentasi yang baik yaitu untuk meyakinkan pembaca atas bukti-bukti berupa fakta. Penulis berusaha membuktikan kepada pembaca bahwa argumen yang disampaikan adalah benar. Hal tersebut disertakan dengan fakta-fakta yang logis dan mudah dimengerti pembaca. 2.2.12 Pengertian Teknik Jigsaw Model pembelajaran jigsaw (tim ahli) didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi kepada kelompoknya, sehingga baik kemampuan kognitif dan sosial siswa sangat diperlukan. Pembelajaran jigsaw bisa digunakan dalam pengajaran menulis, membaca, mendengarkan, dan berbicara. Hamdayama (2014:87) mengatakan bahwa, pembelajaran jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang. Dalam kelompok tersebut, siswa berdiskusi dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan. Setelah diskusi dalam kelompok selesai, siswa menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Langkah-langkah pembelajaran jigsaw menurut Hamdayama (2014:88), yaitu sebagai berikut: 1) Siswa membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang. 2) Siswa di dalam kelompok diberi subtopik yang berbeda..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. 3) Siswa bersama kelompok membaca dan mendiskusikan subtopik dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung ke dalam kelompok ahli. 4) Siswa yang telah ditentukan menjadi anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua subtopik yang telah dibagikan sesuai banyaknya kelompok. 5) Siswa dalam kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut. 6) Siswa dalam kelompok ahli yang telah selesai memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok asal masing-masing, kemudian menjelaskan kembali materi ke dalam kelompok asal. 7) Siswa bersama kelompok asal mempresentasikan hasil diskusi. 8) Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan. 9) Siswa mengerjakan tes secara individual atau kelompok yang mencakup semua topik. Proses belajar mengajar adalah suatu proses interaktif edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kelas. Guru harus lebih selektif dalam menentukan teknik pembelajaran menulis karangan argumentasi agar pembelajaran dapat dipahami siswa dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan teknik jigsaw dapat menjadi alternatif yang digunakan guru. Langkah-langkah jigsaw tersebut haruslah dilakukan secara berurutan hingga akhir. Penggunaan jigsaw diharapkan agar siswa menjadi lebih aktif dan tepat dalam menyampaikan informasi dan fakta dalam menulis karangan argumentasi..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Teknik pembelajaran jigsaw merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk meyelidiki suatu topik umum, Aronson, Wilson, & Akert, (dalam David A dkk, 2009). Teknik ini sangat berperan penting dalam mengembangkan pembelajaran menulis karangan argumentasi oleh siswa. Dengan penggunaan teknik tersebut dapat tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, dan siswa dapat bertanggung jawab. 2.2.13 Tata Cara Penerapan Strategi Jigsaw Penggunaan model jigsaw membuat siswa akan lebih kreatif dalam proses belajar. Selain itu, siswa akan terlibat aktif dalam kelompok-kelompok kecil. Jigsaw dikenal juga dengan pembelajaran kooperatif. Siswa memiliki banyak kesempatan untuk menyampaikan ide dan gagasan kepada anggota kelompoknya. Rusman (dalam Said dan Budimanjaya, 2015: 272) mengatakan, „Pembelajaran jigsaw dikenal juga dengan kooperatif para ahli, karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda‟. Setiap kelompok menghadapi permasalahan yang sama, ada kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok ahli bertugas untuk membahas permasalahan yang dihadapi. Setelah itu, kelompok ahli membawa hasil pembahasan mengenai peramasalahan yang dihadapi ke kelompok asal untuk menjelaskan apa yang sudah dibahas. Langkah-langkah strategi jigsaw menurut Stephen, Sikes, dan Snapp (dalam Said dan Budimanjaya, 2015: 272) yaitu: 1) Siswa membuat kelompok yang terdiri dari 3-5 orang..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. 2) Siswa di dalam kelompok diberi topik materi yang berbeda. (Jika setiap anggota kelompok terdiri dari 5 siswa, maka ada 5 bagian materi yang berbeda dari setiap siswa). 3) Siswa secara mandiri membaca materi yang telah dibagikan untuk menggali infomasi, sehingga siswa memperoleh informasi dari topik permasalahan tersebut. 4) Siswa yang telah memperoleh informasi dari topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok dan mendiskusikan mengenai topik tertentu (disebut kelompok ahli). 5) Siswa yang telah selesai diskusi dalam kelompok ahli kembali ke kelompok asal, hasil yang didapat dijelaskan dan diajarkan kepada anggota kelompok asal dan setiap anggota lainnya menyimak. 6) Siswa yang menjadi kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi. 7) Siswa diberi kuis oleh guru. Kuis yang diberikan mencakup semua materi yang telah dibahas dan dibicarakan bersama. 8) Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok. Rusman (2010: 218) mengemukakan beberapa langkah dalam pelaksanaan jigsaw yaitu sebagai berikut. 1) Siswa dikelompokan dengan anggota kurang lebih 4 orang. 2) Siswa di dalam kelompok diberi tugas yang berbeda. 3) Siswa dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. 4) Siswa dalam kelompok ahli yang selesai berdiskusi kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai. 5) Siswa dalam kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi. 6) Siswa bersama kelompok asal membahas secara bersama-sama materi yang dipelajari. 7) Penutup. Model kooperatif jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya. 2.2.14 Kerangka Berpikir Pengembangan materi pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik jigsaw dikembangkan berdasarkan kerangka sebagai berikut. 1) Peneliti. terlebih. dahulu. menentukan. subjek. penelitian.. Subjek. penelitiannya yaitu siswa SMA kelas X. Selain itu juga ada guru bahasa Indonesia kelas X. 2) Peneliti menyesuaikan dengan kurikulum yang digunakan sekolah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 3) Peneliti berupaya untuk melakukan analisis kebutuhan siswa. Cara yang dilakukan untuk menganalisis kebutuhan yaitu menyebar kuesioner kepada siswa kelas X semester II serta melakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas X semester II..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 4) Peneliti berupaya mengembangkan materi pembelajaran yang telah ditentukan. Adapun langkah yang dilakukan yaitu: (1) mengidentifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi, (2) menjabarkan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran dan disesuaikan dengan indikator, (3) menentukan model pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan baik, (4) menyusun dan memberikan uraian singkat mengenai aspek-aspek materi yang disusun secara sistematis, (5) memberikan beberapa kegiatan pada proses pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif secara mandiri dalam kelompok. Apabila materi sudah tersusun dan dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan, peneliti selanjutnya. membuat. produk pembelajaran. berupa. modul. untuk. mempermudah pemahaman pembelajaran pada siswa kelas X semester II. 5) Produk modul pembelajaran yang dihasilkan akan diujicobakan dalam proses belajar mengajar secara nyata di kelas. 6) Peneliti membuat instrumen penilaian produk. Instrumen penilaian produk digunakan untuk menilai produk yang telah dibuat, penilaian dilakukan oleh guru bahasa Indonesia kelas X dan dosen yang sesuai dengan bidangnya. 7) Peneliti melakukan revisi produk yang disesuikan dengan hasil penilaian tersebut. Hasil penilian dianalisis dan dicermati bagian-bagian apa saja yang harus diperbaiki sehingga mendapatkan produk akhir yang berupa modul pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan baik..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut. Bagan 2.2 Kerangka Berpikir. Keterampilan menulis karangan argumentasi sesuai dengan SK dan KD dan disesuaikan analisis kebutuhan. Menggunakan teknik jigsaw dalam pelaksanaan pembelajaran menulis. Kompetensi siswa dalam menulis argumentasi. Produk materi pembelajaran menulis argumentasi yang sesuai dengan KD. Pengembangan materi menulis karangan argumentasi yang telah disusun sesui kebutuhan siswa.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa Mengenai   Harapan Siswa terhadap Pembelajaran Menulis dan Teknik
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa Mengenai Harapan Siswa  Terhadap Pembelajaran Menulis dan Teknik Pembelajaran yang Diterapkan dalam
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru Bahasa Indonesia Mengenai Kebutuhan Siswa  dalam Pembelajaran Menulis
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Penilaian Produk
+6

