• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive sampling), yaitu Desa Gunung Manobot, Kecamatan Lubuk Barumun, Kabupaten Padang Lawas.

Lokasi penelitian dipilih satu desa dari dua puluh lima desa yang ada di Daerah Kecamatan Lubuk Barumun dan terdapat tiga puluh empat kelompok tani dengan alasan bahwa desa tersebut merupakan salah satu kelompok tani yang mempunyai lahan percontohan.

Metode Penentuan Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah seluruh anggota Kelompok Tani Makmur di Desa Gunung Manobot, Kecamatan Lubuk Barumun, Kabupaten Padang Lawas yaitu sebanyak 30 orang. Penelitian ini dilakukan secara sensus, yaitu seluruh populasi diambil sebagai subjek penelitian.

Tabel 1. Daftar Kelompok Tani se-Kecamatan Lubuk Barumun

No Nama Desa Nama Kelompok Tani Jumlah

Anggota

1 Janji Matogu Sinar Tani 50 2 Pagaran Silindung Harapan Jaya 30 3 Tangga Bosi Sejahtera Tani 60 4 Huta Ibus Makmur Jaya

Mujur Tani Martua Tani

20 20 20 5 Pagaran Jalu-jalu Tani Raya 45

6 Huta Nopan Seroja 20

7 Pagaran Jae Batu Saroha 64 8 Pasar Latong Tani Subur

Harapan Tani Sahata Tani 40 42 38 9 10 11 Huta Dolok Pagaran Malaka Batang Tanggal Baru

Seksama Maju Jaya Kurnia Natama Setia Maju Mitra Jaya Maju Bersama 35 37 30 31 35 34

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Aek Lancat Gunung Manobot Batang Bulu Jae Suro Dingin Bonal

Batang Bulu Tanggal Janji Lobi 5 Sangkilon Siali-ali Parsombaan Sihiuk Pagaran Mompang Huta Lombang Harambir Napitu Sepakat Makmur Karang Taruna Suka Maju Sehati Pandasoran Saba Batang Bulu Tanggal Tani Jaya Asa Jaya Sama Rata Saba Siali-ali Harapan Jaya Makmur Tani Perintis Sinar Pagi 35 35 30 40 60 45 45 36 20 15 25 25 71 52 40 45

Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Kecamatan Lubuk Barumun, Kabupaten Padang LawasTahun 2012.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui kuisioner yang telah disiapkan.

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Wawancara, pengumpulan data primer dengan mengajukan pertanyaan yang sistematis dan langsung kepada petani responden.

Pencatatan, teknik pengumpulan data dengan cara mengutip buku, pustaka, laporan yang telah ada dari lembaga instansi terkait.

Data tersebut diambil dari data lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 2009 sampai tahun 2012.

Metode Analisis Data

Semua data yang diperoleh dari lapangan ditabulasikan terlebih dahulu, kemudian dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.

Pengujian hipotesis 1 menggunakan analisis deskriptif dan skoring yaitu dengan melihat bagaimana pelaksanaan kinerja penyuluh pertanian lapangan di Desa Gunung Manobot, Kecamatan Lubuk Barumun, Kabupaten Padang Lawas. Tabel 2. Daftar Data untuk Mengukur Kinerja Penyuluhan

N o

Tugas Pokok Indikator Skor

1 Menyelenggarakan kunjungan kepada kelompok tani

A : 2 kali kunjungan per kelompok tani dalam sebulan B : 1 kali kunjungan per kelompok tani dalam sebulan C : 0 kali kunjungan per kelompok tani dalam sebulan

3 2

1

2 Menyelenggarakan penyuluhan pertanian dengan materi yang terpadu, menggabungkan kelompok tani dengan pendekatan kelompok

A : Selalu

(2 kali dalam sebulan per kelompok tani)

B : Kadang – kadang

(1 kali dalam sebulan per kelompok tani)

C : Tidak pernah

(0 kali dalam sebulan per kelompok tani)

3

2

1

3 Menyusun bersama program penyuluhan di Balai

Penyuluhan dan

melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat

A : Selalu

(1 kali dalam setahun) B : Kadang – kadang (1 kali dalam dua tahun) C : Tidak pernah

(1 kali dalam ≥ 3 tahun)

3 2 1

4 Menyususn rencana kerja penyuluhan pertanian (RKPP)

A : Selalu

(1 kali dalam setahun) B : Kadang – kadang (1 kali dalam dua tahun) C : Tidak pernah

(1 kali dalam ≥ 3 tahun)

3 2 1

5 Bersama sama dengan kontak tani dan tokoh tokoh

A : Selalu

(2 kali dalam setahun)

27 - 9 3 masyarakat

menyelenggarakan gerakan massal di wilayah kerja (antara lain : gotong royong, dan sebagainya)

B : Kadang – kadang (1 kali dalam setahun) C : Tidak pernah (0 kali dalam setahun)

1

6 Menyusun materi penyuluhan pertanian

A : Selalu

(2 kali dalam sebulan per kelompok tani)

