• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam Pengelolaan Kelas

4.1. Hasil Penelitian

4.1.4. Hasil Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam Pengelolaan Kelas

Hasil observasi kemampuan guru IPS dalam pengelolaan kelas di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 yang tersaji dalam masing-masing sub variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.16. Rata-Rata Kemampuan Guru IPS dalam Pengelolaan Kelas di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013

No. Nama Sekolah Nama Guru

Persentase Aspek yang Diamati Pengelolaan Fisik Kelas Pengelolaan Sosio-Emosional Pengelolaan Organisasional 1 SMP PGRI Bergas Vita Millia, S.Pd. 77% 90% 83% 2 SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas Kusdarti, S.Pd, Ek. 73% 88% 83% 3 SMP Kanisius Girisonta Bergas Christiana Hermiyati, S.Pd. 81% 85% 82,% Jumlah 231% 263% 248% Rata-Rata 77% 87% 83%

Kriteria Baik Sangat Baik Sangat Baik

Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 4.16. maka dapat diuraikan secara lebih rinci tentang pengelolaan kelas yang meliputi pengelolaan fisik kelas, pengelolaan sosio-emosional dan pengelolaan organisasional yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 sebagai berikut.

4.1.4.1. Pengelolaan Fisik Kelas

Berdasarkan Tabel 4.16. diketahui bahwa pengelolaan fisik kelas yang dilakukan guru IPS di SMP PGRI Bergas mencapai 77%, SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas sebesar 73% dan SMP Kanisius Girisonta Bergas mencapai 81%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengelolaan fisik kelas guru

IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas adalah 77% termasuk dalam kriteria baik.

4.1.4.2. Pengelolaan Sosio-Emosional

Berdasarkan Tabel 4.16. diketahui bahwa pengelolaan sosio-emosional yang dilakukan guru IPS di SMP PGRI Bergas mencapai 90%, SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas sebesar 88% dan SMP Kanisius Girisonta Bergas mencapai 85%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengelolaan sosio-emosional guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas adalah 87% termasuk dalam kriteria sangat baik.

4.1.3.3. Pengelolaan Organisasional

Berdasarkan Tabel 4.16. diketahui bahwa pengelolaan organisasional yang dilakukan guru IPS di SMP PGRI Bergas mencapai 83%, SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas sebesar 83% dan SMP Kanisius Girisonta Bergas mencapai 82%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengelolaan organisasional guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas adalah 83% termasuk dalam kriteria sangat baik.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pengelolaan Fisik Kelas

Lingkungan fisik tempat belajar memiliki pengaruh terhadap hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat mendukung intensitas proses perbuatan belajar siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Pengelolaan fisik yang menjadi

perhatian dalam menunjang terciptanya pembelajaran adalah ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya dan pengaturan penyimpanan barang-barang.

Salah satu faktor yang penting dalam proses pembelajaran adalah lingkungan fisik kelas. Lingkungan fisik kelas diatur sedemikian rupa sehingga mendukung keberlangsungan proses pembelajaran siswa. Lingkungan fisik kelas mengandung unsur kesehatan. Peredaran udara dan cahaya yang memadai sangat diperlukan. Apabila sinar matahari masuk terlalu tajam pada papan tulis atau wajah siswa, atau apabila terdapat tetesan air pada musim hujan, guru harus berusaha sedapat mungkin agar kesemuanya dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu pembelajaran. Pengaturan tempat duduk siswa juga diperhatikan dalam rangka pengelolaan fisik kelas. Pengaturan tempat duduk siswa dilakukan dengan berbagai variasi. Penggunaan pola pengaturan tempat duduk siswa tergantung pada kemampuan guru dan siswa sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan. Kegiatan pembelajaran yang didukung dengan keadaan fisik kelas yang baik, maka memberikan pengaruh terhadap seluruh siswa untuk belajar dan memacu mereka untuk bersaing meraih hasil belajar yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan angket, diketahui gambaran umum tentang pengelolaan fisik kelas yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 adalah 72% atau dalam kriteria baik. Hasil dari perhitungan tersebut sudah sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan bahwa rata-rata pengeloaan fisik kelas guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas adalah 77% termasuk

kriteria baik. Hal ini disebabkan pada saat sebelum diadakan penelitian, guru belum memaksimalkan pengelolaan fisik kelas yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan setelah penelitian, guru memahami indikator-indikator apa saja yang menyangkut pengelolaan fisik kelas.

