Hasil
Uji Kualitas DNA
Kualitas DNA dari hasil running elektroforesis 30 aksesi manggis populasi
Sumatera Utara yang digunakan dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3. Hasil elektroforesis 30 DNA sampel manggis populasi Sumatera Utara, 0.8 % agarose
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Kualitas DNA pada 0.8% gel agarose (Gambar 3) menunjukkan adanya
pola pita DNA yang terang dan jelas pada 30 sampel aksesi manggis populasi
Uji Kuantitas DNA
Tabel 2 . Hasil uji kuantitas dan konsentrasi DNA manggis populasi Sumatera Utara dengan spektrofotometer
No. Kabupaten Nama Aksesi Kode λ 260/λ 280 Konsentrasi
(ng/ul) 1 Tapsel Napa TS1 1.993 151 2 Tapsel Sipenggeng TS2 2.000 96.8 3 Tapsel Huraba 1 TS3 2.036 199 4 Tapsel Pangarongan TS4 2.020 199 5 Tapsel Simasom TS5 2.031 131
6 Simalungun Sirama 1 Sim1 2.060 120
7 Simalungun Sirama 2 Sim2 1.931 236
8 Simalungun Petani Timur Sim3 2.000 176
9 Deli Serdang Pancur Batu DS1 1.977 305
10 Deli Serdang Tiang Layar DS2 2.062 149
11 Deli Serdang Rambung Baru DS3 1.992 129
12 Deli Serdang Bingkawan DS4 1.982 222
13 Deli Serdang Sembahe DS5 1.970 64.9
14 Sergei Celawan 1 Srg1 2.071 101
15 Sergei Celawan 2 Srg2 1.927 105
16 Sergei Besar Terjun Srg3 1.968 245
17 Sergei Meteran Srg4 1.885 131
18 Sergei Firdaus Srg5 1.820 45.4
19 Langkat Stabat Lama Lkt1 1.958 116
20 Langkat Stabat Banyumas Lkt2 1.995 199
21 Langkat Pertumbukan Lkt3 1.973 108
22 Langkat Stabat Baru Lkt4 2.013 77.3
23 Langkat Stabat Barat -1 Lkt5 2.017 178
24 Langkat Stabat Barat -2 Lkt6 1.938 126
25 Langkat Stabat Kota Lkt7 1.971 206
26 Langkat Hulu Berayun Lkt8 2.030 101
27 Langkat Namo Cengkeh Lkt9 2.004 241
28 Langkat Tanjung Keliling Lkt10 2.069 180
29 Langkat Namo Datok Lkt11 2.058 334
30 Langkat Sukatani Lkt12 2.069 343
Hasil PCR Dengan Marka RAPD
1. Primer OPD-20
Gambar 4. Hasil pola pita DNA sampel dengan primer OPD-20
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Hasil amplifikasi dengan primer OPD-20 pada 30 aksesi populasi manggis
Sumatera Utara diperoleh 241 pita DNA (Gambar 4). Pola pita terendah berada
pada 146 bp yang hanya dimiliki oleh DS1, DS4, Lkt1, Lkt5, Lkt7, Lkt8 dan Lkt9.
Pola pita tertinggi berada pada 1350 bp yang dimiliki oleh TS2
2. Primer OPN-03
Gambar 5. Hasil pola pita DNA sampel dengan primer OPN-03
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12
Amplifikasi PCR dengan primer OPN-03 pada 30 DNA sampel
menghasilkan 88 pita (Gambar 5). Pola pita berkisar antara 1.100 -750 bp .
500 bp 750 bp 1100 bp 1350 bp 1000 bp 500 bp 146 bp
3. Primer OPH-06
Gambar 6. Hasil pola pita DNA sampel dengan primer OPH-06
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Hasil amplifikasi dengan primer OPH-06 pada 30 aksesi populasi manggis
Sumatera Utara diperoleh 127 pita DNA (Gambar 6). Pita DNA tertinggi
dihasilkan oleh TS2 pada 1.465 bp, dan terendah TS1 pada 260 bp. Pola pita
berkisar antara 1400 bp dan 970 bp
4. Primer OPC-07
Gambar 7. Hasil pola pita DNA sampel dengan primer OPC-07
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Amplifikasi PCR dengan primer OPC-07 pada 30 DNA sampel
menghasilkan 54 pita (Gambar 7). Masing-masing aksesi menghasilkan pita
sebanyak 1-3 pola pita yang berkisar antara 2.023 bp – 1100 bp.