B : Kadang – kadang

(1 kali dalam sebulan per kelompok tani)

C : Tidak pernah

(0 kali dalam sebulan per kelompok tani) 3 2 1 7 Membantu menyusun RDK/ RDKK kelompok A : PPL membantu semua kelompok tani binaan

B : PPL membantu ≥ 75 % kelompok tani binaan

C : PPL membantu <30 % kelompok tani binaan

3 2 1

8 Menerapkan metode penyuluhan pertanian

 Ceramah dan Diskusi

A : Selalu

(2 kali dalam sebulan per kelompok tani)

B : Kadang – kadang

(1 kali dalam sebulan per kelompok tani)

C : Tidak pernah

(0 kali dalam sebulan per kelompok tani)

3 2 1

9 Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertnanian dan dampaknya

A : Selalu

(1 kali dalam setahun) B : Kadang – kadang (1 kali dalam dua tahun) C : Tidak pernah

(1 kali dalam ≥ 3 tahun)

3 2 1

Range =

Range = = 6

Jumlah skor pelaksanaan kinerja penyuluh pertanian antara lain 9 – 27 dengan range 6, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut :

Data terbesar – Data terkecil Jumlah kriteria

9 – 15 = kinerja rendah 16 – 21 = kinerja sedang 22 – 27 = kinerja tinggi

Hipotesis 2 diukur dengan menggunakan teknik penskalaan Likert, yaitu mengelompokkan variabel dengan menjumlahkan skor dari nilai seperangkat variabel yang bersangkutan berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pengukuran skala likert lebih adil dibandingkan pengukuran skala sikap lainnya, hal ini dikarenakan skala likert mengukur sikap dari dua sisi yang berbeda. Sikap seseorang bisa dilacak dari pernyataan positif dan pernyataan negatif, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat dan nyata.

Tabel 3. Daftar Pernyataan Positif dan Negatif Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian

No. Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

1. Petani mengenal baik keberadaan penyuluh di Kecamatan Lubuk Barumun

Penyuluh tidak berperan sesuai dengan yang diharapkan petani

2. Peran penyuluh berpengaruh terhadap tingkat pendapatan petani

Petani merasa kinerja penyuluh masih belum optimal

3. Penyuluh selalu datang tepat waktu untuk memberikan materi kepada petani

Penyuluh tidak dapat diandalkan di dalam berusahatani

4. Kegiatan penyuluhan memberikan dorongan dan semangat bagi petani untuk meningkatkan produktivitas usahatani

Petani merasa kesulitan dalam menyampaikan aspirasi kepada penyuluh

5. Penyuluh dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan kehidupan yang lebih baik

Butuh waktu yang lama bagi petani dalam menyampaikan aspirasi kepada penyuluh

6. Penyampaian materi oleh penyuluh sesuai dengan kebutuhan petani

Materi yang diberikan tidak membantu petani dalam memecahkan masalah

7. Kegiatan penyuluhan lebih bermanfaat dirasakan petani dibanding dengan tanpa adanya kegiatan penyuluhan

Penyuluh belum melakukan sosialisai tentang peran penyuluh di Kecamatan Lubuk Barumun secara optimal

8. Penyuluh melakukan sosialisai diwilayah kerja bersama kelompok tani dan tokoh-tokoh masyarakat antara lain gotong royong dan lain sebagainya

Penyuluh tidak datang tepat waktu pada saat pertemuan rutin

9. Penyuluh membantu petani untuk merubah sikap, pengetahuan dan keterampilan petani

Petani menganggap materi yang disampaikan penyuluh tidak bermanfaat bagi mereka sehingga petani tidak menerapkan informasi tersebut

10. Penyuluh melakukan pembinaan kepada kelompok tani dalam menyusun RDK

Kinerja Penyuluh tidak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

11. Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan yang dinanti petani selama ini

Kegiatan penyuluhan membuat petani menjadi kaku dan bingung dalam melakukan usaha taninya

12. Dengan adanya kegiatan penyuluhan, petani menjadi lebih dapat mengenal masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan dalam berusaha tani

Kegiatan penyuluhan bukan merupakan kegiatan yang dinanti petani

13. Petani menjadi lebih aktif karena adanya penyuluh yang membantu dalam berusahatani

Menurut petani keterampilan dan pengetahuan yang di dapat sendiri lebih baik dari pada yang diberikan penyuluh

14. Penyuluh dapat membina dan mengembangkan kelompok tani

Kegiatan penyuluhan hanya membuat petani malas untuk berusahatani 15. Bagi petani, mengikuti kegiatan

penyuluhan pertanian merupakan kesempatan untuk meng- ekspresikan gagasan dan ide petani

Penyuluh belum layak unuk dijadikan pedoman dalam mengembangkan kehidupan yang lebih baik

Adapun skor untuk pernyataan positif adalah SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, dan STS = 1; sedangkan untuk pernyataan negatif adalah SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4, dan STS = 5.

