• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum UMKM Pangan Kota Palembang

Kota Palembang terletak di Provinsi Sumatera Selatan pada koordinat 2°52’- 3°5’ Lintang selatan dan 104°52’ - 104°52’ Bujur Timur. Kota Pelembang memiliki luas wilayah administratif 400,61 km² yang secara administratif terbagi atas 16 kecamatan dan 107 keluruhan. Kota Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan dengan batas wilayah yaitu sebelah utara, timur dan barat dengan kabupaten Banyu Asin, sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Muara Enim (Pemerintah Kota Palembang 2016).

Kota Palembang merupakan sentra produksi produk pangan seperti halnya pempek, Kerupuk Kemplang dan lainya yang menjadi makanan khas dari Kota Palembang sendiri. Pempek, Kerupuk Kemplang merupakan makanan yang bahan baku nya berasal dari ikan sagu dan tepung yang merupkan hasil pertanian dan perikanan yang ada di Kota Palembang. Beberapa daerah sentra produksi utama Pempek, Kerupuk kemplang dan lainnya terdapat di kecamatan Ulu 1-7 dan Kecamatan 26 dan 27 Ilir.

Dilihat dari total unit usaha kecamatan sukarami memiliki unit usaha UMKM terbesar yaitu sebesar 4.700 unit usaha. Kecamatan Sukarami memiliki unit usaha mikro sebanyak 897 unit usaha, usaha kecil sebanyak 3.103 dan usaha menengah sebanyak 700 unit usaha. Perkembangan UKM per Kecamatan Kota Palembang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Perkembangan UKM Per kecamatan Kota Palembang No Kecamatan

Unit Usaha Total

Mikro Kecil Menengah Unit

Usaha 1 Ilir Barat II 357 1 322 287 1 966 2 Gandus 133 496 107 736 3 Seberang Ulu I 589 2 063 457 3 109 4 Kertapati 123 376 82 581 5 Seberang Ulu II 597 1 932 433 2 962 6 Plaju 122 443 117 682 7 Ilir Barat I 399 1 801 389 2 589 8 Bukit Kecil 320 1 103 246 1 669 9 Ilir Timur I 960 3 827 952 5 739 10 Kemuning 213 927 201 1 341 11 Ilir Timur II 920 3 332 778 5 030 12 Kalidoni 189 839 111 1 139 13 Sako 387 1 455 305 2 147 14 Samatang Borang 130 497 123 750 15 Sukarami 897 3 103 700 4 700 16 Alang-alang lebar 196 3 827 952 1 271 Jumlah 6 532 24 393 5 486 36 411

Sumber : Dinas Koperasi UMKM Kota Palembang 2016

Karakteristik UMKM Pangan Berdaya Saing di Kota Palembang 1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi karakteristik responden dari penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lama usaha, dan jenis usaha. Sampel yang

17 digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 UMKM Pangan Berdaya Saing Kota Palembang.

Berdasarkan data, dapat diketahui bahwa persentase responden yang berjenis kelamin wanita 25 orang (83.3 %), dan pria 5 orang (16.7%), menunjukkan sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah wanita. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 7 menunjukkan bahwa persentase responden berusia 51-60 tahun merupakan responden terbanyak dalam penelitian (11 orang atau 37%) usia 41-50 tahun sebanyak 7 orang (23%), responden berusia 31-40 tahun sebanyak 6 orang (20%), responden berusia 20-30 tahun sebanyak 5 orang (16.7%) dan responden berusia 61-70 tahun sebanyak 1 orang (3.3%).

Tabel 7. Karakteristik responden berdasarkan usia Usia Responden (Tahun) Persentase (%)

20-30 16.7 31-40 20 41-50 23 51-60 37 61-70 3.3 Total 100

Sumber : Data primer (2016)

3. Karakteristik Responden berdasarkan jumlah tenaga kerja

Tabel 8 menyajikan bahwa persentase responden dengan tenaga kerja 1-10 orang sebanyak 27 UMKM (90%), responden dengan tenaga kerja 11-20 orang sebanyak 2 UMKM (6.6%) dan responden yang mempunyai tenaga kerja sebanyak 21-30 orang sebanyak 1 UMKM 3.4%.

