• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, di antaranya yaitu :

1. Dalam menerapkan model reciprocal teaching perlu dilakukan persiapan yang matang agar diperoleh hasil yang optimal sesuai yang diharapkan. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peran guru sebagai

pembimbing yang efektif dan komunikatif sangat diperlukan, di samping penerapan modelnya sendiri.

3. Soal latihan dalam LKS hendaknya disusun dengan efektif, komunikatif, sederhana, dan mudah dipahami agar dapat digunakan untuk melatih siswa meningkatkan hasil belajarnya.

4. Penyusunan instrumen hendaknya berdasarkan indikator yang mengacu pada teori yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. Meaningful Learning, reinvensi kebermaknaan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Ahmadi, Abu. dan W. Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Aulia, Lidjin. Pengaruh Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung, 2008. Tidak diterbitkan.

Bulaeng, Andi. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: Andi, 2004.

Carter, Carolyn J. dan D.F. Fekete. Reciprocal Teaching: The Aplication of a Reading Improvement Strategy on Urban Students in Highland Park. Tersedia on line: http:// unesdoc. unesco.org/images/0012/ 001247 124762e.pdf. di akses 31 Desember 2009.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Doolittle, Peter E., dkk. Reciprocal Teaching for Reading Comprehension in Higher Education: A Strategy for Fostering the Deeper Understanding of Texts. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. Volume 17, 2006. Tersedia On Line: http: //www. isetl.org/. di akses 31 Desember 2009.

Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Haris. Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Pengajaran Terbalik (Reciprocal Teaching). Tersedia On Line: http:// man2barabai. blogspot.com/2008/02/makalah-kimia/ html. diakses 20 Januari 2009.

Harsanto, Radno. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta : Kanisius, 2007.

Hartini. Pembelajaran Berbalik (Reciprocal Teaching) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi jurusan Pendidikan Matematika, FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2007. Tidak diterbitkan.

Hassan, Fuad. Pendidikan adalah Pembudayaan, dalam Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Kompas, 2004.

Herawati, Cucu. Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Reciprocal Teaching dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi jurusanPendidikan Matematika, FPMIPA UPI Bandung, 2006. Tidak diterbitkan.

Ibrahim, Nurdin. Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif untuk Perataan Kualitas Hasil Belajar dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 044, September, 2003.

Irawan, Cahya. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Reciprocal Teaching terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Keanekaragaman Hewan. Skripsi jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA UPI Bandung, 2005. Tidak diterbitkan.

Karlina, Ina. Kemampuan Berkomunikasi Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan melalui penerapan model pembelajaran koperatif tipe Three Step Interview. Skripsi jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA UPI Bandung, 2005. Tidak diterbitkan.

Meltzer, David E. The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics. Tersedia On Line: www.physiceducation.net/docs/addendum_on_normalized. di akses 19 Desember 2009.

Munawaroh, Djunaedatul. dan S. Khadijah. Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme dalam Jurnal Didaktika Islamika. Vol. IX No. 2, Desember 2008.

Nur, Mohamad. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: Unesa Press, 2000. Nurhasanah, Farida. Reciprocal Teaching. Tersedia On Line: http://

Nurmiyanti, Evi. Upaya Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Siswa pada Pembelajaran Fisika melalui Penerapan Model Pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching). Skripsi jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung, 2008. Tidak diterbitkan.

Panggabean, Yusri., B. K. Purba., dan O. R. Hutabarat. Strategi, Model dan Evaluasi. Bandung: Bina Media Informasi, 2007.

Parera, J.D. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga, 2004.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Rosida, Hadiana. Pengembangan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMA. Skripsi jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI Bandung, 2007. Tidak diterbitkan.

Rosyid, Daniel M. dan M. Ibrahim. Reciprocal Teaching. Tersedia On Line :http://sainsmuslimin.blogspot.com/2008/09/pembelajaran-sains.html. diakses 20 Januari 2009.

Rustaman, Nuryani, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press, 2005.

