• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa RPH tersebut merupakan RPH terbesar di Indonesia, ditinjau dari jumlah ternak yang dipotong, luas lokasi dan telah memiliki unit pengolahan limbah dengan menggunakan peralatan yang berteknologi tinggi. Penelitian ini dilakukan selama Maret sampai dengan April 2006.

Data dan Metode Pengambilan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara langsung dengan kepala bagian pupuk maupun karyawan bagian pupuk PD Dharma Jaya dengan menggunakan kuisioner yang telah disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan milik PD Dharma Jaya dan literatur- literatur yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan.

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis kelayakan finansial dan analisis sensitivitas. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah berdirinya, manajemen, sistem pemasaran dan pembayaran.

Usaha pengomposan yang ada dilaksanakan sebagai usaha baru yang dirasa cukup mempunyai peluang pasar yang tinggi dan banyak diminati oleh masyarakat. Usaha pengomposan ini menggunakan investasi yang tinggi dan pengadannya didapat dari hibah. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis kelayakan untuk mengetahui prospek usaha pengomposan di masa yang akan datang. Aspek teknis pengomposan dalam usaha tersebut menjadi pedoman dalam perhitungan cash flow.

Analisis kelayakan investasi usaha pengomposan limbah ini dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai cash flow yang di discount, karena usaha yang akan dianalisis baru berjalan dan akan terus dikembangkan.

Sebagai kriteria kelayakan investasi digunakan beberapa indikator kelayakan antara lain adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost (Net B/C) dan Payback Period (Pp).

a. Net Present Value (NPV)

NPV dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi (Husnan dan Suwarsono, 1994). Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut :

NPV

=

= + − n t i Ct Bt t 1 ) 1 (

Dimana :

Bt = Penerimaan benefit pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya cost pada tahun ke-t (Rupiah)

n = Umur proyek (Tahun)

i = Tingkat suku bunga majemuk dalam persen discount rate

Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi, yaitu: 1. Apabila NPV > 0, maka proyek untung dan dapat dilaksanakan.

2. Apabila NPV = 0, maka proyek tidak untung tetapi tidak juga rugi, jadi tergantung kepada pihak manjemen perusahaan.

3. Apabila NPV < 0, maka proyek ini rugi karena untung lebih kecil dari biaya, jadi lebih baik tidak dilaksanakan.

b. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen (Gittinger,1986). Suatu usaha atau kegiatan investasi dikatakan layak jika nilai IRR lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat discount rate maka usaha atau kegiatan investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut:

IRR = i + ( 2 1) 2 1 1 i i NPV NPV NPV − −

Dimana:

i1 = Tingkat suku bunga majemuk dalam persen discount rate yang

menghasilkan NPV positif (NPV1)

i2 = Tingkat suku bunga majemuk dalam persen discount rate yang

menghasilkan NPV negatif (NPV2)

c. Net Benefit Cost (Net B/C)

Net B/C merupakan perbandingan nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan ukuran Net B/C dari manfaat proyek adalah memilih semua proyek yang nilai Net B/C sebesar 1 atau lebih jika arus biaya dan manfaat dicompoundingkan pada tingkat biaya opportunitas kapital (Gittinger,1986). Rumus yang digunakan dalam penghitungan Net B/C adalah sebagai berikut:

Net B/C =

= = + − + − n t t n t t i Ct Bt i Ct Bt 1 1 ) 1 ( ) 1 ( Dimana:

Bt = Penerimaan benefit pada tahun ke t (Rupiah) Ct = Biaya cost pada tahun ke t (Rupiah)

n = Umur proyek (Tahun)

i = Tingkat suku bunga majemuk dalam persen discount rate

Nilai Net B/C mengandung tiga arti penting yaitu:

1. Apabila Net B/C > 1 maka proyek untung dan dapat dilaksanakan.

2. Apabila Net B/C = 1 maka proyek tidak untung tetapi tidak juga rugi jadi tergantung pada pihak manajemen perusahaan.

3. Apabila Net B/C < 1 maka proyek ini rugi karena keuntungan lebih kecil dari biaya jadi lebih baik tidak dilaksanakan.

d. Payback Period (Pp)

