• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga Distribusi Pupuk Bersubsidi

PT Pupuk Kujang mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan pengadaan maupun penyaluran pupuk bersubsidi di Jawa Barat dari Lini II hingga ke Lini IV. Gudang Lini II merupakan lokasi gudang produsen yang berada di wilayah pabrik PT Pupuk Kujang. Gudang Lini III adalah gudang penyangga yang berada di masing-masing wilayah kabupaten atau kota yang ditunjuk oleh produsen. Gudang Lini IV adalah gudang pengecer yang berlokasi di wilayah kecamatan atau desa yang ditunjuk dan ditetapkan distributor. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak PT Pupuk Kujang, lembaga distribusi yang terlibat dalam penyaluran pupuk bersubsidi, ada dua yaitu distributor dan pengecer.

Distributor Pupuk Bersubsidi

Distributor merupakan perusahaan yang berbadan hukum dan ditetapkan oleh produsen secara resmi sebagai distributor pupuk bersubsidi. Distributor berlokasi di kabupaten atau kota dan bertanggung jawab terhadap penyaluran pupuk bersubsidi ke kecamatan atau desa yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun syarat untuk menjadi distributor pupuk bersubsidi, pihak distributor harus mengajukan surat permohonan menjadi ditributor ke PT Pupuk Kujang, selanjutnya surat tersebut diproses sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang harus dipatuhi oleh distributor dapat dilihat pada Lampiran 4. Apabila calon

35 distributor memenuhi syarat maka perusahaan dan distributor dapat melakukan perjanjian kontrak kerja yang termuat dalam Surat Perjanjian Jual-Beli (SPJB).

Distributor yang menjadi sampel adalah dstributor yang bertanggung jawab di wilayah Kabupaten Karawang. Distributor yang menjadi sampel merupakan distributor yang bertanggung jawab terhadap penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah Kabupaten Karawang. Berdasarkan infomasi dari PT Pupuk Kujang ada 12 distributor yang bertanggung jawab di Kabupaten Karawang. Distributor tersebut menyalurkan pupuk bersubsidi jenis Urea, NPK dan Organik secara bersamaan sesuai dengan permintaan kios pengecer dan alokasi RDKK yang tercantum dalam SPJB. Masing-masing distributor memiliki wilayah tanggung jawab penyaluran di setiap kecamatan yang berbeda.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak distributor PT Pupuk Kujang, biaya distribusi yang dikeluarkan oleh distributor adalah biaya transportasi yang dibayar secara borongan per setiap kali pengangkutan dan biaya bongkar muat. Biaya distribusi tersebut merupakan biaya angkut pupuk bersubsidi dari Gudang Lini III ke kios pengecer yang menjadi tanggung jawabnya. Apabila terjadi permintaan kios pengecer di bawah alokasi RDKK yang seharusnya maka distributor tetap bertanggung jawab untuk melakukan penebusan pupuk bersubsidi dan melakukan penyimpanan di gudang distributor.

Hal tersebut menyebabkan distributor mengeluarkan biaya distribusi tambahan dan menyebabkan berkurangnya tingkat keuntungan yang diperoleh distributor. Namun, apabila musim tanam permintaan pupuk yang cukup tinggi sedangkan adanya keterbatasan kapasitas pengangkutan yang dimiliki distributor hal tersebut juga dapat memicu keterlambatan waktu kedatangan pupuk bersubsidi ke kios pengecer.

Pengecer Pupuk Bersubsidi

Pengecer (kios resmi) adalah perusahaan perdagangan yang ditetapkan oleh distributor sebagai pengecer pupuk bersubsidi. Pengecer merupakan lembaga distribusi yang berada di kecamatan atau desa. Adapun syarat untuk menjadi pengecer yaitu pihak pengecer harus mengajukan surat permohonan menjadi pengecer atau kios resmi kepada distributor. Pengangkatan kios pengecer menjadi kewenangan dari distibutor dengan persyaratan yang harus dipatuhi oleh pengecer, adapun persyaratannya dapat dilihat pada Lampiran 4. Apabila calon pengecer memenuhi syarat maka distributor akan menetapkan kios tersebut sebagai pengecer dan melakukan perjanjian kontrak kerja yang termuat dalam Surat Perjanjian Jual-Beli (SPJB).