260 bp 500 bp 1000bp bp 1465bp bp 750 bp 500 bp 1100 bp 2023 bp
5. Primer OPC-12
Gambar 8. Hasil pola pita DNA sampel dengan primer OPC-12
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Amplifikasi PCR dengan primer OPC-12 pada 30 DNA sampel
menghasilkan 34 pita (Gambar 8). Pola pita berkisar antara 1.150 bp – 616 bp.
6. Primer OPD-03
Gambar 9. Hasil pola pita DNA sampel dengan primer OPD-03
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Amplifikasi PCR dengan primer OPD–03 pada 30 DNA sampel
menghasilkan 186 pita (Gambar 9). Masing-masing aksesi menghasilkan pita
sebanyak 3-9 pola pita yang berkisar antara 4.312 bp – 198 bp.
500 bp 1150 bp 616 bp 500 bp 198bp 4312 bp 1000 bp 1500 bp 2000 bp
7. Primer OPD-13
Gambar 10. Hasil pola pita DNA sampel dengan primer OPD-13
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Amplifikasi PCR dengan primer OPD–13 pada 30 DNA sampel
menghasilkan 182 pita (Gambar 10). Masing-masing aksesi menghasilkan pita
sebanyak 1-9 pola pita yang berkisar antara 3.631 bp – 190 bp.
8. Primer OPD-16
Gambar 11 : Hasil pola pita DNA sampel dengan primer OPD-16
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Amplifikasi PCR dengan primer OPD–16 pada 30 DNA sampel
menghasilkan 96 pita (Gambar 11). Masing-masing aksesi menghasilkan pita
sebanyak 1-5 pola pita yang berkisar antara 1.530 bp – 325 bp.
500 bp 1000 bp 190 bp 3631 bp 1500 bp 2000 bp 325 bp 1530 bp 500 bp 750 bp 1230 bp
9. Primer OPI-20
Gambar 12 : Hasil pola pita DNA sampel dengan primer OPI-20
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Amplifikasi PCR dengan primer OPI-20 pada 30 DNA sampel
menghasilkan 126 pita (Gambar 12). Pola pita berkisar antara 1.396 bp – 338 bp.
10.Primer OPH-09
Gambar 13 : Hasil pola pita DNA sampel dengan primer OPH-09
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Amplifikasi PCR dengan primer OPH-09 pada 30 DNA sampel
menghasilkan 96 pita (Gambar 13). Pola pita berkisar antara 2.610 bp – 135 bp.
500 bp 1000 bp 1396 bp 800 bp 338 bp 150 bp 500 bp 780 bp 2500 bp
Persentase amplifikasi setiap primer berada pada selang 50% sampai
100% diantara 30 aksesi manggis yang dianalisis dengan rata-rata 83.43% (Tabel
3). Dari Tabel. 3 dapat dilihat bahwa pita DNA dengan ukuran basa tertinggi
yaitu 4.312 bp pada primer OPD-03 dan terendah sebesar 135 bp pada primer
OPH-09. Persentase pita polimorfik terendah terdapat pada primer OPH-09
sebesar 50%, dan yang tertinggi terdapat pada primer OPC-07, OPD-03, OPD-13,
dan OPI-20 sebesar 100%. Persentase polimorfisme secara umum memiliki nilai
tinggi dengan rataan 83.43%. Total pola pita yang dihasilkan sebanyak 80 pola
pita dengan jumlah total pita polimorfis sebanyak 70 pola pita dengan 10 primer
RAPD. Primer OPD-13 menghasilkan pita polimorfis tertinggi sebanyak 16 pola
pita pada kisaran 190 - 3631 bp sedangkan primer OPH-09 menghasilkan pita
polimorfis terendah yaitu hanya 2 pola pita pada kisaran 135 – 2610 bp.