Sendjaja, Djuarsa. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka, 1999. Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.

Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Sofyan, Ahmad. Perilaku Belajar Biologi Siswa MAN, dalam Didaktika Islamika, jurnal kependidikan, keislaman dan kebudayaan, Vol IV No.1, Juni, 2003.

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 1992.

Suherman, Erman. Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. Tersedia On Line: http:// petakonsepanakbangsa. com/2008/04/html. di akses 20 Januari 2009.

Suprijono, Agus. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.

Suwarna, dkk. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Tangerang: PT. Logos Wacana Ilmu,

1999.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008.

Tirtamihardja, Samuel H. Mendengarkan adalah Emas, suatu seni berkomunikasi. Tangerang: Yaski, 2005.

Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.

Trihastuti, Singgih. dan Y. Rimy. Pembelajaran Keterampilan Proses, Inquiry dan Discovery Learning. Tersedia On Line: http://umifatmawati.blog.uns.ac.id/. diakses 24 Oktober 2009.

West, Richard. dan L.H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika, 2008.

Widyaningrum, Retno. Model Pembelajaran Konstruktivis pada Matematika dalam Jurnal Cendekia Vol.6 No.2, 2008.

Zurinal. Ilmu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

informasi penting

terkait materi 2 2 3 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2

2 Mendeskripsikan

konsep dengan

benar dan baik 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2

3 Menggunakan

bahasa yang baik 3 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2

4 Tinggi rendah nada

suara 2 1 2 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2 1

5 Sikap yang

meyakinkan/percaya

diri

3 1 3 1 1 3 1 3 1 1 3 1 1 2 3 2 1 1 2 1

6 Isyarat tubuh 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1

7 Menanggapi

pendapat teman 2 2 2 2 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3

8 Memperhatikan 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2

9 Sikap peduli diskusi 2 2 3 2 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2

10 Bertanya dalam

1 Menyampaikan

informasi penting

terkait materi

3 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 2

89

74,16 sedang

2 Mendeskripsikan

konsep dengan

benar dan baik

3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 87 72,5 sedang

3 Menggunakan

bahasa yang baik 3 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 88 73,33 sedang

4 Tinggi rendah nada

suara 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 65 54,16 rendah

5 Sikap yang

meyakinkan/percaya

diri

3 3 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 1 2 2 2 3 1 2 70 58,33 sedang

6 Isyarat tubuh 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 1 2 2 2 2 1 1 61 50,83 rendah

7 Menanggapi

pendapat teman 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 96 80 tinggi

8 Memperhatikan 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 102 85 tinggi

9 Sikap peduli diskusi 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 95 79,16 tinggi

10 Bertanya dalam

informasi penting

terkait materi 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2

2 Mendeskripsikan

konsep dengan

benar dan baik

2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2

3 Menggunakan

bahasa yang baik 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2

4 Tinggi rendah nada

suara 3 1 1 2 2 3 1 3 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2

5 Sikap yang

meyakinkan/percaya

diri

3 2 2 3 2 2 1 3 2 1 2 1 2 2 3 1 3 2 3 2

6 Isyarat tubuh 3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 3 2 2 1

7 Menanggapi

pendapat teman 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 Memperhatikan 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3

9 Sikap peduli diskusi 3 2 3 2 3 2 1 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

10 Bertanya dalam

2 Mendeskripsikan

konsep dengan

benar dan baik 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 100 83,33 tinggi

3 Menggunakan

bahasa yang baik 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 102 85 tinggi

4 Tinggi rendah nada

suara 3 3 1 2 2 1 1 3 2 2 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 74 61,66 sedang

5 Sikap yang

meyakinkan/percaya

diri

3 3 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 1 2 3 2 3 2 2 82 68,33 sedang

