• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pengomposan Limbah Padat PD Dharma Jaya

Pengomposan merupakan proses biologis yang kecepatan prosesnya berbanding lurus dengan kecepatan aktivitas mikroba dalam mendekomposisi limbah organik. Sebelum proses pengomposan berlangsung, seluruh limbah padat yang berasal dari RPH ditampung di tempat penampungan sementara interim store. Campuran berbagai macam limbah ini dibiarkan selama satu sampai tiga minggu di

interim store. Tujuan dari penampungan ini adalah untuk mencampur bahan-bahan yang akan dikomposkan homogenisasi dan melakukan dekomposisi awal sehingga proses pengomposan selanjutnya akan lebih mudah. Selama kurun waktu tersebut limbah akan berkurang kadar airnya dan strukturnya mulai melapuk.

Proses pengomposan yang dilakukan di PD Dharma Jaya menggunakan sistem open window. Pada ruang terbuka yang beratap dan berlantai sehingga proses aerasinya alamiah (Gambar 3).

Gambar 3. Proses Pengomposan “Open Window”

Tumpukan limbah dibuat memanjang dengan ukuran tinggi 1,3, lebar 2,5 dan panjang 35 m. Tempat pengomposan PD Dharma Jaya didesain untuk mampu menampung 12 baris window. Ketika campuran limbah sudah ditumpuk menjadi

window, berbagai mikroorganisme yang terdapat di dalam limbah mulai melakukan proses fermentasi aerobik. Fermentasi aerobik adalah proses perombakan limbah secara biologis dengan membutuhkan udara. Idealnya proses fermentasi aerobik tidak akan menimbulkan bau busuk karena gas yang diproduksi adalah gas karbondioksida. Proses pengomposan di PD Dharma Jaya relatif tidak berbau. Bau

hanya akan tercium saat proses pembalikan window, karena pada titik-titik tertentu, terutama di bagian dalam terjadi proses fermentasi anaerobik. Guna mengendalikan proses fermentasi anaerob, tumpukan dibalik dua kali seminggu. Pembalikan ini berfungsi untuk mengoptimalkan aerasi pengomposan, membuat campuran limbah yang homogen, membuat partikel bahan menjadi lebih kecil dan untuk higienisasi limbah.

Selain pembalikan, dilakukan juga pemantauan temperatur dengan menggunakan termometer khusus untuk kompos. Pemantauan ini dilakukan dua kali sehari. Pada tahap awal pengomposan, temperatur window PD Dharma Jaya secara eksponensial naik dari temperatur kamar 25-28oC hingga mencapai 65-70oC. Kenaikan temperatur ini disebabkan oleh pelepasan energi panas dari proses perombakan limbah yang bersifat eksotermis. Pada kondisi tersebut biasanya akan terlihat asap atau uap air pada permukaan window, dan terlihat jelas pada saat pembalikan window dengan mesin pembalik kompos. Temperatur yang tinggi akan bertahan antara dua sampai tiga minggu. Kondisi tersebut dapat menyebabkan organisme patogen seperti bakteri, virus, parasit serta bibit gulma yang ada pada limbah yang dikomposkan akan mati.

Window disiram dengan lumpur sludge yang berasal dari tangki sedimentasi IPAL. Saat ini produksi sludge dari IPAL bisa mencapai 5 m3/hari dengan kadar air 93%. Dengan jumlah sludge tersebut kebutuhan air untuk penyiraman selama proses pengomposan dapat terpenuhi sehingga tidak perlu lagi air dari sumber lain. Penyiraman biasanya dilakukan setelah window dibalik, pada window yang baru dimasukkan sampai dengan yang berumur satu bulan. Window yang berumur lebih dari satu bulan tidak disiram lagi agar produk komposnya tidak terlalu lembab. Setelah dua sampai tiga minggu, temperatur window akan mengalami penurunan secara perlahan sampai temperaturnya menjadi 40oC dan kompos siap untuk dipanen. Proses pengomposan PD Dharma Jaya ini tidak menggunakan tambahan zat kimia ataupun inokulan mikroba sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama yaitu sekitar enam sampai delapan minggu. Kompos yang telah matang ini, kemudian diangkut dengan menggunakan wheel loader ke tempat penyaringan. Kompos disaring dengan menggunakan penyaring getar vibration screen yang memiliki diameter lubang saring 10, 15, dan 25 mm. Melalui konveyor, kompos

