HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi Pengumpulan Data
Pengkajian dilakukan di RSUD Bangil Jl. Raya Raci Masangan No.9 Bangil Ruang
Bangsal Melati G1 ,dengan kapasitas 16 kamar tidur dengan klien 14 yang opname
disertai ruangan dan ventilasi yang bersih
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas klien
Tabel 4.1 Identitas Klien dengan Diabetes Mellitus di Ruang Melati RSUD Bangil
Pasuruan, 2018
IDENTITAS KLIEN Klien 1 Klien 2
Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Alamat Suku/bangsa Tanggal MRS Tanggal Pengkajian Jam Masuk No RM Diagnosa masuk Tn. H 48 tahun Islam SD Swasta Sudah menikah Jl. Pejaten 001/007
Ds. Tampung Kec. Rembang Kab. Pasuruan Jawa/WNI 25-03-2018 27-02-2018 00-33-xx Diabetes melitus Ny. N 48 tahun Islam SD
Ibu rumah tangga Sudah menikah
Jl. Menggah selatan 003/002 Ds. Karangmenggah Kec. Wonorejo Kab. Pasuruan Jawa/WNI 24-03-2018 27-03-2018 00-32-xx Diabetes melitus
2. Riwayat penyakit
Tabel 4.2 Riwayat penyakit klien dengan Diabetes Mellitus di Ruang Melati RSUD
Bangil Pasuruan, 2018
Riwayat penyakit Klien 1 Klien 2 Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluarga
Riwayat psikososial
Pengkajian spiritual
klien mengatakan badanya Lemas dan cepat haus. Klien mengatakan pada hari Jumat tiba-tiba badanya lemah sabtu sore badanya terasa dan tidak sadarkan diri, lemas dan nyeri kaki Keluarga memutuskan untuk dibawa ke RSUD Bangil pada jam 14.45, setelah tiba lalu pasien dibawa menuju ke IGD dan dirawat inap di ruang melati RSUD Bangil pukul 15.54 wib.
Klien mengatakan tidak
menderita penyakit diabetes
mellitus.
Keluarga klien mengatakan jika anggota keluarga dari bapak atau ibu tidak mempunyai riwayat penyakit seperti klien.
1.Respon pasien terhadap
penyakitnya: Tn. H menganggap penyakitnya ini adalah cobaan dari tuhan.
2.Pengaruh penyakit terhadap
perannya dikeluarga dan
masyarakat: Tn. H hanya bisa berbaring diatas tempat tidur dan tidak bisa melakukan apa- apa
dan tidak bisa melakukan
kewajibannya sebagai seorang keluarga dan masyarakat. Klien walaupun sedang sakit selalu berikhtiar lahir batin akan kesembuhannya, klien jarang melakukan beribadah.
klien mengatakan badanya Lemas dan cepat haus.
Klien mengatakan pada hari
sab’tu sore badannya terasa
lemas dan nyeri kaki sebelah
kanan, lalu anak pasien
memutuskan untuk dibawa ke RSUD Bangil pada pukul 18.30, setelah sampai pasien dibawa menuju ke IGD dan dirawat inap diruang melati RSUD Bangil pada pukul 19.30 wib.
Klien mengatakan tidak
menderita penyakit diabetes
mellitus.
Keluarga klien mengatakan jika anggota keluarga dari bapak atau ibu tidak mempunyai riwayat penyakit seperti klien.
1.Respon pasien terhadap
penyakitnya: Tn. H menganggap penyakitnya ini adalah cobaan dari tuhan.
2.Pengaruh penyakit terhadap
perannya dikeluarga dan
masyarakat: Ny. N hanya bisa berbaring diatas tempat tidur dan tidak bisa melakukan apa- apa, selain itu klien tidak bisa
berkumpul bersama
keluargannya dan masyarakat. Klien tetap bersyukur dengan keadaannya saat ini, walaupun
sedang sakit klien selalu berdo’a
akan kesembuhannya, klien
tidak pernah melakukan ibadah selama dirumah sakit.