Observasi di lapangan menunjukkan bahwa guru mampu mengkondisikan ruang kelas dengan baik sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru dengan seksama memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa, baik pada saat guru menyampaikan meteri dengan metode ceramah maupun pada saat guru akan melaksanakan proses diskusi di kelas. Selain itu, guru juga memperhatikan pengaturan ventilasi dan cahaya yang merupakan bagian dari keterampilan guru yang berhubungan dengan pengelolaan sarana dan prasarana kelas yang mendukung proses belajar IPS, pada pagi hari guru membuka jendela dengan tepat sehingga terjadi sirkulasi udara dengan baik. Kemampuan guru dalam memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang yang berarti penggunaan media sudah baik, hal ini terlihat pada saat menerangkan materi yang berkaitan dengan letak suatu tempat, guru menggunakan media peta dan atlas sehingga dapat mendukung penyampaian materi yang disampaikan di dalam kelas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan yang dimiliki oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas dalam melakukan pengelolaan fisik kelas termasuk dalam kriteria baik.

4.2.2. Pengelolaan Sosio-Emosional

Proses pembelajaran yang efektif mempersyaratkan adanya iklim sosio-emosional yang baik, artinya terciptanya suasana hubungan interpersonal yang

baik antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa. Guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik tersebut. Hubungan guru dengan siswa yang penuh dengan rasa simpati, saling menghargai dan menerima merupakan kunci pelaksanaan dari pengelolaan sosio-emosional dalam kelas. Hal yang terpenting adalah tingkah laku atau tindakan guru yang menyebabkan siswa memandang guru itu benar-benar terlibat dalam pembinaan siswa dan memperhatikan apa yang dialami siswa. Apabila pengelolaan sosio-emosional yang terjalin sangat baik, tentu memberikan motivasi kepada siswanya untuk belajar dengan baik. Semakin baik kualitas sosio-emosional yang terjalin semakin baik juga hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian tanggapan siswa tentang pengelolaan sosio-emosional yang dilakukan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 adalah sebesar 76% termasuk dalam kriteria baik. Hal ini sedikit berbeda dengan hasil observasi peneliti di lapangan yang menyatakan bahwa rata-rata pengelolaan sosio-emosional guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria sangat baik (87%). Hal ini berdasarkan keadaan di lapangan bahwa pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas guru memiliki tipe kepemimpinan yang demokratis, mampu menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman terhadap siswa, guru mampu memperhatikan tingkah laku siswa yang duduk di depan maupun siswa yang duduk di belakang kelas dengan seksama. Selain itu, guru memiliki variasi suara yang baik dalam pembelajaran, baik suara harus pelan dan keras mampu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di dalam kelas. Guru

mampu berkomunikasi dengan baik terhadap siswanya dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan melibatkan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lainnya tentang materi yang disampaikan yaitu dengan menggunakan diskusi pada saat pembelajaran, guru mempersilakan kepada siswa untuk berkomentar dan bertanya, guru menegur siswa yang berbuat salah di dalam kelas. Seluruh hal tersebut dilakukan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas pada saat peneliti melakukan observasi di lapangan selama tiga kali pertemuan di setiap sekolahnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas dalam melakukan pengelolaan sosio-emosional termasuk dalam kriteria sangat baik.

