Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan ada beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan, di antaranya yaitu :
1. Dalam menerapkan model reciprocal teaching perlu dilakukan persiapan
yang matang agar diperoleh hasil yang optimal sesuai yang diharapkan.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peran guru sebagai
pembimbing yang efektif dan komunikatif sangat diperlukan, di samping
penerapan modelnya sendiri.
3. Soal latihan dalam LKS hendaknya disusun dengan efektif, komunikatif,
sederhana, dan mudah dipahami agar dapat digunakan untuk melatih
siswa meningkatkan hasil belajarnya.
4. Penyusunan instrumen hendaknya berdasarkan indikator yang mengacu
pada teori yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. Meaningful Learning, reinvensi kebermaknaan
pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Ahmadi, Abu. dan W. Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta, 1991.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Aulia, Lidjin. Pengaruh Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi
pada FPMIPA UPI Bandung, 2008. Tidak diterbitkan.
Bulaeng, Andi. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta:
Andi, 2004.
Carter, Carolyn J. dan D.F. Fekete. Reciprocal Teaching: The Aplication
of a Reading Improvement Strategy on Urban Students in Highland
Park. Tersedia on line: http:// unesdoc. unesco.org/images/0012/
001247 124762e.pdf. di akses 31 Desember 2009.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,
2005.
Doolittle, Peter E., dkk. Reciprocal Teaching for Reading Comprehension
in Higher Education: A Strategy for Fostering the Deeper
Understanding of Texts. International Journal of Teaching and
Learning in Higher Education. Volume 17, 2006. Tersedia On Line:
http: //www. isetl.org/. di akses 31 Desember 2009.
Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006.
Haris. Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Pengajaran Terbalik
(Reciprocal Teaching). Tersedia On Line: http:// man2barabai.
blogspot.com/2008/02/makalah-kimia/ html. diakses 20 Januari
2009.
Harsanto, Radno. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta :
Kanisius, 2007.
Hartini. Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi jurusan
Pendidikan Matematika, FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2007. Tidak
diterbitkan.
Hassan, Fuad. Pendidikan adalah Pembudayaan, dalam Pendidikan
Manusia Indonesia. Jakarta: Kompas, 2004.
Herawati, Cucu. Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan
Reciprocal Teaching dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi jurusanPendidikan Matematika,
FPMIPA UPI Bandung, 2006. Tidak diterbitkan.
Ibrahim, Nurdin. Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif untuk Perataan
Kualitas Hasil Belajar dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
No. 044, September, 2003.
Irawan, Cahya. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Reciprocal
Teaching terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep
Keanekaragaman Hewan. Skripsi jurusan Pendidikan Biologi,
FPMIPA UPI Bandung, 2005. Tidak diterbitkan.
Karlina, Ina. Kemampuan Berkomunikasi Siswa pada Konsep Pencemaran
Lingkungan melalui penerapan model pembelajaran koperatif tipe
Three Step Interview. Skripsi jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA
UPI Bandung, 2005. Tidak diterbitkan.
Meltzer, David E. The Relationship between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physics. Tersedia On Line:
www.physiceducation.net/docs/addendum_on_normalized. di akses
19 Desember 2009.
Munawaroh, Djunaedatul. dan S. Khadijah. Pembelajaran Berbasis
Konstruktivisme dalam Jurnal Didaktika Islamika. Vol. IX No. 2,
Desember 2008.
Nur, Mohamad. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: Unesa Press, 2000.
Nurhasanah, Farida. Reciprocal Teaching. Tersedia On Line: http://
Nurmiyanti, Evi. Upaya Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Siswa
pada Pembelajaran Fisika melalui Penerapan Model Pembelajaran
berbalik (Reciprocal Teaching). Skripsi jurusan Pendidikan Fisika
FPMIPA UPI Bandung, 2008. Tidak diterbitkan.
Panggabean, Yusri., B. K. Purba., dan O. R. Hutabarat. Strategi, Model
dan Evaluasi. Bandung: Bina Media Informasi, 2007.