yang tersaring masuk ke dalam ruang penyimpanan kompos halus, sedangkan yang tidak tersaring dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan kompos kasar untuk dikembalikan lagi ke dalam proses pengomposan interim store. Kompos halus yang dihasilkan kemudian dikemas dalam karung plastik yang berukuran 35 kg. Untuk lebih jelasnya proses pengomposan dapat dilihat pada Gambar 4.

50% 80% 50% 50%

Gambar 4. Proses Pengomposan Limbah Padat PD Dharma Jaya

Karakteristik Kompos PD Dharma Jaya

Produk kompos PD Dharma Jaya yang murni dan organik, memiliki kualitas fisik, kimia dan biologis yang dapat diandalkan. Secara fisik produk komposnya memiliki tekstur yang relatif halus dan gembur serta memiliki warna coklat kehitaman. Sedangkan secara kimia, komposisi kompos dapat di lihat pada Tabel 4. secara umum komposisi kompos PD Dharma Jaya cukup baik jika dilihat dari kandungan C dan pHnya. Namun jika dibandingkan dengan standar kualitas kompos menurut Bank Dunia pada Tabel 2, kompos PD Dharma Jaya belum memenuhi standar kualitas. Terlihat dari kandungan C/N yang lebih dari 20.

Bahan baku: isi rumen, feses dan

Pencampuran limbah sebanyak 15,2 ton di Pengomposan composting hall selama 3-5 minggu kemudian dilakukan • Pembalikan dua kali/minggu, • pemeriksaan

Penyaringan Kompos matang

sebanyak 7,6 ton

Kompos halus (6,08ton)

Jual curah kepada mitra

Pengemasan dengan karung plastik (3,04 ton) Dijual Kompos kasar

(1,52 ton) 20%

Secara biologis, kompos PD Dharma Jaya kaya akan keanekaragaman jasad renik yang dapat membantu kesuburan lahan serta bebas dari bakteri patogen, parasit dan bibit gulma.

Tabel 4. Komposisi Kompos PD Dharma Jaya

Parameter Satuan Nilai

N Total P Total K C PH C/N % % % % - - 0,98 0,41 1,05 31,23 7,70 31,87 Sumber : Laboratoruim Departemen Tanah, Fakultas Pertanian IPB, 2006

Pemasaran Kompos

Pemasaran kompos dilakukan di PD Dharma Jaya. Konsumen PD Dharma Jaya terdiri dari konsumen individu (rumah tangga dan pedagang tanaman hias), konsumen lembaga (Dinas Pertamanan, Dinas Pertanian dan Beberapa Hotel di Jakarta) dan mitra kerja. Mitra kerja pada usaha pengomposan ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar PD Dharma Jaya. Mitra kerja terdiri dari empat kelompok. Masing- masing kelompok mitra memiliki pekerja/buruh rata-rata empat sampai lima orang. Mitra kerja biasanya menjual kompos kepada penjual tanaman hias di sekitar kawasan PD Dharma Jaya.

Kompos yang dijual kepada konsumen individu dan lembaga dikemas dalam bentuk karung plastik berukuran 35 kg. Sedangkan kompos yang dijual kepada mitra kerja adalah kompos curah. Tabel 5 menunjukkan harga dan persentase jumlah kompos yang dijual di PD Dharma Jaya.

Tabel 5. Harga dan Jumlah Permintaan Kompos

Pembeli Persentase Harga

(Rp/Kg) Mitra Kerja

Konsumen (individu dan lembaga)

50 50

260 600 Sumber : PD Dharma Jaya, 2003

Perbedaan harga antara mitra dengan konsumen (individu dan lembaga) disebabkan karena pihak PD Dharma Jaya menjual kepada mitranya dalam bentuk curah. Biaya pengemasan dan tenaga kerjanya menjadi tanggungjawab mitra sendiri.pembagian jumlah kompos yang dijual didasarkan atas kesepakatan kedua belah pihak yaitu antara pihak PD Dharma Jaya dan mitra kerjanya. Saluran pemasaran kompos dapat dilihat pada Gambar 5.

