• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Analisis Pendahuluan

Hasil analisis pendahuluan disajikan pada Tabel 2. Status sifat kimia tanah dinilai berdasarkan kriteria penilaian Balai Penelitian Tanah (2009) yang disajikan pada Tabel Lampiran 2.

Provinsi Jawa Barat memiliki kisaran pH tanah antara 5.40 hingga 7.30. pH terbesar berada di Palimanan sebesar 7.30 dan terkecil berada di Karawang dan Cicalengka dengan nilai pH 5.40. Provinsi Jawa Barat memiliki rata-rata pH sebesar 6.20 (agak masam). Ntotal pada provinsi ini berkisar antara 0.10 hingga 0.30%. Ntotal terbesar berada di Pamanukan dan Cicalengka yaitu sebesar 0.30% dan terkecil berada di Palimanan sebesar 0.10%. Rata-rata Ntotal pada provinsi ini termasuk rendah yaitu sebesar 0.20%. Cadd pada provinsi Jawa Barat berkisar antara 7.70 hingga 20.0 cmol+ kg-1. Cadd terbesar berada di Pamanukan sebesar 20.0 cmol+ kg-1 dan terkecil berada di Cicalengka sebesar 7.70 cmol+ kg-1. Rata-rata Cadd pada provinsi ini tergolong tinggi yaitu sebesar 16.0 cmol+ kg-1. KTK pada provinsi Jawa Barat berkisar antara 21.0 hingga 40.0 cmol+ kg-1. KTK terbesar berada di Pamanukan sebesar 40.0 cmol+ kg-1 dan terkecil di Cikarawang sebesar 21.0 cmol+kg-1. Rata-rata KTK provinsi ini tergolong tinggi yaitu sebesar 32.2 cmol+kg-1.

Provinsi Jawa Tengah memiliki kisaran pH tanah antara 5.40 hingga 8.30. pH terbesar berada di Demak sebesar 8.30 dan terkecil berada di Batang dengan nilai pH 5.40. Provinsi Jawa Tengah memiliki rata-rata pH sebesar 6.80 (netral). Ntotal pada provinsi ini berkisar antara 0.10 hingga 0.30%. Ntotal terbesar berada di Batang dan Buntu yaitu sebesar 0.30% dan terkecil berada di Brebes, Jekulo dan Jogjakarta sebesar 0.10%. Rata-rata Ntotal pada provinsi ini termasuk rendah yaitu sebesar 0.20%. Cadd pada provinsi Jawa Tengah berkisar antara 6.60 hingga 41.0 cmol+ kg-1. Cadd terbesar berada di Demak sebesar 41.0 cmol+ kg-1 dan terkecil berada di Batang sebesar 6.60 cmol+ kg-1. Rata-rata Cadd pada provinsi ini tergolong sangat tinggi yaitu sebesar 21.2 cmol+kg-1. KTK pada provinsi Jawa

17

Tengah berkisar antara 11.0 hingga 41.2 cmol+ kg-1. KTK terbesar berada di Kendal sebesar 41.2 cmol+ kg-1 dan terkecil di Borobudur sebesar 11.0 cmol+ kg-1. Rata-rata KTK provinsi ini tergolong tinggi yaitu sebesar 29.1 cmol+ kg-1.

Provinsi Jawa Timur memiliki kisaran pH tanah antara 7.60 hingga 8.50. pH terbesar berada di Tambak Rejo sebesar 8.50 dan terkecil berada di Bojonegoro dan Ponorogo dengan nilai pH 7.60. Provinsi Jawa Timur memiliki rata-rata pH sebesar 8.00 (agak alkalin). Ntotal pada provinsi ini berkisar antara 0.10 hingga 0.20%. Ntotal terbesar berada di Bojonegoro dan Ponorogo yaitu sebesar 0.20% dan terkecil berada di 3 daerah lain sebesar 0.10%. Rata-rata Ntotal pada provinsi ini termasuk rendah yaitu sebesar 0.20%. Cadd pada provinsi Jawa Timur berkisar antara 13.6 hingga 63.6 cmol+ kg-1. Cadd terbesar berada di Tambak Rejo sebesar 63.6 cmol+ kg-1 dan terkecil berada di Jombang sebesar 13.6 cmol+ kg-1. Rata-rata Cadd pada provinsi ini tergolong sangat tinggi yaitu sebesar 37.5 cmol+ kg-1. KTK pada provinsi Jawa Timur berkisar antara 17.2 hingga 60.0 cmol+ kg-1. KTK terbesar berada di Bojonegoro sebesar 60.0 cmol+ kg-1 dan terkecil di Jombang sebesar 17.2 cmol+ kg-1. Rata-rata KTK provinsi ini tergolong sangat tinggi yaitu sebesar 42.0 cmol+ kg-1.

