• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.4. Hasil Pekerjaan

4.4. Hasil Pekerjaan

4.4.1. Pembuatan Kuesioner K3 Beserta Pembahasan

Hasil pekerjaan yang pertama adalah penulis diberi tugas oleh pembimbing lapangan untuk membuat kuesioner K3. Penulis diizinkan oleh pembimbing lapangan untuk melakukan pengamatan langsung pada lantai produksi dan bertanya langsung kepada operator mengenai alat pelindung diri (APD) yang digunakan oleh para operator, kecelakaan kerja serta penyakit yang pernah diderita oleh operator serta fasilitas lain seperti mushola dan toilet yang ada di unit Spinning 1 PT Danliris. Setelah melakukan pengamatan dan bertanya kepada operator, penulis merancang kuesioner yang kemudian disetujui oleh pembimbing lapangan dan bagian personalia. Setelah disetujui oleh pembimbing lapangan dan bagian personalia, maka kemudian bagian personalia akan menyebarkan kuesioner kepada operator produksi di unit Spinning 1, setelah itu operator mengembalikan kuesioner yang telah diisi kepada bagian personalia. Setelah kuesioner yang telah diisi oleh operator telah dikumpulkan kepada bagian personalia, kemudian bagian personalia memberikan kuesioner yang telah terkumpul tersebut kepada penulis. Penulis kemudian mengolah data kuesioner. Hasil pengolahan data kuesioner oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Menurut anda, apakah alat pelindung yang disediakan sudah cukup ? Hasil Kuesioner : Berdasarkan dari 50 operator yang telah mengisi kuesioner, didapatkan hasil bahwa 52% atau sebanyak 26 operator menjawab bahwa jenis alat pelindung diri (APD) yang diberikan sudah cukup, sementara sebanyak 48% atau 24 operator menjawab bahwa jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang diberikan belum cukup. Grafik dari hasil kuesioner pertanyaan 1 ditunjukkan pada gambar 4.5. Berdasarkan hasil kuesioner pertanyaan 1, maka perlu penambahan jenis Alat Pelindung Diri karena selama ini yang disediakan oleh unit

Spinning 1 PT Dan Liris adalah masker, earplug dan pelindung kepala

42

Gambar 4.5. Grafik Hasil Kuesioner Pertanyaan 1

2. Alat pelindung apakah yang sering tidak anda gunakan saat bekerja di unit Spinning I PT Dan Liris ?

Hasil kuesioner : Dari 50 operator yang telah menjawab kuesioner, didapatkan hasil bahwa sebanyak 52% atau 26 operator menjawab bahwa Alat Pelindung Diri (APD) yang sering tidak digunakan oleh operator adalah earplug. Sebanyak 34% atau 17 operator menjawab bahwa Alat Pelindung Diri (APD) yang sering tidak digunakan oleh operator adalah pelindung kepala. Sebanyak 12% atau sebanyak 6 operator menjawab bahwa Alat Pelindung Diri (APD) yang sering tidak digunakan oleh operator adalah sepatu. Sedangkan 2% dari 50 operator atau sebanyak 1 operator menjawab bahwa Alat Pelindung Diri (APD) yang sering tidak digunakan oleh operator adalah masker. Grafik hasil kuesioner pertanyaan 2 ditunjukkan pada gambar 4.6.

Earplug jarang digunakan karena untuk operator yang sudah cukup

lama bekerja di PT Dan Liris merasa bahwa earplug tidak nyaman di telinga, sehingga mereka memilih mengambil kapas dari gudang kapas untuk dimasukkan ke telinga agar dapat menghindari kebisingan. Oleh karena itu, saran yang dapat disampaikan adalah perlunya penyuluhan lebih lanjut kepada operator mengenai pentingnya penggunaan earplug atau penggantian Alat Pelindung Diri (APD) earplug menjadi earmuff agar lebih nyaman di telinga serta untuk menghindari kebisingan. Sementara itu, pelindung kepala

sudah cukup 48% belum cukup

52% sudah cukup

43

selama ini hanya digunakan oleh operator perempuan, dikarenakan perempuan mayoritas berambut panjang dan dapat mengakibatkan rambut rontok dapat berkontaminasi dengan sliver / roving / benang selama proses produksi berlangsung. Padahal untuk operator laki – laki, juga dapat dimungkinkan untuk rambut rontok, sehingga operator laki – laki seharusnya juga memakai pelindung kepala agar dapat menghindari kontaminasi dengan sliver / roving / benang selama proses produksi berlangsung.