Sedangkan untuk mengukur skala likert tersebut digunakan rumus:

�= 50 + 10�� − �� 5 � Keterangan:

T : Skor Standar X : Skor responden

�� : Rata-rata skor kelompok S : Deviasi standar kelompok Kriteria uji :

Jika T ≥ 50, maka sikap positif Jika T ≤ 50, maka sikap negatif

Berdasarkan uji t tersebut, dapat diketahui secara langsung sikap petani apakah positif atau negatif terhadap kinerja penyuluh pertanian di Desa Gunung Manobot Kecamatan Lubuk Barumun Kabupaten Padang Lawas. Jika petani bersikap positif, maka itu menunjukkan bahwa kinerja penyuluh pertanian berhasil, dan sebaliknya jika petani bersikap negatif, maka itu menunjukkan bahwa kinerja penyuluh pertanian tidak berhasil dan tidak diterima oleh petani.

Hipotesis 3 yaitu untuk mengetahui bagaimana perilaku petani terhadap kinerja penyuluh pertanian di daerah penelitian diselesaikan dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan menggunakan metode analisis teknik skoring skala Gutman.

Tabel 4. Daftar Data Indikator Pengukuran Perilaku Petani

N

o Tahap Adopsi Inovasi Indikator

Skor 1 Petani selalu mengikuti kunjungan

penyuluhan pertanian

A. Selalu (2 kali dalam sebulan)

B. Kadang-kadang (1 kali dalam sebulan)

C. Tidak pernah (0 kali dalam sebulan)

3 2 1 2 Petani menerapkan materi yang

diberikan oleh penyuluh pertanian dalam berusaha tani

A. Selalu (setiap melakukan kegiatan usaha tani) B. Kadang-kadang (sekali

kegiatan usaha tani) C. Tidak pernah (tidak

pernah mau

mencoba/mengadopsi)

3 2 1

3 Petani mendukung penuh keikutsertaan tokoh masyarakat dalam kegiatan penyuluhan pertanian

A. Selalu (2 kali dalam sebulan)

B. Kadang-kadang (1 kali dalam sebulan)

C. Tidak pernah (0 kali dalam sebulan)

3 2 1 4 Petani mendukung adanya Rencana

Kerja Penyuluh Pertanian (RKPP) yang disusun secara lengkap dan terperinci oleh penyuluh

A. Selalu (1 kali dalam setahun)

B. Kadang-kadang (1 kali dalam 2 tahun)

C. Tidak pernah (0 kali dalam setahun)

3 2 1 5 Petani mengikuti kegiatan gotong

royong yang diadakan oleh penyuluh

A. Selalu (2 kali dalam setahun)

B. Kadang-kadang (1 kali dalam setahun)

C. Tidak pernah (0 kali dalam setahun)

3 2 1 6 Petani ikut terlibat dalam menyusun

materi yang diberikan oleh penyuluh pertanian

A. Selalu (2 kali dalam sebulan)

B. Kadang-kadang (1 kali dalam sebulan)

C. Tidak pernah (0 kali dalam sebulan)

3 2 1 7 Petani melakukan musyawarah

dalam menyusun rencana kegiatan kelompok tani

A. Selalu (1 kali dalam sebulan)

B. Kadang-kadang (1 kali dalam 2 bulan)

C. Tidak pernah (0 kali dalam sebulan)

3 2 1 8 Petani menerima informasi yang A. Selalu (2 kali dalam 3

disampaikan penyuluh kepada petani tentang pengetahuan dan perkembangan pertanian

sebulan per kelompok tani)

B. Kadang-kadang (1 kali dalam sebulan per kelompok tani) C. Tidak pernah (0 kali

dalam sebulan per kelompok tani)

2 1

9 Petani dengan penyuluh pertanian

bersama-sama membangun kelompok tani yang lebih baik

A. Selalu (mengikuti penyuluhan 2 kali dalam sebulan per kelompok tani)

B. Kadang-kadang

(mengikuti penyuluhan 1 kali dalam sebulan per kelompok tani)

C. Tidak pernah (mengikuti penyuluhan 0 kali dalam sebulan)

3

2

1

Definisi dan Batasan Operasional Definisi

1. Penyuluhan adalah sebagai proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga atau masyarakat yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian.

2. Penyuluh Pertanian adalah orang yang memberikan dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berfikirnya dan cara hidupnya yang lama dengan cara yang baru melalui proses penyebaran informasi seperti pelatihan, kursus, kunjungan yang berkaitan dengan perubahan dan perbaikan cara-cara berusahatani, usaha peningkatan prodiktivitas

pendapatan petani serta perbaikan kesejahteraan keluarga petani atau masyarakat.

3. Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang penyuluh dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

4. Sikap Positif adalah sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui serta melaksanakan program.

5. Sikap Negatif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap program.

6. Perilaku Tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.

7. Perilaku Terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah di Desa Gunung Manobot, Kecamatan Lubuk Barumun, Kabupaten Padang Lawas, Propinsi Sumatera Utara.

2. Sampel data penelitian adalah petani padi sawah yang merupakan anggota kelompok tani.

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

Dokumen terkait