6 Isyarat tubuh 2 2 1 2 2 1 1 3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 68 56,66 sedang

7 Menanggapi

pendapat teman 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 115 95,83 sangat

tinggi

8 Memperhatikan

3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 111 92,5 sangat

tinggi

9 Sikap peduli diskusi 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 1 99 82,5 tinggi

10 Bertanya dalam

1 Menyampaikan

informasi penting

terkait materi

3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2

2 Mendeskripsikan

konsep dengan

benar dan baik

3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

3 Menggunakan

bahasa yang baik 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

4 Tinggi rendah nada

suara 3 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2

5 Sikap yang

meyakinkan/percaya

diri

3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2

6 Isyarat tubuh 2 2 3 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1

7 Menanggapi

pendapat teman 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

8 Memperhatikan 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

9 Sikap peduli diskusi 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

10 Bertanya dalam

2 Mendeskripsikan

konsep dengan

benar dan baik

3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 105 87,5 tinggi

3 Menggunakan

bahasa yang baik 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 110 91,6 sangat tinggi

4 Tinggi rendah nada

suara 3 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 3 2 3 2 2 83 69,2 sedang

5 Sikap yang

meyakinkan/percaya

diri

3 3 2 1 3 1 2 2 2 3 1 3 2 1 2 2 3 3 3 2 89 74,2 sedang

6 Isyarat tubuh 3 2 1 2 2 1 1 3 2 3 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 77 64,2 sedang

7 Menanggapi

pendapat teman 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 112 93,3 sangat tinggi

8 Memperhatikan

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 117 97,5 sangat

tinggi

9 Sikap peduli diskusi

3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 114 95 sangat

tinggi

10 Bertanya dalam

diskusi 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 103 85,8

sangat

tinggi

90% ≤ A < 100% Sangat Tinggi

75% ≤ B < 90% Tinggi

55% ≤ C < 75% Sedang

40% ≤ D < 55% Rendah

2

5 4 3 4 3 3 5 4 4

3

5 4 5 5 4 5 5 4 4

4

1 2 1 2 1 4 4 4 3

5

5 2 2 2 2 4 3 4 3

6

4 5 2 5 3 5 5 5 4

7

5 4 3 3 2 3 4 5 5

8

3 4 2 2 1 3 4 4 4

9

5 4 5 4 5 5 4 4 5

10

4 5 3 3 5 5 4 5 4

11

5 5 3 3 3 4 3 5 4

12

5 5 3 3 3 5 5 5 4

13

5 3 5 4 5 5 4 5 5

14

4 4 2 2 2 5 4 5 5

15

5 5 5 5 5 5 2 5 5

16

5 4 3 3 2 4 3 5 5

17

5 5 5 5 5 5 4 5 4

18

5 5 5 4 5 5 3 5 5

19

5 5 5 5 4 5 4 3 5

20

4 5 5 5 4 5 5 5 5

21

5 5 5 3 4 5 4 3 5

22

3 4 3 3 1 5 2 5 4

23

4 3 3 5 5 5 4 3 5

24

2 4 1 3 1 5 4 5 4

25

4 3 2 3 2 3 4 4 4

26

5 5 5 2 4 5 4 5 5

27

5 5 3 1 4 5 4 5 5

28

5 4 2 5 1 3 4 3 4

29

2 4 2 2 2 3 4 4 3

30

2 3 2 3 2 5 4 5 5

31

5 4 3 2 2 3 4 4 4

32

5 4 5 4 4 4 4 5 3

33

4 4 1 2 1 3 4 4 4

34

2 4 1 2 2 3 5 3 3

35

5 5 5 2 3 5 2 5 4

36

5 5 3 2 2 5 4 3 5

37

5 5 4 2 2 5 4 4 4

38

4 3 3 2 2 4 4 5 4

39

4 4 4 2 3 5 4 4 4

40

5 5 4 4 4 5 4 5 4

Status

VALID VALID VALID VALID VALID VALID UNVALID UNVALID VALID

Catatan :

Data berdasarkan hasil SPSS versi 12. Didapat 7 soal valid dari 9 butir soal.

Dari hasil SPSS.12 didapat koefisien reliabilitas sebesar 0,780.