Nilai Information Polimorfisme Content (PIC) tinggi pada 30 aksesi manggis dengan rata – rata 0.447. Nilai PIC terendah pada primer OPD-20 dan
OPN-03 sebesar 0.39. Primer OPD-13 yang amplifikasi pita polimorfis tertinggi
sebanyak 16 pita, memiliki nilai PIC sebesar 0.47. Pada dominat marker nilai
maksimum PIC adalah sebesar 0.5. Nilai PIC secara umum tinggi sebesar 0.447
menunjukkan bahwa 10 primer polimorfis yang digunakan sesuai untuk aksesi
Tabel 3. Persentase pita polimorfis pada 10 primer RAPD
No Jenis Sequens Primer Suhu Total Jumlah Pola Range pita % PIC Primer (5' -3') Anneling Pita Pita DNA (bp) Polimorfis
RAPD (˚C) Polimorfis 1 OPD-20 ACCCGGTCAC 36 11 7 1350 - 146 63.60 0.39 2 OPN-03 GGTACTCCCC 36 4 3 1100 - 750 75.00 0.39 3 OPH-06 ACGCATCGCA 36 7 6 1465 - 260 85.00 0.48 4 OPC-07 GTCCCGACGA 36 5 5 2023 - 549 100.00 0.46 5 OPC-12 TGTCATCCCC 36 4 3 1150 - 616 75.00 0.40 6 OPD-03 GTCGCCGTCA 36 13 13 4312 - 198 100.00 0.49 7 OPD-13 GGGGTGACGA 36 16 16 3631 - 190 100.00 0.47 8 OPD-16 AGGGCGTAAG 36 7 6 1530 - 325 85.70 0.49 9 OPI-20 AAAGTGCGGG 36 9 9 1396 - 338 100.00 0.49 10 OPH-09 TGTAGCTGGG 36 4 2 2610 - 135 50.00 0.41 Total 80 70 834.30 4.47 83.43 0.447 Rataan
Gambar 14. Faktorial analisis (Principal Coordinate Analysis) aksis 1 (horizontal) dan aksis 2 (vertical) dengan 10 marka RAPD
Keterangan : (M) = Marker 1kb, (1) TS1, (2)TS2, (3)TS3, (4)TS5, (5)TS5, (6) Sim1, (7) Sim2, (8) Sim3, (9)DS1, (10)DS2, (11)DS3, (12)DS4, (13)DS5, (14)Srg1, (15)Srg2, (16)Srg3, (17)Srg4, (18)Srg5, (19)Lkt1, (20)Lkt2, (21)Lkt3, (22)Lkt4, (23)Lkt5, (24)Lkt6, (25)Lkt7, (26)Lkt8, (27)Lkt9, (28)Lkt10, (29)Lkt11, (30)Lkt12.
