• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Orientasi Percobaan

Ada tiga orientasi percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu orientasi waktu pemotongan kaki, orientasi dosis natrium diklofenak, dan orientasi selang waktu pemberian natrium diklofenak. Orientasi percobaan ini dilakukan untuk menguji apakah metode yang digunakan memiliki kevalidan yang dapat diterima.

Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui kehomogenan data yang ditunjukan dengan nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Jika data yang diperoleh homogen, maka dapat dilanjutkan dengan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat apakah antar kelompok mempunyai jumlah rata-rata populasi yang sama

atau tidak. Bila diperoleh signifikansi kurang dari 0,05, itu berarti bahwa mempunyai jumlah rata-rata populasi yang tidak sama sehingga dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat apakah antar kelompok terdapat perbedaan yang bermakna atau tidak bermakna.

1. Orientasi waktu pemotongan kaki

Orientasi waktu pemotongan kaki ini bertujuan untuk menentukan waktu yang diperlukan agar karagenin berefek maksimal yang ditunjukan dengan terjadinya udema paling besar pada kaki mencit. Waktu orientasi yang digunakan adalah 1,2,3, dan 4 jam setelah injeksi karagenin.

Data orientasi waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin (lampiran 4) menunjukan bahwa rata-rata terbentuknya udema pada kaki mencit adalah sebagai berikut :

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 1 2 3 4

waktu pemotongan (jam)

bobot u de m a ( gr a m )

Gambar 6. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat pemberian karagenin dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki.

Hasil orientasi tersebut selanjutnya dianalisis statistik non parametrik dengan Kolmogorov-Smirnov satu sampel untuk mengetahui pola distribusi data. Hasil analisis menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dengan nilai p > 0,05, sehingga analisisnya dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Uji variansi homogenitas memiliki p > 0,05 dan dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen. Uji ANOVA satu arah memiliki p < 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok. Untuk melihat apakah perbedaan tersebut bermakna atau tidak secara statistik maka dilakukan uji Scheffe.

Hasil analisis lengkap bobot udema kaki mencit pada orientasi waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin (lampiran 10) dapat dirangkum pada tabel berikut :

Tabel II. Rangkuman Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat pada orientasi waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin dan hasil uji Scheffe

Hasil uji Scheffe

Jam ke- X ± SE

(gram)

n

Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Jam ke-4

1 0.052 ± 0,005 3 - TB TB B

2 0.043 ± 0,001 3 TB - B B

3 0.066 ± 0,006 3 TB B - TB

4 0.076 ± 0,002 3 B B TB -

Keterangan :

X : rata-rata bobot udema SE : standart error

TB : berbeda tidak bermakna B : berbeda bermakna

Dari grafik rata-rata bobot udema (gambar 6), terlihat bahwa kelompok 4 (pemotongan 4 jam setelah karagenin 1 %) memiliki bobot udema

yang terbesar dibandingkan kelompok perlakuan lainnya. Secara statistik, bobot udema kaki mencit pada kelompok pemotongan kaki 4 jam setelah penyuntikan karagenin dan kelompok pemotongan kaki 3 jam setelah penyuntikan karagenin berbeda tapi tidak bermakna artinya jika mencit dipotong 3 atau 4 jam maka bobot udema dapat dikatakan sama (tabel II). Oleh sebab itu, selang waktu pemotongan kaki mencit setelah penyuntikan karagenin yang akan digunakan dapat dipilih diantara kelompok 3 atau kelompok 4. Dari grafik rata-rata bobot udema kaki mencit setelah 4 jam injeksi karagenin 1% bobot udema yang dihasilkan mengalami kenaikan yang nyata dibandingkan kelompok perlakuan 3 dan kelompok perlakuan lainnya. Terjadinya kenaikan bobot udema pada jam ke-4 tersebut dapat diartikan bahwa karagenin telah berefek maksimal pada jam tersebut. Hal ini dimungkinkan pada jam ke-4 semua mediator inflamasi yang diinduksi karagenin telah keluar, sehingga radang yang dihasilkan maksimal. Oleh karena itu, dalam percobaan selanjutnya dipilih waktu pemotongan kaki mencit yang tepat adalah jam ke-4 setelah injeksi karagenin 1%.

2. Orientasi dosis natrium diklofenak

Orientasi dosis natrium diklofenak ini bertujuan untuk menentukan dosis natrium diklofenak yang dapat menimbulkan penurunan udema yang paling besar. Variasi dosis natrium diklofenak yang digunakan pada orientasi ini adalah 9,75 mg/kgBB; 10,795 mg/kgBB; 11,95 mg/kgBB. Dosis ini diperoleh berdasarkan penelitian Handani (2002).