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dari perusahaan ini adalah tinggi rendahnya kinerjakaryawan, Karena kualitas sumber daya manusia merupakan gambaran terhadap perlakuan yang diberikan suatu

1) Masih kurangnya sopan santun pada diri peserta didik SMP Progresif Bumi Shalawat baik dalam perbuatan maupun perkataan. Menurut Mahmud Yunus “Tujuan pendidikan akhlak

Dari keterangan diatas terlihat bahwa tujuan utama dilakukannya pendaftaran dalam jaminan fidusia adalah untuk memenuhi asas publisitas, maka akan memberikan

kemudian guru memutarkan sebuah lagu, setelah itu memberikan tongkat stick kepada salah satu siswa dalam satu kelompok, tongkat diputar searah jarum jam, apabila

Strategi Standardisasi Nasional 2015-2025 yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan standardisasi nasional merupakan acuan bagi seluruh komponen bangsa (Pemerintah,

peristiwa, kegiatan dan percakapan atau wawancara. Aspek-aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah a) Pelaksanaan. pengenalan pencak silat di TK Labschool UPI

Intervensi dengan melaksanakan proses MPSC di RSNU Tuban disesuaikan dengan teori yang telah disusun Yuwono. Tahap interpersonal skill development dilaksanakan

Sedangkan IP kamera yang memilki IP sendiri langsung ditampilkan pada layar web pada aplikasi MController, IP kamera yang digunakan juga dapat berupa perangkat pintar