Tabel 2. Analisis Pendahuluan

Nama Lokasi pH(H2O) EC Ctotal Ntotal Nisbah CN Nadd Kdd Cadd Mgdd KTK KB

(dS cm-1) ---(%)--- ---(cmol+ kg-1)--- (%) Jawa Barat Karawang 5.40 63.0 2.30 0.20 10.0 0.60 0.30 16.3 5.00 33.3 67.0 Jatisari 5.50 212 2.20 0.20 9.80 0.90 0.30 18.0 8.60 37.3 74.7 Pamanukan 6.80 144 2.70 0.30 10.7 0.80 0.60 20.0 13.0 40.0 106 Indramayu 6.90 97.8 1.70 0.20 8.70 0.70 0.60 19.6 12.6 38.3 87.5 Palimanan 7.30 45.8 0.80 0.10 10.3 0.30 0.20 19.9 8.20 32.7 87.4 Cicalengka 5.40 49.2 2.90 0.30 10.0 0.20 0.10 7.70 3.20 22.8 50.9 Cikarawang 5.90 40.0 2.40 0.20 10.0 0.50 0.08 9.60 2.70 21.0 61.8 Rata-rata 6.20 93.2 2.10 0.20 10.0 0.60 0.35 16.0 7.70 32.2 76.4

Status Hara Agak

masam Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

Jawa Tengah Brebes 7.60 566 1.30 0.10 9.60 3.40 1.10 32.8 19.6 13.5 423 Suradadi 7.40 94.0 1.60 0.20 9.20 0.40 0.40 21.1 17.6 38.9 102 Batang 5.40 30.0 3.00 0.30 10.0 0.10 0.19 6.60 1.06 22.0 36.2 Kendal 6.50 95.8 2.40 0.20 10.3 0.40 0.84 28.5 8.40 41.2 92.7 Demak 8.30 291 1.60 0.20 10.0 1.07 0.82 41.0 7.60 38.4 131 Jekulo 6.90 56.9 1.50 0.10 10.3 0.20 0.37 13.5 5.50 30.4 64.6 Borobudur 6.10 56.7 1.50 0.20 9.70 0.15 0.18 6.40 1.70 11.0 76.0 Kutoarjo 6.80 63.3 1.90 0.20 10.2 0.60 0.22 27.40 8.90 37.6 99.2 Karanganyar 6.50 60.8 2.00 0.20 10.4 0.30 0.21 31.30 8.30 39.0 102 Buntu 5.70 76.9 2.70 0.30 10.2 0.46 0.38 16.20 5.40 33.3 67.3 18

Tabel 2 Lanjutan

Nama Lokasi pH(H2O) EC Ctotal Ntotal Nisbah CN Nadd Kdd Cadd Mgdd KTK KB

(dS cm-1) ---(%)--- ---(cmol+ kg-1)--- (me 100 g-1) (%)

Jogjakarta 6.90 31.8 0.90 0.10 9.00 0.17 0.20 8.30 3.03 14.3 81.9

Rata-rata 6.80 129 1.80 0.20 10.0 0.70 0.40 21.2 7.90 29.0 116

Status Hara Netral Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Sangat

tinggi Tinggi Tinggi

Sangat Tinggi Jawa Timur Bojonegoro 7.60 69.2 1.80 0.20 11.5 0.40 0.40 48.8 8.40 60.0 96.7 Tambak Rejo 8.50 138 1.10 0.10 12.6 0.20 0.30 63.6 2.50 55.4 120 Nganjuk 8.08 138 1.50 0.10 11.0 0.40 0.30 30.5 10.2 39.5 105 Jombang 8.06 84.4 1.00 0.10 10.0 0.40 0.20 13.6 4.70 17.2 111 Ponorogo 7.60 150 2.40 0.20 11.0 0.70 0.70 31.05 9.70 37.6 113 Rata-rata 8.00 116 1.60 0.10 11.2 0.40 0.40 37.5 7.00 42.0 109

Status Hara Agak

Alkalin Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang

Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

Keterangan : Status hara berdasarkan kriteria penilaian hara Balai Penelitian Tanah (2009)

20

4.2. Resin-Pi

Hasil Resin-Pi disajikan pada Tabel 3. Provinsi Jawa Barat memiliki kisaran nilai Resin-Pi antara 9.10 sampai 25.5 mg P kg-1. Cicalengka memiliki nilai Resin-Pi terbesar pada provinsi Jawa Barat yaitu 25.5 mg P kg-1 . Karawang memiliki nilai resin-Pi paling rendah yaitu sebesar 9.10 mg P kg-1. Provinsi Jawa Barat memiliki rata-rata nilai Resin-Pi sebesar 16.0 mg P kg-1.