Gambar 4.6. Grafik Hasil Kuesioner Pertanyaan 2

3. Apakah anda pernah mengalami kecelakaan kerja selama bekerja di

unit Spinning I PT Dan Liris ?

Hasil kuesioner : Dari 50 operator yang telah menjawab kuesioner, diketahui bahwa sebanyak 30% dari mereka atau sebanyak 15 operator menjawab bahwa mereka pernah mengalami kecelakaan kerja. Dari 30% yang menjawab pernah mengalami kecelakaan kerja, diketahui ada 5 kecelakaan kerja yang pernah dialami oleh operator, antara lain : tersetrum, terjepit mesin, terkena gerinda mesin, terkena kawat, dan terkena pisau. Persentase jenis kecelakaan kerja yang dialami oleh operator adalah sebanyak 46% operator atau sebanyak 7 operator mengalami kecelakaan kerja yaitu terjepit mesin ; sebanyak 34% operator atau sebanyak 5 operator pernah mengalami kecelakaan kerja yaitu tersetrum ; sebanyak 7% atau 1 operator

SEPATU 12% EARPLUG 52% MASKER 2% PELINDUNG KEPALA 34% SEPATU EARPLUG MASKER PELINDUNG KEPALA

44

pernah mengalami kecelakaan kerja yaitu terkena gerinda mesin ; sebanyak 7% atau 1 operator pernah mengalami kecelakaan kerja yaitu terkena kawat ; sebanyak 7% lainnya atau 1 operator pernah mengalami kecelakaan kerja yaitu terkena pisau. Grafik hasil kuesioner pertanyaan 3 ditunjukkan pada gambar 4.7 dan gambar 4.8.

Berdasarkan kuesioner nomor 3 ini diketahui bahwa kecelakaan kerja yang sering timbul adalah kecelakaan kerja yang berhubungan dengan tangan misalnya terjepit mesin, tersetrum, dll. Oleh karena itu, saran yang dapat disampaikan adalah penambahan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu sarung tangan, tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja pada unit Spinning 1 PT Dan Liris. Penggunaan sarung tangan diutamakan untuk operator carding,

drawing, flyer, ring spinning dan winding. Karena pada bagian carding, drawing, flyer, ring spinning dan winding, operator dapat

tersetrum arus singkat. Pertimbangan lainnya adalah putaran (rpm) yang cukup tinggi yaitu +/- 15000 rpm pada mesin – mesin tersebut.

Gambar 4.7. Grafik Hasil Kuesioner Pertanyaan 3 (1)

PERNAH 30% TIDAK PERNAH 70% PERNAH TIDAK PERNAH

45

Gambar 4.8. Grafik Hasil Kuesioner Pertanyaan 3 (2)

4. Apakah anda pernah mengalami sakit yang disebabkan karena bekerja di unit Spinning I PT Danliris ?

Hasil kuesioner : Dari 50 operator yang menjawab kuesioner, didapatkan hasil bahwa sebanyak 28% operator atau sebanyak 14 operator pernah mengalami sakit akibat bekerja di unit Spinning 1 PT Danliris. Dari 14 operator yang pernah mengalami sakit akibat bekerja tersebut diketahui bahwa jenis penyakitnya adalah bisinosis, asma, polip, sesak napas, dan iritasi mata. Persentase jenis penyakit yang pernah dialami oleh operator adalah sebanyak 43% atau sebanyak 6 operator pernah mengalami iritasi mata ; sebanyak 22% atau sebanyak 3 operator pernah mengalami sesak napas ; sebanyak 14% atau sebanyak 2 operator pernah mengalami bisinosis ; sebanyak 14% atau sebanyak 2 operator pernah mengalami polip ; sebanyak 7% atau sebanyak 1 operator pernah mengalami asma. Grafik dari hasil kuesioner pertanyaan 4 ditunjukkan pada gambar 4.9 dan gambar 4.10.

