BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Observasi
Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kemampuan berkomunikasi siswa selama pembelajaran menggunakan model reciprocal teaching. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah di susun. Rekapitulasi hasil observasi berupa persentase kemampuan berkomunikasi siswa selama pembelajaran menggunakan model reciprocal teaching untuk selengkapnya tercantum pada lampiran.5
Adapun data hasil observasi berupa kategorisasi kemampuan berkomunikasi siswa selama pembelajaran menggunakan model reciprocal teaching diinterpretasikan pada tabel berikut:
Tabel 4.14. Kategorisasi kemampuan berkomunikasi siswa selama pembelajaran Kategori
No Aspek yang diamati
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III 1 Menyampaikan informasi
penting terkait materi
Sedang Tinggi Sangat tinggi 2 Mendeskripsikan konsep
dengan benar dan baik
Sedang Tinggi Tinggi 3 Menggunakan bahasa yang
baik
Sedang Tinggi Sangat tinggi 4 Tinggi rendah nada suara Rendah Sedang Sedang 5 Sikap yang
meyakinkan/percaya diri
Sedang Sedang Sedang
6 Isyarat tubuh Rendah Sedang Sedang
7 Menanggapi pendapat teman
Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi 8 Memperhatikan Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi 9 Sikap peduli dalam diskusi Tinggi Tinggi Sangat tinggi 10 Bertanya dalam diskusi Sedang Sedang Sangat tinggi Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan kategori kemampuan berkomunikasi siswa yang menggunakan model pembelajaran
reciprocal teaching di setiap aspek pada setiap pertemuannya.
Pada pertemuan pertama, aspek yang telah memiliki kategori tinggi berupa aspek menanggapi pendapat teman, memperhatikan, dan sikap peduli
5
diskusi. Sedangkan aspek yang lainnya tergolong sedang. Hal ini dikarenakan siswa baru mengenal model reciprocal teaching sebagai model pembelajaran yang baru bagi mereka, siswa masih berada pada tahap penyesuaian sehingga kurang lancar dalam melaksanakan diskusi reciprocal.
Pada pertemuan kedua, aspek menanggapi pendapat teman dan memperhatikan sudah termasuk kategori sangat tinggi. Aspek yang tadinya tergolong kategori sedang pada pertemuan pertama sudah meningkat menjadi kategori tinggi pada pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dalam melaksanakan setiap tahapan pada pembelajaran reciprocal teaching, siswa juga sudah mulai terbiasa berdiskusi dengan teman kelompoknya.
Pada pertemuan ketiga, sudah banyak aspek yang termasuk pada kategori sangat tinggi. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan ke empat tahapan
reciprocal teaching, siswa sudah mengetahui bagaimana seharusnya berdiskusi untuk membangun pengetahuan serta mendapatkan pemahaman. Selain itu rata-rata siswa juga tidak malu dalam menyampaikan pendapat maupun bertanya, baik bertanya pada teman kelompoknya saat diskusi kelompok, maupun bertanya pada saat berlangsungnya diskusi kelas.
Hasil observasi selama proses pembelajaran menggunakan model
reciprocal teaching pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa siswa melaksanakan keempat strategi reciprocal sambil berdiskusi dan bertukar informasi, disini siswa berperan sebagai “pengajar” menggantikan peran guru untuk mengajar teman-temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model yang menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan, dan pembimbing yang melakukan scaffolding.
Guru melakukan scaffolding di antaranya dengan bertindak sebagai anggota kelompok membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah tertentu. Pendekatan dialogis antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa sangat ditekankan. Kebetulan guru yang berperan dalam penelitian ini memiliki kemampuan dialog yang baik serta teliti dan peka dalam mengamati siswanya pada saat menjalani proses pembelajaran reciprocal. Misalnya pada saat berlangsungnya pembelajaran reciprocal ada saja siswa yang memiliki
kecenderungan diam. Dalam kondisi ini guru melakukan teknik scaffolding untuk membangkitkan keaktifan siswa. Teknik scaffolding yang dilakukan di antaranya mengarahkan, memberitahu dan meyakinkan siswa tersebut untuk turut aktif dalam diskusi kelompoknya, tidak perlu ragu dan takut untuk mengungkapkan pendapat. Diskusi kelas juga berlangsung semakin afektif pada setiap pertemuannya, hal ini terlihat dari respon siswa yang cukup positif pada saat diskusi kelas, siswa terlihat bersemangat dan banyak siswa yang mengajukan pertanyaan maupun memberi informasi terkait materi saat diskusi berlangsung.
Dari hasil observasi yang dilakukan observer secara kontinu pada setiap pertemuan pembelajaran reciprocal teaching, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam berkomunikasi selama proses pembelajaran merupakan faktor yang turut mendukung peningkatan intelektualitas siswa atau dengan kata lain keberhasilan belajar siswa.
Pada setiap pertemuan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching, siswa dihadapkan pada beberapa tahapan proses pembelajaran
reciprocal teaching. Pada tahap pertama, guru memperkenalkan model reciprocal teaching, menjelaskan bahwa reciprocal terdiri dari empat keterampilan yang masing-masing akan dilaksanakan oleh siswa yang berbeda dalam kelompok. Guru memodelkan empat keterampilan tersebut (merangkum bacaan dalam bentuk tabel, mengajukan pertanyaan yang bisa diajukan, memprediksi pemecahan masalah/soal dan mengklarifikasi hal-hal yang sulit).
Pada tahap kedua, siswa duduk dalam kelompoknya, guru menugaskan siswa membaca bacaan terkait materi, kemudian masing-masing mengerjakan tugas yang berbeda. Sebelumnya guru telah membagikan LKS dan rangkuman materi pada setiap siswa dalam kelompok. Siswa I & II mengerjakan tugas merangkum dalam bentuk tabel, siswa III membuat pertanyaan dari gambar yang diberikan dan menjawabnya sendiri sesuai pemahamannya, siswa IV bertugas memprediksi pemecahan masalah dari soal yang diberikan dan siswa V bertugas menemukan hal sulit yang belum dipahami untuk kemudian didiskusikan dan diklarifikasi.
Pada tahap ketiga siswa dihadapkan pada kegiatan diskusi kelas, beberapa kelompok mengajukan perwakilan untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Pada tahap ini siswa yang memiliki kemampuan dalam presentasi dapat maju mewakili kelompoknya, tetapi siswa yang tidak terbiasa dan kurang memiliki kemampuan presentasi lebih diutamakan, hal ini bertujuan untuk melatih siswa tersebut agar terbiasa menyampaikan materi dan mengungkapkan pendapat di depan kelas. Setelah presentasi diadakan sesi tanya jawab.
Tahap keempat berupa penutupan, pada tahap ini guru mengklarifikasi pemahaman konsep siswa. Selama jalannya diskusi kelompok dan diskusi kelas, hampir selalu terdapat kesalahan yang dilakukan siswa dalam memahami konsep materi, guru bertugas meluruskan pemahaman konsep tersebut, menambahkan penjelasan materi serta menarik kesimpulan di akhir pembelajaran.