Tabel 3. Resin-Pi pada Tanah Sawah di Pulau Jawa

Provinsi Lokasi Resin-Pi (mg P kg-1

)

Jawa Barat Karawang 9.18

Jatisari 15.4 Pamanukan 11.7 Indramayu 14.1 Palimanan 12.5 Cicalengka 25.5 Cikarawang 23.5 Rata-rata 16.0

Jawa Tengah Brebes 24.04

Suradadi 13.1 Batang 10.3 Kendal 75.3 Demak 8.90 Jekulo 31.4 Borobudur 16.3 Kutoarjo 23.5 Karanganyar 26.1 Buntu 28.1 Jogjakarta 31.6 Rata-rata 26.3

Jawa Timur Bojonegoro 27.3

Tambak Rejo 11.6

Nganjuk 28.1

Jombang 16.9

Ponorogo 52.1

21

Provinsi Jawa Tengah memiliki kisaran nilai Resin-Pi antara 8.90 hingga 75.3 mg P kg-1. Kendal memiliki nilai Resin-Pi yaitu sebesar 75.3 mg P kg-1. Demak memiliki nilai Resin-Pi paling rendah yaitu sebesar 8.90 mg P kg-1. Provinsi Jawa Tengah memiliki rata-rata nilai Resin-Pi sebesar 26.2 mg P kg-1.

Provinsi Jawa Timur memiliki kisaran nilai Resin-Pi antara 11.6 hingga 52.1 mg P kg-1. Ponorogo memiliki nilai Resin-Pi terbesar di Jawa Timur yaitu sebesar 52.1 mg P kg-1. Tambak rejo memiliki nilai Resin-Pi paling rendah yaitu sebesar 11.6 mg P kg-1. Provinsi Jawa Timuer memiliki rata-rata nilai Resin-Pi sebesar 27.2 mg P kg-1.

Resin-Pi adalah fraksi P yang diinterpretasikan sebagai P yang sangat tersedia bagi tanaman (Tiessen dan Moir 1993). Provinsi Jawa Barat memiliki nilai rata-rata Resin-Pi yang lebih kecil dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur memiliki nilai rata-rata Resin-Pi terbesar diantara ketiga provinsi.

Penelitian Hartono et al. (2006) menunjukkan bahwa tanah yang memiliki jumlah Fe, Al hidrous oksida yang tinggi akan memiliki nilai Resin-Pi lebih rendah jika dibandingkan dengan tanah yang memiliki jumlah Fe, Al hidrous oksida yang rendah. Berdasarkan hal tersebut rendahnya nilai Resin-Pi dalam tanah diduga disebabkan karena kandungan Fe, Al hidrous oksida dalam tanah yang tinggi dan diduga karena dosis pupuk diantara ketiga provinsi berbeda-beda.

Faktor iklim turut mempengaruhi ketersediaan P. Distribusi tipe iklim di Jawa menunjukkan bahwa bagian Barat Pulau Jawa memiliki bulan basah lebih banyak daripada bagian Timur Pulau Jawa atau semakin ke Timur lebih kering menurut kharakteristik iklim Oldeman (Nurwadjedi 2011). Berdasarkan hal tersebut rendahnya nilai Resin-Pi di Jawa Barat diduga karena curah hujan yang tinggi.

Perbedaan nilai Resin-Pi pada setiap lokasi dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh lokasi tidak nyata terhadap nilai Resin-Pi. Hasil uji yang tidak nyata diduga karena standar deviasi antar lokasi yang berbeda satu sama lain. Variasi yang timbul dapat disebabkan karena sebaran pemupukkan P yang bervariasi di setiap lokasi. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan informasi bahwa para petani di ketiga provinsi tersebut

22

tidak memiliki pola dalam pemberian atau penempatan pupuk P di lahan sawah. Pemberian dan penempatan pupuk di lahan sawah dilakukan para petani hanya berdasarkan kemampuan yang dimiliki petani.