SPJB menjadi landasan dalam perjanjian kedua belah pihak baik produsen dengan distributor maupun distributor dengan pengecer. SPJB selalu dievaluasi setiap enam bulan untuk mengetahui kinerja lembaga distribusi. Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) berisikan perjanjian mengenai pembelian, penyimpanan, penyaluran dan penjualan pupuk bersubsidi dalam jumlah yang sesuai dengan Reencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) di wilayah tanggung jawabnya. Kios pengecer yang ditetapkan secara resmi oleh distributor bertanggung jawab menjual pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya. Kios pengecer menjual pupuk bersubsidi dengan acuan HET yang didtetapkan Menteri Pertanian. Petani yang terdaftar dalam kelompok yang tercantum dalam RDKK dapat membeli langsung ke kios pengecer dengan menunjukkan surat RDKK.

36

Kios pengecer yang menjadi sampel dalam penelitian ini merupakan rekomendasi dari distributor berdasarkan pembelian terbanyak di masing-masing kecamatan yang menjadi wilayah tanggung jawabnya. Jarak tempuh diukur berdasarkan jarak dari distributor menebus pupuk ke gudang Lini III yaitu gudang Belendung yang berlokasi di Jl Raya Kosambi – Klari, kemudian mendistribusikan ke masing-masing kios pengecer yang berada di wilayah tanggung Jawabnya. Adapun biaya yang dikeluarkan oleh Kios Pengecer yaitu biaya bongkar muat pupuk dari truk distributor dan biaya pengemasan untuk pupuk yang diecer per kilogram. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak kios pengecer bahwa biaya bongkar muat yang dikeluarkan kios pengecer di wilayah Kabupaten Karawang sebesar Rp 50 000 per 10 Ton pupuk bersubsidi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 15/M-DAG/PER/4/2013 menyatakan bahwa pengecer wajib melaksanakan penyaluran pupuk bersubsidi di Lini IV kepada petani atau kelompok tani berdasarkan RDKK. Adapun tugas dan tanggung jawab pengecer yaitu:

1. Bertanggung jawab atas kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi yang diterimanya dari distributor kepada petani atau kelompok tani;

2. Bertanggung jawab menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan peruntukannya;

3. Bertanggung jawab menjamin persediaan atas semua jenis pupuk bersubsidi id wilayah tanggung jawabnnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan distributor;

4. Melaksanakan sendiri kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi hanya kepada kelompok tani/petani sesuai lingkup wilayah tanggung jawabnya;

5. Menjual secara tunai pupuk bersubsidi sesuai dengan HET yang berlaku dalam kemasan 50 kilogram, 40 kilogram atau 20 kilogram dengan penyerahan barang di Lini IV atau kios pengecer;

6. Wajib memasang papan anma dengan ukuran 0.50 x 0.75 meter sebagai pengecer resmi dari distributor yang ditunjuk oleh produsen; dan

7. Wajib memasang daftar harga sesuai HET yang berlaku.

Kios pengecer hanya dapat melakukan penebusan pupuk bersubsidi dari satu distributor yang menunjuknya sesuai masing-masing jenis pupuk bersubsidi.

Mekanisme Distribusi Pupuk Bersubsidi

Pupuk bersubsidi PT Pupuk Kujang didistribusikan dari gudang penyimpanan perusahaan (Lini II) ke gudang penyangga di setiap kabupaten/kota (gudang lini III). Pendistribusian pupuk dari gudang lini II ke gudang Lini III merupakan tanggung jawab Departemen Penjualan PSO PT Pupuk Kujang. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian Penjualan PSO baik biaya distribusi maupun alat transportasi merupakan fasilitas perusahaan dalam penyaluran ke gudang Lini III Kujang yang berada di setiap Kabupaten/Kota.