Data orientasi dosis efektif natrium diklofenak (lampiran 5) menunjukkan bahwa rata-rata terbentuknya udema pada kaki mencit adalah sebagai berikut : 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 mean bobot udema (gram) 9.75 10.795 11.95

dosis natrium diklofenak (mg/kgBB)

Gambar 7. Orientasi dosis efektif natrium dikofenak

Data bobot udema yang diperoleh selanjutnya diuji dengan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi data. Hasil analisis menunjukan bahwa data terdistribusi normal dengan nilai p > 0,05, maka analisis dilanjutkan dengan uji Anova Satu Arah dengan taraf kepercayaan 95%. Uji variansi homogenitas memiliki p > 0,05 dan dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen. Uji ANOVA satu arah memiliki p > 0,05 yang menunjukkan tidak adanya perbedaan antar kelompok, maka tidak dilakukan uji Scheffe.

Hasil analisis lengkap bobot udema kaki mencit pada orientasi dosis efektif natrium diklofenak (lampiran 12) dapat dirangkum pada tabel berikut :

Tabel III. Rangkuman rata-rata bobot udema kaki mencit pada orientasi dosis efektif natrium diklofenak

Dosis natrium diklofenak (mg/kgBB)

Mean bobot udema kaki mencit ± SE (gram)

9,75 0,0467 ± 0,012

10,795 0,0537 ± 0,005

11,95 0,0347 ± 0,014

Dari hasil uji ANOVA satu arah dapat disimpulkan bahwa natrium diklofenak dengan dosis 9,75 mg/kgBB; 10,795 mg/kgBB; 11,95 mg/kgBB menimbulkan penurunan udema yang sama. Oleh sebab itu, dosis natrium diklofenak yang akan digunakan dapat dipilih diantara ketiganya. Dilihat dari grafik rata-rata bobot udema akibat pemberian karagenin dalam berbagai variasi dosis natrium diklofenak ternyata dosis 11,95 mg/kgBB yang menimbulkan penurunan udema yang paling besar (gambar 7). Dapat disimpulkan bahwa dosis natrium diklofenak 11,95 adalah dosis efektifnya dalam menimbulkan penurunan udema yang paling besar. Hal inilah yang menjadi dasar pemilihan 11,95 mg/kgBB sebagai dosis natrium diklofenak yang digunakan dalam penelitian ini.

3. Orientasi selang waktu pemberian natrium diklofenak dosis 11,95 mg/kgBB

Orientasi selang waktu pemberian natrium diklofenak ini bertujuan untuk mengetahui selang waktu (15, 30, 45, atau 60 menit) pemberian natrium diklofenak sebelum penyuntikan karagenin yang dapat menimbulkan penurunan udema yang paling besar.

Data orientasi selang waktu pemberian natrium diklofenak dosis 11,95 mg/kgBB sebelum penyuntikan karagenin (lampiran 8) menunjukkan bahwa rata-rata terbentuknya udema pada kaki mencit sebagai berikut :

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 15 30 45 60

waktu pemberian natrium diklofenak (menit) m e a n bobot ude m a (gr a m )

Gambar 8. Orientasi selang waktu pemberian natrium diklofenak dosis 11,95 mg/kgBB

Data bobot udema yang diperoleh selanjutnya diuji dengan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi data. Hasil analisis menunjukan bahwa data terdistribusi normal dengan nilai p > 0,05, maka analisis dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%. Uji variansi homogenitas memiliki p > 0,05 dan dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen. Uji Anova satu arah memiliki p < 0,05 yang menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok. Untuk melihat apakah perbedaan tersebut bermakna atau tidak secara statistik maka dilakukan uji Scheffe.

Hasil analisis lengkap bobot udema kaki mencit pada orientasi selang waktu pemberian natrium diklofenak dosis 11,95 mg/kgBB sebelum injeksi karagenin

(lampiran 12) dapat dirangkum pada tabel berikut :

Tabel IV. Rangkuman rata-rata bobot udema kaki mencit pada orientasi selang waktu pemberian natrium diklofenak dosis 11,95 mg/kgBB sebelum injeksi karagenin dan uji Scheffe

Hasil uji Scheffe Menit

ke-

X ± SE (gram)

n

15 menit 30 menit 45 menit 60 menit

15 0.048 ± 0,001 3 - TB B B

30 0.042 ± 0,004 3 TB - B B

45 0.025 ± 0,004 3 B B - B

60 0.066 ± 0,003 3 B B B -

Keterangan :

X : rata-rata bobot udema SE : standart error

TB : berbeda tidak bermakna B : berbeda bermakna

Dari tabel IV terlihat bahwa pada kelompok pemberian natrium diklofenak dengan selang waktu 45 menit mempunyai rata-rata bobot udema terkecil diantara selang waktu 15, 30, dan 60 menit. Pada tabel IV tersebut juga terlihat bahwa antara kelompok 3 (45 menit sebelum penyuntikan karagenin), berbeda bermakna dengan kelompok lainnya, sehingga pada selang waktu 45 menit sebelum penyuntikan karagenin inilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Dokumen terkait