Diskusi Kelompok Reciprocal

Kode Subyek (Nama / Nomor)

No Aspek yang diamati

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1. Menyampaikan

informasi-informasi penting terkait

materi yang sedang dibahas.

2. Mendeskripsikansuatu

konsep dengan benar dan

baik

3. Menggunakan bahasa yang

baik dan mudah dipahami

oleh teman kelompoknya.

4. Menyampaikan materi

dengan menarik (disertai

humor, tinggi rendah nada

suara, dll)

5. Menampilkan sikap yang

meyakinkan saat berbicara

(percaya diri, yakin saat

menyampaikan, riang,

ramah, dll)

6. Menggunakan gerak atau

isyarat tubuhsaat berbicara

(gerak tangan, mata, dll)

7. Menanggapi pendapat

teman kelompok

8. Memperhatikan,

mendengarkan teman

kelompoknya yang sedang

menyampaikan pendapat /

materi diskusi.

9. Menunjukkan sikap peduli

dalam diskusi.

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Konsep : Protista

Sub Konsep : Protista mirip hewan ( Protozoa)

Setelah membaca dan mempelajari sub konsep Protozoa, kerjakanlah LKS

berikut sesuai tugas masing-masing individu dalam kelompok. Lalu jelaskan

hasil pekerjaan kelompok kalian didepan kelas !

I. Rangkumlah materi Protozoa, catat hal-hal yang dianggap penting

dari teks yang dibagikan !

II. Buatlah pertanyaan dari gambar dibawah ini lalu jawablah

pertanyaan tersebut !

Gambar Pembelahan Sel Amoeba

III. Amoeba tidak memiliki bentuk tubuh yang tetap, tetapi dapat

berubah-ubah sesuai dengan gerakannya. Pada bagian luar Amoeba

terdapat membran plasma yang mengelilingi tubuhnya, membran ini

dapat membentuk pseudopodia sebagai alat gerak.

Menurut kamu bagaimana cara amoeba bergerak, menangkap dan

mencerna makanan? Jelaskan menurut pemahamanmu !

IV. Tulislah hal-hal yang kurang jelas dan belum dipahami pada materi

Protozoa !

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Konsep : Protista

Sub Konsep : Protista mirip tumbuhan (Alga)

Setelah membaca dan mempelajari sub konsep Alga, kerjakanlah LKS berikut

sesuai tugas masing-masing individu dalam kelompok. Lalu jelaskan hasil

pekerjaan kelompok kalian didepan kelas !

I. Rangkumlah materi Alga, catat hal-hal yang dianggap penting dari

teks yang dibagikan !

II. Buatlah pertanyaan dari gambar dibawah ini lalu jawablah

pertanyaan tersebut !

Gambar Reproduksi Alga Spyrogyra

III. Kebanyakan alga dapat berkembangbiak secara generatif dan

vegetatif. Perkembangbiakan generatif biasanya dengan fertilisasi

dan konjugasi. Perkembangan vegetatif biasanya dengan

pembelahan biner, fragmentasi maupun pembentukan zoospora.

Jelaskan menurut pemahamanmu, apa yang dimaksud dengan

fertilisasi, konjugasi, pembelahan biner, fragmentasi dan

pembentukan zoospora !

IV. Tulislah hal-hal yang kurang jelas dan belum dipahami pada materi

Alga !

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Konsep : Protista

Sub Konsep : Protista mirip jamur

Setelah membaca dan mempelajari sub konsep Protista mirip jamur,

kerjakanlah LKS berikut sesuai tugas masing-masing individu dalam kelompok.

Lalu jelaskan hasil pekerjaan kelompok kalian didepan kelas !

V. Rangkumlah materi protista mirip jamur, catat hal-hal yang

dianggap penting dari teks yang dibagikan !

VI. Buatlah pertanyaan dari gambar dibawah ini lalu jawablah

pertanyaan tersebut !