Penyaluran dari gudang lini III ke kios pengecer dibantu oleh distributor yang ditunjuk secara resmi. Keterlibatan distributor dalam mendistribusikan pupuk bersubsidi bertujuan untuk mempermudah penyaluran pupuk bersubsidi ke daerah masing-masing. Mekanisme sistem distribusi pupuk bersubsidi PT Pupuk Kujang mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor

37 15/M-DAG/PER/4/2-13. Mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi, yaitu: (1) produsen wajib menjual pupuk bersubsidi kepada distributor di gudang lini III dengan harga tebus yang memperhitungkan harga jual di Lini IV tidak melebihi HET; (2) distributor wajib menjual pupuk bersubsidi kepada pengecer dengan harga tebus memperhitungkan HET dan melaksanakan pengangkutan sampai dengan gudang lini IV pengecer; (3) pelaksanaan pengangkutan pupuk bersubsidi, disributor menggunakan sarana angkutan yang terdafttar pada produsen dengan mencantumkan identitas khusus sebagai angkutan pupuk bersusbidi; (4) pengecer wajib menjual pupuk bersubsidi kepada petani/kelompok tani di gudang lini IV berdasarkan RDKK dengan harga tidak melebihi HET; dan (5) HET pupuk bersubsidi mengikuti peraturan pemerintah di bidang pertanian. Prosedur mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi PT Pupuk Kujang mulai dari Lini II hingga sampai ke Petani/Kelompok Tani dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber: PT Pupuk Kujang (2015)

Proses pembelian pupuk bersubsidi oleh distributor yaitu dengan mengajukan permintaan pembelian melalui Sistem Portal Distributor dengan login user yang sudah terdaftar di PT Pupuk Kujang dan melakukan pembayaran sesuai jumlah pesanan. PT Pupuk Kujang melakukan verifikasi atas pembayaran yang dilakukan distributor dan mengirim Invoice sementara ke distributor. Distributor mencetak Invoice sementara untuk melakukan penebusan pupuk berssubsidi di gudang lini III yang telah ditentukannya. Selain melakukan pembelian pupuk ke PT Pupuk Kujang dan penebusan di gudang lini III, distributor bertanggung jawab menyalurkan pupuk bersubsidi ke kios pengecer yang menjadi tanggung jawabnya.

PT Pupuk Kujang (Gudang Lini II)

Gudang Lini III Kujang (di tiap Kabupaten)

Gudang Lini III Distributor (di tiap Kabupaten)

Kios Pengecer (di tiap Kecamatan/Desa)

Petani/Kelompok Tani Mengajukan

DO dan melakukan pembayaran

Penebusan oleh Distributor

HET berlaku Pemesanan

pupuk

Gambar 4 Prosedur Mekanisme Penyaluran Pupuk Bersubsidi PT Pupuk Kujang Menunjukkan RDKK

38

Biaya distribusi pupuk bersubsidi dari gudang lini III ke kios pengecer merupakan tanggung jawab distributor.

Proses pembelian di tingkat pengecer yaitu kios pengecer mengajukan permintaan pupuk bersubsidi dengan jumlah yang sesuai dengan RDKK. Selanjutnya distributor mengantarkan pupuk hingga sampai ke kios pengecer dan biaya distribusinya menjadi tanggung jawab distributor. Setelah sampai di kios pengecer, biaya bongkar muat menjadi tanggung jawab kios pengecer. Berdasarkan wawancara dengan kios pengecer yang menjadi responden penelitian menyatakan bahwa biaya bongkar muat yang dikeluarkan kios pengecer sebesar Rp 50 000 per 10 Ton pupuk bersubsidi. Kios pengecer hanya bertanggung jawab dalam menjual pupuk bersubsidi di kios nya. Kios pengecer hanya diperbolehkan menjual pupuk bersubsidi ke petani/kelompok tani yang terdaftar dan memiliki RDKK. Petani yang terdaftar dalam RDKK dapat melakukan pembelian pupuk bersubsidi langsung ke kios pengecer dengan menunjukkan RDKK.

RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) merupakan perhitungan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang disusun kelompok tani berdasarkan luas areal usahatani yang diusahakan petani yang merupakan anggota kelompok tani. Penyusunan kebutuhan tersebut berdasarkan rekomendasi pemupukan berimbang spesifik lokasi sesuai dengan ketentuan pemerintah di bidang pertanian. Penyusunan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi dihitung berdasarkan jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam pemupukan berimbang dan didampingi oleh penyuluh yang membidangi urusan pertanian. RDKK menjadi acuan produsen dan pemerintah dalam menetapkan kebutuhan pupuk bersubsidi. selain itu, RDKK menjadi alat penebusan pupuk bersubsidi oleh petani/kelompok tani.

Mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah Karawang didukung dua gudang lini III yaitu Gudang Belendung dengan kapasitas sebesar 2 800 Ton dan Gudang Klari dengan kapasitas sebesar 4 000 Ton. Berikut mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah Kabupaten Karawang (Gambar 5):

Gudang Lini II (Pabrik PT Pupuk Kujang)

Gudang Lini III Kab Karawang (Gg Belendung dan Gd Klari)

Distributor yang bertanggung jawab di Karawang

Gudang Lini IV

(kios pengecer di 30 kecamatan)

Petani/Kelompok Tani Mengajukan DO &

Pembayaran via Bank

Verifikasi

& Invoice Melakukan penebusan

HET berlaku

39 Berdasarkan mekanisme distribusi tersebut diketahui bahwa mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Karawang mengikuti prosedur yang diberlakukan oleh PT Pupuk Kujang yang mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan. Penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Karawang dilakukan oleh 12 distributor yang bertanggung jawab di Kabupaten Karawang. Distributor pupuk bersubsidi dipilih oleh produsen secara selektif melalui beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi distributor pupuk bersubsidi. Distributor pupuk bersubsidi terikat dalam Surat Perjanjian Jual Beli yang mengatur proses penjualan maupun pembelian serta ketentuan harga jual dan harga beli.

Penyaluran pupuk bersubsidi dari 12 distributor wajib bertanggung jawab terhadap pemenuhan distribusi pupuk bersubsidi untuk 30 wilayah kecamatan di Kabupaten Karawang. Masing-masing distributor memilki wilayah tanggung jawab dan wajib memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi di kios pengecer yang menjadi tanggung jawabnya. Penyaluran yang dilakukan oleh distributor dan kios pengecer terikat dalam Surat Perjanjian Jual Beli dengan adanya ketentuan harga beli dan harga jual, hal tersebut diupayakan untuk mencapai HET di tingkat kios pengecer.

PT Pupuk Kujang memberlakukan pola rayonisasi yang bertujuan untuk mempermudah penyaluran pupuk bersubsidi sehingga penyaluran dapat terjangkau dan berjalan lancar keseluruh wilayah tanggung jawab. Kabupaten Karawang merupakan Kabupaten dengan kebutuhan pupuk bersubsidi terbanyak di Jawa Barat. Kabupaten Karawang memiliki 30 wilayah kecamatan yang harus dipenuhi kebutuhan pupuk bersubsidinya. Oleh karena itu, PT Pupuk Kujang menunjuk 12 distributor untuk bertanggung jawab terhadap penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah Kabupaten Karawang.

Pembagian wilayah tanggung jawab disesuaikan berdasarkan beberapa pertimbangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Departemen Perencanaan, penetapan wilayah tanggung jawab disesuaikan dengan kriteria jarak jangkauan masing-masing distributor ke wilayah tanggung jawab serta menyesuaikan dengan lokasi gudang lini III penebusannya. Selain itu, pertimbangan infrastuktur pada setiap wilayah serta adanya asumsi biaya lainnya yang digunakan PT Pupuk Kujang dalam menetapakn pola rayonisasi distributor. Berdasarkan pembagian wilayah distribusi Kabupaten Karawang, pola distribusi Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Lampiran 5.

Penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini III ke Lini IV merupakan taggung jawab dari distributor dan biaya distribusinya ditanggung oleh distributor. Biaya distribusi yang dikeluarkan oleh distributor bersifat borongan per sekali perjalanan menuju gudang lini III yang dapat mengangkut pupuk dalam jumlah tertentu sehingga diperoleh biaya transportasi dalam satuan rupiah per ton. Selain prosedur penyaluran berdasarkan pola rayonisasi, harga pupuk bersubsidi mengikuti ketetapan produsen sehingga pada Lini IV HET dapat tercapai.

