• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA BINJAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA BINJAI"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

AJIB SHAH NASUTION 140306004

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(2)

SKRIPSI

Oleh :

AJIB SHAH NASUTION 140306004

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

(3)
(4)

AJIB SHAH NASUTION, 2019 “Analisis Pemasaran Ayam broiler di Pasar Tradisional Kota Binjai”, dibimbing oleh ISKANDAR SEMBIRING dan MA’RUF TAFSIN.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik peternak, agen dan pedagang pengecer pemasaran ayam broiler, dan saluran pemasaran ayam broiler, menganalisis margin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan, dan biaya ayam broiler, serta menganalisis efisiensi pemasaran ayam broiler di Pasar Tradisional Kota Binjai. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2019 – April 2019. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah penarikan sample pedagang pengecer dengan menggunakan sampling jenuh (sensus), sedangkan sampel peternak dan lembaga pemasaran lainnya dengan metode penelusuran. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner.

Analisis data meliputi biaya pemasaran, margin pemasaran, share peternak dan rasio keuntungan biaya dari masing-masing saluran pemasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada dua saluran pemasaran. Margin pemasaran terkecil diperoleh pada saluran pemasaran I, maka dari itu saluran pemasaran I memiliki rasio keuntungan terhadap biaya lebih besar. Farmer’s Share terbesar diperoleh pada saluran pemasaran I. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saluran pertama adalah saluran yang paling efesien karena memiliki biaya terkecil dan dengan keuntungan yang besar.

Kata kunci : ayam broiler, saluran pemasaran, efisiensi pemasaran

(5)

AJIB SHAH NASUTION, 2019“Analyze the Marketing of Broiler Chicken in the Traditional Market of Binjai City”. Guided by ISKANDAR SEMBIRING and MA’RUF TAFSIN.

This study aims to identify the characteristics of farmers, agents and retailers broiler chicken marketing, and broiler chicken marketing channels, analyze marketing margins, farmer share, profit ratio, and cost of broiler chicken, as well as analyze the marketing efficiency of broiler chickenin Binjai City. This research was conducted in March 2018 - April 2018. The method used in data collection is the delivery of retailer's sample by using the Jenuh sampling (sensus), while the sample of breeders and other marketing institutions with search method. Data collection was carried out using interview questionnaire techniques.

Data analysis includes marketing costs, marketing margins, farmer share and cost benefit ratio of each marketing channel. The results of this study indicate that there are two marketing channels. The Smallest marketing margin is obtained by marketing channel I, therefore marketing channel i has the largest ratio of profit to cost. Farmer’s Share’s biggest is obtained in marketing chanel I.

So it can be concluded the first chanel is the most efecience channel because it has the smallest cost and large profit.

Keywords: broiler chicken, marketing channels, marketing efficiency

(6)

Ajib Shah Nasution di lahirkan pada tanggal 2 Agustus 1996 di kota Padang Sidempuan Sumatera Utara. Anak Pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sabaruddin Nasution dan Ibu Sri Murni Hasibuan.

Penulis lulus dari sekolah dasar di SD 142691 desa Tandikek pada tahun 2008, lulus dari sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 kota Ranto Baek pada tahun 2011, dan lulus dari sekolah menengah atas di SMA Swasta Amir Hamzah kota Medan pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dari jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pilihan pertama.

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif di berbagai kegiatan kepanitian Hari Susu Nusantara (HSN) 2015, Pekan Olahraga Dan Seni Peternakan (PORSENI) 2016-2017, bergabung di Himpunan Mahasiswa Muslim Peternakan (HIMMIP) pada periode 2016-2017, dan penulis pernah menjadi ketua kepanitian Rihlah HIMMIP 2017. Penulis juga melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di unit peternakan PT. Sago Nauli Desa Pergulaan Kabupaten Serdang Bedagai.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pemasaran Ayam Broiler di PasarTradisional Kota Binjai”.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua keluarga khususnya kedua orang tua penulis yang telah mendidik, memberi semangat, dan dukungan

moril selama ini. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Bapak Ir. Iskandar Sembiring, MM dan Dr. Ir. Ma’ruf Tafsin, M.Si selaku ketua dan

anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis.

Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Peternakan, serta semua rekan mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Disamping itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua atas doa, semangat, dan pengorbanan materil maupun moril yang telah diberikan selama ini.

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat membantu memberikan informasi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta pelaku usaha bidang peternakan.

(8)

Hal.

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ...1

Rumusan Masalah ...2

Tujuan Penelitian ...3

Manfaat Penelitian ...3

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Ayam Broiler ...4

Pasar dan Pemasaran ...4

Fungsi-fungsi Pemasaran ...6

Saluran dan Margin Pemasaran ...7

Kerangka Pemikiran ...8

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ...10

Metode Penelitian...10

Pengumpulan Data ...11

Metode Analisis Data ...11

Defenisi dan Batasan Operasional ...13

Defenisi ...13

Batasan Operasional ...14

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kota Binjai ...16

Pedagang Pengecer Ayam Broiler ...17

Profil Responden ...17

Karakteristik Pedagang Pengecer ...17

Karakteristik Agen ...18

Karakteristik Peternak ...19

Saluran Pemasaran ...20

Margin Pemasaran ...21

(9)

Farmer’s Share ...25 Rasio Keuntungan dan Biaya ...26 Efesiensi Pemasaran Ayam Broiler ...27 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ...28 Saran ...28 DAFTAR PUSTAKA ...29

(10)

No. Hal 1. Kerangka Pemikiran ... 9 2. Skema Saluran Pemasaran I ... 20 3. Skema Saluran Pemasaran II ... 21

(11)

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Karakteristik Pedagang Pengecer ... 18

2. Karakteristik Agen ... 19

3. Karakteristik Peternak ... 20

4. Biaya Pemasaran Ayam Broiler yang Dikeluarkan oleh Setiap Lembaga Pemasaran pada Saluran Pemasaran I ... 22

5. Biaya Pemasaran Ayam Broiler yang Dikeluarkan oleh Setiap Lembaga Pemasaran pada Saluran Pemasaran II ... 23

6. Margin Pemasaran ... 24

7. Analisis Farmer’s Share pada Saluran Pemasaran Ayam Broiler ... 25

8. Analisis Rasio Keuntungan terhadap Biaya ... 26

9. Efisiensi Pemasaran Ayam Broiler pada setiap Saluran Pemasaran Dan Lembaga Pemasaran ... 27

(12)

1. Profil Pedagang Pengecer Ayam Broiler ... 31

2. Profil Agen Ayam Broiler ... 33

3. Profil Peternak Ayam Broiler ... 33

4. Data Pedagang Pengecer pada Saluran Pemasaran I ... 34

5. Data Pedagang Pengecer pada Saluran Pemasaran II ... 36

6. Data Agen Ayam Broiler ... 43

7. Data Peternak Ayam Broiler ... 46

8. Dokumentasi Penelitian ... 47

9. Kuisioner ... 50

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ayam broiler adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur di bawah 8 minggu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang banyak (Rasyaf, 2004). Daging ayam broiler mudah didapat dengan harga yang masih dapat dijangkau semua kalangan masyarakat dan memiliki kandungan gizi yang baik sehingga diharapkan daging ayam broiler dapat memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat (Indrawasih, 2008).

Pemasaran merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kegiatan usaha, begitu pula halnya dengan usaha peternakan ayam broiler.

Pemasaran ayam broiler melibatkan berbagai lembaga pemasaran. Aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran akan memberikan nilai tambah bagi ayam broiler (Indrawasih, 2008). Kebutuhan masyarakat akan protein cukup tinggi khususnya daging ayam broiler. Menurut Setyono dan Mariono (2011) bahwa sejak dikermbangkan secara intensif di masa awal orde baru, ayam broiler/pedaging telah menggeser komoditas-komoditas ternak lainnya dalam memenuhi kebutuhan protein asal ternak. Ayam broiler memiliki peminat yang sangat tinggi, setiap kalangan masyarakat banyak yang menyukai karena rasa nya yang enak dan harga yang terjangkau. Usaha ayam broiler/pedaging cukup prospektif karena selera masyarakat terhadap cita rasa ayam broiler/pedaging sangat tinggi dan juga bagi para pelaku pasar nilai keuntungan yang diperoleh juga cukup tinggi jika dikelola secara efesien.

