• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan terhadap petani yang terdapat di Kecamatan Lubuk Barumun, Kabupaten Padang Lawas. Pada penelitian ini ditetapkan sampel sebanyak 30 orang petani dari anggota kelompok tani yang ada di Desa Gunung Manobot. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku petani terhadap kinerja penyuluh pertanian dan tugas pokok serta fungsi penyuluh pertanian di daerah penelitian.

Penyuluh memiliki beberapa tugas pokok yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian. Tugas pokok tersebut dilaksanakan agar para petani mampu menerapkan tekhnologi baru, sehingga mampu berusaha tani dengan lebih baik, berusaha tani lebih menguntungkan, lebih hidup sejahtera dan membentuk masyarakat tani yang lebih sejahtera.

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh Pertanian

1. Menyelenggarakan kunjungan kepada kelompok tani.

Penyuluh mengunjungi setiapkelompok tani 1 kali dalam 2 minggu atau 2 kali dalam 1 bulan, hari kerja penyuluh yakni pada hari Senin, Selasa, Kamis dan Jum’at, sedangkan pada hari Rabu penyuluh berkumpul di kantor BP3K untuk mendapatkan pengarahan rutin oleh Kordinator. Penyuluh melakukan kunjungan kepada masing-masing kelompok tani sesuai dengan tugas yang diberikan dimana kunjungan dilaksanakan selama ±120 menit. Tugas pokok yang tidak terlaksana di peroleh skor 2.7 (10 %) artinya tugas pokok penyuluh hanya sedikit yang tidak terlaksana.

2. Menyelenggarakan penyuluhan pertanian dengan materi yang terpadu, menggerakkan kelompok tani dengan pendekatan kelompok.

Penyuluh menyelenggarakan penyuluhan dengan materi penyuluhan pertanian yang terpadu, terkadang bergantung pada masalah yang terjadi di lapangan. Seperti Informasi dan Bimbingan Tentang Bercocok Tanam biasanya dilakukan 1-2 kali dalam sebulan. Penyuluh selalu melakukan pendekatan kelompok pada kelompok tani dengan mengadakan suatu kegiatan yg dapat mempererat hubungan antar kelompok tani.

3. Menyusun bersama program penyuluhan di balai penyuluhan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat.

Penyuluh menyusun program penyuluhan bersama tokoh masyarakat yang dilaksanakan di Balai Penyuluhan, tokoh masyarakat yang dilibatkan antara lain adalah Kepala Desa, Ketua Kelompok Tani. Penyuluh selalu melakukan kegiatan ini, dimana dilakukan 1 kali dalam setahun. Penyuluh akan menanyakan kepada tokoh masyarakat tentang apa yang akan dikembangkan di desa dalam penyusunan program penyuluhan dan pelaksanaannya, seperti program peningkatan kesejahteraan petani, program pemberdayaan petani melalui tekhnologi dan informasi pertanian (P3TIP), dimana penyuluh akan mendiskusikan dan mempertimbangkan kembali pendapat dari tokoh masyarakat untuk dimasukkan ke dalam program penyuluhan.

4. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian.

Penyuluh melakukan penyusunan rencana kerja 1 kali dalam setahun, biasanya dilakukan pada akhir tahun atau bulan desember untuk rencana kerja tahun depan. Seperti program peningkatan penerapan tekhnologi pertanian/perkebunan, program pemberdayaan penyuluh pertanian lapangan. Rencana kerja disusun berdasarkan kebutuhan di lapangan, isi dari rencana kerja tersebut adalah jadwal kunjungan kelompok tani, dan materi penyuluhan. Materi penyuluhan yang dijadwalkan di rencana kerja sifatnya fleksibel, dapat berubah sesuai dengan keadaan di lapangan serta jadwal kunjungan penyuluh kelapangan atau jadwal kunjungan ke kelompok tani sewaktu-waktu dapat berubah.

5. Bersama dengan kontak tani dan tokoh masyarakat menyelenggarakan gerakan massal di wilayah kerja (antara lain: pemberantasan hama, gotong royong, dan sebagainya).

Penyuluh mengajak kontak tani dan lapisan masyarakat lainnya untuk turut berpartisipasi dalam menyelenggarakan gerakan massal seperti, gotong royong, dan lain sebagainya, dimana dalam 1 tahun kegiatan itu dilakukan ± 2 kali dalam setahun, dengan kategori kadang-kadang yang seharusnya mencapai 6 kali dalam setahun. tetapi tokoh masyarakat biasanya hanya memantau kegiatan massal yang dilaksanakan tersebut.

6. Menyusun materi penyuluhan pertanian.

Penyuluh selalu menyusun materi sesuai kebutuhan petani, yang mana materi yang akan disusun dilakukan 1-2 kali dalam sebulan. Seperti contoh Pelatihan Pelaku dan Agribisnis, Penguatan Organisasi Petani. Dimana dengan

materi yang diberikan penyuluh ini dapat dimanfaatkan oleh petani untuk memperbaiki kehidupan petani, baik dari segi ekonomi maupun sosial.