Tabel 4. Perbedaan Nilai Resin-Pi pada Setiap Lokasi

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey (P < 0.05).

Perbedaan nilai Resin-Pi pada setiap jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh tanah tidak nyata terhadap nilai Resin-Pi. Tanah Inceptisols memiliki nilai Resin-Pi sebesar 22.3 mg P kg-1. Tanah Ultisols memiliki nilai Resin-Pi sebesar 16.9 mg P kg-1. Tanah Vertisols memiliki nilai Resin-Pi sebesar 27.3 mg P kg-1.

Tabel 5. Perbedaan Nilai Resin-Pi pada Setiap Jenis Tanah

Jenis Tanah Resin-Pi

Rata-rata (mg P kg-1) StDev

Inceptisols 22.3a 16.4

Ultisols 16.9a 9.30

Vertisols 27.3a 14.3

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey (P < 0.05).

Hasil uji korelasi dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis menyatakan bahwa nilai Resin-Pi memiliki korelasi tidak nyata dengan beberapa sifat kimia tanah yang telah di analisis.

4.3. NaHCO3-Pi, -Po

Hasil NaHCO3-Pi, -Po disajikan pada Tabel 6. Provinsi Jawa Barat memiliki kisaran nilai NaHCO3-Pi antara 10.8 hingga 71.2 mg P kg-1 sedangkan

Lokasi Resin-Pi

Rata-rata (mg P kg-1) StDev

Jawa Barat 16.0a 6.20

Jawa Tengah 26.3a 18.2

23

NaHCO3-Po memiliki kisaran 8.90 hingga 49.2 mg P kg-1. Karawang memiliki nilai NaHCO3-Pi paling rendah yaitu sebesar 10.8 mg P kg-1 sedangkan Cicalengka memiliki nilai NaHCO3-Pi yang paling tinggi di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 71.2 mg P kg-1. Nilai NaHCO3-Po tertinggi berada di Cikarawang sebesar 49.2 mg P kg-1, sedangkan Jatisari memiliki nilai NaHCO3-Po terkecil sebesar 8.90 mg P kg-1. Provinsi Jawa Barat memiliki rata-rata nilai NaHCO3-Pi sebesar 40.1 mg P kg-1 dan nilai NaHCO3-Po sebesar 19.7 mg P kg-1.

Provinsi Jawa Tengah memiliki kisaran nilai NaHCO3-Pi antara 20.5 hingga 116 mg P kg-1 sedangkan NaHCO3-Po memiliki kisaran 10.1 hingga 26.2 mg P kg-1. Batang memiliki nilai NaHCO3-Pi terendah sebesar 20.5 mg P kg-1 dan Kendal memiliki nilai NaHCO3-Pi tertinggi sebesar 116 mg P kg-1. Nilai NaHCO3-Po tertinggi berada di Kendal sebesar 26.2 mg P kg-1, sedangkan Jogjakarta memiliki nilai NaHCO3-Po terkecil sebesar 10.1 mg P kg-1. Provinsi Jawa Tengah memiliki rata-rata nilai NaHCO3-Pi sebesar55.3 mg P kg-1 dan nilai NaHCO3-Po sebesar 17.2 mg P kg-1.

Provinsi Jawa Timur memiliki kisaran nilai NaHCO3-Pi antara 14.7 hingga 59.3 mg P kg-1 sedangkan NaHCO3-Po memiliki kisaran 6.10 hingga 8.70 mg P kg-1. Jombang memiliki nilai NaHCO3-Pi paling rendah sebesar 14.7 mg P kg-1 dan yang tertinggi berada di Ponorogo dengan nilai 59.3 mg P kg-1. Nilai NaHCO3-Po tertinggi berada di Tambak Rejo sebesar 8.70 mg P kg-1, sedangkan Bojonegoro dan Jombang memiliki nilai NaHCO3-Po terkecil sebesar 6.10 mg P kg-1. Provinsi Jawa Timur memiliki nilai rata-rata NaHCO3-Pi sebesar 31.1 mg P kg-1 dan nilai NaHCO3-Po sebesar 7.50 mg P kg-1.