4.2.3. Pengelolaan Organisasional

Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik di tingkat kelas maupun pada tingkat sekolah mencegah masalah pengelolaan kelas. Pengaruh organisasi sekolah cukup menentukan pengarahan perilaku siswa. Dengan kata lain, guru dan siswa dipengaruhi oleh organisasi sekolah secara keseluruhan, termasuk penggantian jam pelajaran, guru berhalangan hadir dan masalah antarsiswa. Penggantian jam pelajaran yang tidak diperhatikan, guru yang sering berhalangan hadir di kelas dan masalah yang timbul dalam pembelajaran merupakan hal-hal yang dapat menimbulkan masalah dalam pengelolaan kelas.

Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapan siswa terhadap kemampuan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013, pengelolaan organisasional yang dilakukan oleh guru IPS adalah sebesar 73% yang termasuk dalam kriteria baik. Sedangkan hasil observasi

di lapangan tentang rata-rata pengelolaan organisasional guru IPS termasuk dalam kriteria sangat baik (83%). Perbedaan hasil ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti siswa menjawab angket yang disediakan dengan memberikan jawaban yang asal-asalan, tidak memperhatikan keadaan guru yang sebenarnya, bersikap acuh tak acuh dan sesuai mood yang ia alami pada saat itu. Sedangkan hasil peneliti berdasarkan kondisi langsung di lapangan selama tiga kali pertemuan di setiap sekolah yang meliputi cara guru yang memperhatikan pergantian jam pelajaran, ketika guru sudah mendengar bunyi bel tanda pergantian jam pelajaran makaa kegiatan pembelajaran diakhiri, bukan jauh sebelum bel berbunyi guru sudah meninggalkan kelas. Selain itu, guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam pembelajaran seperti guru mendekati siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan, guru memberikan penegasan jawaban yang berkaitan dengan pertanyaan siswa dalam suatu kegiatan diskusi kelompok, serta guru membahas kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengerjakan tugas. Sehingga berdasarkan keterangan dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas dalam melakukan pengelolaan organisasional termasuk dalam kriteria sangat baik.

Pengelolaan kelas diartikan sebagai kegiatan pengelolaan fisik kelas, sosio-emosional dan organisasional yang dilakukan oleh seorang guru dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas sehingga kegiatan belajar siswa dapat berjalan dengan lancar dan optimal. Masing-masing pengelolaan tersebut

memiliki peran yang sama dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

Pengelolaan kelas merupakan salah satu unsur penting yang sangat berperan dalam pembelajaran. Fisik kelas adalah komponen yang nyata dan utama seorang siswa dalam menerima pembelajaran. Pengelolaan fisik kelas perlu didukung dengan adanya pengelolaan sosio-emosional atau hubungan yang baik yang terjalin antara guru dengan siswa di dalam kelas. Selain pengelolaan fisik kelas dan sosio-emosional, faktor yang tak kalah penting adalah pengelolaan organisasional. Pengaruh organisasional dipandang cukup menentukan dalam pengarahan perilaku siswa sehingga mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang diinginkan.

66

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Besarnya rata-rata pengeloaan fisik kelas guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas adalah 77% termasuk kriteria baik. Hal ini disebabkan pada saat sebelum diadakan penelitian, guru belum memaksimalkan pengelolaan fisik kelas yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan setelah penelitian, guru memahami indikator-indikator apa saja yang menyangkut pengelolaan fisik kelas dan melaksanakannya dengan optimal.

2. Besarnya rata-rata pengelolaan sosio-emosional guru IPS termasuk dalam kriteria sangat baik (87%). Hal ini berdasarkan keadaan di lapangan bahwa pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas guru memiliki tipe kepemimpinan yang demokratis, mampu menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman terhadap siswa, guru mampu memperhatikan tingkah laku siswa di kelas dengan seksama.