(14)

Kota Binjai memiliki luas wilayah 90,23 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 270.926 jiwa. Populasi ternak unggas di kota Binjai cukup tinggi, populasi unggas terbanyak terletak di kecamatan Binjai Barat pada tahun 2017

sebanyak 653.328 ekor dan di Kecamatan Binjai Utara terdapat 202.600 ekor (BPS, Kota Binjai, 2017). Menurut Muhammad (2008) bahwa jumlah permintaan

terhadap ayam broiler terus meningkat. Pada tahun 2013 jumlah permintaan terhadap ayam broiler yaitu sebanyak 172.780 Ton dan pada tahun 2016 sebanyak 198. 460 Ton (BPS Kota Binjai, 2017).

Hal tersebut menyebabkan ayam broiler memiliki potensi untuk terus dikembangkan, sehingga perlu adanya kegiatan pemasaran yang baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging ayam broiler di wilayah Kota Binjai.

Peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang analisis pemasaran ayam broiler di pasar tradisional kota binjai.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik lembaga-lembaga pemasaran ayam broiler di Pasar Tradisional Kota Binjai?

2. Bagaimana bentuk saluran pemasaran ayam broiler di Pasar Tradisional Kota Binjai?

3. Bagaimana analisis pemasaran dilihat dari margin, farmer share, rasio keuntungan dan biaya pemasaran?

4. Apakah sistem saluran pemasaran ayam broiler di pasar tradisional Kota Binjai sudah efesien?

(15)

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik lembaga- lembaga pemasaran ayam broiler, dan saluran pemasaran ayam broiler, menganalisis margin pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan, dan biaya pemasaran ayam broiler, serta menganalisis efesiensi pemasaran ayam broiler di Pasar Tradisional Kota Binjai.

Manfaat Penelitian

1. Bahan informasi bagi para pelaku bisnis atau para pedagang mengenai pemasaran ayam broiler.

2. Bahan informasi bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan usaha pemasaran ayam broiler.

3. Menjadi literatur untuk penelitian-penelitian yang sejenis.

(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Ayam Broiler

Ayam broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan cirri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan

yang relatif kecil dan siap dipotong pada usia yang relatif muda (Priyatno, 2003). Menurut Metia (2016) pada umumnya ayam broiler siap dipanen

pada usia 21 hari.

Menurut Fadillah (2004) keunggulan ayam broiler terlihat dari pertumbuhan berat badan yang terbentuk yang sangat didukung oleh (a) temperatur udara di lokasi peternakan, temperatur yang stabil dan ideal untuk ayam adalah 23-26o C; (b) terjaminnya kuantitas dan kualitas pakan sepanjang tahun; (c) teknik pemeliharaan yang tepat guna sehingga dihasilkan produk yang memberikan keuntungan maksimal dan (d) kawasan peternakan yang terbebas dari penyakit.

Ciri khas ayam broiler adalah: a) rasanya enak dan khas, b) pengolahannya mudah tetapi mudah hancur dalam proses perebusan yang lama. Daging ayam merupakan sumber protein yang berkualitas bila dilihat dari kandungan gizi (Rasyaf, 2002).

Pasar dan Pemasaran

Pada mulanya istilah pasar berarti tempat dimana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling menukar barang mereka. Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk merujuk pada suatu kumpulan pembeli dan penjual yang mentransaksikan produk dan kelas produk tertentu (Kotler, 1993).

(17)

Kohls dan Uhls (2002) mendefinisikan pasar sebagai arena untuk mengorganisasi dan memfasilitasi aktifitas bisnis, dan untuk menjawab pertanyaan ekonomi yang mendasar, apa yang diproduksi, berapa banyak produksinya, bagaimana memproduksinya, dan bagaimana mendistribusikan hasil produksi. Pasar juga dapat didefinisikan sebagai (1) lokasi, (2) produk, (3) waktu,(4) tingkat lembaga (contohnya, pedagang pengecer). Pilihan definisi pasar tergantung dari masalah yang akan dianalisis.

Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi dalam pasar. Dalam pemasaran ini barang mengalir dari produsen sampai kepada konsumen akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses penyimpanan. Pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk, yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi-fungsi pemasaran (Sudiyono, 2001). Pemasaran yang bagus dapat membantu perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis dalam bersaing memperebutkan pasar serta menjamin kesuksesan sistem agribisnis di masa akan datang (Nuraini, 2008).

Pemasaran untuk segala jenis produk haruslah mengacu pada keinginan dan kepuasan konsumen, termasuk diantaranya pemasaran produk hasil ternak.

Agroindustri hilir dan pemasaran perlu di kembangkan lebih lanjut. Sebagai kegiatan ekonomi yang langsung berorientasi pada konsumen, pengembangan agroindustri hilir dan pemasaran ini harus tetap mengacu pada perubahan perilaku konsumen yang terus berubah dan tidak pernah puas (Saragih, 2001).

(18)

Fungsi – fungsi Pemasaran

Proses pemasaran memiliki fungsi yang harus dilakukan oleh produsen dan pelaku agribisnis (Kohls dan Uhls, 1985). Proses penyampaian barang dari tingkat produsen ke tingkat konsumen diperlukan berbagai kegiatan atau tindakan-tindakan yang dapat mempelancar proses penyampaian barang atau jasa bersangkutan, dan kegiatan tersebut dinamakan sebagai fungsi-fungsi pemasaran.

Fungsi-fungsi pemasaran tersebut dapat dikelompokkan atas tiga fungsi yaitu: (1) fungsi pertukaran, (2) fungsi fisik, (3) fungsi fasilitas (Limbong dan Sitorus, 1987).

a. Fungsi Pertukaran

Fungsi pertukaran adalah merupakan kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Adapun fungsi fisik meliputi:pembelian dan penjualan.

b. Fungsi Fisik

Fungsi fisik adalah semua tindakan yang langsung berhubungan dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, kegunaan bentuk dan kegunaan waktu. Adapun fungsi fisik meliputi kegiatan: penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan.

c. Fungsi Fasilitas

Fungsi Fasilitas adalah semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konsumen.

Adapun fungsi fasilitas terdiri dari empat yaitu: fungsi standarisasi atau grading, fungsi penanggungan resiko dan fungsi pembiayaan.

(19)

Saluran dan Margin Pemasaran

Saluran pemasaran pada peternakan ayam broiler umumnya panjang. Hal ini karena saluran pemasaran dimulai dari peternak kepada pedagang pengumpul, pangkalan ayam ke pemotong, pedagang pengecer hingga akhirnya ke konsumen.

Setiap tahap pendistribusian tersebut terdapat biaya, sehingga semakin tipis kemungkinan peternak memperoleh keuntungan yang wajar (Suharno, 2002).

Sudiyono (2002) menyatakan bahwa margin dengan dua cara. Pertama, margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima produsen. Kedua, margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Komponen margin pemasaran terdiri dari biaya-biaya pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran (biaya pemasaran atau biaya fungsional) dan keuntungan lembaga pemasaran.

Margin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu segi harga dan biaya pemasaran. Pada analisis pemasaran sering menggunakan konsep margin yang dipandang dari sisi harga. Margin pemasaran merupakan selisih harga yang dibayar konsumen akhir dan harga yang diterima petani (produsen). Dengan menganggap bahwa selama proses pemasaran terdapat beberapa lembaga pemasaran yang terlibat dalam dalam aktifitas pemasaran ini, maka dapat dianalisis distribusi margin pemasaran di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat (Sudiyono, 2001).

Besar kecilnya margin pemasaran dipengaruhi oleh perubahan biaya pemasaran, keuntungan perantara, harga yang dibayarkan oleh konsumen dan harga yang diterima oleh produsen. Selain faktor itu, sifat barang yang

(20)

diperdagangkan dan tingkat pengolahan juga mempengaruhi besarnya margin pemasaran. Variasi margin juga dipengaruhi pula oleh jarak daerah produsen ke konsumen, sifat barang yang secara keseluruhan akan menambah biaya pemasaran (Limbong dan Sitorus, 1987). Pola saluran pemasaran ayam ke setiap tahap lembaga pemasaran cenderung beraneka ragam. Lembaga pemasaran berfungsi sebagai pihak yang menjembatani transaksi perniagaan ayam antara produsen (peternak) dengan konsumen (Wiradisastra, 2008).