Gambar Siklus Hidup Jamur Lendir Mixomycota

VII. Jamur lendir tidak bersekat mengubah bentuk tubuh sebagai

respon atas perubahan lingkungan. Dalam keadan lingkungan yang

lembab, bentuk tubuhnya berupa massa berinti banyak yang disebut

plasmodium, lalu jamur ini mencari makan dengan bergerak

berpindah tempat di tanah lembab, daun maupun kayu busuk untuk

memakan bakteri. Fase ini berupa fase vegetatif yang mirip

Amoeba. Jika lingkungan kering, jamur ini berhenti bergerak dan

merubah bentuk tubuhnya, berupa tangkai yang ujungnya

membentuk struktur reproduksi. Fase ini berupa fase dewasa.

Jelaskan menurut pemahamanmu reproduksi jamur lendir pada fase

ini !

VIII. Tulislah hal-hal yang kurang jelas dan belum dipahami pada materi

protista mirip jamur !

Ha : µ

1

> µ

2

Kriteria Pengujian

1. Jika t hitung < t tabel, maka H

0

diterima

2. Jika t hitung > t tabel, maka H

0

ditolak

Dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 40+40-2 = 78

S

2

total =

)

2

(

)

1

(

)

1

(

2 1 2 2 2 2 1 1

+

+

n

n

S

n

S

n

=

)

2

40

40

(

76

,

145

)

1

40

(

04

,

214

)

1

40

(

+

+

=

78

64

,

5684

56

,

8347 +

= 179,9

S =

179,9

= 13,41

t =

2 1 2 1

1

1

n

n

s

X

X

+

=

40 1 40 1 41 , 13 3 , 45 1 , 47 + −

=

05 , 0 41 , 13 8 , 1 x

= 0,61

Setelah t hitung diperoleh, ditentukan t tabel. Karena didalam tabel distribusi t

tidak terdapat nilai untuk dk=78, maka dipergunakan nilai terdekat yaitu 80,

diperoleh t tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,99.

Kesimpulan :

Karena didapat t hitung < t tabel (0,61<1,99) maka hipotesis nol (H

0

) diterima dan

hipotesis alternatif (H

a

) ditolak. Artinya kedua kelas pada dasarnya memiliki nilai

yang sama.

Ha : µ

1

> µ

2

Kriteria Pengujian

3. Jika t hitung < t tabel, maka H

0

diterima

4. Jika t hitung > t tabel, maka H

0

ditolak

Dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 40+40-2 = 78

S

2

total =

)

2

(

)

1

(

)

1

(

2 1 2 2 2 2 1 1

+

+

n

n

S

n

S

n

=

)

2

40

40

(

75

,

264

)

1

40

(

5

,

239

)

1

40

(

+

+

=

78

25

,

10325

5

,

9340 +

= 252,125

S =

252,125

= 15,88

t =

2 1 2 1

1

1

n

n

s

X

X

+

=

40 1 40 1 88 , 15 58 47 , 67 + −

=

05 , 0 88 , 15 47 , 9 x

= 2,67

Setelah t hitung diperoleh, ditentukan t tabel. Karena didalam tabel distribusi t

tidak terdapat nilai untuk dk=78, maka dipergunakan nilai terdekat yaitu 80,

diperoleh t tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,99.

Kesimpulan :

Karena didapat t hitung>t tabel (2,67>1,99) maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan

hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan

penerapan model reciprocal teaching terhadap hasil belajar siswa pada konsep

protista.

Alga dapat ditemukan di air laut, air tawar dan menempel di tempat-tempat yang

lembab. Alga ada yang hidup sendiri-sendiri (soliter) ada juga yang berkoloni. Sel-sel alga

dikelilingi oleh dinding sel sehingga memberikan bentuk yang tetap. Alga tidak memiliki akar,

batang dan daun sejati, tubuh seperti itu disebut talus, itulah sebabnya alga tidak dapat

dikelompokkan kedalam kingdom Plantae (tumbuhan).

