• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kota Binjai

Kota Binjai terdiri dari 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat dengan 37 kelurahan dan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 219.145 jiwa. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Binjai Selatan (29,96km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Binjai Kota (4,12km2) (BPS Kota Binjai, 2002).

Posisi Kota Binjai cukup strategis untuk menjadikannya berkembang pesat sebagai kota perdagangan karena terletak di jalur lintas Sumatera. Jalur ini menghubunghkan kota Binjai dengan kota atau di kabupaten di Sumtera Utara, seperti Kota Medan, Kabupaten Langkat, dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (BPS Kota Binjai, 2002). Beberapa potensi wilayah dari Kota Binjai ini adalah di sektor pertanian, walaupun hasil pertanian ini cukup potensial (kegiatan perekonomian terbesar ketiga di Kota Binjai), namun demikian sektor yang lebih menonjol dalam kegiatan perekonomian daerah adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan. Sedangkan potensi peternakan, sebagian besar penghasil ternak

di Kota Binjai adalah berada di Kecamatan Binjai Selatan (BPS Kota Binjai, 2017).

Salah satu penghasil sekaligus pemasaran ternak yang ada di kota binjai adalah ayam broiler. Dalam pemasarannya, para peternak mempunyai berbagai cara dalam memasarkan ayam tersebut. Peternak dapat langsung meyalurkannya kepada konsumen akhir, melalui pedagang pengumpul, pedagang eceran maupun lewat pedagang besar.

Pedagang Pengecer Ayam Broiler

Pedagang pengecer ayam broiler yang terdapat di pasar tradisional memperoleh ayam broiler dari dalam dan luar kota untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi ayam broiler. Di pasar Tavip terdapat 21 pedagang pengecer ayam broiler yang setiap harinya melakukan kegiatan pemasaran ayam broiler, pedagang pengecer ayam broiler di pasar Brahrang sebanyak 11 orang, sementara pedagang pengecer di pasar Kebun Lada sebanyak 5 orang.

Profil Responden

Karakteristik Pedagang Pengecer

Dalam penelitan ini terdapat 37 orang responden pedagang pengecer yang berada di pasar tradisional Kota Binjai. Masing-masing pedagang pengecer dari ketiga pasar tradisional yang terlibat memiliki sifat yang berpengaruh pada aktivitas pemasaran yang dilakukan. Karakteristik pedagang pengecer yang meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman berdagang.

Jumlah pedagang pengecer berdasarkan karakteristik masing-masing ditampilkan dalam bentuk persentase (Tabel 1). Jenis kelamin pedagang pengecer di dominasi oleh pria (78,4%). Untuk kelompok umur pedagang pengecer di dominasi oleh umur 36-50 (70,2%). Pada tingkat pendidikan pedagang pengecer yang terbanyak yaitu tingkat pendidikan SMA/SLTA (54,1%). Kemudian untuk pengalaman usaha terbanyak yaitu <10 tahun (62,1%).

Tabel 1. Karakteristik Pedagang Pengecer

No Karakteristik Pedagang Jumlah Pedagang (orang)

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Responden pedagang pengecer berjumlah 37 orang yang terdiri dari 29 orang pria (78,4%) dan 8 orang wanita (21,6%). Banyaknya jumlah pria daripada wanita yang berkaitan dengan aktivitas fisik seperti pemesanan dan pengangkutan yang dilakukan pedagang dengan tenaga yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachri (2017) yang menyatakan bahwa banyaknya jumlah pedagang yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan berkaitan dengan aktivitas fisik seperti pemesanan, pengangkutan dan pemotongan yang dilakukan pedagang memerlukan waktu dan tenaga yang lebih besar.

Karakteristik Agen

Agen ayam broiler dalam penelitian ini adalah pedagang yang berperan sebagai penyalur ayam broiler dari peternak hingga sampai ke pedagang pengecer.

Agen yang terlibat dalam pemasaran ayam broiler ini adalah sebanyak 15 orang.

Tabel 2. Karakteristik Agen

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 2 agen yang mengangkut ayam broiler adalah 100%

berjenis kelamin pria. Hal ini disebabkan pengangkutan ayam broiler hendaklah menggunakan tenaga yang maksimal dan menggunakan kecekatan dalam hal fisik untuk mengurangi resiko dalam hal kerusakan produk pada masa pengangkutan.

Karakteristik Peternak

Peternak responden dalam penelitian ini berasal dari dalam dan luar Kota Binjai sebanyak 5 peternak. Peternak responden dalam penelitian ini terdiri dari 1 perseroan dan 4 adalah produksi perseorangan.

Jumlah peternak responden pada masing-masing karakteristik ditampilkan dalam bentuk persentase (Tabel 3) dimana jumlah jenis kelaimin terbanyak adalah pria (60%). Kelompok umur terbanyak yaitu 51-60 (60%), Tingkat pendidikan terbanyak SMA (60%) dan pengalaman usaha 10 tahun sebesar (80%).