Table 4.3 Perubuhan Pola kesehatan(pendekatan Gordon /pendekatan sistem) dengan
Diabetes Mellitus di Ruang Melati RSUD Bangil Pasuruan, 2018
POLA KESEHATAN Klien 1 Klien 2
Pola manajemen Kesehatan
Pola nutrisi
Pola eliminasi
Pola istirahat tidur
Klien mengatakan saat sakit berobat di dokter yang berada di sekeliling rumahnya, klien bahkan sering memeriksa kadar gulanya ketenaga medis setempat . berhubung penyakitnya perlu perawatan lebih lanjut, klien akhirnya berobat ke RSUD Bangil.
Klien mengatakan sebelum sakit selera makan 3x/hari dengan menu nasi dan lauk pauk, dan minum air putih 1500ml/hari. Ketika sakit klien mengatakan nafsu makan menurun dengan porsi sedikit sebanyak 2x/hari dengan menu nasi dan lauk pauk, minum air putih kurang lebih 500ml/hari. Klien diet rendah glukosa.
Klien mengatakan kebiasaan BAK 5x/hari, warna kuning jernih, dan BAB 1x/hari, warna kuning dan khas bau feses. Ketika dirumah sakit klien mengatakan BAK 10x/hari selama 10 hari dirumah sakit klien belum BAB.
Klien mengatakan ketika istirahat tidur dirumah 7- 8 jam/hari dengan perlengkapan dan penerangan yang baik. Klien mengatakan susah tidur ketika di rumah sakit, kadang terbangun merasakan haus. Tidur 4- 5 jam/ hari.
Klien mengatakan saat sakit berobat ketenaga medis disekeliling rumahnnya, berhubung penyakitnya perlu perawatan lebih lanjut, akhirnya klien berobat ke RSUD Bangil.
Klien mengatakan sebelum sakit selera makan tidak menurun dengan porsi banyak dan sebanyak 3x/hari dengan menu nasi dan lauk pauk, dan minum air putih 1500ml/hari. Ketika sakit klien mengatakan nafsu makan menurun dengan porsi sedikit dengan menu nasi dan lauk pauk, minum air putih kurang lebih 1000ml/hari. Klien diet rendah glukosa.
Klien mengatakan kebiasaan BAK 4x/hari, warna kuning jernih, dan BAB 1x/hari, warna kuning dan khas bau feses. Ketika dirumah sakit klien mengatakan BAK 9x/hari selama 7 hari dirumah sakit klien belum BAB.
Klien mengatakan ketika masih sehat klien tidak pernah tidur selama 7- 8 jam/hari tetapi terdapat perubahan pada pola tidur dan istirahat ketika klien dalam keadaan sakit yaitu tidur yaitu tidur pada siang hari 2- 3 jam dan pada malam hari 6 jam.
Pola aktivitas
Pola reproduksi seksual
Pola penanggulangan stress
Disaat Tn. H ketika dirumah selalu melakukan aktivitas dengan mandiri. Tetapi ketika di rumah sakit semua aktivitas dibantu oleh keluargannya.
Tn. H masih ada keinginan untuk melakukan hubungan seksual dsn Tn. H sudah menikah dan memiliki 1 anak.
Tn. H mengalami stress karena semenjak ia sakit istrinyalah yang menjadi tulang punggung keluarga, sementara anaknya masih memerlukan biaya untuk bangku sekolah.
Disaat Tn. N ketika dirumah selalu melakukan aktivitas dengan mandiri. Tetapi ketika di rumah sakit semua aktivitas dibantu oleh keluargannya.
Tn. N masih ada keinginan untuk melakukan hubungan seksual dsn Tn. N sudah menikah dan memiliki 1 anak.
Ny. N tidak mengalami stress panjang karena setiap klien mempunyai masalah selalu memusyawarahkan dengan keluarga untuk menentukan jalan keluarnya.
4. Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik (pendekatan head to toe)
Observasi Klien 1 Klien 2
S N TD RR GCS Kesadaran Keadaan umum GDA Pemeriksaan (head toe to) Kepala 38,01 77x/menit 90/70 mmHg 22x/menit 4 5 6 Composmentis CRT >2 detik. Lemah, mual- muntah, pusing lemas, cepat haus, terdapat odema di ekstremitas bawah, sebelah kanan. GDA 90 mg/dl
90 mg/dl
Inspeksi: wajah berbentuk oval, ekspresi wajah gelisah, rambut berwarna hitam halus, kulit kepala kotor dan berbau Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: mata kanan dan kiri simetris, seclera mata ikterik,
37,9 76x/menit 110/80 mmHg 21x/menit 4 5 6 Composmentis CRT >2 detik. Lemah, mual- muntah, pusing lemas, cepat haus, GDA 235 mg/dl
235 mg/dl
Inspeksi: wajah berbentuk lonjong, ekspresi wajah sedih, rambut berwarna hitam, kulit kepala kotor dan berbau
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: mata kanan dan kiri simetris, seclera mata tidak
Mata
Hidung
Telinga
Mulut dan gigi
Leher
Toraks dan paru
Jantung
Abdomen
Genetalia
Musculoskeletal
konjungtiva ikterik, gerakan bola mata normal
Inspeksi: tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada gangguan penciuman
Inspeksi: canalis baik, tidak memakai alat bantu.
Palpasi: tidak ada benjolan pada daun telinga, pendengaran baik
Inspeksi: ada karies gigi, mukosa bibir pucat dan kering, kliewn tidak memakai gigi palsu, lidah bersih
Inspeksi: tidak ada benjolan pada leher
Palpasi: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Inspeksi: bentuk dada normal chest, simetris kanan dan kiri, tidak ada tarikanintercosta saat bernafas, pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi normal
Paru
Inspeksi: tulang iga simetris kiri dan kanan, payudara normal
Palpasi: tidak ada nyeri tekan Auskultasi: suara nafas vesikuler
Palpasi: denyut nadi teraba
Inspeksi: abdomen simetris datar, tidak ada luka
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: Nampak keputihan, Nampak bekas garukan disekitar area genetalia
Inspeksi:
ekstremitas atas: lengan kanan dan kiri simetris, odema terpasang infus NacL
ikterik, konjungtiva anemis, gerakan bola mata normal
Inspeksi: tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada gangguan penciuman
Inspeksi: canalis baik, tidak memakai alat bantu.
Palpasi: tidak ada benjolan pada daun telinga, pendengaran baik
Inspeksi: tidak ada karies gigi, mukosa bibir pucat, klien tidak memakai gigi palsu, lidah bersih
Inspeksi: tidak ada benjolan pada leher
Palpasi: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Inspeksi: bentuk dada normal chest, simetris kanan dan kiri, tidak ada tarikanintercosta saat bernafas, pergerakan dada saat inspirasi dan ekspirasi normal
Paru
Inspeksi: tulang iga simetris kiri dan kanan, payudara normal
Palpasi: tidak ada nyeri tekan Auskultasi: suara nafas vesikuler
Palpasi: denyut nadi teraba
Inspeksi: abdomen simetris datar, tidak ada luka
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Inspeksi: ada bekas garukan kemerahan disekitar area genetalia, gatal- gatal
Inspeksi:
ekstremitas atas: lengan kanan dan kiri simetris,
Integument
Data psikososial spiritual
20 tetes/ menit ditangan kanan.
Ekstremitas bawah: kaki kanan dan kiri simetris, tidak ada luka, Nampak odema tidak lesi dan kering
Skala kekuatan otot 5 5
5 2
Inspeksi: warna kulit kecoklatan, turgor kulit kurang baik
Palpasi: ada nyeri tekan
Klien mengatakan aktif dalam lingkungan masyarakat, mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang ada didalam lingkungannya yaitu klien beragama islam dan saelalu menjalankan kewajiban selayaknya orang islam lainnya yaitu beribadah
odema terpasang infus NacL 20 tetes/ menit ditangan kanan.