Factorial analysis: Axes 1 / 2
TS1 TS2 TS3 TS4 TS5 Sim1 Sim2Sim3 DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 Srg1 Srg2 Srg3 Srg4 Srg5 Lkt1 Lkt2 Lkt3 Lkt4 Lkt5 Lkt6 Lkt7 Lkt8 Lkt9 Lkt10 Lkt11 Lkt12
Gambar 14. menunjukkan perbedaan PCoA (faktorial analisis) diantara 5
kelompok tercermin dari perbedaan pada hasil aksis 1 dan 2 yang mampu
menjelaskan 38.11% dari keseluruhan keragaman molekuler
Gambar 15. Profil Radial Neighbour-Joining dari 30 aksesi manggis populasi Sumatera Utara yang dianalisis berdasarkan Matrix Dissimilarity Simple Matching 0 0.1 TS1 TS2 TS3 TS4 TS5 Sim1 Sim2 Sim3 DS1 DS2 DS3DS4 DS5 Srg1 Srg2 Srg3 Srg4 Srg5 Lkt1 Lkt2 Lkt3 Lkt4 Lkt5 Lkt6 Lkt7 Lkt8 Lkt9 Lkt10 Lkt11 Lkt12 4 24 48 28 16 7 33 10 16448 16 53 4 51 63 56 54 15 49 62 22 38 8 6 1 5 Kelompok Utama Ke-3 Kelompok Utama Ke-1 Kelompok Utama Ke-2 Sub Kelompok 1A Sub Kelompok 2A Sub Kelompok 2B Sub Kelompok 1B
Gambar 16. Pohon Filogenetik dari 30 aksesi manggis populasi Sumatera Utara yang dianalisis berdasarkan Matrix Dissimilarity Simple Matching
Gambar 15 dan 16 menunjukkan profil pohon filogenetik berdasarkan
analisis pengelompokkan WPGMA (Weighted Pair-Group Method with Arithmetic) dengan metode Matrix Dissimilarity Simple Matching untuk 30 aksesi manggis populasi Sumatera Utara dengan 10 marka RAPD. Hasil perhitungan
untuk koefisien ketidaksamaan genetik menunjukkan bahwa 30 aksesi manggis
terbagi dalam tiga kelompok utama. Kelompok utama ke-1 terdiri dari 13 aksesi
yaitu DS4, DS3, TS5, DS5, Sim3, Srg1, TS2, Sim1, TS1, DS2, Sim2, DS1, Lkt1.
Kelompok utama ke- 2 terdiri dari 15 aksesi yaitu Srg2, TS3, TS4, Srg5, Srg4,
Srg3, Lkt6, Lkt11, Lkt2, Lkt3, Lkt9, lkt7, Lkt12, Lkt10, Lkt4 dan kelompok
utama ke -3 terdiri dari 2 aksesi yaitu Lkt8 dan Lkt5.
0 0.1 TS1 TS2 TS3 TS4 TS5 Sim1 Sim2 Sim3 DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 Srg1 Srg2 Srg3 Srg4 Srg5 Lkt1 Lkt2 Lkt3 Lkt4 Lkt5 Lkt6 Lkt7 Lkt8 Lkt9 Lkt10 Lkt11 Lkt12 4 24 48 28 16 7 33 10 16 48 4 16 53 4 51 63 56 54 15 49 62 22 38 8 6 1 5
I
II
III
Kelompok utama ke-1 terdiri dari 2 sub kelompok yaitu sub kelompok 1A
yang terdiri dari DS4, DS3, TS5, DS5, Sim3, Srg1, TS2, Sim1, TS1, DS2, Sim2,
DS1 (12 aksesi) dan sub kelompok 1B yang terdiri dari Lkt1(1 aksesi).
Kelompok utama ke-2 juga terbagi menjadi 2 sub kelompok yaitu sub
kelompok 2A yang terdiri dari Srg2, TS3, TS4, Srg5, Srg4, Srg3, Lkt6 (7 aksesi)
dan sub kelompok 2B terdiri dari Lkt11, Lkt2, Lkt3, Lkt9, lkt7, Lkt12, Lkt10,
Lkt4 (8 aksesi).
Pembahasan
Isolasi DNA dengan menggunakan nitrogen cair untuk melisis dinding sel
efektif dilakukan, dinding sel juga dapat dihancurkan dengan cara menggerus dan
diberi larutan CTAB dan dihangatkan. Semua isi sel ditampung dalam larutan
penyangga yang berisi Tris HCl dengan penambahan asam asetat (CH3COOH).
Pada proses presipitasi atau pengumpulan pellet dilakukan pada suhu dingin untuk
mencegah sisa-sisa kontaminan phenolik bereaksi. Presipitasi dengan
menggunakan isopropanol dan etanol digunakan untuk penggumpulan pellet DNA
serta penambahan sejenis garam yaitu Sodium asetat (CH3COONa3H2O) untuk
membantu proses presipitasi tersebut guna mendapatkan hasil isolasi DNA yang
murni.