Berdasarkan kuesioner nomor 4 ini diketahui bahwa penyakit yang dapat timbul akibat bekerja pada unit Spinning 1 PT Dan Liris adalah penyakit yang berhubungan dengan pernapasan dan mata. Oleh karena itu, saran yang dapat disampaikan adalah bagian personalia dapat menegur operator jika tidak menggunakan masker pada saat di

TERSETRUM 33% TERJEPIT MESIN 46% TERKENA GERINDA MESIN 7% TERKENA KAWAT 7% TERKENA PISAU 7% TERSETRUM TERJEPIT MESIN

TERKENA GERINDA MESIN TERKENA KAWAT

46

lantai produksi karena selama kerja praktek berlangsung di unit

Spinning 1 PT Dan Liris, terdapat banyak operator yang tidak

menggunakan masker saat berada di lantai produksi, dan dapat juga dipertimbangkan untuk menambah Alat Pelindung Diri (APD) yaitu

safety glasses, yang bertujuan agar penyakit yang berhubungan

dengan mata dapat terminimalisir. Untuk penggunaan safety glasses diutamakan untuk operator mesin ring frame karena pengisian bobbin dan cop benang per spindel mesin ring frame masih dilakukan secara manual oleh operator, dan juga saat doffing yang artinya pemberhentian mesin ring frame oleh operator karena benang yang terlilit di cop benang sudah penuh, kemudian cop benang tersebut diambil satu per satu oleh operator untuk dibawa ke proses selanjutnya.

Gambar 4.9. Grafik Hasil Kuesioner Pertanyaan 4 (1)

PERNAH 28% TIDAK PERNAH 72% PERNAH TIDAK PERNAH

47

Gambar 4.10. Grafik Hasil Kuesioner Pertanyaan 4 (2)

5. Apakah ada faktor – faktor di bawah ini yang mengganggu pekerjaan anda pada unit Spinning I PT Danliris ?

Hasil Kuesioner : Berdasarkan 50 operator yang menjawab kuesioner diketahui bahwa sebanyak 46% atau 23 operator menjawab bahwa faktor yang mengganggu pekerjaan adalah debu kapas yang ditimbulkan selama proses produksi ; sebanyak 32% atau 16 operator menjawab bahwa faktor yang mengganggu pekerjaan adalah suhu panas di lantai produksi ; sebanyak 20% atau 10 operator menjawab bahwa faktor yang mengganggu pekerjaan adalah kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin ; sebanyak 2% atau 1 operator menjawab bahwa faktor yang mengganggu pekerjaan adalah pencahayaan di lantai produksi yang kurang. Grafik dari hasil kuesioner pertanyaan 5 ditunjukkan pada gambar 4.11.

Berdasarkan hasil kuesioner nomor 5, diketahui bahwa mayoritas operator berpendapat bahwa faktor yang mengganggu pekerjaan adalah debu kapas dan suhu panas. Oleh karena itu, saran yang dapat disampaikan adalah penambahan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu safety glasses untuk menghindari kontak mata dengan debu, penggunaan masker selama berada di lantai produksi. Sementara itu untuk suhu yang cukup panas di lantai produksi, saran yang dapat disampaikan adalah penambahan rak botol minum di lantai produksi karena selama ini rak minum tidak disediakan, sehingga ketika operator ingin minum maka harus keluar dari lantai produksi dan

bisinosis 14% polip 14% sesak napas 22% asma 7% iritasi mata 43% bisinosis polip sesak napas asma iritasi mata

48

mengambil minuman yang diletakkan di loker tas. Saran ini bertujuan agar operator tidak meninggalkan pekerjaan di lantai produksi, karena sesuai pengamatan penulis, operator saat mengambil minum di loker tas, operator kemudian minum dan berbincang dengan satpam ataupun dengan operator lain yang sedang ada di luar lantai produksi, serta untuk menghindari dehidrasi akibat suhu yang cukup panas di lantai produksi.