Ekstremitas bawah: kaki kanan dan kiri simetris, tidak ada luka, Nampak odema tidak lesi dan kering
Skala kekuatan otot 5 5
5 2
Inspeksi: warna kulit kecoklatan, turgor kulit kurang baik
Palpasi: ada nyeri tekan
Klien mengatakan aktif dalam lingkungan masyarakat, mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang ada didalam lingkungannya yaitu klien beragama islam dan saelalu menjalankan kewajiban selayaknya orang islam lainnya yaitu beribadah
5. Table Pemeriksaan Diagnostik
Tael 4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik dengan Diabetes Mellitus di Ruang Melati RSUD
Bangil Pasuruan, 2018
a. Pemeriksaan Laboratorium klien 1 pada tanggal 25 Maret 2018
Pemeriksaan Hasil HEMATOLOGI Darah lengkap Leukosit (WBC) Neutrofil Limfosit Monosit Eosinofil 23, 12 20, 7 1, 0 1, 2 0, 1 0, 0 H 89,3 3,70- 10,1
Basofil Neotrofil % Limfosit % Monosit % Eosinofil % Basofil % Eritrosit (RBC ) Hemogelobin (HGB ) Hematokrit (HCT ) MCV MCH MCHC RDW PLT MPV KIMIA KLINIK FAAL GINJAL BUN Kreatinin ELEKTROLIT Elektrolit serum Natrium (Na) Kalium (K) Klorida (Ci) Kalsium ion GULA DARAH Glukosa darah sewaktu
L 4,2 5,2 L 0,2 0,2 L 3,460 L 9,90 L 31, 40 90, 80 28, 60 L 31, 50 13,70 H 461 6,8 19 H 1, 724 L 133, 70 4, 53 96, 59 1, 246 H 90 39,3 – 73,7 18,0 – 48,3 4,40 – 12,7 0,600 – 7,30 0,00 - 1,70 4,6 -6,2 13,5 – 18,0 40 – 54 81,1- 96,0 27,0 -31,2 31,8 -35,4 11,5 -14,5 155 – 366 6,90 – 10,6 7,8 – 20, 23 0,6 – 1,0 135-147 3,5- 5 95- 105 1,16- 1, 32 < 200
b. Pemeriksaan Laboratorium klien 2 pada tanggal 25 Maret 2018
Pemeriksaan Hasil HEMATOLOGI Darah lengkap Leukosit (WBC) Neutrofil Limfosit Monosit Eosinofil Basofil Neotrofil % Limfosit % Monosit % Eosinofil % Basofil % Eritrosit (RBC ) 23, 12 20, 7 1, 0 1, 2 0, 1 0, 0 H 89,3 L 4,2 5,2 L 0,2 0,2 L 3,460 L 9,90 L 31, 40 3,70- 10,1 39,3 – 73,7 18,0 – 48,3 4,40 – 12,7 0,600 – 7,30 0,00 - 1,70 4,6 -6,2 13,5 – 18,0
Hemogelobin (HGB ) Hematokrit (HCT ) MCV MCH MCHC RDW PLT MPV KIMIA KLINIK FAAL HATI Albumin FAAL GINJAL BUN Kreatinin Uric acid ELEKTROLIT Elektrolit serum Natrium (Na) Kalium (K) Klorida (Ci) Kalsium ion GULA DARAH Glukosa darah sewaktu
90, 80 28, 60 L 31, 50 13,70 H 461 6,8 L 32 H 90 L 0,491 L 2,21 L 133,80 4,04 L 92, 05 1, 233 235 40 – 54 81,1- 96,0 27,0 -31,2 31,8 -35,4 11,5 -14,5 155 – 366 6,90 – 10,6 3,5 – 5,1 7,8 – 20,23 0,6 – 1,0 2,3 – 6,1 135- 147 3,5 – 5 95 – 105 1,16 – 1,32 < 200
Pemeriksaan diagnostic pada Tn. H 1. Laboraturium: Terlampir 2. GDA: Tgl 25/03/2018 (90) 3. Pemeriksaan laboraturium: Tgl
25/03/2018
Pemeriksaan diagnostic pada Tn. N 1. Laboraturium: Terlampir 2. GDA: Tgl 26/03/2018 (235) 3. Pemeriksaan laboraturium: Tgl 26/03/2018 Terapi Klien 1 Klien 2 Infus Ns Infus Metronidasol Injeksi Ceftriaxon Injeksi Ranitidin Apidra lantus 20 tpm/ menit 3x1 fles 100ml 2x1 (via IV) 25mg 2x1 (via IV 6x6 0-0-12 Infus Ns Infus Metronidasol Injeksi antrain Injeksi viccilin Apidra lantus 20 tpm/ menit 3x1 fles 100ml 2x1 (via IV) 25mg 2x1 (via IV 3x8 0-0-16