7. Membantu menyusun RDK/ RDKK kelompok.

Penyuluh bertugas mengawasi dalam menyusun Rencana Definitif Kelompok (RDK)/ Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), karena RDK/ RDKK kelompok tani itu adalah wewenang kelompok tani tersebut. Penyuluh hanya membimbing dan mengarahkan kelompok tani, hal ini dilakukan karena terkadang petani tidak mengerti dan membutuhkan arahan dalam penyusunan RDK/ RDKK kelompok tersebut agar petani tidak merasa kebingungan dan kesulitan.

8. Menerapkan metode penyuluhan pertanian

Metode penyuluhan yang dilakukan di BP3K Kecamatan Lubuk Barumun antara lain adalah ceramah dan diskusi. Dimana ceramah dan diskusi sedang sering dilakukan. Penyuluh akan melakukan Tanya jawab kepada petani/ peserta setelah memberikan penyuluhan, hal ini untuk mencari tahu apakah petani sudah mengerti dan memahami akan apa yang sudah disampaikan penyuluh.

9. Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dan dampaknya.

Penyuluh akan mengevaluasi serta melaporkan hasil dari kegiatan yang dilakukan serta dampak yang diperoleh dari hasil kegiatan yang dilaksanakan. Penyuluh akan membuat hasil laporan yang akan diberikan atau diserahkan kepada Kantor Informasi Penyuluh Pertanian (KIPP).

Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian

Hasil analisis mengenai tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di daerah penelitian dapat diuraikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Kabupaten Padang Lawas

No. Uraian Skor yang

diharapkan Skor yang diperoleh % Ketercapaian 1 Menyelenggarakan kunjungan kepada kelompok tani

3 2.3 76.6

2 Menyelenggarakan penyuluhan pertanian dengan materi yang

terpadu, mendinamisasikan kelompok tani dengan pendekatan

kelompok

3 2.3 76.6

3 Menyusun bersama program penyuluhan di Balai Penyuluhan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat

3 2.6 86.6

4 Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian (RKPP)

3 2.7 90

5 Bersama sama dengan kontak tani dan tokoh tokoh masyarakat menyelenggarakan gerakan massal di wilayah kerja (antara lain: gotong royong, dan sebagainya)

3 2.1 70

6 Menyusun materi penyuluhan Pertanian

3 2.5 83.3

7 Membantu menyusun RDK/ RDKK kelompok

8 Menerapkan metode penyuluhan pertanian

3 2.9 97

9 Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dan dampaknya

3 3 100

Rata-rata 27 22 83

Sumber : Analisis Data Lampiran 4.

Dari Tabel 12 diperoleh bahwa skor tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di Kecamatan Lubuk Barumun adalah sebesar 22 dengan persentase 83 %. Dengan kategori skor sebagai berikut:

9 – 15 = kinerja rendah 16 – 21 = kinerja sedang 22 - 27 = kinerja tinggi

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di daerah penelitian adalah tinggi. Pelaksanaan tugas pokok penyuluhan pertanian dengan tingkat keberhasilan tinggi ini diperoleh dari kesungguhan dan semangat penyuluh dalam melaksanakan tugas pokok di Kecamatan Lubuk Barumun.

Dengan demikian hipotesis tingkat keberhasilan atau kinerja penyuluh pertanian di daerah penelitian dapat diterima, karena kinerja penyuluh pertaninan termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 22 - 27.

Sikap Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Desa Gunung Manobot Kecamatan Lubuk Barumun Kabupaten Padang Lawas

Manusia mempunyai keinginan untuk mengetahui dan mengerti dunia tempat dia hidup dan mengetahui makna dari informasi yang diterimanya. Orang bertindak sebagian dilandasi oleh sikap mereka pada suatu situasi. Di pihak lain, pengalamannya berperan pada sikap orang itu. Sikap orang dipengaruhi oleh pandangan seseorang pada suatu keadaan, fakta dan tindakan. Peran penyuluh sangat penting dalam pemberdayaan masyarakat petani, salah satunya dalam penyampaian informasi kepada petani. Hal ini dikarenakan penyuluhan yang berhubungan langsung dengan petani di lapangan, jadi segala permasalahan yang terjadi di lapangan maupun segala informasi tentang pengelolaan berusahatani ada di tangan penyuluh.

Sikap petani terhadap kinerja penyuluh yang selama ini membantu petani dapat diketahui dengan melihat jawaban – jawaban petani responden terhadap kuesioner yang berisi pernyataan – pernyataan yang diberikan. Pernyataan ini dibagi ke dalam 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif.