Gambar 4.11. Grafik Hasil Kuesioner Pertanyaan 5

6. Dari skala 1 s/d 4, pada skala berapakah yang anda pilih untuk fasilitas lain pada unit spinning I PT Danliris seperti toilet dan mushola sudah bersih dan nyaman saat digunakan ? (Pilih salah satu dari semua pilihan dibawah ini)

Hasil kuesioner : Dari 50 operator yang menjawab kuesioner, diketahui bahwa sebanyak 50% atau sebanyak 25 operator berpendapat bahwa fasilitas lain di unit Spinning 1 PT Dan Liris kotor dan tidak nyaman ; sebanyak 46% atau 23 operator berpendapat bahwa fasilitas lain di unit Spinning 1 cukup bersih dan cukup nyaman ; sebanyak 4% atau 2 operator berpendapat bahwa fasilitas lain di unit

Spinning 1 sangat kotor dan sangat tidak nyaman. Grafik dari hasil

kuesioner pertanyaan 6 ditunjukkan pada gambar 4.12.

Berdasarkan hasil kuesioner nomor 6 ini diketahui bahwa mayoritas operator berpendapat bahwa fasilitas lain seperti mushola dan toilet yang tersedia di unit Spinning 1 PT. Dan Liris cukup kotor sehingga

kebisingan 20% debu kapas 46% pencahayaan 2% suhu panas 32% kebisingan debu kapas pencahayaan suhu panas

49

saran yang dapat disampaikan adalah perlunya dilakukan pembersihan fasilitas – fasilitas seperti mushola dan toilet secara berkala yaitu seminggu sekali agar operator merasa nyaman ketika menggunakan mushola dan toilet serta untuk menghindari cedera akibat lantai di toilet yang cukup licin ataupun jatuh di toilet.

Gambar 4.12. Grafik Hasil Kuesioner Pertanyaan 6

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis serta bertanya kepada operator pada masing – masing stasiun kerja, diketahui bahwa resiko kecelakaan kerja yang dapat ditimbulkan oleh tiap mesin adalah sebagai berikut :

a. Mesin Carding : Operator mesin dapat terkena arus singkat, jari patah, dan jatuh akibat menyalurkan can sliver carding ke proses berikutnya.

b. Mesin Drawing : Operator mesin dapat terkena arus singkat, jari patah, dan jatuh akibat menyalurkan can sliver drawing ke proses berikutnya,

c. Mesin Ring Frame : Operator dapat terkena arus singkat, dan jari patah

d. Mesin Winder : Operator dapat terkena arus singkat, dan jari patah sangat kotor

dan sangat tidak nyaman

4%

kotor dan tidak nyaman 50% cukup bersih dan cukup nyaman 46% sangat bersih dan sangat nyaman 0%

sangat kotor dan sangat tidak nyaman

kotor dan tidak nyaman cukup bersih dan cukup nyaman

sangat bersih dan sangat nyaman

50

Sementara itu, berdasarkan pengamatan penulis, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja maupun sakit akibat kerja di unit spinning 1 PT Dan Liris:

a. Faktor operator

- Kelalaian mengenakan alat proteksi yang telah disediakan karena saat penulis melakukan pengamatan terdapat operator yang tidak memakai masker, sepatu, earplug, dan pelindung kepala. Untuk masker dan sepatu, penulis kadang menjumpai 1 – 2 operator yang lalai dalam memakai masker. Untuk pelindung kepala, hanya operator wanita saja yang memakai pelindung kepala, sedangkan operator pria hanya sebagian yang menggunakan pelindung kepala. Sedangkan untuk earplug, banyak operator yang tidak memakai dengan alasan ketidaknyamanan pada telinga, sehingga mereka memilih untuk menggunakan kapas yang dimasukkan ke telinga.