4.1.3 Tabel 4.6 Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Klien 1
Data Subyektif :
Klien mengatakan badan nya lemas
Cepat haus, pusing Data Obyektif: Keadaan umum: lemah Kesadaran : composmentis GCS 4-5-6, CRT > 2 detik GDA 90 mg/dl TTV TD 90/70 mmHg RR 21x/ menit S 38 `C N 77x/ menit
a. Klien tampak lemah,
gelisah, akral hangat
b. Mukosa bibir kering
c. Raut wajah pucat
d. Terdapat luka dan odema
berwarna kemerahan
dengan kedalaman 2 cm
e. Terpasang infus Ns 20 tpm
jumlah sel pankreas menurun
Aliran darah melambat
Ischemik jaringan
perfusi jaringan perifer tidak efektif
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Klien 2
Data subyektif :
Klien mengatakan badan nya lemas cepat haus, pusing Data obyektif :
Keadaan umum: lemah Kesadaran composmentis GCS 4-5-6, CRT > 2 detik GDA 235 mm/dl TTV TD: 100/80 mmHg RR 21x/ menit S 38,9 `C N 76x/ menit
a. Klien tampak lemah,
gelisah, akral hangat
b. Mukosa bibir kering
c. Raut wajah pucat
d. Terdapat luka dan odema
berwarna kemerahan
dengan kedalaman 1 cm
e. Terpasang infus Ns 20 tpm
Jumlah sel pankreas menurun
Aliran darah melambat
Ischemik jaringan
perfusi jaringan perifer tidak efektif
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
4.1.4 Tabel 4.7 Diagnosa Keperawatan
Data Problem ( Masalah ) Etiologi (Penyebab + Gejala )
Klien 1
Data subyektif :
Klien mengatakan badan nya lemas, cepat haus, pusing
Data objektif:
Keadaan umum: lemah Kesadaran : composmentis GCS 4-5-6, CRT > 2 detik GDA 90 mm/dl TTV TD 90/70 mmHg RR 21x/ menit S 38 `C N 77x/ menit
a. Klien tampak lemah, gelisah, akral hangat
b. Mukosa bibir kering
c. Raut wajah pucat
d. Terdapat luka dan odema
berwarna kemerahan dengan kedalaman 2 cm
e. Terpasang infus Ns 20 tpm
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
jumlah sel pankreas menurun
Aliran darah melambat
Ischemik jaringan
perfusi jaringan perifer tidak efektif
Klien 2
Data subyektif :
Klien mengatakan badan nya lemasepat haus, pusing Data objektif:
Keadaan umum: lemah Kesadaran composmentis GCS 4-5-6, CRT > 2 detik GDA 235 mm/dl TTV TD: 110/80 mmHg RR 21x/ menit S 38,9 `C N 76x/ menit
a. Klien tampak lemah,
gelisah, akral hangat
b. Mukosa bibir kering
c. Raut wajah pucat
d. Terdapat luka dan odema
berwarna kemerahan
dengan kedalaman 1 cm
e. Terpasang infus Ns 20 tpm
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
jumlah sel pankreas menurun
Aliran darah melambat
Ischemik jaringan
perfusi jaringan perifer tidak efektif
4.1.5 Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC (NURSING OUTCOME CALSSIFICATION )
NIC (NURSING INCOME CALSSIFICATION )
Klien 1
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam klien tidak menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer. Kriteria hasil:
6. Memonitor berjalan dengan
langkah efektif, berjalan dengan pelan kecepatan sedang dan cepat.