Keterangan: 1 : Jalur perdagangan langsung ke konsumen 2 : Jalur perdagangan melalui mitra kerja

Gambar 5. Saluran Pemasaran Kompos di PD Dharma Jaya

Analisis Biaya dan Manfaat Input dan Biaya Usaha Pengomposan

Bahan Baku Limbah. Jumlah limbah padat yang diproduksi oleh PD Dharma Jaya sekitar 15,2 ton/hari atau 26,7 m3/hari. Jumlah limbah tersebut berasal dari pemotongan sapi sebanyak 167 ekor dan stok sapi yang ada dikandang rata-rata 785 ekor/hari. Limbah tersebut terdiri dari feses dan rumput sisa pakan yang berasal dari kandang, isi rumen paunch manure yang berasal dari pemotongan sapi, dan limbah padat yang berasal dari instalasi pengolahan air limbah. Komposisi limbah padat PD Dharma Jaya dapat dilihat pada Tabel 6.

Peralatan. Skala pengolahan limbah padat di PD Dharma Jaya memerlukan fasilitas bangunan, mesin dan peralatan pendukung lainnya. Berikut adalah mesin dan peralatan pendukung yang digunakan dalam usaha pengomposan.

PD Dharma Jaya (Produsen Kompos) Konsumen Mitra Kerja 2 2 1

Tabel 6. Komposisi Limbah Padat PD Dharma Jaya

Jenis Limbah Jumlah Limbah

(Ton/Hari)

(%) Feses dan Rumput Sisa Pakan

Isi Rumen Paunch Manure

Limbah Padat dari Pengelolaan Limbah Cair

11,8 0,8 2,6 77,63 5,26 17,11

Jumlah Total Limbah Padat 15,2 100,00

Sumber : PD Dharma Jaya, 2002

1. Wheel-loader

Wheel-loader berfungsi untuk memindahkan atau mengangkut limbah padat sebelum dikomposkan dan mengangkut produk kompos serta untuk membuat tumpukan window baru.

Gambar 6. Wheel-loader

2. Compost Turning Machine

Compost Turning Machine adalah mesin pembalik kompos. Mesin ini memiliki kapasitas 50 kw. Mesin ini dirancang untuk dapat membalik kompos yang memiliki ukuran lebar 2,5 m dan tinggi 1,4 m.

Gambar 7. Compost Turning Machine

3. Compost Screen Machine

Compost Screen Machine adalah alat pengayak kompos dengan sistem getar yang memiliki panjang 1,8 m dan lebar 0,6 m. Kapasitas alat ini lebih dari 4 m3/jam.

Gambar 8. Compost Screen Machine

4. Peralatan penunjang lain yaitu timbangan, termometer, cangkul, skop, garpu dan sepatu boot.

Tenaga Kerja. Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha pengomposan ini adalah tenaga kerja tetap yang berjumlah delapan orang dan tenaga kerja harian yang berjumlah sepuluh orang. Tidak ada pembagian tugas yang jelas untuk tenaga kerja

harian dalam usaha pengomposan ini. Setiap hari mereka bekerja dari pukul delapan pagi sampai pukul empat sore atau sekitar delapan jam perhari yang setara dengan 3000 HKP (Hari Kerja Pria) per tahun. Jumlah produksi kompos mencapai 14.342 karung per tahun dan upah tenaga kerja di PD Dharma Jaya sebesar Rp. 20.000/HKP. Maka satu karung kompos membutuhkan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 4.200.