b. Faktor lingkungan kerja

- Kebisingan yang ditimbulkan akibat bekerja selama 8 jam / shift yang dapat mengakibatkan pendengaran menjadi tidak normal - Debu kapas yang dapat mengakibatkan gangguan pada mata

dan gangguan pada pernapasan

- Suhu selama proses produksi di unit spinning 1 yang cukup panas yaitu 32 ˚C mengakibatkan dehidrasi dan kelelahan untuk para operator. Sementara tidak ada rak minum yang tersedia, sehingga ketika operator ingin minum maka harus keluar dari lantai produksi Dari hasil kuesioner serta pembahasan diatas, maka penulis menyarankan hal - hal kepada unit Spinning 1 PT Dan Liris sebagai berikut :

1. Perlunya penyuluhan lebih lanjut ke operator mengenai pentingnya penggunaan earplug ketika berada di lantai produksi, karena sebanyak 52% dari operator yang menjawab kuesioner mengatakan bahwa mereka paling jarang menggunakan earplug saat bekerja. 2. Penggantian Alat Pelindung Diri (APD) earplug menjadi earmuff

karena operator banyak yang merasa tidak nyaman saat menggunakan earplug dan memilih untuk menggunakan potongan

51

kapas kecil untuk dimasukkan ke telinga agar menghindari kebisingan.

3. Untuk pelindung kepala, saat ini hanya digunakan oleh operator perempuan. Sedangkan untuk laki – laki, hanya ada sedikit ada yang menggunakan pelindung kepala. Oleh karena itu, perlu diwajibkan baik laki – laki maupun perempuan untuk mengenakan pelindung kepala untuk menghindari terjadinya kontaminasi antara rambut rontok dengan kapas atau benang.

4. Toilet yang cukup kotor dan tidak membuat nyaman para operator dapat dibersihkan secara berkala yaitu 1 minggu sekali untuk menghindari hal – hal yang membuat operator cedera, misalnya jatuh di toilet maupun terpeleset akibat toilet yang licin.

5. Suhu yang cukup panas selama proses produksi mengakibatkan dehidrasi. Oleh karena itu, perlu adanya rak minum yang ditempatkan di ruangan produksi. Selama ini, rak minum tidak disediakan, jadi ketika operator merasa haus maka perlu keluar dari ruangan produksi untuk mengambil minuman yang ada di tas yang terletak di loker tas. 6. Penambahan APD yaitu sarung tangan dan safety glasses agar

meminimalisir terjadinya jari tangan patah maupun terkena arus singkat dan iritasi mata serta gangguan mata lainnya diminimalisir

4.4.2. Melakukan Uji Kerataan

Tugas yang diberikan selama kerja praktek di unit Spinning 1 PT Dan Liris adalah melakukan uji kerataan dari sliver dan benang. Uji kerataan dilakukan di ruang Quality Control (QC). Melakukan uji kerataan ini dimulai dengan penulis beserta operator QC mengambil sampel sliver atau sampel benang, yang kemudian dibawa ke ruang QC untuk dilakukan uji kerataannya. Mesin yang digunakan saat uji kerataan adalah mesin uster tester. Yang diuji kerataannya adalah sliver hasil dari mesin

carding, sliver hasil dari mesin pre-drawing, sliver hasil dari mesin finish drawing, dan benang. Mesin uster tester ini terdiri dari 3 bagian yaitu :

a. Bagian 1

Bagian ini berfungsi untuk menentukan kecepatan roda yang diinginkan dan untuk menentukan slot hitam. Ketika pengetesan uster

