• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Hasil Penelitian

4.1.3. Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pengelolaan Guru IPS

4.1.3.1. Pengelolaan Fisik Kelas

Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran (Rohani, 2004:127).

Kemampuan guru dalam mengelola kondisi fisik kelas merupakan salah satu cara untuk mengkondisikan kelas, sehingga proses pembelajaran dapat

Rata-Rata Klasikal berjalan secara optimal. Kondisi fisik kelas berpengaruh langsung terhadap siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas.

Tabel 4.2. Pengelolaan Fisik Kelas

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

32,6 - 40,0 Sangat Baik 26 27% 72% 25,1 - 32,5 Baik 46 47% 17,6 - 25,0 Cukup Baik 23 24% 10,0 - 17,5 Kurang Baik 2 2% Jumlah 97 100% Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013

Hasil penelitian pada Tabel 4.2 tentang pengelolaan fisik kelas yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 diketahui bahwa dari 97 siswa, sebanyak 26 siswa atau 27% menilai sangat baik, 46 siswa atau 47% baik, 23 siswa atau 24% cukup baik, dan 2 siswa atau 2% kurang baik. Rata-rata klasikal yang diperoleh sebesar 72%, sehingga termasuk dalam kategori baik.

Mengenai variabel pengelolaan fisik kelas untuk lebih detailnya dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap sub variabel pengelolaan fisik kelas sebagai berikut. a. Ruangan Tempat Berlangsungnya Proses Belajar Mengajar

Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas sangat tergantung pada berbagai hal, diantaranya: jenis kegiatan dan jumlah siswa. Sebagaimana dinyatakan Rohani (2004:128) bahwa besarnya ruangan kelas sangat tergantung pada berbagai hal antara lain: (1) jenis kegiatan, apakah kegiatan pertemuan tatap muka dalam kelas ataukah bekerja di ruang praktikum

dan (2) jumlah siswa yang melakukan kegiatan-kegiatan bersama secara klasikal atau kelompok.

Ruangan tempat berlangsungnya pembelajaran berpengaruh terhadap proses belajar siswa di dalam kelas. Seorang guru yang kurang atau bahkan tidak memperhatikan ruangan di dalam kelas, misalnya acuh tak acuh terhadap ruangan yang terlalu sempit, tempat duduk siswa berdesak-desakan, siswa merasa tidak nyaman, tidak memperhatikan kepentingan dan kebutuhan siswa di dalam ruangan dapat menyebabkan kendala siswa dalam belajarnya.

Berdasarkan data hasil penelitian pada Tabel 4.3. mengenai kemampuan guru IPS di SMP Swasta se Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 dalam mengatur ruangan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, diketahui dari 97 siswa, sebanyak 52 siswa menilai sangat baik (54%), 24 siswa baik (25%), 17 siswa cukup baik (18%), dan 4 siswa (4%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 78%, sehingga kemampuan guru dalam mengelola ruangan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar termasuk dalam kategori baik.

Tabel 4.3. Ruangan Tempat Berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

9,76 - 12,00 Sangat Baik 52 54% 78% 7,51 - 9,75 Baik 24 25% 5,26 - 7,50 Cukup Baik 17 18% 3,00 - 5,25 Kurang Baik 4 4% Jumlah 97 100% Baik

b. Pengaturan Tempat Duduk

Djamarah (2005:175) menyatakan bahwa tempat duduk mempengaruhi anak didik dalam belajar. Bila tempat duduk bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, tidak berat, bundar, persegi empat panjang dan sesuai dengan postur tubuh anak didik, maka anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang. Tempat duduk dapat mempengaruhi siswa dalam belajar. Apabila tempat duduknya baik, formasinya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang sedang ditempuh maka siswa dapat belajar dengan tenang dan nyaman.

Berdasarkan data hasil penelitian pada Tabel 4.4 mengenai pengaturan tempat duduk yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas, diketahui sebanyak 46 siswa atau 47% menilai sangat baik, 35 siswa atau 36% baik, 10 siswa atau 10% cukup baik, dan 6 siswa atau 6% kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 82%, sehingga mengenai pengaturan tempat duduk yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria sangat baik.