7. Memonitor berjalan dengan
menaiki dan menuruni
tangga, menanjak dan
menurun.
8. Memonitor berat badan
untuk menopang. Tanda- tanda vital dalam rentang normal (RR, Nadi, dan Suhu)
n. Monitor tekanan darah,
nadi, suhu, dan status pernafasan dengan tepat
o. Sediakan tempat tidur
berketinggian rendah yang sesuai
p. Bantu pasien dengan
ambulasi, sesuai kebutuhan
q. Monitor warna kulit, suhu
dan kelembaban r. Monitor sianosis sentral
dan perifer
s. Kolaborasi dengan dokter
tentang pemberian terapi
Klien 2
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer
NOC
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam klien tidak menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer. Kriteria hasil:
1. Memonitor berjalan
dengan langkah efektif,
berjalan dengan pelan
kecepatan sedang dan
cepat.
2. Memonitor berjalan
dengan menaiki dan
menuruni tangga,
menanjak dan menurun.
3. Memonitor berat badan
untuk menopang.
4. Tanda- tanda vital dalam
rentang normal (RR, Nadi, dan Suhu)
a. Monitor tekanan darah,
nadi, suhu, dan status pernafasan dengan tepat
b. Sediakan tempat tidur
berketinggian rendah yang sesuai
c. Bantu pasien dengan
ambulasi, sesuai kebutuhan
d. Monitor warna kulit,
suhu dan kelembaban
e. Monitor sianosis
sentral dan perifer
f. Kolaborasi dengan
dokter tentang pemberian terapi
4.1.6 Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan
Klien 1 Tn H
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Pukul Tindakan
1 2 3 27 Maret 2018 28 Maret 2018 29 Maret 2018 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer 14.00 14.30 16.00 17.00 17.10 17.20 08.00 08.30 10.00 11.20 08.00 08.30
Melakukan bina saling percaya pada pasien dan keluar pasien untuk menjalin kerja sama yang baik dan komunikasi terapiutik Memonitor TTV : TD : 90/70 mmHg N : 76 x/menit S : 37,,9 ℃ RR : 21 x/menit Kesadaran composmentis GCS 456 GDA 90 mg/dl
Memposisikan klien dengan posisi semifowler
Memonitor warna kulit, dan kelembaban
Memonitor sianosis sentral dan perifer Berkolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat terapi infus Ns 20 tpm/menit, injeksi metrinidasol, injeksi antrain 100ml (IV), injeksi viccilin 250mg(IV),apidra 8 unit(SC), lantus 0- 0-12 Memonitor TTV : TD : 90/70 mmHg N : 76 x/menit S : 37,9 ℃ RR : 21 x/menit Kesadaran composmentis GCS 456 GDA 90 mg/dl
Berkolaborasi dengan laboraturium untuk memantau gula darah pasien Memonitor warna kulit, dan kelembaban
Berkolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat terapi infus Ns 20 tpm/menit, injeksi metronidasol, injeksi antrain 100ml (IV), injeksi viccilin 250mg(IV),apidra 8 unit(SC), lantus 0-0-12
Memonitor warna kulit, dan kelembaban
Memonitor TTV : TD : 90/70 mmHg N : 76 x/menit
11.00 12.00 S : 37,9 ℃ RR : 21 x/menit Kesadaran composmentis GCS 456 GDA 90 mg/dl
Berkolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat terapi infus Ns 20 tpm/menit, injeksi metronidasol, injeksi antrain 100ml (IV), injeksi viccilin 250mg(IV),apidra 8 unit(SC), lantus 0-0-12
Berkolaborasi dengan laboraturium untuk memantau gula darah pasien
Klien 2 Tn B