sliver maka kecepatannya adalah 25 rpm. Sedangkan untuk

52

penentuan slot hitam, ketika melakukan uji kerataan sliver menggunakan slot hitam nomor 2 dan melakukan kerataan benang menggunakan slot hitam nomor 5. Bagian 1 dari mesin uster tester ditunjukkan pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13. Mesin Uster Tester Bagian 1

b. Bagian 2

Bagian 2 ini adalah untuk menentukan waktu pengetesan, serta untuk penentuan frekuensi. Ketika pengujian kerataan benang frekuensi 100%, pengujian kerataan sliver carding dan sliver pre-drawing menggunakan 25%, dan pengetesan kerataan sliver finish drawing adalah 12,5%. Bagian 2 dari mesin uster tester ditunjukkan pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14. Mesin Uster Tester Bagian 2

Slot hitam Pengatur kecepatan rpm roda roda Pengatur frekuensi Tombol stop Tombol start Pengatur waktu Layar hasil uji kerataan Switch on / off Tombol SPG

53 c. Bagian 3

Bagian 3 digunakan untuk mencetak hasil pengujian kerataan sliver. Sedangkan untuk pengujian kerataan benang, pada bagian atas terdapat angka yang akan menentukan hasil dari thin, thick, dan nep dari benang. Bagian 3 dari mesin uster tester ditunjukkan pada Gambar 4.15.

Gambar 4.15. Mesin Uster Bagian 3

Berikut ini adalah Langkah – langkah dalam pengetesan kerataan sliver

carding :

1. Pada bagian 1 :

a. Putar pengatur kecepatan roda untuk pengetesan sliver carding b. Geser slot hitam ke nomor 2

c. Tekan tombol ON

2. Pada bagian 2 :

a. Pencet tombol 1 min, yang artinya pengetesan dilakukan 1 menit b. Pencet tombol stop – start – 100% - adjust – stop – start – stop

c. Setelah sliver masuk, pencet tombol normal, putar putaran penunjuk jarum hingga jarum ke angka nol, pencet tombol normal lagi, pencet tombol stop, lalu pencet start, dan pencet pada bagian frekuensi 25%.

d. Tunggu 1 menit, hingga berbunyi. e. Ketika berbunyi, pencet tombol SPG. Layar untuk mengetahui hasil thin Layar untuk mengetahui hasil thick Layar untuk mengetahui hasil nep Pemutar volume Bagian keluarnya hasil cetakan

54

f. Lihat hasil kerataan pada bagian bawah, kemudian dicatat.

3. Pada bagian 3 :

a. Putar volume sesuai hasil yang dikeluarkan dari SPG b. Lalu cetak hasil dari kerataan.

c. Terdapat 13 mesin, sehingga pengambilan sampel per mesin. Tes dilakukan selama 13 kali sesuai dengan jumlah mesin. Hasil yang dicetak adalah yang mempunyai kerataan sebesar 3,00% s/d 3,99% untuk mesin 1 – 8, dan mesin 11 – 13. Sedangkan mesin 9 dan 10, hasil kerataan yang dicetak adalah yang mempunyai kerataan sebesar 3,00% s/d 3,99%. Hasil dari 13 sampel tersebut dicatat di selembar kertas dan diberikan kepada bagian

maintenance agar bagian maintenance dapat memeriksa mesin

agar ketika sampel diambil lagi dari mesin, sampel dapat memenuhi standar kerataan yang diinginkan.

Berikut ini adalah langkah – langkah dalam pengujian kerataan sliver

pre-drawing :

1. Pada bagian 1 :

a. Putar pengatur kecepatan roda untuk pengujian sliver carding b. Geser slot hitam ke nomor 2

c. Tekan tombol ON 2. Pada bagian 2 :

a. Pencet tombol 1 min, yang artinya pengujian dilakukan 1 menit b. Pencet tombol stop – start – 100% - adjust – stop – start – stop

c. Setelah sliver masuk, pencet tombol normal, putar putaran penunjuk jarum hingga jarum ke angka nol, pencet tombol normal lagi, pencet tombol stop, lalu pencet start, dan pencet pada bagian frekuensi 25%.

d. Tunggu 1 menit, hingga berbunyi. e. Ketika berbunyi, pencet tombol SPG.

f. Lihat hasil kerataan di bagian bawah, kemudian dicatat 3. Pada bagian 3 :

a. Putar volume hasil yang dikeluarkan dari SPG b. Lalu cetak hasil dari kerataan sliver pre-drawing.