Parera, J.D. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga, 2004.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009.
Rosida, Hadiana. Pengembangan Model Pembelajaran Reciprocal
Teaching untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Fisika di
SMA. Skripsi jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI Bandung,
2007. Tidak diterbitkan.
Rosyid, Daniel M. dan M. Ibrahim. Reciprocal Teaching. Tersedia On
Line
:http://sainsmuslimin.blogspot.com/2008/09/pembelajaran-sains.html. diakses 20 Januari 2009.
Rustaman, Nuryani, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM
Press, 2005.
Sendjaja, Djuarsa. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka, 1999.
Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Sofyan, Ahmad. Perilaku Belajar Biologi Siswa MAN, dalam Didaktika
Islamika, jurnal kependidikan, keislaman dan kebudayaan, Vol IV
No.1, Juni, 2003.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 1992.
Suherman, Erman. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi
Kompetensi Siswa. Tersedia On Line: http:// petakonsepanakbangsa.
com/2008/04/html. di akses 20 Januari 2009.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.
Suwarna, dkk. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Tangerang: PT. Logos Wacana Ilmu,
1999.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008.
Tirtamihardja, Samuel H. Mendengarkan adalah Emas, suatu seni
berkomunikasi. Tangerang: Yaski, 2005.
Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
Trihastuti, Singgih. dan Y. Rimy. Pembelajaran Keterampilan Proses,
Inquiry dan Discovery Learning. Tersedia On Line:
http://umifatmawati.blog.uns.ac.id/. diakses 24 Oktober 2009.
West, Richard. dan L.H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi, Analisis
dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika, 2008.
Widyaningrum, Retno. Model Pembelajaran Konstruktivis pada
Matematika dalam Jurnal Cendekia Vol.6 No.2, 2008.
Zurinal. Ilmu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan
Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
informasi penting
terkait materi 2 2 3 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2
2 Mendeskripsikan
konsep dengan
benar dan baik 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2
3 Menggunakan
bahasa yang baik 3 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2
4 Tinggi rendah nada
suara 2 1 2 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2 1
5 Sikap yang
meyakinkan/percaya
diri
3 1 3 1 1 3 1 3 1 1 3 1 1 2 3 2 1 1 2 1
6 Isyarat tubuh 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1
7 Menanggapi
pendapat teman 2 2 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3
8 Memperhatikan 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2
9 Sikap peduli diskusi 2 2 3 2 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2
10 Bertanya dalam
1 Menyampaikan
informasi penting
terkait materi
3 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 2
89 74,16 sedang
2 Mendeskripsikan
konsep dengan
benar dan baik
3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 87 72,5 sedang
3 Menggunakan
bahasa yang baik 3 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 88 73,33 sedang
4 Tinggi rendah nada
suara 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 65 54,16 rendah
5 Sikap yang
meyakinkan/percaya
diri
3 3 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 1 2 2 2 3 1 2 70 58,33 sedang
6 Isyarat tubuh 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 1 2 2 2 2 1 1 61 50,83 rendah
7 Menanggapi
pendapat teman 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 96 80 tinggi
8 Memperhatikan 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 102 85 tinggi
9 Sikap peduli diskusi 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 95 79,16 tinggi
10 Bertanya dalam
informasi penting
terkait materi 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2
2 Mendeskripsikan
konsep dengan
benar dan baik
2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2
3 Menggunakan
bahasa yang baik 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2
4 Tinggi rendah nada