Biaya yang digunakan dalam produksi kompos PD Dharma Jaya adalah biaya investasi dan biaya operasional (Tabel 7 dan 8). Rincian biaya dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 7. Biaya Investasi Usaha Pengomposan PD Dharma Jaya

Jenis Investasi Satuan Harga satuan

(Rp) Total (Rp) Composting Hall Screening Plant Wheel-loader Turning Machine Timbangan Termometer Cangkul Skop Garpu Sepatu boot 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 5 buah 10 buah 5 buah 8 pasang 672.000.000 189.878.000 343.246.000 399.641.000 1.500.000 150.000 30.000 40.000 25.000 35.000 672.000.000 189.878.000 343.246.000 399.641.000 1.500.000 150.000 150.000 400.000 125.000 280.000 Total 1.606.050.000 1.607.370.000 Sumber : BPPT, 2003

Tabel 8. Biaya Operasional Usaha Pengomposan PD Dharma Jaya

Input Biaya (Rp/Th) % Sewa lahan Tenaga Kerja Energi/listrik Operasional Langsung Biaya Pemeliharaan Marketing Biaya Kantor Biaya Asuransi 3.500.000,00 180.000.000,00 14.991.250,00 28.784.000,00 36.518.505,00 4.031.338,33 4.199.749,00 635.947,00 1,30 66,02 5,50 10,50 13,40 1,50 1,54 0,24 Total 272.660.789,33 100,00

Analisis Manfaat

Terdapat dua manfaat dari usaha pengomposan ini yaitu manfaat ekonomi dan manfaat finansial. Manfaat ekonomi yang didapat berupa penyerapan tenaga kerja dan pengurangan dampak negative dari limbah. Sedangkan manfaat finansial adalah seluruh manfaat yang diterima dari hasil penjualan kompos. Rata-rata produksi selama tiga tahun terakhir (2003-2005) sebanyak 1.004 ton per tahun dengan asumsi 300 hari kerja per tahun. Dari produksi tersebut, sebanyak 502 ton (50%) dijual curah ke mitra kerjanya dan sisanya dikemas dalam karung sebanyak 502 ton atau setara dengan 14.342 karung. Kompos yang dikemas dalam karung dijual ke pasaran dengan harga Rp 600/kg, sedangkan harga jual ke mitra hanya Rp 260/kg. Pada Tabel 9 ditampilkan jumlah produksi kompos selama tahun 2003-2005. Berdasarkan Tabel 9, diperolah penerimaan rata-rata dari penjualan kompos sebesar Rp 431.720.000 per tahun. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 9. Jumlah Produksi Kompos Selama Tahun 2003-2005 Tahun Jumlah Produksi

(ton/tahun) 2003 2004 2005 418 1.487 1.107 Rata-rata 1.004

Sumber : Hasil Penelitian, 2006

Tabel 10. Rata-rata Penerimaan dari Penjualan Kompos

Jenis Penjualan Harga

(Rp/Kg) Produksi Terjual (Kg/Th) Total (Rp) Kemasan Curah 600 260 502.000 502.000 301.200.000 130.520.000 Total 431.720.000

Sumber : Hasil Penelitian, 2006

Analisis Kelayakan Finansial

Analisis finansial digunakan untuk mengetahui apakah suatu proyek atau usaha layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Perhitungan analisis dilakukan dalam kurun waktu 15 tahun. Hal ini disesuaikan dengan umur ekonomis sebagian besar peralatan. Suku bunga yang digunakan dalam analisis ini adalah suku bunga pinjaman lunak sebesar 3% karena sebagian besar investasi (90%) merupakan hibah

yang diberikan BPPT dan pemerintah Jerman. Suku bunga 3% ini dianggap cukup untuk mengimbangi kenaikan inflasi tiap tahunnya. Sedangkan suku bunga pinjaman yang berlaku di pasaran adalah sebesar 16%. Untuk itu, dilakukan perhitungan dengan menggunakan suku bunga 3% dan 16% untuk membandingkan hasil yang diperoleh. Hasil analisis kelayakan finansial usaha pengomposan PD Dharma Jaya pada tingkat diskonto 3% dan 16% dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 menunjukkan bahwa usaha pengomposan layak pada tingkat diskonto 3%. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai NPV yang diperoleh positif yaitu Rp 228.071.228,20 pada tingkat diskonto tersebut. Nilai IRR nya lebih dari tingkat diskonto yang diujikan yaitu sebesar 5,34%. Nilai IRR ini juga menunjukkan bahwa usaha pengomposan ini berada pada titik impas break even point. Net B/C pada tingkat diskonto tersebut juga lebih dari satu, yaitu 1,14 yang menunjukkan bahwa net benefit yang positif net benefit lebih besar daripada net benefit yang negatif net costs atau dengan kata lain setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan, diperoleh keuntungan sebesar 0,14 satuan.