NaHCO3-Pi, -Po adalah fraksi P yang diinterpretasikan sebagai P yang berkorelasi kuat dengan serapan P oleh tanaman dan mikroba dan terikat di permukaan mineral (Mattingly 1975) atau bentuk presipitasi Ca-P dan Mg-P (Olsen dan Sommers 1982). Provinsi Jawa Tengah memiliki nilai rata-rata NaHCO3-Pi terbesar dibandingkan dengan Provinsi lain. Provinsi Jawa Timur memiliki nilai NaHCO3-Pi terkecil dibandingkan dengan provinsi lain. Provinsi Jawa Barat memiliki rata-rata nilai NaHCO3-Pi terbesar diantara provinsi lain.

24

Tabel 6. NaHCO3-Pi dan NaHCO3-Po pada Tanah Sawah di Pulau Jawa

Provinsi Lokasi NaHCO3-Pi

(mg P kg-1)

NaHCO3-Po (mg P kg-1)

Jawa Barat Karawang 10.8 16.9

Jatisari 65.2 8.90 Pamanukan 26.7 14.3 Indramayu 31.7 9.10 Palimanan 20.7 17.1 Cicalengka 71.2 22.5 Cikarawang 54.2 49.2 Rata-rata 40.1 19.7

Jawa Tengah Brebes 45.3 13.5

Suradadi 23.0 20.8 Batang 20.5 17.6 Kendal 116 26.2 Demak 28.6 12.5 Jekulo 55.03 22.1 Borobudur 49.2 11.8 Kutoarjo 53.9 14.9 Karanganyar 59.2 21.4 Buntu 85.3 17.4 Jogjakarta 71.8 10.1 Rata-rata 55.3 17.2

Jawa Timur Bojonegoro 35.5 6.10

Tambak Rejo 15.6 8.70

Nganjuk 30.4 8.40

Jombang 14.7 6.10

Ponorogo 59.3 7.90

Rata-rata 31.1 7.50

Penelitian Hartono et al. (2006) menunjukkan bahwa tanah yang memiliki jumlah Fe, Al hidrous oksida yang tinggi akan memiliki nilai NaHCO3-Pi, -Po lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanah yang memiliki jumlah Fe, Al hidrous oksida yang rendah. NaHCO3-Pi merupakan ikatan yang terjadi setelah ikatan NaOH-P namun ikatan ini lebih lemah dibandingkan dengan NaOH-P. NaHCO3-Po berasal dari organik yang terikat lemah dengan Fe dan Al hidrous oksida. Besarnya nilai NaHCO3-Pi, -Po diduga karena tingginya kadar Fe dan Al hidrous oksida di dalam tanah.

Perbedaan nilai NaHCO3-Pi, -Po pada setiap lokasi dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh lokasi tidak nyata

25

terhadap nilai NaHCO3-Pi, -Po. Hasil uji yang tidak nyata diduga karena standar deviasi antar lokasi yang berbeda satu sama lain. Variasi yang timbul dapat disebabkan karena sebaran pemupukkan P yang bervariasi di setiap lokasi. Berdasarkan hasil wawancara pemupukkan P dilahan sawah tidak memiliki pola yang sama di setiap lokasi. Para petani memberikkan pupuk P ke lahan hanya berdasarkan pada kemampuan petani dalam mengaplikasikan pupuk.

Tabel 7. Perbedaan Nilai NaHCO3-Pi, -Po pada Setiap Lokasi

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey (P < 0.05).

Perbedaan nilai NaHCO3-Pi, -Po pada setiap jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh tanah tidak nyata terhadap nilai NaHCO3-Pi, sedangkan pengaruh tanah terhadap NaHCO3-Po nyata. Tanah Inceptisols memiliki nilai NaHCO3-Pi sebesar 48.1 mg P kg-1 dan nilai NaHCO3-Po sebesar 15.8 mg P kg-1. Tanah Ultisols memiliki nilai NaHCO3-Pi sebesar 37.4 mg P kg-1 dan nilai NaHCO3-Po sebesar 33.4 mg P kg-1. Tanah Vertisols memiliki nilai NaHCO3-Pi sebesar 42.3 mg P kg-1 dan nilai NaHCO3-Po sebesar 10.8 mg P kg-1.

Tabel 8. Perbedaan Nilai NaHCO3-Pi, -Po pada Setiap Jenis Tanah

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey (P < 0.05).