Dalam sel alga terdapat berbagai plastida, yaitu organel sel yang mengandung zat

warna (pigmen). Plastida utama pada alga adalah kloroplas, kloroplas mengandung pigmen

klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis, karena itu alga bersifat autotrof.

Pigmen lain yang terdapat pada sel alga adalah fikosianin (warna biru), xantofil (warna

kuning), karoten (warna keemasan), fikosantin (warna pirang) dan fikoeritrin (warna merah).

Berdasarkan zat warna (pigmen) yang dikandungnya, alga dibedakan menjadi beberapa filum,

yaitu : Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrhophyta, Chlorophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.

1. E u g l e n o p h y t a

Euglenophyta adalah organisme satu sel yang memiliki ciri

mirip hewan sekaligus mirip tumbuhan. Dianggap mirip tumbuhan

karena memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis. Dianggap mirip

hewan karena selnya tidak berdinding, dapat bergerak bebas dan

memiliki bintik mata. Hidup di air tawar, permukaan tanah dan

tempat lembab. Salah satu contohnya adalah Euglena. Bentuk sel

Euglena oval memanjang, pada salah satu ujungnya terdapat mulut

sel yang ditumbuhi satu cambuk atau flagella untuk bergerak.

Dekat mulut sel terdapat bintik mata (stigma) berwarna merah

untuk membedakan gelap dan terang. Didalam sitoplasma (cairan

sel) terdapat butir-butir kloroplas yang berisi klorofil, karena itu

Euglena berwarna hijau. Euglena memperoleh makanan dengan

fotosintesis dan memakan zat-zat organik, berkembangbiak dengan

membelah diri yaitu dengan pembelahan biner.

2, C h r y s o p h y t a (Alga keemasan)

Filum Alga ini dibagi menjadi tiga kelas, yaitu alga hijau-kuning (memiliki pigmen

xantofil (pigmen kuning) selain klorofil, contohnya Vaucheria), alga keemasan (memiliki

pigmen klorofil dan karoten (pigmen keemasan), contohnya Ochromonas), dan diatom

(contohnya Navicula).

3. P y r r h o p h y t a (Alga Api)

Alga api sering disebut Dinoflagellata, tubuhnya satu sel dan bergerak aktif. Ciri

utamanya adalah diluar sel terdapat celah dan alur yang masing-masing mengandung satu

flagella. Kebanyakan hidup dilaut, berkembangbiak dengan membelah diri. Alga api yang

hidup dilaut bersifat fosforesensi, yaitu memiliki fosfor yang memendarkan cahaya, karena

itu disebut alga api.

oleh dinding sel sehingga bentuknya tetap. Memiliki kloroplas yang mengandung klorofil a, b,

karoten dan xantofil. Didekat kloroplas terdapat pirenoid berbentuk bulat terang, pirenoid

adalah rongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan berupa

amilum. Reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Reproduksi

vegetatif dapat dengan pembelahan biner, pembentukan zoospora dan fragmentasi.

Zoospora adalah spora yang dapat bergerak dengan berenang menggunakan flagella.

Reproduksi generatif dengan penyatuan sel gamet jantan dan betina betina. Contoh alga

hijau diantaranya adalah Chlorella, Chlorococcum, Chlamydomonas, Volvox, Hydrodictyon,

Spirogyra, Oedogonium, Ulva dan Chara.

a. Chlorella

Bentuk sel bulat dengan kloroplas berbentuk mangkuk. Perkembangbiakan vegetatif,

dilakukan dengan pembelahan sel.

b. Chlamydomonas

Bentuk sel bulat telur dengan 2 flagela sebagai alat gerak. Dalam sel terdapat satu

vakuola, satu nukleus, dan kloroplas. Reproduksi vegetatif dengan membentuk zoospora,

generatif dengan konjugasi. Secara morfologi gamet jantan dan betina tidak dapat

dibedakan (isogami).

c. Spirogyra

Tubuhnya tersusun atas sel-sel yang membentuk untaian memanjang seperti benang.