Tabel 8. Karakteristik responden berdasarkan jumlah tenaga kerja Jumlah Tenaga kerja (orang) Persentase (%)

1-10 90

11-20 6.6

21-30 3.4

Total 100

Sumber : Data primer (2016)

4. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa persentase responden yang mempunyai tingkat pendidikan SMA sebanyak 14 orang (46.6%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 7 orang (23.4%), tingkat pendidikan SD sebanyak 6 orang (20%), dan tingkat pendidikan sarjana sebanyak 3 orang dengan persentase 10%.

18

Tabel 9. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Persentase (%)

SMA 46.6

SMP 23.4

SD 20

Sarjana 10

Total 100

Sumber : Data primer (2016)

5. Karakteristik Responden berdasarkan omset penjualan

Berdasarkan data pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa persentase responden yang mempunyai omset penjualan antara Rp 1.000.000-10.000.000 sebanyak 20 UMKM (66.7%), omset penjualan Rp 11.000.000 – 20.000.000 sebanyak 3 UMKM (10%) dan omset penjualan Rp 21.000.000 – 30.000.000 sebanyak 7 UMKM (23.3%).

Tabel 10. Karakteristik responden berdasarkan omset penjualan

Omset Penjualan (Rp) Persentase (%)

1.000.000 – 10.000.000 66.7

11.000.000 – 20.000.000 10

21.000.000 – 30.000.000 23.3

Total 100

Sumber : Data primer (2016)

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal UMKM Pangan Berdaya Saing di Kota Palembang

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perusahaan merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan, baik dari lingkungan eksternal maupun internal. Begitu juga dengan UMKM Pangan yang ada di Kota Palembang, dalam usaha mengembangkan usaha dan meningkatkan daya saing produk UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang, dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh UMKM Pangan yang ada di Kota Palembang, sedangkan faktor-faktor eksternal meliputi peluang dan ancaman bagi UMKM yang ada di Kota Palembang.

Analisis Faktor Internal UMKM Pangan Berdaya Saing Kota Palembang

Analisis faktor internal terdiri dari faktor-faktor kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang terdiri dari Sembilan faktor dan faktor kelemahan UMKM Kota Palembang terdiri dari tujuh faktor. Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan tersebut adalah:

a. Kekuatan :

Setelah melakukan wawancara dan observasi maka didapatkan kekuatan dari UMKM Pangan Kota Palembang terdiri dari:

19 1. Keberagaman produk UMKM pangan

Keberagaman produk UMKM pangan berdaya saing adalah salah satu kekuatan yang dimiliki oleh UMKM Pangan berdaya saing yang ada di Kota Palembang. Produk UMKM pangan seperti pempek mempunyai lebih kurang 13 variasi rasa dan bentuk yaitu, pempek kapal selam, pempek telor, pempek lenjer, pempek adaan, pempek keriting, pempek keriting, pempek pistel, pempek kulit, pempek panggang, pempek lenggang, otak-otak, pempek tahu, tekwan dan model. Begitu juga dengan kerupuk kemplang dan makanan khas Palembang lainnya yang mempunyai variasi dan rasa berbeda-beda dan beraneka macam.

Keberagaman produk UMKM pangan berdaya saing ini menjadi suatu kekuatan, karena konsumen mendapatkan pilihan yang banyak, sehingga dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen dan pasar. Faktor ini juga yang akhirnya dapat mengikat konsumen untuk tetap setia terhadap produk UMKM pangan berdaya saing yang ada di Kota Palembang.

2. Makanan khas Palembang

UMKM pangan berdaya saing yang ada di Palembang merupakan makanan yang paling dicari jika wisatawan pergi ke Kota Palembang. Oleh karena itu sebagai makanan khas daerah merupakan kekuatan bagi UMKM pangan yang ada di Kota Palembang ini.