Metode payback period adalah salah satu metode pengambilan keputusan investasi yang mendasarkan diri pada perbandingan lamanya periode payback dengan periode payback yang disyaratkan. Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali dengan menggunakan dasar aliran kas dan bukan laba. Kalau periode payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan,

maka proyek dikatakan mengntungkan, sedangkan kalau lebih lama maka proyek ditolak. Masalah utama dari metode ini adalah sulit menentukan periode payback period maksimum yang disyaratkan untuk dipergunakan sebagai angka pembanding secara normatif. Kelemahan lain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang, diabaikannya aliran kas setelah periode payback (Husnan dan Suwarsono,1994). Rumus yang digunakan dalam perhitungan Payback Period (Pp) adalah :

Dimana :

P = Payback Period (Tahun) I = Investasi (Rupiah) B = Benefit (Rupiah) C = Cost (Rupiah) D = Depresiasi (Rupiah)

Batasan Istilah

Rumah Potong Hewan (RPH) adalah tempat yang digunakan untuk memotong hewan tertentu dan sebagai sarana penyedia kebutuhan daging masyarakat.

Analisis Finansial adalah suatu analisa yang dilakukan dengan menggunakan harga pasar.

Analisis Sensitivitas adalah suatu teknis analitik untuk menguji secara sistematik apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila kejadian- kejadian berbeda dengan perkiraan yang dibuat di dalam perencanaan.

Biaya dalam Analisis Finansial adalah tiap barang dan jasa yang digunakan dalam suatu proyek yang akan mengurangi tujuan yang harus ditempuh tergantung dari segi mana analisis akan dilakukan.

Manfaat dalam Analisis Finansial adalah tiap barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu proyek yang selanjutnya dijadikan tujuan yang harus ada dan merupakan titik awal analisis dilakukan.

Kompos adalah pupuk campuran yang berasal dari bahan-bahan organik yang telah mengalami penguraian oleh mikroorganisme yang ada didalamnya.

P = I (B – C) + D

Limbah RPH terdiri dari limbah cair dan padat yang berasal dari kotoran, sisa pakan, isi rumen serta serpihan daging dan lemak yang terlontar bersama air cucian ruang proses.

Window adalah tumpukan limbah yang dibentuk memanjang.

Sunk Cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan pada waktu lampau untuk suatu usaha atau biaya yang sudah dikeluarkan sebelum diambil keputusan untuk melaksanakan usaha.

Asumsi-asumsi yang Digunakan

1. Umur ekonomis bangunan ditetapkan 20 tahun berdasarkan informasi yang diperoleh.

2. Umur ekonomis peralatan penunjang ditetapkan 15 tahun berdasarkan informasi yang diperoleh, sedangkan peralatan pendukung ditetapkan 5 tahun.

3. Harga peralatan ditetapkan berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), hasil wawancara dan survei harga pasar.

4. Proyeksi dilakukan selama 15 tahun, hal ini didasarkan pada umur ekonomis sebagian besar peralatan.

5. Perhitungan penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. 6. Penjualan kompos dilakukan di tempat pengomposan (PD Dharma Jaya). 7. Usaha pengomposan belum wajib pajak.

8. Penentuan nilai produksi diasumsikan tetap flat.

9. Harga penjualan kompos tetap selama proyeksi dilakukan.

10.Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga pinjaman lunak yaitu 3%, karena investasi yang digunakan merupakan hibah dari kerjasama BPPT dan Pemerintah Jerman.

11.Tingkat suku bunga pasar (16%) digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui kelayakan usaha pengomposan jika investasi yang digunakan merupakan investasi non hibah.

12.Hari efektif kerja per tahun adalah 300 hari.

13.Hasil produksi 50% dijual curah kepada mitra dan 50% dijual kepada konsumen langsung.

14.Analisis sensitivitas yang digunakan adalah terhadap kenaikan biaya pengemasan 5%, hal ini didasarkan pada rata-rata kenaikan harga bahan baku pengemasan. 15.Analisis sensitivitas yang digunakan adalah terhadap kenaikan biaya tenaga kerja

20%, hal ini didasarkan pada kenaikan upah minimum regional (UMR) di Jakarta.

Dokumen terkait