Lokasi NaHCO3-Pi NaHCO3-Po

Rata-rata (mg P kg-1)

StDev Rata-rata

(mg P kg-1)

StDev

Jawa Barat 40.1a 23.3 19.7a 13.8

Jawa Tengah 55.3a 28.3 17.2a 5.00

Jawa Timur 31.1a 18.2 7.50a 1.20

Jenis Tanah NaHCO3-Pi NaHCO3-Po

Rata-rata (mg P kg-1)

StDev Rata-rata

(mg P kg-1)

StDev

Inceptisols 48.1a 29.9 15.8a 5.70

Ultisols 37.4a 23.8 33.4b 22.3

26

Uji korelasi sifat-sifat kimia tanah dan fraksi-fraksi P dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis menyatakan bahwa nilai NaHCO3-Pi dengan beberapa sifat kimia yang telah di analisis memiliki korelasi tidak nyata.

4.4. NaOH-Pi, -Po

Hasil NaOH-Pi, -Po di Pulau Jawa disajikan pada Tabel 9. Provinsi Jawa Barat memiliki kisaran nilai NaOH-Pi antara 45.0 hingga 217 mg P kg-1 sedangkan NaOH-Po memiliki kisaran antara 33.4 hingga 133 mg P kg-1. Cicalengka memiliki nilai NaOH-Pi terbesar yaitu sebesar 217 mg P kg-1, sedangkan nilai terkecil berada di Karawang yaitu sebesar 45 mg P kg-1. Nilai NaOH-Po tertinggi berada di Jatisari sebesar 133 mg P kg-1, sedangkan Palimanan memiliki nilai NaOH-Po terkecil sebesar 33.4 mg P kg-1. Rata-rata nilai NaOH-Pi Provinsi Jawa Barat sebesar 132 mg P kg-1 dan nilai NaOH-Po sebesar 77.3 mg P kg-1.

Provinsi Jawa Tengah memiliki kisaran nilai NaOH-Pi antara 51.4 hingga 245 mg P kg-1 sedangkan NaOH-Po memiliki kisaran antara 30.7 hingga 96.3 mg P kg-1. Kendal memiliki nilai NaOH-Pi terbesar yaitu 245 mg P kg-1, sedangkan nilai terkecil berada di Demak yaitu sebesar 51.4 mg P kg-1. Nilai NaOH-Po tertinggi berada di Batang sebesar 96.3 mg P kg-1, sedangkan Kendal memiliki nilai NaOH-Po terkecil sebesar 30.7 mg P kg-1. Provinsi Jawa Tengah memiliki rata-rata nilai NaOH-Pi sebesar 127 mg P kg-1 dan nilai NaOH-Po sebesar 59.7 mg P kg-1.

Provinsi Jawa Timur memiliki kisaran nilai NaOH-Pi antara 28.8 hingga 67.5 mg P kg-1 sedangkan NaOH-Po memiliki kisaran antara 49.6 hingga 85.6 mg P kg-1. Bojonegoro memiliki nilai NaOH-Pi terbesar yaitu 67.5 mg P kg-1, sedangkan nilai terkecil berada di Tambak Rejo yaitu sebesar 28.8 mg P kg-1. Nilai NaOH-Po tertinggi berada di Bojonegoro sebesar 85.6 mg P kg-1, sedangkan Ponorogo memiliki nilai NaOH-Po terkecil sebesar 49.6 mg P kg-1. Provinsi Jawa Timur memiliki rata-rata nilai NaOH-Pi sebesar 48.8 mg P kg-1 dan nilai NaOH-Po sebesar 67.0 mg P kg-1.

27

Tabel 9. NaOH-Pi dan -Po pada Tanah Sawah di Pulau Jawa

Provinsi Lokasi NaOH-Pi

(mg P kg-1)

NaOH-Po

(mg P kg-1)

Jawa Barat Karawang 45.0 34.3

Jatisari 175 133 Pamanukan 89.1 67.8 Indramayu 92.1 70.0 Palimanan 43.9 33.4 Cicalengka 259 103 Cikarawang 217 97.5 Rata-rata 132 77.3

Jawa Tengah Brebes 106 81.0

Suradadi 61.2 46.5 Batang 172 96.3 Kendal 245 30.7 Demak 51.4 37.9 Jekulo 160 52.8 Borobudur 92.1 74.7 Kutoarjo 96.5 66.2 Karanganyar 103 57.0 Buntu 188 70.4 Jogjakarta 126 43.1 Rata-rata 127 59.7

Jawa Timur Bojonegoro 67.5 85.6

Tambak Rejo 28.8 59.7 Nganjuk 49.3 74.4 Jombang 32.0 65.8 Ponorogo 66.4 49.6 Rata-rata 48.8 67.0

NaOH-Pi, -Po adalah fraksi P yang diinterpretasikan sebagai P yang terikat lebih kuat secara kemisorpsi oleh Fe dan Al hidrous oksida (Tiessen dan Moir 1993). Provinsi Jawa Barat memiliki nilai rata-rata NaOH-Pi, -Po yang lebih besar dibandingkan dengan provinsi lain. dibandingkan dengan nilai rata-rata NaOH-Pi pada Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Barat memiliki nilai NaOH-Pi terbesar diantara provinsi lain.