suara 3 1 1 2 2 3 1 3 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2
5 Sikap yang
meyakinkan/percaya
diri
3 2 2 3 2 2 1 3 2 1 2 1 2 2 3 1 3 2 3 2
6 Isyarat tubuh 3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 3 2 2 1
7 Menanggapi
pendapat teman 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 Memperhatikan 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
9 Sikap peduli diskusi 3 2 3 2 3 2 1 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
10 Bertanya dalam
2 Mendeskripsikan
konsep dengan
benar dan baik 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 100 83,33 tinggi
3 Menggunakan
bahasa yang baik 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 102 85 tinggi
4 Tinggi rendah nada
suara 3 3 1 2 2 1 1 3 2 2 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 74 61,66 sedang
5 Sikap yang
meyakinkan/percaya
diri
3 3 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 1 2 3 2 3 2 2 82 68,33 sedang
6 Isyarat tubuh 2 2 1 2 2 1 1 3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 68 56,66 sedang
7 Menanggapi
pendapat teman 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 115 95,83 sangat
tinggi
8 Memperhatikan
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 111 92,5 sangat
tinggi
9 Sikap peduli diskusi 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 1 99 82,5 tinggi
10 Bertanya dalam
1 Menyampaikan
informasi penting
terkait materi
3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2
2 Mendeskripsikan
konsep dengan
benar dan baik
3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 Menggunakan
bahasa yang baik 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
4 Tinggi rendah nada
suara 3 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2
5 Sikap yang
meyakinkan/percaya
diri
3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2
6 Isyarat tubuh 2 2 3 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1
7 Menanggapi
pendapat teman 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
8 Memperhatikan 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 Sikap peduli diskusi 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
10 Bertanya dalam
2 Mendeskripsikan
konsep dengan
benar dan baik
3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 105 87,5 tinggi
3 Menggunakan
bahasa yang baik 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 110 91,6 sangat tinggi
4 Tinggi rendah nada
suara 3 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 3 2 3 2 2 83 69,2 sedang
5 Sikap yang
meyakinkan/percaya
diri
3 3 2 1 3 1 2 2 2 3 1 3 2 1 2 2 3 3 3 2 89 74,2 sedang
6 Isyarat tubuh 3 2 1 2 2 1 1 3 2 3 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 77 64,2 sedang
7 Menanggapi
pendapat teman 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 112 93,3 sangat tinggi
8 Memperhatikan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 117 97,5 sangat
tinggi
9 Sikap peduli diskusi
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 114 95 sangat
tinggi
10 Bertanya dalam
diskusi 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 103 85,8
sangat
tinggi
90% ≤ A < 100% Sangat Tinggi
75% ≤ B < 90% Tinggi
55% ≤ C < 75% Sedang
40% ≤ D < 55% Rendah
2
5 4 3 4 3 3 5 4 4
3
5 4 5 5 4 5 5 4 4
4
1 2 1 2 1 4 4 4 3
5
5 2 2 2 2 4 3 4 3
6
4 5 2 5 3 5 5 5 4
7
5 4 3 3 2 3 4 5 5
8
3 4 2 2 1 3 4 4 4
9
5 4 5 4 5 5 4 4 5
10
4 5 3 3 5 5 4 5 4
11
5 5 3 3 3 4 3 5 4
12
5 5 3 3 3 5 5 5 4
13
5 3 5 4 5 5 4 5 5
14
4 4 2 2 2 5 4 5 5
15
5 5 5 5 5 5 2 5 5
16
5 4 3 3 2 4 3 5 5
17
5 5 5 5 5 5 4 5 4
18
5 5 5 4 5 5 3 5 5
19
5 5 5 5 4 5 4 3 5
20
4 5 5 5 4 5 5 5 5
21
5 5 5 3 4 5 4 3 5
22
3 4 3 3 1 5 2 5 4
23
4 3 3 5 5 5 4 3 5
24
2 4 1 3 1 5 4 5 4
25
4 3 2 3 2 3 4 4 4
26
5 5 5 2 4 5 4 5 5
27
5 5 3 1 4 5 4 5 5
28
5 4 2 5 1 3 4 3 4
29
2 4 2 2 2 3 4 4 3
30
2 3 2 3 2 5 4 5 5
31
5 4 3 2 2 3 4 4 4
32
5 4 5 4 4 4 4 5 3
33
4 4 1 2 1 3 4 4 4
34
2 4 1 2 2 3 5 3 3
35
5 5 5 2 3 5 2 5 4
36
5 5 3 2 2 5 4 3 5
37
5 5 4 2 2 5 4 4 4
38
4 3 3 2 2 4 4 5 4
39
4 4 4 2 3 5 4 4 4
40
5 5 4 4 4 5 4 5 4
Status
VALID VALID VALID VALID VALID VALID UNVALID UNVALID VALID
Catatan :
Data berdasarkan hasil SPSS versi 12. Didapat 7 soal valid dari 9 butir soal.