Analisis Volume Distribusi

Volume atau jumlah pupuk bersubsidi yang disalurkan oleh distributor setiap bulannya bergantung pada jumlah alokasi RDKK yang telah ditetapkan.

40

Penyaluran pupuk Urea, NPK Granul dan Organik berbeda jumlah penyalurannya menyesuaikan kebutuhan petani yang ditetapkan dalam RDKK. Berdasarkan data yang didapat dari PT Pupuk Kujang mengenai pengadaan dan penyaluran di tingkat distributor dan pengecer dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Total Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi PT Pupuk Kujang di Tingkat Distributor dan Pengecer

Distributor Distributor (Ton) Pengecer (Ton) Pengadaan Penyaluran Pengadaan Penyaluran PT Angkasa Raya Christa 2 650.00 2 650.00 2 650.00 2 650.00 PT Benteng Purwa Putra 1 844.00 1 844.00 1 844.00 1 844.00 PT Bumi Persada Sejati 4 956.00 4 956.00 4 956.00 4 956.00 PT Dinamika Kembar Utama 2 542.00 2 542.00 2 542.00 2 542.00 PT Inahovtraco 4 174.00 4 174.00 4 174.00 4 174.00

PT Insan Sentosa Prima 2 898.50 3 013.70 3 013.70 3 013.70

PT Prakarsa Sentra Utama 3 312.70 3 283.70 3 283.70 3 283.70

Puskud Jabar 3 778.00 3 778.00 3 778.00 3 778.00

PT Samba Jaya 3 312.00 3 314.10 3 314.10 3 314.10

PT Selini Sinar Selaras 6 938.00 6 938.00 6 938.00 6 938.00

PT Tani Mas Unggul 1 538.00 1 446.50 1 446.50 1 446.50

CV Telaga Jaya 2 550.00 2 550.00 2 550.00 2 550.00 Sumber: PT Pupuk Kujang (2015)

Berdasarkan data jumlah total penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Karawang yang dilakukan oleh distributor sesuai dengan jumlah permintaan dalam RDKK. Berdasarkan jumlah total pengadaan dan penyaluran di tingkat distributor menunjukkan jumlah yang sesuai dengan pengadaannya. Namun, penyaluran oleh distributor PT Insan Sentosa Prima dan PT Samba Jaya diatas jumlah pengadaannya. Berdasarkan keterangan kedua distributor tersebut menyatakan bahwa masih tersisa stok pupuk bersubsidi pada akhir Desember 2014 menyebabkan distributor mengakumulasikan sisa tersebut untuk kebutuhan pada bulan-bulan berikutnya. Sedangkan jumlah penyaluran oleh PT Prakarsa Sentra Utama dan PT Tani Mas Unggul di bawah jumlah pengadaanya, hal tersebut karena ada perubahan permintaan di tingkat kios pengecer karena ada perubahan jumlah kebutuhan pupuk petani pada bulan tertentu di wilayah tanggung jawabnnya.

Berdasarkan data jumlah total penyaluran yang dilakukan oleh pengecer pada wilayah tanggung jawab distributor sesuai dengan jumlah pengadaannya. Berdasarkan keterangan kios pengecer menyatakan bahwa pemenuhan jumlah pupuk bersubsidi di kios pengecer mengikuti jumlah kebutuhan pupuk petani yang tercantum dalam RDKK. Sehingga kebutuhan pupuk bersubsidi di Kabupaten Karawang secara umum cenderung telah terpenuhi.

Terpenuhinya jumlah pupuk bersubsidi pada wilayah yang menjadi tanggung jawab distributor tidak menyebabkan adanya kenaikan harga. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak distributor bahwa harga penjualan dan pembelian pupuk bersubsidi mengikuti perjanjian yang tertulis dalam SPJB.