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Pukul Tindakan
1
2
27 Maret 2018
28 Maret 2018
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer 14.00 14.30 16.00 17.00 17.10 08.00 08.30 Memonitor TTV : TD : 110/80 mmHg N : 78 x/menit S : 38,00 ℃ RR : 22 x/menit Kesadaran composmentis GCS 456 GDA 235 mg/dl
Memposisikan klien dengan posisi semifowler
Memonitor warna kulit, dan kelembaban
Memonitor sianosis sentral dan perifer Berkolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat terapi infus Ns 20 tpm/menit, injeksi metrinidasol, injeksi antrain 100ml (IV), injeksi viccilin 250mg(IV),apidra 8 unit(SC), lantus 0- 0-16 Memonitor TTV : TD : 1200/90 mmHg N : 80 x/menit S : 37,5 ℃ RR : 21 x/menit Kesadaran composmentis GCS 456 GDA 210 mg/dl
Berkolaborasi dengan laboraturium untuk memantau gula darah pasien Memonitor warna kulit, dan kelembaban
3 29 Maret 2018 10.00 08.00 08.30 11.00 12.00
Berkolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat terapi infus Ns 20 tpm/menit, injeksi metronidasol, injeksi antrain 100ml (IV), injeksi viccilin 250mg(IV),apidra 8 unit(SC), lantus 0-0-16
Memonitor warna kulit, dan kelembaban Memonitor TTV : TD : 120/80 mmHg N : 76 x/menit S : 36,00 ℃ RR : 23 x/menit Kesadaran composmentis GCS 456 GDA 185 mg/dl
Berkolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat terapi infus Ns 20 tpm/menit, injeksi metronidasol, injeksi antrain 100ml (IV), injeksi viccilin 250mg(IV),apidra 8 unit(SC), lantus 0-0-16
Berkolaborasi dengan laboraturium untuk memantau gula darah pasien
4.1.7 Tabel 4.10 Evaluasi Keperawatan Diabetes Melitus
Klien 1 Tn S
Tanggal Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan Paraf
27 Maret 2018
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer
S: klien mengatakan badannya lemas cepat haus, pusing
O:
Keadaan umum: lemah Kesadaran composmentis GCS 4-5-6, CRT 4 detik GDA 90 mm/dl TTV TD 90/70 mmHg RR 21x/ menit S 38 `C N 77x/ menit a. Kulit kering b. Terjadi nyeri
c. Turgor kulit baik
d. Warna kulit pucat
e. Klien merubah posisinya setiap 2 jam
sekali dibantu keluargannya
f. Terpasang infus Ns 20 tpm
28 Maret 2018 29 Maret 2018 P : Lanjutkan intervensi a. Infus Ns 20 tpm/menit
Infus metronidasol 3x1 fles Inj Ceftriaxson 100ml 2x1 (Via IV) Inj antrain 500mg 2x1 (Via IV) Inj ranitidine 25mg 2x1 (Via IV) Apidra 6x6 unit
Lantus 0- 0- 12
b. Memantau turgor kulit pasien
c. Melakukan TTV
S: klien mengatakan badannya lemas cepat haus, pusing
O:
Keadaan umum: lemah Kesadaran composmentis GCS 4-5-6, CRT > 3 detik GDA 100 mm/dl TTV TD 100/80 mmHg RR 23x/ menit S 37 `C N 80x/ menit a. Kulit kering b. Terjadi nyeri
c. Turgor kulit baik
d. Warna kulit pucat
e. Klien merubah posisinya setiap 2 jam sekali dibantu keluargannya
f. Terpasang infus Ns 20 tpm
A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi
a. Infus Ns 20 tpm/menit
Infus metronidasol 3x1 fles Inj Ceftriaxson 100ml 2x1 (Via IV) Inj antrain 500mg 2x1 (Via IV) Inj ranitidine 25mg 2x1 (Via IV) Apidra 6x6 unit
Lantus 0- 0- 12
b. Memantau turgor kulit pasien
c. Melakukan TTV
S: klien mengatakan badannya lemas cepat haus, pusing