Dari hasil SPSS.12 didapat koefisien reliabilitas sebesar 0,780.
Diskusi Kelompok Reciprocal
Kode Subyek (Nama / Nomor)
No Aspek yang diamati
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Menyampaikan
informasi-informasi penting terkait
materi yang sedang dibahas.
2. Mendeskripsikansuatu
konsep dengan benar dan
baik
3. Menggunakan bahasa yang
baik dan mudah dipahami
oleh teman kelompoknya.
4. Menyampaikan materi
dengan menarik (disertai
humor, tinggi rendah nada
suara, dll)
5. Menampilkan sikap yang
meyakinkan saat berbicara
(percaya diri, yakin saat
menyampaikan, riang,
ramah, dll)
6. Menggunakan gerak atau
isyarat tubuhsaat berbicara
(gerak tangan, mata, dll)
7. Menanggapi pendapat
teman kelompok
8. Memperhatikan,
mendengarkan teman
kelompoknya yang sedang
menyampaikan pendapat /
materi diskusi.
9. Menunjukkan sikap peduli
dalam diskusi.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Konsep : Protista
Sub Konsep : Protista mirip hewan ( Protozoa)
Setelah membaca dan mempelajari sub konsep Protozoa, kerjakanlah LKS
berikut sesuai tugas masing-masing individu dalam kelompok. Lalu jelaskan
hasil pekerjaan kelompok kalian didepan kelas !
I. Rangkumlah materi Protozoa, catat hal-hal yang dianggap penting
dari teks yang dibagikan !
II. Buatlah pertanyaan dari gambar dibawah ini lalu jawablah
pertanyaan tersebut !
Gambar Pembelahan Sel Amoeba
III. Amoeba tidak memiliki bentuk tubuh yang tetap, tetapi dapat
berubah-ubah sesuai dengan gerakannya. Pada bagian luar Amoeba
terdapat membran plasma yang mengelilingi tubuhnya, membran ini
dapat membentuk pseudopodia sebagai alat gerak.
Menurut kamu bagaimana cara amoeba bergerak, menangkap dan
mencerna makanan? Jelaskan menurut pemahamanmu !
IV. Tulislah hal-hal yang kurang jelas dan belum dipahami pada materi
Protozoa !
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Konsep : Protista
Sub Konsep : Protista mirip tumbuhan (Alga)
Setelah membaca dan mempelajari sub konsep Alga, kerjakanlah LKS berikut
sesuai tugas masing-masing individu dalam kelompok. Lalu jelaskan hasil
pekerjaan kelompok kalian didepan kelas !
I. Rangkumlah materi Alga, catat hal-hal yang dianggap penting dari
teks yang dibagikan !
II. Buatlah pertanyaan dari gambar dibawah ini lalu jawablah
pertanyaan tersebut !
Gambar Reproduksi Alga Spyrogyra
III. Kebanyakan alga dapat berkembangbiak secara generatif dan
vegetatif. Perkembangbiakan generatif biasanya dengan fertilisasi
dan konjugasi. Perkembangan vegetatif biasanya dengan
pembelahan biner, fragmentasi maupun pembentukan zoospora.
Jelaskan menurut pemahamanmu, apa yang dimaksud dengan
fertilisasi, konjugasi, pembelahan biner, fragmentasi dan
pembentukan zoospora !
IV. Tulislah hal-hal yang kurang jelas dan belum dipahami pada materi
Alga !
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Konsep : Protista
Sub Konsep : Protista mirip jamur
Setelah membaca dan mempelajari sub konsep Protista mirip jamur,
kerjakanlah LKS berikut sesuai tugas masing-masing individu dalam kelompok.