DNA yang berkualitas tinggi dengan konsentrasi yang tepat dibutuhkan
untuk mendapatkan hasil amplifikasi yang baik dari reaksi PCR. Stok DNA yang
diperoleh dari hasil isolasi daun segar tanaman manggis (Tabel.2) rata-rata 1.994
dengan selang 1.820 – 2.071 menunjukkan tingkat kemurnian yang sesuai dengan
Sambrook dkk. (1989) yaitu 1.80 – 2.00. Apabila tingkat kemurnian di luar batas
karbohidrat, protein dan RNA. Kuantitas DNA yang dihasilkan mempunyai
kisaran 45.4 – 343 ng/ul. Jumlah ini relatif cukup banyak dan dapat digunakan
untuk reaksi PCR sampai ratusan kali.
Pita yang muncul memiliki ukuran basa dan intensitas yang bervariasi.
Perbedaan intensitas pita DNA dipengaruhi oleh sebaran situs penempelan primer
pada genom, kemurnian DNA dan konsentrasi DNA dalam reaksi. Banyaknya pita
yang dihasilkan pada setiap primer tergantung pada sebaran situs yang homolog
pada genom (Williams et al, 1990). Fragmen yang tidak muncul disebabkan tidak terjadinya amplifikasi yang kemungkinan disebabkan primer yang digunakan
tidak sesuai dengan cetakan DNA. Beberapa bukti percobaan menunjukkan bahwa
perbedaan satu pasang basa saja sudah cukup menyebabkan ketidaksesuaian
cetakan primer yang mencegah amplifikasi (Williams et al, 1990).
Nilai PIC pada 10 primer yang digunakan antara 0.39 – 0.49. Nilai
rata-rata PIC pada 30 aksesi manggis sebesar 0.447. Nilai ini cukup tinggi yang
menunjukkan sifat diskriminatif pada primer tersebut. Nilai PIC maksimum pada
kodominant marker adalah 0.5. Roldan et al (2000) menyatakan nilai PIC penanda mendekati nilai maksimum sebesar 0.5 menunjukkan sifat diskriminatif
pada primer tersebut. Nilai PIC efisien dalam membedakan genotipe dan sangat
berguna dalam mendeteksi tingkat polimorfisme pada lokus tertentu. Sehingga 10
primer RAPD yang digunakan sesuai untuk tanaman manggis yang ditunjukkan
dengan rataan nilai PIC mendekati nilai maksimum yaitu sebesar 0.5.
Diantara 30 aksesi manggis primer OPC-07, OPD-03, OPD-13, OPI-20
memberikan persentase polimorfis terbesar yaitu 100%. Penelitian ini
sumber gen yang melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan tanaman
manggis.
Penentuan keragaman genetik diantara 30 aksesi manggis populasi
Sumatera Utara dan penanda RAPD sesuai prosedur William et al. (1990). Sub kelompok 1A berasal dari Tapanuli Selatan (3 aksesi), Simalungun (3 aksesi),
Deli Serdang (5 aksesi), Serdang Bedagai (1 aksesi). Sub kelompok 1B berasal
dari Langkat (1 aksesi). Sub kelompok 2A berasal dari Tapanuli Selatan (2
aksesi), Serdang Bedagai (4 aksesi), Langkat (1 aksesi). Sub kelompok 2B berasal
dari Langkat (8 aksesi). Kelompok utama ke-3 berasal dari Langkat (2 aksesi).
Hal ini menunjukkan adanya perbedaan asal dalam satu kelompok yaitu pada sub
kelompok 1A dan 2A. Perbedaan ini disebabkan adanya campur tangan manusia,
terbawa oleh hewan, keadaan geografi daerah aksesi yang memungkinkan biji
terbawa oleh angin dari satu daerah ke daerah yang lain.
Hasil PCoA yang dilakukan pada 30 aksesi manggis diungkapkan oleh 10
primer RAPD. Kelompok yang berbeda didiskriminasi dengan sumbu axis 1 dan 2
menjelaskan 38.11 % dari variasi total (Gambar 14). Keragaman molekuler yang
dapat dinyatakan oleh aksis 1 dan 2 pada 10 primer RAPD dengan 30 aksesi
sampel adalah sebesar nilai tersebut.