Setiap sel mengandung kloroplas berbentuk pita spiral dan sebuah inti. Reproduksi vegetatif

dengan fragmentasi, generatif dengan konjugasi.

d. Ulva

Hidup menempel pada dasar perairan laut, berbentuk seperti lembaran daun.

5. P h a e o p h y ta ( Alga Coklat)

Alga ini berwarna kecoklatan karena memiliki pigmen fikosantin selain klorofil.

Sebagian besar hidup di air laut dangkal, Tubuhnya melekat pada batu-batuan dengan

pelekap (semacam akar) sedangkan talusnya terapung di air laut. Memiliki

gelembung-gelembung udara yang mengandung cadangan udara untuk respirasi. Reproduksi vegetatif

dengan fragmentasi, reproduksi generatif dengan cara membentuk alat kelamin yang

disebut konseptakel jantan dan betina. Dalam konseptakel jantan terdapat anteridium yang

menghasilkan spermatozoid, dalam konseptakel betina tedapat oogonium yang menghasilkan

ovum. Lalu spermatozoid membuahi ovum dan menghasilkan zigot.

6. R h o d o p h y t a ( Alga Merah)

Hidup dilaut, Tubuhnya bersel banyak, bentuknya seperti rumput sehingga sering

disebut rumput laut. Tubuh berwarna merah karena selain mengandung klorofil juga

mengandung pigmen fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan antara spermatozoid

dan ovum menghasilkan zigot. Didalam laut, Rhodophyta tampak berwarna merah, tetapi saat

terdampar dipantai, cahaya akan merusak pigmen merah sehingga alga tampak berwarna

biru, cokelat atau hijau tua.

Protista mirip jamur dibagi kedalam dua filum, yaitu jamur lendir dan jamur air.

Keduanya dimasukkan dalam kingdom protista karena struktur tubuh dan cara

reproduksinya berbeda dengan kelompok fungi. Reproduksi jamur lendir mirip reproduksi

fungi, tetapi pada fase vegetatifnya bergerak mirip Amoeba. Struktur membran sel jamur

air mirip Alga walaupun tidak berklorofil. Karena itu jamur lendir dan jamur air dimasukkan

kedalam kingdom protista dan bukan dimasukkan kedalam kingdom fungi.

1. Filum Jamur Lendir

Jamur lendir dapat dijumpai di hutan basah, tanah lembab, sampah

basah, batang kayu yang membusuk dan kayu lapuk. Struktur tubuh vegetatif

berbentuk seperti lendir atau plasmodium, yaitu suatu massa protoplasma

tanpa dinding yang berinti banyak (multinukleat). Pada fase vegetatif

tersebut sifat-sifat jamur mirip dengan Amoeba, tetapi reproduksinya mirip

dengan fungi.

Pada fase vegetatif, plasmodium bergerak ameboid untuk mengelilingi dan menelan

makanan yang berupa bahan organik. Makanan dicerna di dalam vakuola makanan, dan

sisa-sisa yang tidak tercerna ditinggalkan sewaktu plasmodium bergerak. Selanjutnya jika telah

mencapai tingkat dewasa, plasmodium membentuk sporangium (kotak spora) yang mirip

dengan sporangium jamur. Bentuk sporangiumnya sangat kecil, bertangkai dan berisi banyak

spora. Sporangium yang matang akan pecah dan spora disebarkan angin.

Spora yang jatuh ditempat yang sesuai akan berkecambah dan membentuk sel gamet

yang berflagela atau sel gamet yang mirip Amoeba. Kedua bentuk sel tersebut dengan

mudah dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Sel-sel gamet ini bersifat

haploid. Sel-sel gamet melakukan singami. Singami adalah peleburan dua gamet yang bentuk

dan ukurannya sama dan tidak dapat dibedakan jantan atau betina. Maka singami dilakukan

antara sesama sel gamet yang berflagel atau sesama sel gamet yang mirip amoeba.