Kerangka Pemikiran

Pemasaran merupakan suatu tahap kegiatan usaha yang berfungsi untuk menyalurkan komoditi yang dihasilkan produsen ke tangan konsumen. Sistem pemasaran ayam broiler melibatkan berbagai lembaga pemasaran diantaranya pedagang pengecer, pedagang pemotong dan pedagang pengumpul. Dalam sistem pemasaran ayam broiler perlu diketahui karakteristik responden, saluran pemasaran, dan tingkat efisiensi pada masing-masing lembaga pemasaran agar prospek usaha pemasaran ayam broiler dapat diketahui.

Pemasaran ayam broiler di Kota Binjai dapat dipahami dengan menelusuri tahap demi tahap aliran distribusi yang dilalui, hingga produk ayam tersebut sampai ke tangan konsumen. Lembaga-lembaga pemasaran yang terkait diidentifikasi secara deskriptif untuk melihat kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran dengan memperhatikan: (1) Karakteristik lembaga pemasaran yang terdiri dari umur, jenis kelamin, lama usaha, tingkat pendidikan, dan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan, (2) Saluran pemasaran untuk mengetahui struktur (jenis) biaya, margin pemasaran yang diperoleh dari

(21)

aktifitas pemasaran ayam broiler di Kota Binjai. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 1.

Analisis Pemasaran Ayam Broiler

Lembaga Pemasaran

 Pedagang Pengumpul (Agen)

 Pedagang Pengecer

Konsumen Peternak/Produsen

Analisis Kualitatif

 Karakteristik

Lembaga Pemasaran

 Saluran Pemasaran

Analisis Kuantitatif

 Efisiensi Pemasaran

 Margin Pemasaran

 Farmer’s Share

 Rasio Keuntungan

(22)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2019 di kota Binjai. Daerah penelitian dilakukan di tiga pasar tradisional di kota Binjai yaitu pasar Tavip, pasar Kebun Lada dan pasar Brahrang.

Metode Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) berdasarkan pertimbangan karena Kota Binjai merupakan salah satu sentra produksi ayam broiler. Pasar tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah pasar Tavip yang berada di kecamatan Binjai Kota, pasar Kebun Lada yang berada di kecamatan Binjai Utara, dan pasar Brahrang kecamatan Binjai Barat.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh komponen yang terlibat dalam rantai pemasaran daging ayam broiler di pasar tradisional Kota Binjai terdiri dari pedagang pengumpul atau agen dan pedagang pengecer.

Pengambilan sampel dimulai dari pedagang pengecer ayam broiler yang berada di pasar tradisional untuk kepentingan dalam menentukan rantai pemasaran ayam broiler. Metode pengambilan sampel di tingkat pedagang pengecer menggunakan metode sampling jenuh (sensus) yaitu dengan menggunakan seluruh populasi yang ada, sedangkan peternak/produsen dan lembaga pemasaran lainnya seperti pedagang besar dan agen ditentukan dengan metode penelurusan dengan cara mengikuti aliran pemasaran berdasarkan informasi yang didapatkan dari pedagang pengecer ayam broiler sebelumnya.

(23)

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat deskriptif.

Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), informasi melalui survei dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan di lapangan (observasi) dan wawancara dengan responden. Wawancara dengan responden berpedoman pada alat bantu berupa susunan daftar pertanyaan yang dibuat sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder merupakan data-data tertulis yang diperoleh dari penelusuran studi pustaka, data-data Badan Pusat Statistik Kota Binjai, dan data-data dari instansi lain yang terkait dengan kepentingan penelitian.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara kualitatif dan kuantitatif, dan disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi angka. Pengolahan data dilakukan dengan metode deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui karakteristik lembaga pemasaran, dan saluran pemasaran ayam broiler. Karakteristik lembaga pemasaran meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan lama usaha. Adapun saluran pemasaran yaitu tengkulak, pedagang pengumpul dan pengecer.

1. Analisis margin pemasaran.

Menurut Soekartawi (1995), untuk mencari margin pemasaran dapat digunakan rumus :

Mp = Pr - Pf

(24)

Keterangan:

MP : Margin pemasaran (Rp/kg)

Pr : Harga di tingkat konsumen (Rp/kg) Pf : Harga di tingkat peternak (Rp/kg)

2. Analisis Farmer’s Share yang diterima produsen

Menurut Sudiyono (2002), untuk mencari share harga yang diterima produsen dapat digunakan rumus :

Spf=

Keterangan :

Spf : Farmer’s Share (%)

Pr : Harga di tingkat konsumen (Rp/kg) Pf : Harga di tingkat peternak (Rp/kg) 3. Rasio Keuntungan terhadap Biaya

Rasio Keuntungan terhadap Biaya =

4. Efisiensi Pemasaran

Efesiensi Pemasaran =

Sistem pemasaran dikatakan efisien kalau nilai efisiensi pemasarannya adalah diantara 0 – 33 % (Rosmawati,2011).

Menurut Sudiyono (2002) tolak ukur yang digunakan untuk mengukur efisiensi pemasaran adalah dengan melihat perbandingan share keuntungan dari masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran dibandingkan dengan biaya pemasaran dari masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat dengan kriteria sebagai berikut :

(25)

1. Margin pemasaran

Kriteria pengambilan keputusan dalam margin pemasaran yaitu semakin kecil nilai margin pemasaran, maka semakin efisien suatu pemasaran.

2. Berdasarkan farmer’s share

Dikatakan efisien jika farmer’s share lebih besar dari 50 %. Nilai farmer’s share memiliki hubungan negatif dengan margin pemasaran artinya semakin tinggi margin pemasaran maka farmer’s share semakin rendah.

3. Rasio keuntungan biaya

Pemasaran dikatakan efisien apabila rasio keuntungan terhadap biaya merata pada semua lembaga pemasaran dan bernilai positif.

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalah pahaman dalam menafsirkan penelitian, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Defenisi

1. Ayam broiler adalah salah satu jenis ayam buras, selain ayam hias, ayam pelung, dan ayam kedu, yang telah jinak dan hidup di tengah masyarakat serta memiliki kemampuan adapatasi yang tinggi.

2. Produsen/Peternak adalah orang yang menghasilkan produk ayam broiler dan terlibat dalam saluran pemasaran ayam broiler.

3. Pedagang pengumpul adalah lembaga pemasaran yang membeli ayam broiler dari peternak dan menjual nya kembali dengan tingkat keuntungan tertentu.

4. Pedagang pengecer adalah lembaga pemasaran yang membeli ayam broiler dari pedagang pengumpul, pedagang besar dan menjual nya kembali dengan tingkat keuntungan tertentu.

(26)

5. Konsumen akhir adalah seseorang atau kelompok yang membeli ayam broiler dari pedagang ayam broiler untuk dikonsumsi.

6. Pemasaran adalah kegiatan ekonomi yang berfungsi menyampaikan barang dari produsen ke konsumen melalui perantara atau lembaga pemasaran.

7. Lembaga pemasaran adalah orang atau badan usaha yang terlibat dalam proses pemasaran ayam broiler di Kota Binjai.

8. Saluran pemasaran adalah penjualan barang-barang dan volume arus barang pada setiap saluran dari peternak/produsen ke konsumen.

9. Margin pemasaran adalah selisih harga jual ayam broiler ke lembaga pemasaran berikutnya dengan harga beli dari lembaga pemasaran sebelumnya.

10. Harga jual peternak (Rp/kg) adalah harga rata-rata produk per kg yang diterima peternak.

11. Harga beli ditingkat pedagang (Rp/kg) adalah harga rata-rata produk per kg yang dibeli dari peternak atau dari pedagang perantara sebelumnya.

12. Farmer’s share adalah persentase harga ayam broiler yang diterima oleh peternak yaitu dengan membandingkan harga ayam broiler dari peternak dengan harga beli ayam broiler pada konsumen akhir dikalikan 100%.