3. Besarnya rata-rata pengelolaan organisasional guru IPS termasuk dalam kriteria sangat baik (83%). Hal ini berdasarkan kondisi langsung di lapangan selama tiga kali pertemuan di setiap sekolah yang meliputi cara guru yang memperhatikan pergantian jam pelajaran, guru memiliki peran dalam

penyelesaian masalah siswa dalam pembelajaran, guru memberikan penegasan jawaban yang berkaitan dengan pertanyaan siswa dalam suatu kegiatan diskusi kelompok, serta guru membahas kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengerjakan tugas.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya diajukan beberapa saran yang berkaitan dengan pengelolaan kelas, yaitu:

1. Bagi kepala sekolah, hendaknya dapat memberikan arahan mengenai kemampuan guru IPS dalam mempertahankan pengelolaan kelas, baik pengelolaan fisik kelas, pengelolaan sosio-emosional maupun pengelolaan organisasional.

2. Bagi guru, guru yang memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang sangat baik diharapkan dapat mempertahankan kualitasnya dan meningkatkan kemampuannya terhadap pengelolaan kelas dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan tentang pengelolaan kelas, belajar dengan teman sejawat serta mengikuti forum tentang pengelolaan kelas yang diadakan guru-guru IPS. 3. Bagi siswa, sebaiknya lebih fokus atau berkonsentrasi dalam mengikuti

pembelajaran di kelas dengan cara aktif bertanya jawab dengan guru dan lebih memperhatikan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran agar hasil belajar dapat ditingkatkan.

68

---. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

---. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arpan. 2010. „Pengelolaan Kelas Oleh Guru Matematika‟. Dalam Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan. Vol 4. No. 1. Hal. 64. Diunduh di http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1&filt er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 17 Februari 2013.

Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dumiyati. 2010. „Penerapan Strategi Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa‟. Dalam Prospektus. No. 1. Hal. 3-5. Diunduh di http://ejournal.unirow.ac.id/ojs/index.php/unirow/article/view/5 tanggal 14 Maret 2013.

Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.

Jamil, Zawaqi Afdal. 2009. „Urgensi Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran‟. Dalam Jurnal MEDIA SISFO. No. 1. Hal 51. Diunduh di http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1&filt er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 29 Januari 2013.

Mato, Arlina. 2010. „Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 5 Ampana Kabupaten Tojo Una-Una‟. Dalam Jurnal Biodidaktis. Vol. 4. No. 1. Hal. 12. Diunduh di http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1&filt er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 17 Februari 2013. Mudasir. 2011. Manajemen Kelas. Riau: Zanafa Publishing.

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.

Partono dan Ika Mubarokah. 2009. „Persepsi Siswa Atas Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Dan Pengelolaan kelas Terhadap Prestasi Belajar Siswa‟. Dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi. No. 1. Hal 95. Diunduh di http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=2&filt er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 29 Januari 2013. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusydie, Salman. 2011. Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas. Jogjakarta: Diva Press.

Siswoyo, Dwi dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugianto. 2008. „Pengelolaan Kelas Berbasis Pengajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan‟. Dalam Jurnal Kependidikan. Volume 1. No. 1. http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1&filt er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 29 Januari 2013

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Surjana, Andyarto. 2002. „Efektivitas Pengelolaan Kelas‟. Dalam Jurnal Pendidikan Penabur No.01/ Th.I/ hal. 67-68. Diunduh di http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1&filt er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 29 Januari 2013.

Suryosubroto. 2002.Proses Belajar Mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1, ayat 1. Jakarta: Sinar Grafika.

Usman, Moh. Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Widayati. 2011. „Strategi Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pengelolaan Kelas (Studi Deskriptif Kualitatif di SMP Negeri 2 Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang)‟. Dalam Jurnal Imiah Manajemen Pendidikan. Vol 5. No.5.http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1 &filter=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 29 Januari 2013. Widodo. 2012. „Inovasi Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan‟. Dalam Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan. Vol. 6. No. 2. Hal. 67. Diunduh di http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/ Search.html?act=cari&halaman=1&filter=title&keyword=pengelolaan%20 kelas tanggal 17 Februari 2013.

Dokumen terkait