Lalu jelaskan hasil pekerjaan kelompok kalian didepan kelas !
V. Rangkumlah materi protista mirip jamur, catat hal-hal yang
dianggap penting dari teks yang dibagikan !
VI. Buatlah pertanyaan dari gambar dibawah ini lalu jawablah
pertanyaan tersebut !
Gambar Siklus Hidup Jamur Lendir Mixomycota
VII. Jamur lendir tidak bersekat mengubah bentuk tubuh sebagai
respon atas perubahan lingkungan. Dalam keadan lingkungan yang
lembab, bentuk tubuhnya berupa massa berinti banyak yang disebut
plasmodium, lalu jamur ini mencari makan dengan bergerak
berpindah tempat di tanah lembab, daun maupun kayu busuk untuk
memakan bakteri. Fase ini berupa fase vegetatif yang mirip
Amoeba. Jika lingkungan kering, jamur ini berhenti bergerak dan
merubah bentuk tubuhnya, berupa tangkai yang ujungnya
membentuk struktur reproduksi. Fase ini berupa fase dewasa.
Jelaskan menurut pemahamanmu reproduksi jamur lendir pada fase
ini !
VIII. Tulislah hal-hal yang kurang jelas dan belum dipahami pada materi
protista mirip jamur !
Ha : µ
1 > µ
2
Kriteria Pengujian
1. Jika t hitung < t tabel, maka H
0 diterima
2. Jika t hitung > t tabel, maka H
0 ditolak
Dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 40+40-2 = 78
S
2 total =
)
2
(
)
1
(
)
1
(
2
1
2
2
2
2
1
1
−
+
−
+
−
n
n
S
n
S
n
=
)
2
40
40
(
76
,
145
)
1
40
(
04
,
214
)
1
40
(
−
+
−
+
−
=
78
64
,
5684
56
,
8347 +
= 179,9
S =
179,9
= 13,41
t =
2
1
2
1
1
1
n
n
s
X
X
+
−
=
40
1
40
1
41
,
13
3
,
45
1
,
47
+
−
=
05
,
0
41
,
13
8
,
1
x = 0,61
Setelah t hitung diperoleh, ditentukan t tabel. Karena didalam tabel distribusi t
tidak terdapat nilai untuk dk=78, maka dipergunakan nilai terdekat yaitu 80,
diperoleh t tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,99.
Kesimpulan :
Karena didapat t hitung < t tabel (0,61<1,99) maka hipotesis nol (H
0) diterima dan
hipotesis alternatif (H
a) ditolak. Artinya kedua kelas pada dasarnya memiliki nilai
yang sama.
Ha : µ
1 > µ
2
Kriteria Pengujian
3. Jika t hitung < t tabel, maka H
0 diterima
4. Jika t hitung > t tabel, maka H
0 ditolak
Dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 40+40-2 = 78
S
2 total =
)
2
(
)
1
(
)
1
(
2
1
2
2
2
2
1
1
−
+
−
+
−
n
n
S
n
S
n
=
)
2
40
40
(
75
,
264
)
1
40
(
5
,
239
)
1
40
(
−
+
−
+
−
=
78
25
,
10325
5
,
9340 +
= 252,125
S =
252,125
= 15,88
t =
2
1
2
1
1
1
n
n
s
X
X
+
−
=
40
1
40
1
88
,
15
58
47
,
67
+
−
=
05
,
0
88
,
15
47
,
9
x = 2,67
Setelah t hitung diperoleh, ditentukan t tabel. Karena didalam tabel distribusi t
tidak terdapat nilai untuk dk=78, maka dipergunakan nilai terdekat yaitu 80,
diperoleh t tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,99.
Kesimpulan :
Karena didapat t hitung>t tabel (2,67>1,99) maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
penerapan model reciprocal teaching terhadap hasil belajar siswa pada konsep
protista.