13. Efisiensi pemasaran adalah suatu ukuran dimana pembagian antar biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan tiap unit produk dengan harga produk yang dipasarkan dan dinyatakan dalam persen.

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di pasar tradisional Kota Binjai, di Pasar Tavip kecamatan Binjai Kota, di Pasar Kebun Lada di kecamatan Binjai Utara, di Pasar Brahrang kecamatan Binjai Barat.

(27)

2. Penelitian dilakukan mulai bulan Maret - April 2019

3. Objek penelitian adalah lembaga-lembaga pemasaran ayam broiler yang terlibat dalam pemasaran ayam broiler di pasar tradisional Kota Binjai.

4. Ruang lingkup penelitian ini adalah analisis pemasaran ayam broiler di pasar tradisional Kota Binjai. Analisis pemasaran dilakukan dengan melihat lembaga dan saluran pemasaran, analisis margin pemasaran, analisis farmer’s share, analisis rasio keuntungan terhadap biaya, serta menganalisis efisiensi pemasaran.

(28)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kota Binjai

Kota Binjai terdiri dari 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat dengan 37 kelurahan dan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 219.145 jiwa. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Binjai Selatan (29,96km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Binjai Kota (4,12km2) (BPS Kota Binjai, 2002).

Posisi Kota Binjai cukup strategis untuk menjadikannya berkembang pesat sebagai kota perdagangan karena terletak di jalur lintas Sumatera. Jalur ini menghubunghkan kota Binjai dengan kota atau di kabupaten di Sumtera Utara, seperti Kota Medan, Kabupaten Langkat, dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (BPS Kota Binjai, 2002). Beberapa potensi wilayah dari Kota Binjai ini adalah di sektor pertanian, walaupun hasil pertanian ini cukup potensial (kegiatan perekonomian terbesar ketiga di Kota Binjai), namun demikian sektor yang lebih menonjol dalam kegiatan perekonomian daerah adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan. Sedangkan potensi peternakan, sebagian besar penghasil ternak

di Kota Binjai adalah berada di Kecamatan Binjai Selatan (BPS Kota Binjai, 2017).

Salah satu penghasil sekaligus pemasaran ternak yang ada di kota binjai adalah ayam broiler. Dalam pemasarannya, para peternak mempunyai berbagai cara dalam memasarkan ayam tersebut. Peternak dapat langsung meyalurkannya kepada konsumen akhir, melalui pedagang pengumpul, pedagang eceran maupun lewat pedagang besar.

(29)

Pedagang Pengecer Ayam Broiler

Pedagang pengecer ayam broiler yang terdapat di pasar tradisional memperoleh ayam broiler dari dalam dan luar kota untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi ayam broiler. Di pasar Tavip terdapat 21 pedagang pengecer ayam broiler yang setiap harinya melakukan kegiatan pemasaran ayam broiler, pedagang pengecer ayam broiler di pasar Brahrang sebanyak 11 orang, sementara pedagang pengecer di pasar Kebun Lada sebanyak 5 orang.

Profil Responden

Karakteristik Pedagang Pengecer

Dalam penelitan ini terdapat 37 orang responden pedagang pengecer yang berada di pasar tradisional Kota Binjai. Masing-masing pedagang pengecer dari ketiga pasar tradisional yang terlibat memiliki sifat yang berpengaruh pada aktivitas pemasaran yang dilakukan. Karakteristik pedagang pengecer yang meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman berdagang.

Jumlah pedagang pengecer berdasarkan karakteristik masing-masing ditampilkan dalam bentuk persentase (Tabel 1). Jenis kelamin pedagang pengecer di dominasi oleh pria (78,4%). Untuk kelompok umur pedagang pengecer di dominasi oleh umur 36-50 (70,2%). Pada tingkat pendidikan pedagang pengecer yang terbanyak yaitu tingkat pendidikan SMA/SLTA (54,1%). Kemudian untuk pengalaman usaha terbanyak yaitu <10 tahun (62,1%).

(30)

Tabel 1. Karakteristik Pedagang Pengecer

No Karakteristik Pedagang Jumlah Pedagang (orang)

Persentase (%) 1. Jenis Kelamin

Pria 29 78,4

Wanita 8 21,6

2. Kelompok Umur (Tahun)

< 35 7 19

36-50 26 70,2

> 51 4 10,8

3. Tingkat Pendidikan

SD 5 13,5

SMP 12 32,4

SMA/SLTA 20 54,1

4. Pengalaman Usaha (Tahun)

< 10 23 62,1

10-20 14 37,9

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Responden pedagang pengecer berjumlah 37 orang yang terdiri dari 29 orang pria (78,4%) dan 8 orang wanita (21,6%). Banyaknya jumlah pria daripada wanita yang berkaitan dengan aktivitas fisik seperti pemesanan dan pengangkutan yang dilakukan pedagang dengan tenaga yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachri (2017) yang menyatakan bahwa banyaknya jumlah pedagang yang berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan berkaitan dengan aktivitas fisik seperti pemesanan, pengangkutan dan pemotongan yang dilakukan pedagang memerlukan waktu dan tenaga yang lebih besar.

Karakteristik Agen

Agen ayam broiler dalam penelitian ini adalah pedagang yang berperan sebagai penyalur ayam broiler dari peternak hingga sampai ke pedagang pengecer.

Agen yang terlibat dalam pemasaran ayam broiler ini adalah sebanyak 15 orang.

(31)

Tabel 2. Karakteristik Agen

No. Karakteristik Agen Jumlah Agen (Orang)

Persentase (%) 1. Jenis Kelamin

Pria 15 100

Wanita - -

2. Kelompok Umur (Tahun)

< 35 1 6,6

36-50 12 80

> 51 2 13,4

3. Tingkat Pendidikan

SMP 3 20

SMA/SLTA 11 73,3

D3 - -

S1 1 6,7

4. Pengalaman Usaha (Tahun)

< 10 6 40

10-20 6 40

>20 3 20

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Berdasarkan Tabel 2 agen yang mengangkut ayam broiler adalah 100%

berjenis kelamin pria. Hal ini disebabkan pengangkutan ayam broiler hendaklah menggunakan tenaga yang maksimal dan menggunakan kecekatan dalam hal fisik untuk mengurangi resiko dalam hal kerusakan produk pada masa pengangkutan.

Karakteristik Peternak

Peternak responden dalam penelitian ini berasal dari dalam dan luar Kota Binjai sebanyak 5 peternak. Peternak responden dalam penelitian ini terdiri dari 1 perseroan dan 4 adalah produksi perseorangan.

Jumlah peternak responden pada masing-masing karakteristik ditampilkan dalam bentuk persentase (Tabel 3) dimana jumlah jenis kelaimin terbanyak adalah pria (60%). Kelompok umur terbanyak yaitu 51-60 (60%), Tingkat pendidikan terbanyak SMA (60%) dan pengalaman usaha 10 tahun sebesar (80%).

(32)

Tabel 3. Karakteristik Peternak

No. Karakteristik Peternak Jumlah Peternak Persentase (%) 1. Jenis Kelamin

Pria 3 60

Wanita 1 20

2. Kelompok Umur (Tahun)

41-50 1 20

51-60 3 60

3. Tingkat Pendidikan

SD - -

SMP 1 20

SMA 3 60

4. Pengalaman Usaha (Tahun)

<10 tahun 1 20

>10 tahun 4 80

Sumber: Hasil Survei data diolah (2019) Saluran Pemasaran

Dalam kegiatan pemasaran terdapat lembaga pemasaran yang merupakan lembaga perantara yang menghubungkan produsen ke konsumen dalam menyampaikan hasil produksi:

Saluran Pemasaran I

Gambar 2. Skema Saluran Pemasaran I

Berdasarkan Gambar 2 adalah jenis pemasaran yang termasuk saluran pemasaran satu tingkat karena saluran ini hanya menggunakan satu lembaga perantara yaitu pedagang pengecer. Peternak ayam broiler pada saluran ini berasal dari Kota Binjai dan diambil langsung oleh pedagang pengecer dengan menggunakan alat transportasi seperti mobil angkutan.