O:
Keadaan umum: lemah Kesadaran composmentis GCS 4-5-6, CRT > 2 detik GDA 100 mm/dl TTV TD 110/80 mmHg RR 24x/ menit S 36, 2 `C N 82x/ menit, a. Kulit kering
c. Warna kulit hitam
d. Klien merubah posisinya setiap 2 jam sekali dibantu keluargannya
e. Terpasang infus Ns 20 tpm
A : masalah teratasi sebagian P : Intervensi dihentikan
Klien 2 Tn N
Tanggal Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan Paraf
27 Maret 2018
28 Maret 2018
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer
S: klien mengatakan badannya lemas cepat haus
O:
Keadaan umum: lemah Kesadaran composmentis GCS 4-5-6, CRT > 5 detik GDA 235 mm/dl TTV TD 110/80 mmHg RR 22x/ menit S 38 `C N 78x/ menit a. Kulit kering
b. Turgor kulit baik
c. Warna kulit pucat
d. Klien merubah posisinya setiap 2 jam sekali dibantu keluargannya
e. Terpasang infus Ns 20 tpm
A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi
a. Infus Ns 20 tpm/menit
Infus metronidasol 3x1 fles Inj Ceftriaxson 100ml 2x1 (Via IV) Inj antrain 500mg 2x1 (Via IV) Inj viccilin 250mg 2x1 (Via IV) Apidra 3x8 unit
Lantus 0- 0- 16
b. Memantau turgor kulit pasien
c. Melakukan TTV
d. Menganjurkan kepada klien untuk
tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula secara berlebihan
S: klien mengatakan badannya lemas cepat haus,
O:
Keadaan umum: lemah Kesadaran composmentis GCS 4-5-6, CRT > 3 detik
29 Maret 2018 GDA 210 mm/dl TTV TD 120/80 mmHg RR 21x/ menit S 37,5 `C N 80x/ menit a. Kulit kering
b. Warna kulit pucat
c. Klien merubah posisinya setiap 2 jam sekali dibantu keluargannya
d. Terpasang infus Ns 20 tpm
A : masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi
a. Infus Ns 20 tpm/menit
Infus metronidasol 3x1 fles Inj Ceftriaxson 100ml 2x1 (Via IV) Inj antrain 500mg 2x1 (Via IV) Inj viccilin 250mg 2x1 (Via IV) Apidra 3x8 unit
Lantus 0- 0- 16
b. Melakukan TTV
c. Menganjurkan kepada klien untuk
tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung gula secara berlebihan
S: klien mengatakan badannya lemas cepat haus
O:
Keadaan umum: lemah Kesadaran composmentis GCS 4-5-6, CRT 2 detik GDA 185 mm/dl TTV TD 120/80 mmHg RR 24x/ menit S 36 `C N 82x/ menit, a. Kulit kering
b. Warna kulit pucat
c. Klien merubah posisinya setiap 2 jam sekali dibantu keluargannya
d. Terpasang infus Ns 20 tpm
A : masalah teratasi sebagian P : Intervensi dihentikan
Pada pembahasan ini penulis menguraikan beberapa kesenjangan yang terjadi , antara tinjauan kasus dengan tinjauan kasus dengan tinjauan teori dalam “Asuhan Keperawatan klien yang mengalami diabetes melitus dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan” di ruang melati RSUD Bangil. Selain itu penulis akan membahas mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
4.2.1 Pengkajian
1. Data subjektif
Data subjektif pada tinjauan kasus diabetes melitus dengan masalah
ketidakefektifan perfusi jaringan dari pengkajian 2 klien di dapatkan sama- sama
mengatakan badannya lemas, akan tetapi lemas yang dialami lebih lama klien 1 dari pada
klien 2.
Menurut peneliti dari data subjektif, kelemahan yang terjadi pada klien 1 karena