Alga dapat ditemukan di air laut, air tawar dan menempel di tempat-tempat yang
lembab. Alga ada yang hidup sendiri-sendiri (soliter) ada juga yang berkoloni. Sel-sel alga
dikelilingi oleh dinding sel sehingga memberikan bentuk yang tetap. Alga tidak memiliki akar,
batang dan daun sejati, tubuh seperti itu disebut talus, itulah sebabnya alga tidak dapat
dikelompokkan kedalam kingdom Plantae (tumbuhan).
Dalam sel alga terdapat berbagai plastida, yaitu organel sel yang mengandung zat
warna (pigmen). Plastida utama pada alga adalah kloroplas, kloroplas mengandung pigmen
klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis, karena itu alga bersifat autotrof.
Pigmen lain yang terdapat pada sel alga adalah fikosianin (warna biru), xantofil (warna
kuning), karoten (warna keemasan), fikosantin (warna pirang) dan fikoeritrin (warna merah).
Berdasarkan zat warna (pigmen) yang dikandungnya, alga dibedakan menjadi beberapa filum,
yaitu : Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrhophyta, Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
1. E u g l e n o p h y t a
Euglenophyta adalah organisme satu sel yang memiliki ciri
mirip hewan sekaligus mirip tumbuhan. Dianggap mirip tumbuhan
karena memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis. Dianggap mirip
hewan karena selnya tidak berdinding, dapat bergerak bebas dan
memiliki bintik mata. Hidup di air tawar, permukaan tanah dan
tempat lembab. Salah satu contohnya adalah Euglena. Bentuk sel
Euglena oval memanjang, pada salah satu ujungnya terdapat mulut
sel yang ditumbuhi satu cambuk atau flagella untuk bergerak.
Dekat mulut sel terdapat bintik mata (stigma) berwarna merah
untuk membedakan gelap dan terang. Didalam sitoplasma (cairan
sel) terdapat butir-butir kloroplas yang berisi klorofil, karena itu
Euglena berwarna hijau. Euglena memperoleh makanan dengan
fotosintesis dan memakan zat-zat organik, berkembangbiak dengan
membelah diri yaitu dengan pembelahan biner.
2, C h r y s o p h y t a (Alga keemasan)
Filum Alga ini dibagi menjadi tiga kelas, yaitu alga hijau-kuning (memiliki pigmen
xantofil (pigmen kuning) selain klorofil, contohnya Vaucheria), alga keemasan (memiliki
pigmen klorofil dan karoten (pigmen keemasan), contohnya Ochromonas), dan diatom
(contohnya Navicula).
3. P y r r h o p h y t a (Alga Api)
Alga api sering disebut Dinoflagellata, tubuhnya satu sel dan bergerak aktif. Ciri
utamanya adalah diluar sel terdapat celah dan alur yang masing-masing mengandung satu
flagella. Kebanyakan hidup dilaut, berkembangbiak dengan membelah diri. Alga api yang
hidup dilaut bersifat fosforesensi, yaitu memiliki fosfor yang memendarkan cahaya, karena
itu disebut alga api.
oleh dinding sel sehingga bentuknya tetap. Memiliki kloroplas yang mengandung klorofil a, b,
karoten dan xantofil. Didekat kloroplas terdapat pirenoid berbentuk bulat terang, pirenoid
adalah rongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan berupa
amilum. Reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Reproduksi
vegetatif dapat dengan pembelahan biner, pembentukan zoospora dan fragmentasi.
Zoospora adalah spora yang dapat bergerak dengan berenang menggunakan flagella.
Reproduksi generatif dengan penyatuan sel gamet jantan dan betina betina. Contoh alga
hijau diantaranya adalah Chlorella, Chlorococcum, Chlamydomonas, Volvox, Hydrodictyon,
Spirogyra, Oedogonium, Ulva dan Chara.
a. Chlorella
Bentuk sel bulat dengan kloroplas berbentuk mangkuk. Perkembangbiakan vegetatif,
dilakukan dengan pembelahan sel.
b. Chlamydomonas
Bentuk sel bulat telur dengan 2 flagela sebagai alat gerak. Dalam sel terdapat satu
vakuola, satu nukleus, dan kloroplas. Reproduksi vegetatif dengan membentuk zoospora,
generatif dengan konjugasi. Secara morfologi gamet jantan dan betina tidak dapat
dibedakan (isogami).
c. Spirogyra
Tubuhnya tersusun atas sel-sel yang membentuk untaian memanjang seperti benang.