Peternak Pedagang

Pengecer

Konsumen

(33)

Saluran Pemasaran II

Gambar 3. Skema Saluran Pemasaran II

Berdasarkan Gambar 3 saluran pemasaran kedua merupakan saluran pemasaran dua tingkat karena pemasaran ayam broiler dari peternak ke konsumen melalui 2 lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul agen dan pedagang pengecer. Peternak berasal dari dalam dan luar kota Binjai dan menjual ayam broiler kepada agen yang datang ke peternak. Agen mengangkut ayam broiler menggunakan mobil angkutan dan langsung dijual ke pedagang pengecer di pasar.

Margin Pemasaran

Margin pemasaran merupakan selisih harga yang diterima oleh peternak ayam broiler dengan harga yang dikeluarkan oleh konsumen yang membeli ayam broiler. Margin pemasaran suatu komoditas terdiri dari biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran serta keuntungan yang diterima oleh peternak ayam broiler dan lembaga-lembaga pemasaran. Untuk dapat mengetahui besarnya keuntungan yang didapatkan pelaku pemasaran serta biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran maka perlu dilakukan analisis margin pemasaran pada setiap saluran pemasaran.

Saluran pertama yaitu melibatkan satu lembaga pemasaran saluran pemasaran ini meliputi Peternak Pedagang Pengecer Konsumen. Saluran pemasaran kedua melibatkan dua lembaga pemasaran meliputi Peternak Agen Pedagang Pengecer Konsumen.

Peternak Pedagang

Pengumpul (Agen)

Pedagang Pengecer

Konsumen

(34)

Tabel 4. Biaya pemasaran ayam broiler yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran pada saluran pemasaran I

Biaya Saluran Pemasaran I No. Jenis

Jumlah Ayam (kg/bulan)

Biaya Pemasaran (Rp/bulan)

Persentase (%)

1. Pedagang Pengecer 9.744

I. Alat

a. Keranjang Ayam 2.800.000 20,47

b. Tabung Gas 240.000 1,75

c. Alat Bubut 4.800.000 35,08

d. Timbangan 150.000 1,10

e. Telenan 50.000 0,37

f. Pisau 95.000 0,69

II. Biaya Variabel

a. Tenaga Kerja 3.136.000 22,92

b. Sewa Kios 960.000 7,02

c. Retribusi 112.000 0,82

d. Plastik 128.000 0,94

e. Isi Gas 386.400 2,82

f. Listrik dan Air 104.000 0,76

g. Transportasi 720.000 5,62

Total Biaya Pemasaran 13.681.400 100

Total Biaya Rata-rata 1.404,08 Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Saluran pemasaran I (Tabel. 4) terdiri dari pedagang pengecer yang berada di pasar tradisional di Kota Binjai. Biaya pemasaran pedagang pengecer yang dikeluarkan sebesar Rp. 13.681.400.- per bulan. Biaya Rata-rata pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 1.404,08.- per kg.

Biaya saluran pemasaran II (Tabel. 5) yang dikeluarkan agen terdiri dari

biaya variabel sebesar Rp.5.470.667,- per bulan dan biaya alat sebesar Rp. 2.800.000,- biaya rata-rata pemasaran sebesar Rp. 575,79,- per kg.

Sedangkan biaya alat yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 4.206.397,- dan biaya variabel sebesar Rp. 8.121.176,- per bulan dan biaya

rata-rata pemasaran Rp. 2.573,62,- per kg.

(35)

Tabel 5. Biaya pemasaran ayam broiler yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran pada saluran pemasaran II

Biaya Saluran Pemasaran II

No. Jenis

Jumlah Ayam (kg/bulan)

Biaya Pemasaran (Rp/bulan)

Persentase (%)

1. Agen 14.364

I. Alat

a. Keranjang Ayam 2.800.000 33,85

II. Biaya Variabel

a. Transportasi 2.633.333 31,84

b. Tenaga Kerja 2.837.333 34,31

Total Biaya Pemasaran 8.270.667 100

Biaya Rata-rata 575,79

2. Pedagang Pengecer 4.786,3 I. Alat

a. Keranjang Ayam 2.829.412 22,95

b. Tabung Gas 176.471 1,43

c. Alat Bubut 4.835.294 39,22

d. Timbangan 130.256 1,05

e. Telenan 69.219 0,56

f. Pisau 80.625 0,65

II. Biaya Variabel

a. Tenaga Kerja 2.515.294 20,40

b. Sewa Toko 463.225 3,75

c. Retribusi 112.000 0,90

d. Plastik 95.625 0,77

e. Isi Gas 353.294 2,86

f. Listrik dan Air 65.822 0,53

g. Transportasi 601.176 4,87

Biaya Pemasaran 12.327.574 100 Total Biaya Pemasaran 20.598.240

Biaya Rata-rata 2.575,62

Total Biaya Rata-rata 3.151,41

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Margin pemasaran pada jalur pemasaran I yaitu sebesar Rp. 9.800,- (Tabel. 6) dimana pada jalur ini peternak langsung menjual ayam broiler kepada pedagang pengecer. Pada jalur I dan II besar margin pemasaran ditentukan oleh jarak distribusi dan panjang pendeknya rantai pemasaran. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2013) yang menyatakan semakin banyak

(36)

pedagang perantara yang terlibat dalam saluran pemasaran maka akan semakin besar pula margin pemasaran yang terbentuk.

Tabel 6. Margin Pemasaran

Uraian

Saluran Pemasaran I

Saluran Pemasaran II

Nilai (Rp/kg) Nilai (Rp/kg) Peternak

Harga Jual 19.200 19.200

Biaya Pemasaran 0 0

Agen

Harga Beli 19.200

Biaya Pemasaran 575,79

Keuntungan 1.224,20

Harga Jual 21.000

Margin 1.800

Pedagang Pengecer

Harga Beli 19.200 21.000

Biaya Pemasaran 1.404,08 2.575,62

Keuntungan 8.395,92 6.049,37

Harga Jual 29.000 29.625

Margin 9.800 8.265

Total Biaya Pemasaran 1.404,08 3.151,41

Total Keuntungan 8.395,92 7.273,57

Total Margin 9.800 10.425

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Margin pemasaran pada jalur pemasaran II yaitu sebesar Rp. 10.425,- (Tabel. 6). Nilai margin pemasaran pada saluran II lebih besar dibandingkan dengan saluran I karena saluran pemasaran II merupakan rantai terpanjang dari pada jalur pemasaran.

Biaya pemasaran pada jalur pemasaran I yaitu Rp. 1.404,08,-/kg

(Tabel. 6) dan total biaya pemasaran pada jalur pemasaran II yaitu Rp. 3.151,41,-/kg (Tabel. 6). Pada kedua jalur pemasaran ayam broiler biaya

(37)

pemasaran jalur II lebih besar dibandingkan dengan jalur I hal ini karena rantai pemasaran jalur II yang panjang.

Keuntungan pedagang pengecer pada jalur pemasaran II yaitu sebesar Rp. 7.273,57,- per kg (Tabel 6) dan pada jalur pemasaran I yaitu sebesar Rp.8.395,92,- per kg (Tabel 6). Keuntungan pada jalur I lebih besar dibandingkan jalur II hal ini dikarenakan jalur pemasaran II merupakan rantai pemasaran terpanjang serta ayam broiler yang diperjual belikan dalam jumlah yang lebih banyak.

Analisis Farmer’s Share

Tabel 7. Analisis famer’s share pada saluran pemasaran ayam broiler Saluran

Pemasaran

Harga di Tingkat Peternak (Rp/kg)

Harga di Tingkat Konsumen

(Rp/kg)

Farmer's Share (%)

I 19.200 29.000 66,21

II 19.200 29.625 64,81

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Farmer’s share merupakan perbandingan antara harga yang diterima oleh peternak dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen, dan pada umumnya dinyatakan dalam persentase. Besar kecilnya farmer’s share ditentukan oleh panjang saluran pemasaran dan besarnya harga jual yang dibayarkan oleh konsumen. Teknik perhitungan farmer’s share adalah dengan menghitung harga yang diterima peternak dibagi dengan harga yang dibayarkan konsumen lalu dikalikan 100 persen. Besarnya bagian yang diterima peternak ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 7.