28

Penelitian Hartono et al. (2006) menunjukkan bahwa tanah yang memiliki jumlah Fe, Al hidrous oksida yang tinggi akan memiliki nilai NaOH-Pi, -Po lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanah yang memiliki jumlah Fe, Al hidrous oksida yang rendah. Besarnya nilai NaOH-Pi,-Po di Jawa Barat diduga karena nilai Fe dan Al hidrous oksida di Jawa Barat lebih besar dibandingkan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Perbedaan nilai NaOH-Pi, -Po pada setiap lokasi dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh lokasi tidak nyata terhadap nilai NaOH-Pi, -Po. Hasil uji yang tidak nyata diduga karena standar deviasi antar lokasi yang berbeda satu sama lain. Variasi yang timbul dapat disebabkan karena sebaran pemupukkan P yang bervariasi di setiap lokasi. Berdasarkan hasil wawancara pemupukkan P yang diberikan ke lahan tidak memiliki pola. Petani memberikkan pupuk P ke lahan hanya berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Sehingga nilai NaOH-Pi, -Po beragam di setiap lokasi.

Tabel 10. Perbedaan Nilai NaOH-Pi, -Po pada Setiap Lokasi

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey (P < 0.05).

Perbedaan nilai NaOH-Pi, -Po pada setiap jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 11. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh tanah tidak nyata terhadap nilai NaHCO3-Pi dan NaHCO3-Po. Tanah Inceptisols memiliki nilai NaHCO3-Pi sebesar 116 mg P kg-1 dan nilai NaHCO3-Po sebesar 66.8 mg P kg-1. Tanah Ultisols memiliki nilai NaHCO3-Pi sebesar 194 mg P kg-1 dan nilai NaHCO3-Po sebesar 97.0 mg P kg-1. Tanah Vertisols memiliki nilai NaHCO3-Pi sebesar 78.7 mg P kg-1 dan nilai NaHCO3-Po sebesar 57.6 mg P kg-1.

Lokasi NaOH-Pi NaOH-Po

Rata-rata (mg P kg-1)

StDev Rata-rata

(mg P kg-1)

StDev

Jawa Barat 132 a 86.0 77.3a 37.0

Jawa Tengah 127a 58.5 59.7a 19.9

29

Tabel 11. Perbedaan Nilai NaOH-Pi, -Po pada Setiap Jenis Tanah

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey (P < 0.05).

Uji korelasi sifat-sifat kimia tanah dan fraksi-fraksi P dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis menyatakan bahwa nilai NaOH-Pi memiliki korelasi dengan pH dan Cadd. NaOH-Pi memiliki korelasi negatif dengan pH dan Cadd. Hal ini berkaitan dengan semakin rendah pH maka kandungan Fe dan Al hidrous oksida didalam tanah semakin meningkat dan keberadaan Fe-P dan Al-P (NaOH-Pi) semakin meningkat. Kandungan Cadd didalam tanah akan rendah jika tanah telah didominassi oleh Fe dan Al oksida.

4.5. HCl-Pi

Fraksi HCl-Pi disajikan pada Tabel 12. Provinsi Jawa Barat memiliki kisaran nilai HCl-Pi antara 35.8 hingga 97.3 mg P kg-1. Jatisari memiliki nilai HCl-Pi terbesar yaitu 97.3 mg P kg-1. Karawang memiliki nilai HCl-Pi terkecil di Provinsi Jawa Barat sebesar 35.8 mg P kg-1. Pamanukan, Indramayu, Palimanan, Cicalengka dan Cikarawang memiliki nilai HCl-Pi berturut-turut adalah 45.9 mg P kg-1; 58.3 mg P kg-1; 43.4 mg P kg-1; 77.5 mg P kg-1 dan 94.2 mg P kg-1. Rata-rata nilai HCl-Pi pada Provinsi Jawa Barat sebesar 64.6 mg P kg-1.