Setiap sel mengandung kloroplas berbentuk pita spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif
dengan fragmentasi, generatif dengan konjugasi.
d. Ulva
Hidup menempel pada dasar perairan laut, berbentuk seperti lembaran daun.
5. P h a e o p h y ta ( Alga Coklat)
Alga ini berwarna kecoklatan karena memiliki pigmen fikosantin selain klorofil.
Sebagian besar hidup di air laut dangkal, Tubuhnya melekat pada batu-batuan dengan
pelekap (semacam akar) sedangkan talusnya terapung di air laut. Memiliki
gelembung-gelembung udara yang mengandung cadangan udara untuk respirasi. Reproduksi vegetatif
dengan fragmentasi, reproduksi generatif dengan cara membentuk alat kelamin yang
disebut konseptakel jantan dan betina. Dalam konseptakel jantan terdapat anteridium yang
menghasilkan spermatozoid, dalam konseptakel betina tedapat oogonium yang menghasilkan
ovum. Lalu spermatozoid membuahi ovum dan menghasilkan zigot.
6. R h o d o p h y t a ( Alga Merah)
Hidup dilaut, Tubuhnya bersel banyak, bentuknya seperti rumput sehingga sering
disebut rumput laut. Tubuh berwarna merah karena selain mengandung klorofil juga
mengandung pigmen fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan antara spermatozoid
dan ovum menghasilkan zigot. Didalam laut, Rhodophyta tampak berwarna merah, tetapi saat
terdampar dipantai, cahaya akan merusak pigmen merah sehingga alga tampak berwarna
biru, cokelat atau hijau tua.
Protista mirip jamur dibagi kedalam dua filum, yaitu jamur lendir dan jamur air.
Keduanya dimasukkan dalam kingdom protista karena struktur tubuh dan cara
reproduksinya berbeda dengan kelompok fungi. Reproduksi jamur lendir mirip reproduksi
fungi, tetapi pada fase vegetatifnya bergerak mirip Amoeba. Struktur membran sel jamur
air mirip Alga walaupun tidak berklorofil. Karena itu jamur lendir dan jamur air dimasukkan
kedalam kingdom protista dan bukan dimasukkan kedalam kingdom fungi.
1. Filum Jamur Lendir
Jamur lendir dapat dijumpai di hutan basah, tanah lembab, sampah
basah, batang kayu yang membusuk dan kayu lapuk. Struktur tubuh vegetatif
berbentuk seperti lendir atau plasmodium, yaitu suatu massa protoplasma
tanpa dinding yang berinti banyak (multinukleat). Pada fase vegetatif
tersebut sifat-sifat jamur mirip dengan Amoeba, tetapi reproduksinya mirip
dengan fungi.
Pada fase vegetatif, plasmodium bergerak ameboid untuk mengelilingi dan menelan
makanan yang berupa bahan organik. Makanan dicerna di dalam vakuola makanan, dan
sisa-sisa yang tidak tercerna ditinggalkan sewaktu plasmodium bergerak. Selanjutnya jika telah
mencapai tingkat dewasa, plasmodium membentuk sporangium (kotak spora) yang mirip
dengan sporangium jamur. Bentuk sporangiumnya sangat kecil, bertangkai dan berisi banyak
spora. Sporangium yang matang akan pecah dan spora disebarkan angin.
Spora yang jatuh ditempat yang sesuai akan berkecambah dan membentuk sel gamet
yang berflagela atau sel gamet yang mirip Amoeba. Kedua bentuk sel tersebut dengan
mudah dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Sel-sel gamet ini bersifat
haploid. Sel-sel gamet melakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk
dan ukurannya sama dan tidak dapat dibedakan jantan atau betina. Maka singami dilakukan
antara sesama sel gamet yang berflagel atau sesama sel gamet yang mirip amoeba.