Farmer’s share pada saluran pemasaran ke I yaitu sebesar 66,21%, artinya peternak menerima harga 66,21%, dari harga yang dibayarkan konsumen. Selain itu saluran pemasaran II memperoleh nilai farmer’s share yaitu sebesar 64,81%.

(38)

Menurut Natalis (2015) berdasarkan teori ekonomi bahwa apabila farmer’s share lebih besar dari 50% maka pemasaran sudah dianggap efisien. Dengan melihat hasil analisis yang ada pada Tabel 8, bahwa nilai farmer’s share dari setiap saluran pemasaran ayam broiler di pasar tradisional Kota Binjai adalah lebih besar dati 50 % yang artinya efisien.

Rasio Keuntungan dan Biaya

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dalam menyalurkan ayam broiler dari peternak ke konsumen akhir yang dinyatakan dalam rupiah per kg. Sedangkan keuntungan lembaga pemasaran merupakan selisih antara margin pemasaran dengan biaya yang dikeluarkan selama proses pemasaran. Analisis rasio keuntugan per biaya dapat digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan pemasaran yang dilakukan memberikan keuntungan kepada pelaku pemasaran.

Tabel 8. Analisis rasio keuntungan terhadap biaya Lembaga Pemasaran Keuntungan

(Rp/kg)

Biaya Pemasaran

(Rp/kg)

π/C Saluran I

Pedagang Pengecer 8.395,92 1.404,08 5,98

Total 8.395,92 1.404,08

Saluran II

Agen 1.224,20 575,79 2,12

Pedagang Pengecer 6.049,37 2.573,62 2,34

Total 7.273,57 3.149,41

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Pada saluran I total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah

sebesar Rp. 1.404,08,- per kg sedangkan keuntungan adalah sebesar Rp. 8.395,92,- per kg. Maka rasio keuntungan biaya adalah sebesar 5,98.

(39)

Pada saluran II total biaya yang dikeluarkan per kg ayam broiler oleh pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 2.573,62,- per kg. Biaya terendah ditanggung oleh agen yaitu sebesar Rp. 575,79,- per kg. Keuntungan terbesar diperoleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 6.049,37,- per kg, sedangkan keuntungan terendah diperoleh agen yaitu sebesar Rp. 1.224,20,- per kg. Maka rasio keuntungan pada saluran II biaya agen sebesar 2,12 dan pedagang pengecer sebesar 2,34.

Efisiensi Pemasaran Ayam Broiler

Tabel 9. Efisiensi pemasaran ayam broiler pada setiap saluran pemasaran dan lembaga pemasaran

Lembaga Pemasaran Biaya Pemasaran (Rp/kg)

Nilai Produk (Rp/kg)

Nilai Efisiensi (%) Saluran I

Pedagang Pengecer 1.404,08 29.000 4,84

Jumlah 1.404,08 4,84

Saluran II

Agen 575,79 21.000 2,74

Pedagang Pengecer 2.575,62 29.625 8,69

Jumlah 3.151,41 11,43

Sumber: Hasil survei data diolah (2019)

Berdasarkan Rosmawati (2011) sistem pemasaran dapat dikatakan efisien apabila nilai efisiensi pemasaran adalah 0 - 33%. Dengan melihat hasil analisis pada Tabel 9, diketahui bahwa semua lembaga pemasaran yang terlibat dalam kegiatan pemasaran ayam broiler di pasar tradisional Kota Binjai sudah efisien.

Dari tiga lembaga pemasaran tersebut, lembaga pemasaran yang paling efisien dibandingkan dengan lembaga lainnya adalah pedagang pengecer. Hal ini ditunjukkan oleh biaya pemasaran yang kecil, sedangkan nilai produk yang dipasarkan paling besar.

(40)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Aliran pemasaran ayam broiler di pasar tradisional Kota Binjai terdiri dari 2 saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran yang melibatkan satu lembaga pemasaran dan saluran pemasaran yang melibatkan dua lembaga pemasaran.

Lembaga pemasaran yang terlibat yaitu peternak sebagai produsen ayam broiler, agen atau pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer.

Pemasaran ayam broiler di Pasar Tradisional Kota Binjai sudah efisien.

Saluran pemasaran yang lebih efisien adalah saluran I dikarenakan rantai pemasaran yang lebih pendek, margin pemasaran yang lebih kecil dan farmer’s share yang lebih besar serta nilai Efesiensi pemasaran yang lebih kecil, sedangkan pada saluran II rantai pemasaran lebih panjang, margin pemasaran yang lebih besar dan nilai farmer’s share lebih kecil serta nilai efesiensi pasar lebih besar.

Saran

Disarankan bagi peternak dan pelaku pasar untuk memilih saluran pemasaran yang sesuai agar mendapatkan keuntungan yang besar dan disarankan agar lebih banyak mencari dan memahami informasi pasar untuk memahami aspek harga, jumlah, dan kualitas produk.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, J, A., H. D. Utami dan B. A. Nugroho. 2013. Analisis Pemasaran Usaha Ayam Broiler Skala Kecil dan Skala Besar pada Pola Kemitraan PT Sinar Sarana Sentosa Malang. Universitas Brawijaya. Malang

Badan Pusat Statistik Kota Binjai. 2002. Kota Binjai Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Binjai. Binjai.

Badan Pusat Statistik Kota Binjai. 2017. Kota Binjai Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Binjai. Binjai.

Fachri, Y. 2017. Analisis Pemasaran Ayam Ras Gnigadep di Pasar Tradisional Kota Medan. Universitas Sumatera Utara. Medan

Fadillah, R. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial.

Agromedia Pustaka. Jakarta.

Indrawasih, N. 2008. Analisis Nilai Tambah Pemasaran Ayam Broiler di Pasar Tradisional Kota Jakarta Selatan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kohls, R.L dan J.N. Uhls. 2002 . Marketing of Agricultural Product. 9th Ed. Mac Milan Company. New York.

Kohls, R.L dan J.N. Uhls. 1985. Marketing of Agricultural Product. 6th Ed. Mac Milan Company. New York.

Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. PT Rosdakarya. Jakarta.

Limbong, W. H. dan P.Sitorus. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Metia, M. 2016. Teknologi Pasca Panen Ayam Potong (Broiler). Universitas Andalas. Padang.

Muhammad. R. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya.

Jakarta

Nuraini. 2008. Analisis Usaha Pengolahan Gula Merah Aren di Desa Sukamurni Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut Jawa Barat.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Priyatno, M. A. 2003. Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam. Penebar Swadaya.

Jakarta.

(42)

Rasyaf, M. 2002. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rosmawati, H. 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Agribisnis.

Vol. 3 (5) :1-9

Saragih, B. 2001. Agribisnis Berbasis Peternakan. Pustaka Wirausaha Muda, Terbitan Kedua. Bogor.

Setyono, D. J dan Maria. U. 2011. 7 Jurus Sukses Menjadi Peternak Ayam Ras Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Singarimbun, dan Efendi. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. UI-Press.

Sudiyono, A. 2001. Pemasaran Pertanian. Edisi Pertama. UUM Press. Penerbitan Universitas Brawijaya Malang. Malang.

Sudiyono. 2002. Pemasaran Pertanian. Muhammadiyah University Press.

Malang.

Suharno, B. 2002. Kiat Sukses Berbisnis Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta.