Provinsi Jawa Tengah memiliki kisaran nilai HCl-Pi antara 25.9 hingga 1033 mg P kg-1. Borobudur memiliki nilai HCl-Pi terbesar yaitu 1033 mg P kg-1, sedangkan nilai HCl-Pi terendah berada di Batang yaitu sebesar 25.9 mg P kg-1. Provinsi Jawa Tengah memiliki nilai rata-rata HCl-Pi sebesar 340 mg P kg-1. Provinsi Jawa Timur memiliki kisaran nilai HCl-Pi antara 137 mg P kg-1 hingga 569 mg P kg-1. Ponorogo memiliki nilai HCl-Pi terbesar di provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 569 mg P kg-1, sedangkan nilai terendah berada di

Jenis Tanah NaOH-Pi NaOH-Po

Rata-rata (mg P kg-1)

StDev Rata-rata

(mg P kg-1)

StDev

Inceptisols 116a 72.9 66.8a 28.0

Ultisols 194a 31.7 97.0a 0.80

30

Bojonegoro yaitu sebesar 137 mg P kg-1.Provinsi Jawa Timur memiliki nilai rata-rata HCl-Pi sebesar 265 mg P kg-1.

Tabel 12. HCl-Pi pada Tanah Sawah di Pulau Jawa

Provinsi Lokasi HCl-Pi

(mg P kg-1)

Jawa Barat Karawang 35.8

Jatisari 97.3 Pamanukan 45.9 Indramayu 58.3 Palimanan 43.4 Cicalengka 77.5 Cikarawang 94.2 Rata-rata 64.6

Jawa Tengah Brebes 180

Suradadi 75.8 Batang 25.9 Kendal 258 Demak 286 Jekulo 566 Borobudur 1033 Kutoarjo 134 Karanganyar 144 Buntu 188 Jogjakarta 854 Rata-rata 340

Jawa Timur Bojonegoro 137

Tambak Rejo 194

Nganjuk 157

Jombang 270

Ponorogo 569

Rata-rata 265

HCl-Pi adalah fraksi P yang diinterpretasikan sebagai Ca-P yang mempunyai kelarutan rendah (Schmidt et al. 1996). Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki nilai rata-rata HCl-Pi yang lebih besar dibandingkan Provinsi Jawa barat, namun diantara ketiga provinsi tersebut Jawa Tengah memiliki nilai rata-rata HCl-Pi terbesar. Besarnya nilai HCl-Pi di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur diduga karena tingginya kadar Cadd di dalam tanah.

31

Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki nilai rata-rata Cadd yang sangat tinggi sebesar 21.2 cmol+ kg-1 dan 37.5 cmol+kg-1 pada analisis pendahuluan.

Menurut Brady (1990) ketersediaan P dalam tanah basa ditentukan sebagian besar oleh kelarutan senyawa kalsium fosfat (Ca-P) yang ditemukan. Penggendapan Ca-P ditentukan oleh tinggi atau rendahnya konsentrasi ion Ca2+ dan tingginya pH tanah (Mengel dan Kirkby 1982).

Perbedaan nilai HCl-Pi pada setiap lokasi dapat dilihat pada Tabel 13. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh lokasi tidak nyata terhadap nilai HCl-Pi, -Po. Hasil uji yang tidak nyata diduga karena standar deviasi antar lokasi yang berbeda satu sama lain. Variasi yang timbul dapat disebabkan karena sebaran pemupukkan P yang bervariasi di setiap lokasi.

Tabel 13. Perbedaan Nilai HCl-Pi pada Setiap Lokasi

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak berbeda nyata pada Uji Tukey (P < 0.05).

Perbedaan nilai HCl-Pi pada setiap jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 14. Hasil analisis statistik menyatakan bahwa pengaruh tanah tidak nyata terhadap nilai HCl-Pi. Tanah Inceptisols memiliki nilai HCl-Pi sebesar 188 mg P kg-1. Tanah Ultisols memiliki nilai HCl-Pi sebesar 60.1 mg P kg-1. Tanah Vertisols memiliki nilai HCl-Pi sebesar 395 mg P kg-1.

Lokasi HCl-Pi

Rata-rata

(mg P kg-1)

StDev

Jawa Barat 64.7a 25.1

Jawa Tengah 340a 332

32

Tabel 14. Perbedaan Nilai HCl-Pi pada Setiap Jenis Tanah

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom, tidak

Dokumen terkait