Tabel 4.4. Pengaturan Tempat Duduk

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

6,6 - 8,0 Sangat Baik 46 47%

82%

5,1 - 6,5 Baik 35 36%

3,6 -5,0 Cukup Baik 10 10%

2,0 - 3,5 Kurang Baik 6 6%

Jumlah 97 100% Sangat Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 c. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya

Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam mengelola kelas adalah memperhatikan sirkulasi udara atau ventilasi dalam kelas. Hal ini

bertujuan untuk menjaga situasi belajar yang kondusif. Apabila kondisi kelas memiliki ventilasi yang baik, maka kesegaran dalam kelas tersebut akan terjaga dengan baik pula. Sedangkan apabila kondisi ventilasi udara dalam kelas itu buruk, maka kelas menjadi sumpek dan kurang kondusif.

Berdasarkan Tabel 4.5. tentang ventilasi dan pengaturan cahaya yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas diketahui sebanyak 27 siswa (28%) menilai sangat baik, 40 siswa (41%) baik, 23 siswa (24%) cukup baik, dan 7 siswa (7%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 70%, sehingga ventilasi dan pengaturan cahaya yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.

Tabel 4.5. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase 9,76 - 12,00 Sangat Baik 27 28% 70% 7,51 - 9,75 Baik 40 41% 5,26 - 7,50 Cukup Baik 23 24% 3,00 - 5,25 Kurang Baik 7 7% Jumlah 97 100% Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 d. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang

Pengaturan penyimpanan barang-barang merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang guru. Hal ini menjadi penting karena pengaturan penyimpanan barang-barang mempunyai peran dalam kemajuan belajar anak didik. Peran tersebut antara lain mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar yang terjadi dalam kelas.

Berdasarkan hasil angket (Tabel 4.6) tentang pengaturan penyimpanan barang-barang yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan

Bergas diketahui bahwa sebanyak 16 siswa (16%) menilai sangat baik, 14 siswa (14%) baik, 37 siswa (38%) cukup baik, dan 30 siswa (31%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 57%, maka pengaturan penyimpanan barang-barang yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta Kecamatan Bergas termasuk kriteria cukup baik.

Tabel 4.6. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

6,6 - 8,0 Sangat Baik 16 16%

57%

5,1 - 6,5 Baik 14 14%

3,6 -5,0 Cukup Baik 37 38%

2,0 - 3,5 Kurang Baik 30 31%

Jumlah 97 100% Cukup Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013

4.1.3.2. Pengelolaan Sosio-Emosional

Rohani (2004:130) menyatakan bahwa suasana sosio-emosional dalam kelas mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa merupakan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran. Pengelolaan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan, sikap guru, suara guru, dan pembinaan hubungan baik.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Berdasarkan Tabel 4.7. tentang pengelolaan sosio-emosional menunjukkan sebanyak 34 siswa (35%) menilai sangat baik, 42 siswa (43%) baik, 19 siswa (19%) cukup baik, dan 2 siswa (2%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 76%, sehingga pengelolaan sosio-emosional yang dilakukan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.

Tabel 4.7. Pengelolaan Sosio-Emosional

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase 32,6 - 40,0 Sangat Baik 34 35% 76% 25,1 - 32,5 Baik 42 43% 17,6 - 25,0 Cukup Baik 19 20% 10,0 - 17,5 Kurang Baik 2 2% Jumlah 97 100% Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013

Mengenai variabel pengelolaan sosio-emosional untuk lebih detailnya dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap sub variabel pengelolaan sosio-emosional sebagai berikut.

a. Tipe kepemimpinan

Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan otoriter menghasilkan sikap siswa yang

submissive atau apatis tetapi dipihak lain juga menumbuhkan sikap yang agresif. Tipe kepemimpinan yang cenderung laissez-faire biasanya tidak produktif .Tipe kepemimpinan guru yang demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal.