Wiradisastra, A, F. 2008. Analisis Nilai Tambah Pemasaran Ayam Broiler (Kasus Pedagang Pemotong di Pasar Baru Kota Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(43)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Profil Pedagang Pengecer Ayam Broiler

No Nama Jenis Kelamin Umur (Tahun) Pendidikan Pengalaman Usaha

(Tahun) Sumber Ayam

1 2 3 4 5 6 7

1. Bambang P 35 SMA 5 Agen

2. Dewi W 32 SD 5 Agen

3. Dedi Siregar P 33 SMA 5 Agen

4. Ade Rizky P 30 SMA 3 Agen

5. Sori P 35 SD 4 Agen

6. Samsul P 49 SMA 12 Agen

7. Agus P 45 SMP 11 Agen

8. M Rusli P 44 SMA 10 Agen

9. Firman P 51 SMA 20 Agen

10. Sahyuti P 36 SMA 7 Agen

11. Darmadi P 38 SMA 9 Agen

12. Purnomo P 38 SMP 8 Agen

13. Darwin P 34 SMA 6 Agen

14. Wulan W 38 SMA 7 Agen

15. Ardina W 49 SMP 13 Agen

16. Maulana P 52 SMA 18 Agen

17. Amrizal P 49 SMP 9 Agen

18. Suherman P 39 SMA 6 Agen

19. Arman P 36 SMA 5 Agen

(44)

1 2 3 4 5 6 7

20. Arsyat P 33 SMA 5 Agen

21. Riko Regar P 37 SMP 5 Agen

22. Suherman P 48 SMP 12 Agen

23. Indra P 43 SMA 11 Agen

24. Sulastri P 50 SD 20 Agen

25. Srimurni P 47 SMP 12 Agen

26. Riswanda P 51 SMP 19 Agen

27. Faisal Darmadi P 39 SMA 8 Agen

28. Romlah W 46 SD 12 Agen

29. Andre P 47 SMP 11 Agen

30. Sukarman P 49 SMA 10 Agen

31. Asril P 47 SD 9 Agen

32. Ahyar Nst P 42 SMP 10 Agen

33. Sri Murni W 43 SMA 10 Peternak

34. Sabrina W 38 SMA 6 Peternak

35. Ameliarosa W 47 SMA 8 Peternak

36. Desi Astuti W 52 SMP 17 Peternak

37. Ardiansyah P 50 SMP 19 Peternak

(45)

Lampiran 2. Profil Agen Ayam Broiler

No Nama Jenis Kelamin Umur

(Tahun) Pendidikan Pengalaman Usaha

(Tahun) Sumber Ayam

1. Junaidi P 52 SMA 21 Peternak

2. Sukmadi Jaya P 47 SMP 15 Peternak

3. Erik P 43 SMA 11 Peternak

4. Rudi P 49 SMA 21 Peternak

5. Julianto P 33 SMA 5 Peternak

6. Paino P 55 SMP 23 Peternak

7. Arman P 40 SMA 10 Peternak

8. Ari P 39 SMA 6 Peternak

9. Firman P 37 S1 8 Peternak

10. Sutejo P 41 SMP 9 Peternak

11. Halim P 44 SMA 14 Peternak

12. Dahyar P 39 SMA 11 Peternak

13. Suherman P 36 SMA 7 Peternak

14. Eko P 47 SMA 15 Peternak

15. Krisna P 44 SMA 14 Peternak

Lampiran 3. Profil Peternak Ayam Broiler

No Nama Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun) Pendidikan Pengalaman Usaha (Tahun) 1. PT Pandawa Unggas

Makmur

- - - 12

2. Johar Zauhary P 55 S1 27

3. Arfifa W 56 SMA 10

4. Labobar Hamid P 49 SMA 15

(46)

DATA PEDAGANG PENGECER PADA SALURAN I

No. Nama

Jumlah Beli Ayam Broiler (kg/bulan)

Dari

Harga Beli Ayam Hidup (Rp/kg)

Biaya (Rp/bulan)

Harga Jual Karkas (Rp/kg)

Jumlah Ayam Terjual (kg/bulan)

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Srimurni (43)

8.400 Peternak 19.000 Sewa Kios: 800.000, Tenaga Kerja:

2.240.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas:

336.000, Listrik dan Air: 100.000, Plastik:

140.000, Transport: 600.000, Keranjang Ayam: 2.950.000, Tabung Gas: 150.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan: 145.000, Telenan: 55.000, Pisau: 100.000

29.000 6.720

2. Sabrina (38)

10.360 Peternak 19.000 Sewa Kios: 1.000.000, Tenaga Kerja:

2.240.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas:

420.000, Listrik dan Air: 120.000, Plastik:

120.000, Transport: 600.000, Keranjang Ayam: 2.700.000, Tabung Gas: 150.000, Alat Bubut: 4.500.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 125.000

29.000 8.228

3. Amelia Rosa (47)

11.200 Peternak 19500 Sewa Kios: 1.000.000, Tenaga Kerja:

1.120.000, Retribusi: 112.000 , Isi Gas:

336.000, Listrik dan Air: 80.000, Plastik:

140.000, Transportasi: 840.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.500.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000

29.000 8.960

(47)

1 2 3 4 5 6 7 8 4. Desi Astuti

(52)

8.400 Peternak 19000 Sewa Kios: 1.00.000, Tenaga Kerja:

2.240.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas:

420.000, Listrik dan Air: 100.000, Plastik:

120.000, Transport: 840.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 125.000

29.000 6.720

5. Ardiansyah (50)

10.360 Peternak 19500 Sewa Kios: 1.000.000, Tenaga Kerja:

1.120.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas:

336.000, Listrik dan Air: 80.000, Plastik:

120.000, Transport: 560.000, Keranjang Ayam: 2.500.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.300.000, Timbangan: 160.000, Telenan: 50.000

29.000 8.228

Total 48.720 38.976

Rata-rata 9.744 19.200 29.000 7.795,2

(48)

Lampiran 5. Data Pedagang Pengecer pada Saluran Pemasaran II DATA PEDAGANG PENGECER PADA SALURAN II

No. Nama

Jumlah Beli Ayam Broiler

(kg/bulan)

Dari

Harga Beli (Rp/kg)

Biaya (Rp/bulan)

Harga Jual (Rp/kg)

Jumlah Ayam Terjual (kg/bulan)

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Bambang (35)

1.400 Agen 21.000 Sewa Kios: 80.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

80.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 95.000, Pisau: 50.000

30.000 1.400

2. Dewi (32) 1.120 Agen 21.000 Sewa Kios: 60.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

60.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 80.000, Pisau: 55.000

30.000 1.120

3. Dedi Siregar (33)

1.260 Agen 21.000 Sewa Kios: 80.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

100.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 125.000, Pisau: 50.000

30.000 1.260

4. Ade Rizky (30)

1.400 Agen 21.000 Sewa Kios: 80.000, Retribusi: 112.000, Plastik:60.000, Timbangan: 150.000, Telenan:

110.000, Pisau: 60.000

29000 1.400

5. Sori (35) 1.260 Agen 21.000 Sewa Kios: 60.000, Retribusi : 112.000, Plastik:

60.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 95.000, Pisau: 65.000

29000 1.260

6. Samsul....

(49)

1 2 3 4 5 6 7 8 6. Samsul

(49)

9.800 Agen 21.000 Sewa Kios: 1.200.000, Retribusi: 112.000, Gas:

336.000, Listrik dan Air: 80.000, Plastik:

120.000, Tenaga kerja: 2.600.000, Transportasi:

840.000 , Keranjang Ayam: 2.800.000 , Tabung Gas: 150.000, Alat Bubut: 5.000.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 155.000

30.000 7.840

7. Agus (45) 8.400 Agen 21.000 Sewa Kios: 1.000.000, Retribusi: 112.000, Gas:

420.000, Listrik dan Air: 80.000, Plastik: 140.000, Tenaga kerja: 2.600.000, Transportasi: 560.000, Keranjang Ayam: 2.700.000, Tabung Gas:

300.000, Alat Bubut: 4.200.000, Timbangan:

150.000, Telenan: 120.000

29.000 6.720

8. M. Rusli (44)

7.000 Agen 21.000 Sewa Kios: 800.000, Retribusi: 112.000, Gas:

336.000, Listrik dan Air: 80.000, Plastik: 120.000, Tenaga kerja: 2.240.000, Keranjang Ayam:

2.900.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut:

4.800.000, Timbangan: 150.000, Telenan:

125.000

30.000 5.800

9. Firman (51)

8.400 Agen 21.000 Sewa Kios: 800.000, Retribusi: 112.000, Gas:

504.000, Listrik dan Air: 100.000, Plastik:

140.000, Tenaga kerja: 2.600.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan: 150.000, Telenan:

125.000

30.000 6.720

(50)

1 2 3 4 5 6 7 8 10. Sahyuti

(36)

7.840 Agen 21.000 Sewa Kios: 1.000.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas: 336.000, Listrik dan Air: 100.000, Plastik:

100.000, Tenaga kerja: 2.240.000, Keranjang Ayam: 2.900.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan: 150.000, Telenan:

125.000

30.000 6.272

11. Darmadi (38)

7.000 Agen 21.000 Sewa Kios: 800.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas:

420.00, Listrik dan Air: 80.000, Plastik: 120.000, Tenaga kerja: 2.240.000, Transportasi: 560.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas:

300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan:

150.000, Telenan: 125.000

30.000 5.600

12. Purnomo (38)

6.440 Agen 21.000 Sewa Kios: 800.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas:

336.000, Listrik dan Air: 100.000, Plastik:

140.000, Tenaga kerja: 2.600.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan: 150.000, Telenan:

65.000

29000 5.200

13. Darwin (34)

5.600 Agen 21.000 Sewa Kios: 1.000.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas: 420.000, Listrik dan Air: 80.000, Plastik:

120.000, Tenaga kerja: 2.240.000, Transportasi:

560.000, , Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 125.000

29000 4.480

(51)

1 2 3 4 5 6 7 8 14. Wulan

(38)

10.360 Agen 21.000 Sewa Kios: 800.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas:

504.000, Listrik dan Air: 100.000, Plastik:

160.000, Tenaga kerja: 2.600.000, Transportasi:

560.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 125.000

30.000 8.288

15. Ardina (49)

10.920 Agen 21.000 Sewa Kios: 1.200.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas: 504.000, Listrik dan Air: 100.000, Plastik:

180.000, Tenaga kerja: 2.600.000, Transportasi:

840.000 , Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.200.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000

29.000 8.736

16. Maulana (52)

8.120 Agen 21.000 Sewa Kios: 1.000.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas: 504.000, Listrik dan Air: 80.000, Plastik:

140.000, Tenaga kerja: 2.600.000, Transportasi:

840.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 125.000

30.000 6.496

17. Amrizal (49)

7.560 Agen 21.000 Sewa Kios: 1.200.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas: 504.000, Listrik dan Air: 100.000, Plastik:

140.000, Tenaga kerja: 2.240.000, Transportasi:

840.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.200.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000

29.000 6.048

(52)

1 2 3 4 5 6 7 8 18. Suherman

(39)

5.600 Agen 21.000 Sewa Kios: 1.200.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas: 420.000, Listrik dan Air: 80.000, Plastik:

120.000, Tenaga kerja: 2.240.000, Transportasi:

560.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 125.000

30.000 4.480

19. Arman (36)

6.720 Agen 21.000 Sewa Kios: 800.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas:

336.000, Listrik dan Air: 88.000, Plastik: 140.000, Tenaga kerja: 2.240.000, Transportasi: 560.0.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas:

300.000, Alat Bubut: 4.200.000, Timbangan:

150.000, Telenan: 120.000

29.000 5.376

20. Arsyat (33)

7.840 Agen 21.000 Sewa Kios: 800.000, Retribusi: 28.000, Isi Gas:

336.000, Listrik dan Air: 84.000, Plastik: 120.000, Tenaga kerja: 2.240.000, Transportasi: 800.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas:

300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan:

150.000, Telenan: 125.000

30.000 6.240

21. Riko Regar (37)

7.280 Agen 21.000 Sewa Kios: 1.000.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas: 420.000, Listrik dan Air: 96.000, Plastik:

120.000, Tenaga kerja: 2.600.000, Transportasi:

600.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.800.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 125.000

29.000 5.824

(53)

1 2 3 4 5 6 7 8 22. Suherman

(48)

10.640 Agen 21.000 Sewa Kios: 1.200.000, Retribusi: 112.000, Isi Gas: 504.000, Listrik dan Air: 128.000, Plastik:

168.000, Tenaga kerja: 2.600.000, Transportasi:

800.000, Keranjang Ayam: 2.800.000, Tabung Gas: 300.000, Alat Bubut: 4.200.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000, Pisau:

195.000

30.000 8.512

23. Indra (43) 1.120 Agen 21.000 Sewa Kios: 100.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

100.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000, Pisau: 90.000

30.000 1.120

24. Sulastri (50)

1.400 Agen 21.000 Sewa Kios: 60.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

80.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000, Pisau: 80.000

30.000 1.400

25. Srimurni (47)

1.260 Agen 21.000 Sewa Kios: 100.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

60.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000, Pisau: 95.000

30.000 1.260

26. Riswanda (51)

980 Agen 21.000 Sewa Kios: 80.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

80.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000, Pisau: 90.000

30.000 980

27. Faisal Darmadi (39)

840 Agen 21.000 Sewa Kios: 100.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

100.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000, Pisau: 95.000

29.000 840

(54)

1 2 3 4 5 6 7 8 28. Romlah

(46)

1.120 Agen 21.000 Sewa Kios: 60.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

80.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000, Pisau: 90.000

30.000 1.120

29. Andre (47) 1.260 Agen 21.000 Sewa Kios: 100.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

80.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000, Pisau: 85.000

30.000 1.260

30. Sukarman (49)

980 Agen 21.000 Sewa Kios: 80.000, Retribusi : 112.000, Plastik:

72.000, Timbangan: 135.000, Telenan: 125.000, Pisau: 90.000

30.000 980

31. Asril (47) 1400 Agen 21.000 Sewa Kios: 100.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

100.000, Timbangan: 150.000, Telenan: 120.000, Pisau: 95.000

30.000 1.400

32. Ahyar Nasution (42)

840 Agen 21.000 Sewa Kios: 60.000, Retribusi: 112.000, Plastik:

60.000, Timbangan: 120.000, Telenan: 90.000, Pisau: 85.000

29000 840

Total 153.160 126.272

Rata-rata 4.786,25 21.000 29.625 3.946

(55)

Lampiran 6. Data Agen Ayam Broiler REKAPITULASI AGEN

No. Nama

Lama Usaha (Tahun)

Jumlah Beli Ayam Broiler (kgr/bulan)

Dari

Harga Beli (Rp/kg)

Biaya (Rp/bulan)

Harga Jual (Rp/kg)

Jumlah Ayam Terjual (kg/bulan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Junaidi (52)

21 14.300 Peternak 19.000 Transport: 3.000.000, Tenaga Kerja: 2.520.000. Keranjang Ayam: 2.950.000

21.000 14.020

2. Sukmadi

Jaya (47)

15 15.200 Peternak 19.000 Transport: 2.800.000, Tenaga Kerja: 2.800.000, Keranjang Ayam: 2.700.000

21.000 14.896

3. Ardiansyah (43)

11 21.600 Peternak 19.500 Transport: 500.000, Tenaga Kerja: 3.360.000, Keranjang Ayam: 2.800.000

21.000 21.168

4. Rudi (49) 21 14.900 Peternak 19.500 Transport: 2.800.000, Tenaga Kerja: 2.8.000, Keranjang Ayam: 2.800.000

21.000 14.604

5. Julianto (33)

5 15.400 Peternak 19.000 Transport: 2.000.000, Tenaga Kerja: 252.000, Keranjang Ayam: 2.750.000

21.000 15.096

Referensi

Dokumen terkait

Analisa gelombang kejut dilakukan dengan menggunakan hasil kalibrasi yang diperoleh dari model Greenshield karena memiliki nilai r 2 &gt;0,5 yaitu, r 2 = 0,899

Dari. 'Gambar 8 terlihat nilai impedansi berubah dengan penambahan arang tetapi perubahannya tidak terlalu berarti karena perubahannya kecil sekali Penambahan arang

masalah dalam kaitannnya dengan tujuan penyelenggaraan pendidikan jasmani dan olahraga yang bermutu maka peneliti mengajukan judul penelitian ; “ Hubungan latar belakang

dan pembimbing II Ibu Nurbaity, M.Kom. Bank Syariah merupakan salah satu bank Islam yang fokus utama kegiatan usahanya adalah penyaluran dana berdasarkan prisip

Berdasarkan dari beberapa fenomena di atas, dalam pelaksanaan PNPM-MP ekonomi bergulir kelompok yang belum optimal, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan produk bioetanol dari nira sawit yang berasal dari pohon sawit yang sudah tidak produktif dan ditebang dengan optimalisasi proses

penulisan skripsi ini yang berjudul “Strategi Adaptasi Nelayan Tradisional (Panjaring Salam) Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan

Based on the results of the analysis shows that there is a positive and significant influence directly variable family environment (X1) to learning result variable (Y)