41 Penentuan harga atau nilai tebus distributor dan nilai tebus pengecer ditetapkan oleh PT Pupuk Kujang. Berdasarkan wawancara dengan Departemen Perencanaan Pemasaran PT Pupuk Kujang menyatakan bahwa penetapan nilai tebus berdasarkan jarak jangkauan masing-masing distributor pada wilayah tanggung jawabnya serta kondisi dan faktor lainnya. Nilai tebus distributor berbeda-beda pada setiap wilayah kabupaten, sedangkan nilai tebus pengecer untuk seluruh wilayah di Jawa Barat berlaku sama. Berikut daftar harga pupuk bersubsidi PT Pupuk Kujang di Kabupaten Karawang (Tabel 10):

Tabel 10 Nilai Tebus Distributor dan Pengecer, Harga Eceran Tertinggi dan Jumlah Minimal Pembelian Pupuk Bersubsidi

No Jenis Pupuk Nilai Tebus Distributor (Rp per Kg) Nilai Tebus Pengecer (Rp per Kg)

Harga Beli Petani (HET) (Rp per Kg) Minimal Pembelian 1 Urea 1 619 1 731 1 800 50 kg 2 NPK 2 119 2 231 2 300 50 kg 3 Organik 319 431 500 40 kg

Sumber: PT Pupuk Kujang, 2015.

Nilai tebus pupuk bersubsidi mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian yang mengatur Harga Eceran Tertinggi untuk petani. Nilai tebus diterapkan oleh produsen bertujuan untuk tercapaunya HET di tingkat kios pengecer. HET berlaku dengan syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 130/Permentan/SR.130/11/2014 yaitu apabila pembelian pupuk bersubsidi oleh petani dalam kemasan 50 kilogram untuk pupuk Urea dan NPK serta 40 kilogram untuk pupuk Organik. Selain itu, pembelian dilakukan langsung di kios pengecer dan pembayaran dilakukan secara tunai. Menurut Peraturan Menteri Pertanian apabila pembelian petani di bawah jumlah tersebut harga tidak mengacu pada ketentuan HET.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak lembaga distribusi pupuk berusbsidi PT Pupuk Kujang, bahwa harga penjualan maupun harga pembelian mengikuti perjanjian yang berlaku dalam SPJB sesuai dengan harga yag ditetapkan pada Tabel 10. Penjualan oleh kios pengecer juga mengacu pada perjanjian dalam SPJB yang mengikuti HET yang dijual kepada petani. Namun dalam beberapa kondisi, harga jual kios pengecer di atas HET. Berdasarkan keterangan kios pengecer menyatakan bahwa adanya petani yang membeli dalam jumlah eceran di bawah 50 kilogram, sehingga kios pengecer mengeluarkan biaya tambahan seperti pengemasan dalam kemasan eceran dan menyebabkan kios pengecer menjual di atas HET.

Berdasarkan keterangan kios pengecer di beberapa kecamatan menyatakan bahwa pihaknya menjual pupuk yang di beli petani secara eceran yaitu dengan harga berkisar antara Rp 2 200 hingga Rp 2 300 per kilogram nya, sedangkan harga pupuk NPK relatif dijual eceran sekitar Rp 2 600 hingga Rp 2 700 per kilogramnya. Selain itu, banyak petani yang memesan pupuk bersubsidi sekaligus meminta untuk mengantarkan pupuk sampai ke lokasi pertanian dimana petani melakukan usahatani.

Hal tersebut menyebabkan kios pengecer mengeluarkan biaya distribusi tambahan untuk pengantaran pupuk dan menyebabkan adanya ongkos tambahan

42

yang harus dibayarkan petani. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pertanian, HET berlaku saat penjualan pupuk oleh kios pengecer dengan petani mengambil langsung ke kios pengecer. Sehingga kios pengecer menjual harga pupuk bersubsidi yang diecer berkisar antara Rp 2 200 per kilogram nya hingga Rp 2 300 per kilogramnya. Pupuk NPK berkisar antara Rp 2 600 hingga Rp 2 700 per kilogramnya.