Berdasarkan Tabel 4.8. tentang tipe kepemimpinan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas menunjukkan bahwa dari jumlah 97 siswa, sebanyak 40 siswa atau 41% menilai sangat baik, 38 siswa atau 39% menilai baik, 16 siswa atau 16% cukup baik, dan 3 siswa 3% kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 76%, sehingga tipe kepemimpinan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.

Tabel 4.8. Tipe Kepemimpinan

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase 9,76 - 12,00 Sangat Baik 40 41% 76% 7,51 - 9,75 Baik 38 39% 5,26 - 7,50 Cukup Baik 16 16% 3,00 - 5,25 Kurang Baik 3 3% Jumlah 97 100% Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 b. Sikap Guru

Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah adalah tetap sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa dapat diperbaiki. Guru hendaknya bersikap adil dalam bertindak dan menciptakan suatu kondisi yang menyebabkan siswa sadar terhadap kesalahannya dan ada dorongan untuk memperbaikinya.

Berdasarkan Tabel 4.9 tentang sikap guru diketahui sebanyak 51 siswa (53%) menilai sangat baik, 22 siswa (23%) baik, 21 siswa (22%) cukup baik, dan 3 siswa (3%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 77%, maka sikap guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.

Tabel 4.9. Sikap Guru

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase 9,76 - 12,00 Sangat Baik 51 53% 77% 7,51 - 9,75 Baik 22 23% 5,26 - 7,50 Cukup Baik 21 22% 3,00 - 5,25 Kurang Baik 3 3% Jumlah 97 100% Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 c. Suara guru

Suara guru mempunyai pengaruh dalam proses belajar mengajar. Suara guru harus bervariasi sehingga tidak membosankan siswa yang mendengarnya dan terdorong untuk memperhatikan penjelasan guru secara maksimal. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.10. mengenai suara guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang diketahui bahwa sebanyak 28 siswa (29%) menilai sangat baik, 26 siswa (27%) baik, 39 siswa (40%) cukup baik, dan 4 siswa (4%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 75%, sehingga termasuk dalam kriteria baik.

Tabel 4.10. Suara Guru

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

6,6 - 8,0 Sangat Baik 28 29% 75% 5,1 - 6,5 Baik 26 27% 3,6 -5,0 Cukup Baik 39 40% 2,0 - 3,5 Kurang Baik 4 4% Jumlah 97 100% Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 d. Pembinaan Hubungan Baik

Terciptanya pembinaan hubungan baik antara siswa dengan guru diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi siswa seperti perasaan

gembira, penuh gairah dan semangat dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.11. mengenai pembinaan hubungan baik yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas diketahui sebanyak 52 siswa (54%) menilai sangat baik, 21 siswa (22%) baik, 21 siswa (22%) cukup baik dan 3 siswa (3%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh yaitu 83%, sehingga termasuk dalam kriteria sangat baik.

Tabel 4.11. Pembinaan Hubungan Baik

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

6,6 - 8,0 Sangat Baik 52 54%

83%

5,1 - 6,5 Baik 21 22%

3,6 -5,0 Cukup Baik 21 22%

2,0 - 3,5 Kurang Baik 3 3%

Jumlah 97 100% Sangat Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013

4.1.3.3. Pengelolaan Organisasional

Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik ditingkat kelas maupun ditingkat sekolah dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua peserta didik secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka menyebabkan tertanam pada diri siswa kebiasaan yang baik dan keteraturan tingkah laku (Rohani, 2004:132).

Berdasarkan Tabel 4.12. tentang pengelolaan organisasional yang dilakukan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas menunjukkan bahwa dari 97 siswa, sebanyak 23 siswa (24%) menilai sangat baik, 55 siswa (57%) baik, 13 siswa (13%) cukup baik, dan 6 siswa (6%) kurang baik. Rata-rata yang

diperoleh adalah 73%, sehingga pengelolaan organisasional yang dilakukan guru IPS di SMP Swasta Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.