55

c. Standar kerataan yang diinginkan maksimal 3,2%, maka hasil yang dicetak adalah hasil dibawah standar tersebut atau sama. Hasil pengetesan dicatat dan kemudian diberikan kepada bagian maintenance agar bagian maintenance dapat mengecek ulang mesin pre-drawing.

Berikut ini adalah langkah – langkah dalam pengetesan kerataan sliver

finish drawing :

1. Pada bagian 1 :

a. Putar pengatur kecepatan roda untuk pengujian kerataan sliver carding

b. Geser slot hitam ke nomor 2 c. Tekan tombol ON

2. Pada bagian 2 :

a. Pencet tombol 1 min, yang artinya pengujian dilakukan selama 1 menit

b. Pencet tombol stop – start – 100% - adjust – stop – start – stop

c. Setelah sliver masuk, pencet tombol normal, putar putaran penunjuk jarum hingga jarum ke angka nol, pencet tombol normal lagi, pencet tombol stop, lalu pencet start, dan pencet pada bagian frekuensi 12,5%.

d. Tunggu 1 menit, hingga berbunyi. e. Ketika berbunyi, pencet tombol SPG.

f. Lihat hasil dari kerataan pada bagian bawah, kemudian dicatat. 3. Pada bagian 3 :

a. Putar volume hitam sesuai hasil yang dikeluarkan dari SPG b. Lalu cetak hasil dari kerataan.

c. Standar kerataan yang diinginkan maksimal 2,75%, maka hasil yang dicetak adalah hasil yang dibawah standar tersebut atau sama. Hasil pengetesan dicatat dan kemudian diberikan ke bagian maintenance agar bagian maintenance dapat mengecek ulang mesin finish drawing.

Berikut ini adalah langkah – langkah dalam pengujian kerataan benang : 1. Pada bagian 1 :

56

a. Putar pengatur kecepatan roda untuk pengujian kerataan benang b. Geser slot hitam ke nomor 5

c. Tekan tombol ON 2. Pada bagian 2 :

a. Pencet tombol 2,5 min, yang artinya pengetesan dilakukan 2,5 menit

b. Pencet tombol stop – start – 100% - adjust – stop – start – stop

c. Setelah benang masuk, pencet tombol normal, putar putaran penunjuk jarum hingga jarum ke angka nol, pencet tombol normal lagi, pencet tombol stop, lalu pencet start, pencet clear pada bagian 3.

d. Tunggu 2,5 menit, hingga berbunyi. e. Lihat hasil kerataan, kemudian dicatat. 3. Pada bagian 3 :

a. Lihat hasil thin, thick, dan nep pada bagian atas, kemudian dicatat pada buku.

Berikut ini adalah hasil dari uji kerataan :

a. Hasil cetakan pengujian kerataan sliver mesin drawing

Hasil cetakan untuk pengujian kerataan sliver mesin drawing ditunjukkan pada gambar 4.16. Grafik yang dihasilkan pada cetakan menunjukkan pergerakan kerataan dari sliver carding selama dilakukannya uji kerataan selama 1 menit. Cara membaca hasil cetakan pengujian kerataan sliver mesin drawing seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.16 adalah sebagai berikut :

1. Mat. adalah jenis mesin dan nomor mesin yang diuji kerataannya 2. Ne. adalah 2 angka dibelakang koma pada hasil uji kerataan.

Misalnya pada mesin, tertera hasil 3,02, maka 02 ditulis pada

Dokumen terkait