Tabel 3. Karakteristik Peternak

Sumber: Hasil Survei data diolah (2019) Saluran Pemasaran

Dalam kegiatan pemasaran terdapat lembaga pemasaran yang merupakan lembaga perantara yang menghubungkan produsen ke konsumen dalam menyampaikan hasil produksi:

Saluran Pemasaran I

Gambar 2. Skema Saluran Pemasaran I

Berdasarkan Gambar 2 adalah jenis pemasaran yang termasuk saluran pemasaran satu tingkat karena saluran ini hanya menggunakan satu lembaga perantara yaitu pedagang pengecer. Peternak ayam broiler pada saluran ini berasal dari Kota Binjai dan diambil langsung oleh pedagang pengecer dengan menggunakan alat transportasi seperti mobil angkutan.

Peternak Pedagang

Pengecer

Konsumen

Saluran Pemasaran II

Gambar 3. Skema Saluran Pemasaran II

Berdasarkan Gambar 3 saluran pemasaran kedua merupakan saluran pemasaran dua tingkat karena pemasaran ayam broiler dari peternak ke konsumen melalui 2 lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul agen dan pedagang pengecer. Peternak berasal dari dalam dan luar kota Binjai dan menjual ayam broiler kepada agen yang datang ke peternak. Agen mengangkut ayam broiler menggunakan mobil angkutan dan langsung dijual ke pedagang pengecer di pasar.

Margin Pemasaran

Margin pemasaran merupakan selisih harga yang diterima oleh peternak ayam broiler dengan harga yang dikeluarkan oleh konsumen yang membeli ayam broiler. Margin pemasaran suatu komoditas terdiri dari biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran serta keuntungan yang diterima oleh peternak ayam broiler dan lembaga-lembaga pemasaran. Untuk dapat mengetahui besarnya keuntungan yang didapatkan pelaku pemasaran serta biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran maka perlu dilakukan analisis margin pemasaran pada setiap saluran pemasaran.

Saluran pertama yaitu melibatkan satu lembaga pemasaran saluran pemasaran ini meliputi Peternak Pedagang Pengecer Konsumen. Saluran pemasaran kedua melibatkan dua lembaga pemasaran meliputi Peternak Agen Pedagang Pengecer Konsumen.

Peternak Pedagang

Pengumpul (Agen)

Pedagang Pengecer

Konsumen

Tabel 4. Biaya pemasaran ayam broiler yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran pada saluran pemasaran I

Biaya Saluran Pemasaran I No. Jenis

1. Pedagang Pengecer 9.744

I. Alat

g. Transportasi 720.000 5,62

Total Biaya Pemasaran 13.681.400 100

Total Biaya Rata-rata 1.404,08 Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Saluran pemasaran I (Tabel. 4) terdiri dari pedagang pengecer yang berada di pasar tradisional di Kota Binjai. Biaya pemasaran pedagang pengecer yang dikeluarkan sebesar Rp. 13.681.400.- per bulan. Biaya Rata-rata pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 1.404,08.- per kg.

Biaya saluran pemasaran II (Tabel. 5) yang dikeluarkan agen terdiri dari

biaya variabel sebesar Rp.5.470.667,- per bulan dan biaya alat sebesar Rp. 2.800.000,- biaya rata-rata pemasaran sebesar Rp. 575,79,- per kg.

Sedangkan biaya alat yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 4.206.397,- dan biaya variabel sebesar Rp. 8.121.176,- per bulan dan biaya

rata-rata pemasaran Rp. 2.573,62,- per kg.

Tabel 5. Biaya pemasaran ayam broiler yang dikeluarkan oleh setiap lembaga

Total Biaya Pemasaran 8.270.667 100

Biaya Rata-rata 575,79

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Margin pemasaran pada jalur pemasaran I yaitu sebesar Rp. 9.800,- (Tabel. 6) dimana pada jalur ini peternak langsung menjual ayam broiler kepada pedagang pengecer. Pada jalur I dan II besar margin pemasaran ditentukan oleh jarak distribusi dan panjang pendeknya rantai pemasaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2013) yang menyatakan semakin banyak

pedagang perantara yang terlibat dalam saluran pemasaran maka akan semakin besar pula margin pemasaran yang terbentuk.

Tabel 6. Margin Pemasaran

Biaya Pemasaran 1.404,08 2.575,62

Keuntungan 8.395,92 6.049,37

Harga Jual 29.000 29.625

Margin 9.800 8.265

Total Biaya Pemasaran 1.404,08 3.151,41

Total Keuntungan 8.395,92 7.273,57

Total Margin 9.800 10.425

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Margin pemasaran pada jalur pemasaran II yaitu sebesar Rp. 10.425,- (Tabel. 6). Nilai margin pemasaran pada saluran II lebih besar dibandingkan dengan saluran I karena saluran pemasaran II merupakan rantai terpanjang dari pada jalur pemasaran.