Tabel 4.12. Pengelolaan Organisasional

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

17 - 20 Sangat Baik 23 24% 73% 13 - 16 Baik 55 57% 9.0-12.0 Cukup Baik 13 13% 4.0-8.0 Kurang Baik 6 6% Jumlah 97 100% Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013

Mengenai variabel pengelolaan organisasional untuk lebih detailnya dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap sub variabel pengelolaan organisasional sebagai berikut.

a. Penggantian Pelajaran

Beberapa mata pelajaran mungkin ada baiknya siswa berada dalam satu ruangan dan guru yang datang. Akan tetapi, untuk pelajaran-pelajaran tertentu, seperti belajar di laboratorium, olah raga, dan kesenian, siswa diharuskan untuk berpindah ruangan. Hal semacam ini hendaknya diatur secara tertib dan berada di bawah pengawasan guru.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.13. yang membahas tentang penggantian pelajaran yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas menunjukkan bahwa terdapat 38 siswa (39%) yang menilai sangat baik, 32 siswa (33%) baik, 20 siswa (21%) cukup baik, dan 7 siswa (7%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 75%, sehingga penggantian pelajaran yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.

Tabel 4.13. Penggantian Pelajaran

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

6,6 - 8,0 Sangat Baik 38 39% 75% 5,1 - 6,5 Baik 32 33% 3,6 -5,0 Cukup Baik 20 21% 2,0 - 3,5 Kurang Baik 7 7% Jumlah 97 100% Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 b. Guru Berhalangan Hadir

Apabila suatu saat guru berhalangan hadir karena ada sesuatu hal, maka siswa sudah tahu cara mengatasinya, yaitu dengan cara melapor kepada guru piket dan guru piketlah yang mengambil inisiatif untuk mengatasi kekosongan guru tersebut. Berdasarkan Tabel 4.14. tentang kehadiran guru IPS Swasta se-Kecamatan Bergas menunjukkan bahwa 18 siswa (19%) menilai sangat baik, 18 siswa (19%) baik, 55 siswa (57%) cukup baik, dan 6 siswa (6%) kurang baik. Tabel 4.14. Kehadiran Guru

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

6,6 - 8,0 Sangat Baik 18 19% 67% 5,1 - 6,5 Baik 18 19% 3,6 -5,0 Cukup Baik 55 57% 2,0 - 3,5 Kurang Baik 6 6% Jumlah 97 100% Baik

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 c. Masalah Antarsiswa

Apabila terjadi masalah antarsiswa yang tidak dapat diselesaikan oleh mereka, maka ketua harus melapor kepada guru untuk bersama-sama memecahkan dan mengatasi masalah tersebut serta mendapatkan petunjuk kebijakan dalam mengatasi masalah tersebut.

Pada gambar 4.19. terjadi masalah antarsiswa dalam kegiatan diskusi dalam kelas. Seorang guru hadir dalam kegiatan diskusi tersebut kemudian memberi arahan, bimbingan, penjelasan dengan tujuan masalah antarsiswa dalam pembelajaran tersebut dapat diselesaikan.

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Gambar 4.5. Masalah Antarsiswa dalam Kegiatan Diskusi

Berdasarkan Tabel 4.15. yang menunjukkan hasil penelitian tentang masalah antarsiswa yang diselesaikan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas diketahui bahwa sebanyak 62 siswa (64%) menilai sangat baik, 11 siswa (11%) baik, 20 siswa (21%) cukup baik, dan 4 siswa (4%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh sebesar 90%, sehingga penyelesaian masalah antarsiswa yang diselesaikan guru IPS di SMP Swasta Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria sangat baik.

Tabel 4.15. Masalah Antarsiswa

Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase

3,26 - 4,00 Sangat Baik 62 64%

90%

2,51 - 3,25 Baik 11 11%

1,76 - 2,50 Cukup Baik 20 21%

1,00 - 1,75 Kurang Baik 4 4%

Jumlah 97 100% Sangat Baik

Dokumen terkait