Hasil peleburan kedua gamet yang sama tersebut membentuk zigot. Zigot kemudian tumbuh
menjadi plasmodium dewasa.
a. Jamur Lendir Tidak Bersekat (Myxomycota)
Massa berinti banyak (plasmodium) myxomycota bergerak berpindah tempat di tanah
atau sepanjang dasar hutan, di daun busuk, kayu busuk untuk memakan bakteri. Plasmodium
memiliki banyak inti tetapi tidak dapat dibagi menjadi beberapa sel-sel terpisah.
Myxomycota yang sedang bergerak berukuran sebesar buah anggur.
Jamur lendir mengubah bentuk tubuhnya sebagai respons atas perubahan lingkungan. Jika
lingkungan lembab dan makanan seperti bakteri dan kapang cukup banyak, jamur ini
berbentuk plasmodium (massa berinti banyak). Jika lingkungan kering atau kekurangan
makanan, jamur lendir tersebut berhenti bergerak dan membentuk tangkai yang ujungnya
membentuk struktur reproduksi. Struktur reproduksi ini akan melepaskan sel tunggal
(ameba), dan siklus kemudian dimulai kembali.
b. Jamur lendir bersekat (Acrasiomycota)
Pada Acrasiomycota, sel-sel individu tetap terpisah saat mereka bergabung
membentuk pseudoplasmodium atau massa multiseluler. Pada Acrasiomycota, jika makanan
berkurang, ameba mensekresikan zat kimia yang merangsang ameba untuk bergabung
membentuk pseudoplasmodium seperti siput tanpa cangkang. Pseudoplasmodium bergerak
kearah cahaya . Jika ada makanan pseudoplasmodium ini berhenti dan membentuk tubuh
buah bertangkai yang mengandung spora reproduksi. Sel tangkai akan menghilang dan spora
bertahan. Jika kondisi lingkungan baik, spora membentuk ameba dan siklus berulang.
2. Filum Jamur Air (Oomycota)
Oomycota merupakan protista mirip jamur yang hidup ditempat lembab atau di air.
Ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Tubuh terdiri dari benang-benang hifa tidak bersekat melintang
(senositik) sehingga didalamnya dijumpai inti dalam jumlah banyak.
b. Dinding selnya terdiri dari selulosa.
c. Melakukan reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora, yang
memiliki dua flagela untuk berenang didalam air.
d. Melakukan reproduksi seksual dengan membentuk gamet (sel
kelamin), setelah fertilisasi akan terbentuk zigot yang tumbuh
menjadi oospora.
Nama filum Oomycota diambil dari cirinya yang dapat menghasilkan oospora. Oospora
adalah spora yang dibentuk oleh zigot yang berdinding tebal, dan setelah itu terjadi fase
istirahat. Dinding tebal itu digunakan sebagai perlindungan. Jika kondisi memungkinkan,
spora akan tumbuh menjadi hifa baru. Contoh dari Oomycota adalah Saprolegnia,
Phythopthora, dan Pythium. Saprolegnia merupakan jamur yang hidup saprofit terutama
pada bangkai hewan di air.
Protista adalah makhluk hidup kecil berukuran mikroskopis yang sering ditemukan
di air kolam dan tempat-tempat lembab. Sebagian besar protista memiliki ciri yang mirip
dengan hewan dan tumbuhan. Ada yang berwarna hijau dan mampu melakukan fotosintesis
seperti tumbuhan, ada juga yang mampu bergerak seperti hewan.
Dalam pembahasannya, protista dikelompokkan menjadi protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur karena ciri-ciri yang dimilikinya, yaitu
ada protista yang dapat bergerak seperti hewan, ada yang dapat berfotosinesis seperti
tumbuhan, ada pula yang bereproduksi seperti fungi (jamur).
• Protista mirip Hewan
Berdasarkan alat geraknya protista mirip hewan dibedakan menjadi 4 filum, yaitu