Berdasarkan tingkat diskonto 16%, diperoleh nilai NPV negatif dan Net B/C kurang dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pengomposan ini tidak layak jika menggunakan tingkat suku bunga pasar. Ketidaklayakan usaha pengomposan ini disebabkan oleh kapasitas produksinya belum optimal. Dari rata-rata produksi yang dihasilkan, ternyata produksi kompos selama tiga tahun terakhir belum mencapai kapasitas maksimum yang dimiliki oleh PD Dharma Jaya. Kapasitas maksimum PD Dharma Jaya 16 ton/hari, sedangkan produksi yang selama ini baru mencapai 3-5 ton/hari (38%), sehingga masih ada peluang (62%) untuk pengembangan usaha dengan menambah kapasitas produksi.

Usaha pengomposan ini akan layak pada tingkat diskonto 16% jika dilakukan penambahan produksi minimal 48% dari rata-rata produksi per tahunnya. Dari penambahan tersebut didapat nilai NPV sebesar Rp 2.514.080,78 dengan nilai IRR sebesar 16,02%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 9.

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat pengaruh perubahan indikator ekonomi terhadap suatu kegiatan usaha. Analisis ini dilakukan setelah analisis finansial menunjukkan bahwa usaha tersebut layak dijalankan. Karena perubahan

indikator ini akan mempengaruhi kelayakan suatu usaha, maka suatu usaha yang baik akan tetap berada pada kondisi yang layak meskipun telah terjadi perubahan terhadap indikator ekonomi. Perubahan yang cukup berpengaruh terhadap usaha pengomposan ini adalah perubahan pada biaya operasional dan biaya tenaga kerja yaitu biaya pengemasan kompos dan upah harian tenaga kerja. Kenaikan biaya pengemasan sebesar 5% didasarkan pada rata-rata kenaikan bahan baku pengemasan selama tiga tahun terakhir. Sedangkan unuk kenaikan biaya tenaga kerja sebesar 20% didasarkan pada rata-rata kenaikan upah minimum regional (UMR) di Jakarta.

Tabel 11. Nilai Kelayakan Finansial Usaha Pengomposan PD Dharma Jaya Kriteria

Investasi

Satuan Tingkat Diskonto

(3%) Tingkat Diskonto (16%) NPV Net B/C IRR Pp Rp - % tahun 228.071.228,20 1,14 5,34 5,37 -650.892.118,44 0,60 - -

Sumber : Hasil Penelitian, 2006

Penelitian ini menunjukkan bahwa usaha pengomposan di PD Dharma Jaya berada pada kondisi layak pada kenaikan biaya pengemasan sebesar 5%, biaya tenaga kerja 20% serta kombinasi dari keduanya. Dapat dilihat pada Tabel 12, bahwa usaha pengomposan ini masih layak setelah adanya kenaikan biaya pengemasan 5%, kenaikan biaya tenaga kerja 20% dan kombinasi keduanya.

Tabel 12. Nilai Sensitivitas Usaha Pengomposan PD Dharma Jaya Kriteria Investasi Satuan Pengemasan Naik 5% Tenaga Kerja Naik 20% Pengemasan Naik 5% dan Tenaga Kerja

Naik 20% NPV Net B/C IRR Pp Rp - % tahun 215.917.568,50 1,13 5,23 5,59 118.759.343,50 1,07 4,32 8,45 106.605.683,70 1,07 4,44 9,03 Sumber : Hasil Penelitian, 2006

Dokumen terkait