Hasil peleburan kedua gamet yang sama tersebut membentuk zigot. Zigot kemudian tumbuh

menjadi plasmodium dewasa.

a. Jamur Lendir Tidak Bersekat (Myxomycota)

Massa berinti banyak (plasmodium) myxomycota bergerak berpindah tempat di tanah

atau sepanjang dasar hutan, di daun busuk, kayu busuk untuk memakan bakteri. Plasmodium

memiliki banyak inti tetapi tidak dapat dibagi menjadi beberapa sel-sel terpisah.

Myxomycota yang sedang bergerak berukuran sebesar buah anggur.

Jamur lendir mengubah bentuk tubuhnya sebagai respons atas perubahan lingkungan. Jika

lingkungan lembab dan makanan seperti bakteri dan kapang cukup banyak, jamur ini

berbentuk plasmodium (massa berinti banyak). Jika lingkungan kering atau kekurangan

makanan, jamur lendir tersebut berhenti bergerak dan membentuk tangkai yang ujungnya

membentuk struktur reproduksi. Struktur reproduksi ini akan melepaskan sel tunggal

(ameba), dan siklus kemudian dimulai kembali.

b. Jamur lendir bersekat (Acrasiomycota)

Pada Acrasiomycota, sel-sel individu tetap terpisah saat mereka bergabung

membentuk pseudoplasmodium atau massa multiseluler. Pada Acrasiomycota, jika makanan

berkurang, ameba mensekresikan zat kimia yang merangsang ameba untuk bergabung

membentuk pseudoplasmodium seperti siput tanpa cangkang. Pseudoplasmodium bergerak

kearah cahaya . Jika ada makanan pseudoplasmodium ini berhenti dan membentuk tubuh

buah bertangkai yang mengandung spora reproduksi. Sel tangkai akan menghilang dan spora

bertahan. Jika kondisi lingkungan baik, spora membentuk ameba dan siklus berulang.

2. Filum Jamur Air (Oomycota)

Oomycota merupakan protista mirip jamur yang hidup ditempat lembab atau di air.

Ciri-cirinya sebagai berikut :

a. Tubuh terdiri dari benang-benang hifa tidak bersekat melintang

(senositik) sehingga didalamnya dijumpai inti dalam jumlah banyak.

b. Dinding selnya terdiri dari selulosa.

c. Melakukan reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora, yang

memiliki dua flagela untuk berenang didalam air.

d. Melakukan reproduksi seksual dengan membentuk gamet (sel

kelamin), setelah fertilisasi akan terbentuk zigot yang tumbuh

menjadi oospora.

Nama filum Oomycota diambil dari cirinya yang dapat menghasilkan oospora. Oospora

adalah spora yang dibentuk oleh zigot yang berdinding tebal, dan setelah itu terjadi fase

istirahat. Dinding tebal itu digunakan sebagai perlindungan. Jika kondisi memungkinkan,

spora akan tumbuh menjadi hifa baru. Contoh dari Oomycota adalah Saprolegnia,

Phythopthora, dan Pythium. Saprolegnia merupakan jamur yang hidup saprofit terutama

pada bangkai hewan di air.

Protista adalah makhluk hidup kecil berukuran mikroskopis yang sering ditemukan

di air kolam dan tempat-tempat lembab. Sebagian besar protista memiliki ciri yang mirip

dengan hewan dan tumbuhan. Ada yang berwarna hijau dan mampu melakukan fotosintesis

seperti tumbuhan, ada juga yang mampu bergerak seperti hewan.

Dalam pembahasannya, protista dikelompokkan menjadi protista mirip hewan,

protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur karena ciri-ciri yang dimilikinya, yaitu

ada protista yang dapat bergerak seperti hewan, ada yang dapat berfotosinesis seperti

tumbuhan, ada pula yang bereproduksi seperti fungi (jamur).

Protista mirip Hewan

Berdasarkan alat geraknya protista mirip hewan dibedakan menjadi 4 filum, yaitu

Dokumen terkait