Sikap dalam hal ini merupakan suatu respon dalam wujud suka atau tidak suka terhadap obyek. Sikap petani bisa positif dan negatif. Untuk pernyataan positif jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Ragu ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 4, dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5, demikian juga sebaliknya untuk pernyataan negatif, jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 5, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 4, Ragu ragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 2, dan Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1. Dari setiap jawaban pernyataan akan diperoleh distribusi frekuensi responden

bagi setiap kategori kemudian secara kumulatif dilihat deviasinya menurut deviasi normal, sehingga diperoleh skor (nilai skala untuk masing-masing kategori jawaban), kemudian skor terhadap masing masing pernyataan dijumlahkan.

Interpretasi terhadap skor masing masing responden dilakukan dengan mengubah skor tersebut ke dalam skor standart, dimana dalam hal ini digunakan model Skala Likert (Skor T). Dengan mengubah skor pada skala sikap menjadi skor T menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T = 50 dan standart deviasi S = 0.840771402, sehingga apabila skor standart ≥ 50 berarti mempunyai sikap yang positif dan jika skor standart < 50 berarti mempunyai sikap negatif. Sikap petani terhadap kinerja yang dilakukan oleh penyuluh pertanian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 13. Sikap Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Padang Lawas

No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Positif 19 63

2 Negatif 11 37

Total 30 100

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 7.

Berdasarkan Tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 petani sampel yang diwawancarai terdapat 19 orang (63 %) petani yang menyatakan persepsi positif dan 11 orang (37 %) petani yang menyatakan negatif. Hal ini menyatakan bahwa sikap petani terhadap kinerja penyuluh pertanian baik, karena berdampak positif bagi petani dan sesuai dengan kebutuhan petani dalam mengelola usahatani. Selain itu, petani juga menilai kegiatan atau program yang diterapkan

oleh penyuluh dapat menambah pengetahuan dan keterampilan petani serta memberi kepercayaan diri dan kemudahan bagi petani untuk berusahatani.

Dari Tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa sikap petani terhadap kinerja penyuluh pertanian adalah positif di daerah penelitian. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan persepsi petani terhadap kinerja penyuluh pertanian di daerah penelitian dapat diterima.

Dengan adanya pelaksanaan kegiatan yang dilakukan penyuluh dapat membuat petani lebih mengetahui masalah-masalah yang dihadapi petani dalam berusahatani serta hubungan antara petani dengan penyuluh semakin dekat.

Tabel 14. Perilaku Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Padang Lawas

No. Uraian Skor

Tertinggi

Skor yg diperoleh

% Ketercapaian

1 Petani selalu mengikuti kunjungan penyuluhan pertanian

30 27 90

2 Petani menerapkan materi yang diberikan oleh penyuluh pertanian dalam berusaha tani

30 29 97

3 Petani mendukung penuh keikutsertaan tokoh masyarakat dalam kegiatan penyuluhan pertanian

30 30 100

4 Petani mendukung adanya Rencana Kerja Penyuluh Pertanian (RKPP) yang disusun secara lengkap dan terperinci oleh penyuluh

30 30 100

5 Petani mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan oleh penyuluh

30 26 87

materi yang diberikan oleh penyuluh pertanian

7 Petani melakukan musyawarah dalam menyusun rencana kegiatan kelompok tani

30 21 70

8 Petani menerima informasi yang disampaikan penyuluh kepada petani tentang pengetahuan dan perkembangan pertanian

30 25 83

9 Petani dengan penyuluh pertanian bersama-sama membangun kelompok tani yang lebih baik

30 30 100

Rata-rata 30 28 92

Sumber : Analisis Data Lampiran 8.

Dari Tabel 14 diperoleh bahwa skor tingkat perilaku petani terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di Kecamatan Lubuk Barumun adalah sebesar 92 %. Dengan kategori skor sebagai berikut:

0 = perilaku tertutup 1 = perilaku terbuka

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku petani terhadap tugas pokok penyuluh pertanian di daerah penelitian adalah perilaku terbuka.

Dengan demikian hipotesis tingkat perilaku petani terhadap kinerja penyuluh pertanian di daerah penelitian dapat diterima, karena petani berperilaku terbuka terhadap kinerja penyuluh pertaninan di daerah penelitian.

Dari hasil penelitian tentang Sikap dan Perilaku Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanain di Kabupaten Padang Lawas dapat di simpulkan bahwa

kinerja penyuluh pertanian sudah berjalan baik, hal ini sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku petani terhadap kinerja penyuluh pertanian. Penilaian kinerja penyuluh pertanian dilakukan untuk memberikan masukan terhadap hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh penyuluh pertanian. Penilaian kinerja penyuluh pertanian akan memberikan umpan balik terhadap tujuan dan sasaran kinerja, perencanaan dan proses pelaksanaan kinerja. Penilaian kinerja penyuluh pertanian dapat pula dilakukan terhadap proses penilaian, review dan pengukuran kinerja penyuluh pertanian. Atas dasar penilaian kinerja tersebut dapat dilakukan langkah-langkah untuk melakukan perbaikan kinerja penyuluh pertanian diwaktu yang akan datang.

Dokumen terkait