Berdasarkan keterangan tersebut, menunjukkan bahwa adanya peningkatan harga jual pupuk di atas HET disebabkan faktor dan kondisi lain di luar aturan dalam kebijakan subsidi pupuk yang diterapkan pemerintah. Harga jual yang diterapkan oleh distributor maupun kios pengecer di Kabupaten Karawang menyesuaikan harga yang berlaku dalam SPJB untuk pupuk bersubsidi. Peningkatan HET terjadi di tingkat kios pengecer yang disebabkan beberapa faktor tersebut, sehingga menunjukkan adanya penyimpangan yang terjadi di tigkat kios pengecer akibat perlakuan lain diluar ketentuan Permentan.

Analisis Efisiensi Distribusi dengan Model Transportasi

Analsiis efisiensi distribusi dilakukan dengan model transportasi. Model transportasi digunakan untuk melihat efisiensi dari pola distribusi yang telah ditetapkan dengan membandingkan pola distribusi yang optimal. Tujuan model transportasi adalah untuk mengetahui jalur distribusi yang efisien dengan biaya transportasi paling minimum. Fungsi tujuan yang digunakan yaitu untuk mengetahui jumlah biaya distribusi yang harus diminimalkan dengan biaya distribusi sebagai koefisien. Kendala supply merupakan kapasitas penyaluran distributor yang jumlahnya berdasarkan jumlah penyaluran distributor. Kendala demand merupakan kebutuhan pupuk bersubsidi pada 30 kecamatan di Karawang. Data supply yang digunakan dalam model diperoleh berdasarkan data total penyaluran pupuk yang dilakukan oleh maisng-maisng distributor. Berikut data supply jumlah penyaluran distributor (Tabel 11):

Tabel 11 Jumlah Penyaluran Distributor Pupuk Bersubsidi

No Distrubutor Total Penyaluran (Kg)

1 PT Angkasa Raya Chrysta 2 650 000

2 PT Benteng Purwa Putra 1 844 000

3 PT Bumi Persada Sejati 4 956 000

4 PT Dinamika Kembar Utama 2 542 000

5 PT Inahovtraco 4 174 000

6 PT Insan Sentosa Prima 3 013 700

7 PT Prakarsa Sentra Utama 3 283 700

8 Puskud Jabar 3 778 000

9 PT Samba Jaya 3 314 100

10 PT Selini Sinar Selaras 6 938 000

11 PT Tani Mas Unggul 1 466 500

12 PT Telaga Jaya 2 550 000

43 Data demand yang digunakan dalam model adalah data realisasi penyaluran pupuk yang diterima pengecer pada setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Karawang. Berikut data demand yang merupakan jumlah total permintaan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Karawang (Tabel 12):

Tabel 12 Jumlah Total Permintaan Pupuk Bersubsidi Tingkat Kecamatan No Kecamatan Total Permintaan (Kg) No Kecamatan Total Permintaan (Kg) 1 Cikampek 158 000 16 Tempuran 2 508 550 2 Jatisari 1 179 500 17 Cibuaya 1 932 000 3 Klari 731 500 18 Jayakarta 1 351 700 4 Purwasari 581 000 19 Ciampel 589 000

5 Kota Baru 453 000 20 Pangkalan 1 446 000

6 Lemahabaang Wadas 1 391 000 21 Tegal Waru 960 000 7 Banyusari 1 643 500 22 Kutawaluya 1 859 700 8 Cilamaya Kulon 2 617 500 23 Rawamerta 1 454 400 9 Tirtamulya 695 000 24 Cilamaya Wetan 2 418 150 10 Rengasdengklok 336 000 25 Cilebar 2 580 000

11 Tritajaya 2 206 000 26 Pedes 1 939 850

12 Batujaya 2 825 000 27 Telukjambe Barat 1 092 500 13 Karawang Barat 451 000 28 Telukjambe Timur 374 000 14 Pakis Jaya 1 681 000 29 Karawang Timur 421 000

15 Telagasari 1 960 150 30 Majalaya 674 000

Sumber: PT Pupuk Kujang (2015)

Sarana pengangkutan yang digunakan untuk mengangkut pupuk bersubsidi

Dokumen terkait