Biaya pemasaran pada jalur pemasaran I yaitu Rp. 1.404,08,-/kg

(Tabel. 6) dan total biaya pemasaran pada jalur pemasaran II yaitu Rp. 3.151,41,-/kg (Tabel. 6). Pada kedua jalur pemasaran ayam broiler biaya

pemasaran jalur II lebih besar dibandingkan dengan jalur I hal ini karena rantai pemasaran jalur II yang panjang.

Keuntungan pedagang pengecer pada jalur pemasaran II yaitu sebesar Rp. 7.273,57,- per kg (Tabel 6) dan pada jalur pemasaran I yaitu sebesar Rp.8.395,92,- per kg (Tabel 6). Keuntungan pada jalur I lebih besar dibandingkan jalur II hal ini dikarenakan jalur pemasaran II merupakan rantai pemasaran terpanjang serta ayam broiler yang diperjual belikan dalam jumlah yang lebih banyak.

Analisis Farmer’s Share

Tabel 7. Analisis famer’s share pada saluran pemasaran ayam broiler Saluran

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Farmer’s share merupakan perbandingan antara harga yang diterima oleh peternak dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen, dan pada umumnya dinyatakan dalam persentase. Besar kecilnya farmer’s share ditentukan oleh panjang saluran pemasaran dan besarnya harga jual yang dibayarkan oleh konsumen. Teknik perhitungan farmer’s share adalah dengan menghitung harga yang diterima peternak dibagi dengan harga yang dibayarkan konsumen lalu dikalikan 100 persen. Besarnya bagian yang diterima peternak ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 7.

Farmer’s share pada saluran pemasaran ke I yaitu sebesar 66,21%, artinya peternak menerima harga 66,21%, dari harga yang dibayarkan konsumen. Selain itu saluran pemasaran II memperoleh nilai farmer’s share yaitu sebesar 64,81%.

Menurut Natalis (2015) berdasarkan teori ekonomi bahwa apabila farmer’s share lebih besar dari 50% maka pemasaran sudah dianggap efisien. Dengan melihat hasil analisis yang ada pada Tabel 8, bahwa nilai farmer’s share dari setiap saluran pemasaran ayam broiler di pasar tradisional Kota Binjai adalah lebih besar dati 50 % yang artinya efisien.

Rasio Keuntungan dan Biaya

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dalam menyalurkan ayam broiler dari peternak ke konsumen akhir yang dinyatakan dalam rupiah per kg. Sedangkan keuntungan lembaga pemasaran merupakan selisih antara margin pemasaran dengan biaya yang dikeluarkan selama proses pemasaran. Analisis rasio keuntugan per biaya dapat digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan pemasaran yang dilakukan memberikan keuntungan kepada pelaku pemasaran.

Tabel 8. Analisis rasio keuntungan terhadap biaya Lembaga Pemasaran Keuntungan

(Rp/kg)

Pedagang Pengecer 8.395,92 1.404,08 5,98

Total 8.395,92 1.404,08

Saluran II

Agen 1.224,20 575,79 2,12

Pedagang Pengecer 6.049,37 2.573,62 2,34

Total 7.273,57 3.149,41

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Pada saluran I total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah

sebesar Rp. 1.404,08,- per kg sedangkan keuntungan adalah sebesar Rp. 8.395,92,- per kg. Maka rasio keuntungan biaya adalah sebesar 5,98.

Pada saluran II total biaya yang dikeluarkan per kg ayam broiler oleh pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 2.573,62,- per kg. Biaya terendah ditanggung oleh agen yaitu sebesar Rp. 575,79,- per kg. Keuntungan terbesar diperoleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 6.049,37,- per kg, sedangkan keuntungan terendah diperoleh agen yaitu sebesar Rp. 1.224,20,- per kg. Maka rasio keuntungan pada saluran II biaya agen sebesar 2,12 dan pedagang pengecer sebesar 2,34.

Efisiensi Pemasaran Ayam Broiler

Tabel 9. Efisiensi pemasaran ayam broiler pada setiap saluran pemasaran dan lembaga pemasaran

Lembaga Pemasaran Biaya Pemasaran (Rp/kg)

Pedagang Pengecer 1.404,08 29.000 4,84

Jumlah 1.404,08 4,84

Saluran II

Agen 575,79 21.000 2,74

Pedagang Pengecer 2.575,62 29.625 8,69

Jumlah 3.151,41 11,43

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Berdasarkan Rosmawati (2011) sistem pemasaran dapat dikatakan efisien apabila nilai efisiensi pemasaran adalah 0 - 33%. Dengan melihat hasil analisis pada Tabel 9, diketahui bahwa semua lembaga pemasaran yang terlibat dalam kegiatan pemasaran ayam broiler di pasar tradisional Kota Binjai sudah efisien.

Dari tiga lembaga pemasaran tersebut, lembaga pemasaran yang paling efisien dibandingkan dengan lembaga lainnya adalah pedagang pengecer. Hal ini ditunjukkan oleh biaya pemasaran yang kecil, sedangkan nilai produk yang dipasarkan paling besar.

Dokumen terkait