Pada penelitian ini nilai distance dapat menjadi acuan untuk melihat kekayaan diversitas gen. Sub kelompok 1A dibentuk oleh aksesi DS4, DS3, TS5,
DS5, Sim3, Srg1, TS2, Sim1, TS1, DS2, Sim2, DS1 dan nilai distance yang
dibentuk antara aksesi Sim2 dan Srg1 adalah 0.17. Sub kelompok 1B dibentuk
oleh aksesi Lkt1 yang berada pada kelompok tersendiri. Sub kelompok 2A
yang dibentuk antara aksesi Srg5 dan Lkt6 adalah 0.20. Sub kelompok 2B
dibentuk dari aksesi Lkt11, Lkt2, Lkt3, Lkt9, Lkt7, Lkt12, Lkt10, Lkt4 dan nilai
distance antara aksesi Lkt3 dan Lkt11 adalah 0.07. Kelompok utama ke-3
dibentuk oleh aksesi Lkt5 dan Lkt8 dengan nilai distance 0.14. Nilai distance
maksimum adalah 0.48 yaitu antara aksesi TS3 dan Lkt1 dan nilai minimum
adalah 0.06 yaitu antara aksesi Sim2 dan DS2 serta Lkt10 dan Lkt12. Perbedaan
nilai distance ini menunjukkan adanya keragaman genetik pada tanaman manggis.
Nilai distance dapat memberi kemungkinan untuk memperoleh keragaman yang semakin tinggi dengan menyilangkan aksesi dengan nilai distance (jarak genetik) terjauh untuk memperoleh varietas dengan karakter-karakter yang diinginkan.
Aksesi asal Tapanuli Selatan menyebar pada kelompok utama ke-1 dan
kelompok utama ke-2 yaitu pada sub kelompok 1A dan 2A. Pada sub kelompok
1A terdapat TS1, TS2 dan TS5, sedangkan TS3 dan TS4 berada pada sub
kelompok 2A. Aksesi yang berasal dari Serdang Bedagai juga tersebar pada
kelompok utama 1 dan 2 yaitu Srg1 pada sub kelompok 1A sedangkkan Srg2,
Srg3, Srg4, Srg5 berada pada sub kelompok 2A. Aksesi Lkt6 masuk dalam sub
kelompok 2A. Sedangkan pada sub kelompok 1B, 2B dan kelompok utama ke-3
hanya terdiri dari aksesi yang berasal dari daerah Langkat yaitu Lkt8 dan Lkt5.
Hal ini menunjukkan adanya keragaman genetik pada tanaman manggis.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat memberikan informasi bagi
program pemulia manggis mengenai koleksi plasma nutfah manggis dan koleksi
pohon induk. Semua tanaman memiliki keragaman genetik namun kondisi
Bedagai memiliki proporsi keragaman genetik yang tinggi dilihat dari penyebaran
aksesinya.
Salah satu kekhasan dari populasi manggis Langkat adalah aksesi Lkt1
yang membentuk sub kelompok tersendiri yaitu 1B. Sedangkan aksesi yang
berasal dari Langkat lainnya tersebar pada sub kelompok 2A, 2B,dan kelompok
utama ke-3. Hal ini juga ditunjukkan pada primer OPH-09 yang mampu
mengamplifikasi dan memunculkan pola pita unik yaitu terdapat pada 780 bp
yang hanya terdapat pada aksesi Lkt1 dan tidak terdapat pada aksesi Langkat
lainnya seperti Lkt2, Lkt3, Lkt4, Lkt5, Lkt6, Lkt7, Lkt8, Lkt9,Lkt10, Lkt11,
Lkt12.
Aksesi Langkat lainnya yang tersebar dalam kelompok Utama 2 adalah
Lkt6 yang merupakan satu-satunya aksesi yang berasal dari Langkat yang berada
di sub kelompok 2A. Hal ini juga ditunjukkan pada primer OPD-13 yang mampu
mengamplifikasi dan memunculkan pola pita unik yaitu terdapat pada 770 bp
yang hanya terdapat pada aksesi Lkt6 dan tidak terdapat pada aksesi Langkat
lainnya
Kekhasan ini menunjukkan adanya perbedaan materi genetik Lkt1dan