Untuk menemukan pempek di Kota Palembang ini tidak sulit karena banyak pedagang pempek yang menjualnya di warung, di restoran atau di pikul. Makanan khas Palembang ini juga menjadi tujuan wisata kuliner bagi turis lokal ataupun mancanegara.

Makanan khas Palembang ini telah membuat konsumen menjadikan produk ini menjadi daya tarik sendiri untuk wisatawan dan faktor ini yang akan mengikat dan membuat konsumen selalu membeli produk dari UMKM Pangan di Kota Palembang.

3. Lokasi Strategis

Lokasi tempat menjual pempek menjadi penentu dalam peningkatan daya saing untuk pengembangan UMKM pangan yang ada di Kota Palembang, karena syarat utama dalam sebuah lokasi itu adalah aksesibilitas, yaitu tingkat kemudahan di dalam mencapai dan menuju arah suatu lokasi yang ditinjau dari lokasi di sekitarnya (Tarigan 2006).

Lokasi strategis menjadi kekuatan tersendiri bagi UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang. Lokasi tempat penjualan makan khas Palembang ini terdapat di daerah tempat wisata dan keramaian, serta lokasi tempat penjualan pangan olahan ini ada disentranya sendiri-sendiri.

4. Harga Produk Terjangkau

Harga produk yang dipasarkan oleh UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang sangat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Harga jual yang ditawarkan pedagang-pedagang kecil atau UMKM ini lebih murah dari yang ditawarkan di Toko-toko besar. Rataanya Rp 80.000-100.000/kg. Untuk setiap Komoditas (Pempek dan kerupuk kemplang).

20

5. Bahan baku bermutu

Bahan Baku dengan mutu baik akan menghasilkan produk, baik dan sebaliknya jika mutu bahan baku buruk akan menghasilkan produk buruk (Holidin 2011). Oleh karena itu, bahan baku yang digunakan oleh UMKM Pangan di Palembang bermutu seperti ikan, tepung dan bahan tambahan lainnya, sehingga produk yang dihasilkan juga bermutu.

Bahan baku bermutu ini menjadi kekuatan tersendiri bagi UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang akan menghasilkan produk enak dan sehat, sehingga akan menjadi UMKM berdaya saing, baik dalam usaha yang sama atau dengan usaha berbeda.

6. Mutu produk sesuai dengan harapan konsumen

Sejalan dengan pernyataan Gatchallan dalam Hubeis (2000) yang berpendapat bahwa mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen dalam standar dan spesifikasi), terutama sifat organoleptiknya. Selera konsumen juga harus selalu diperhatikan oleh produsen, karena dengan adanya perhatian lebih terhadap rasa dari produk yang dibuat akan membuat konsumen tersebut membeli lagi produk yang dihasilkan.

Mutu produk sesuai dengan harapan konsumen merupakan suatu kekuatan yang akan menunjang daya saing dan perkembangan produk UMKM pangan yang dihasilkan.

7. Sistem pembayaran dan pemesanan berbasis teknologi

Pemesanan produk UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang ini sudah menggunakan teknologi sehingga dapat memudahkan konsumen dalam membeli produk yang diinginkan, teknologi yang digunakan oleh UMKM Pangan yang ada di kota Palembang seperti, Short Message Service (SMS), Facebook, Instagram, dan telpon.

Menurut Syuhada dan Gambetta (2013), media sosial tersebut digunakan oleh mayoritas penduduk di Indonesia sehingga dengan adanya sistem pembayaran berbasis teknologi merupakan kekuatan sendiri bagi UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang, sehingga dapat meningkatkan penjualan setiap harinya.

8. Memiliki kemasan label sendiri

Salah satu kekuatan yang mendukung pemasaran produk UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang adalah adanya kemasan label sendiri yang sudah dimilikinya. Kemasan produk ini berupa kertas dan plastik yang berukuran sesuai dengan ukuran masing-masing produk UMKM pangan berdaya saing. Selain kemasan UMKM pangan berdaya saing ini sudah memiliki label produk sendiri yang diberi nama sesuai dengan nama toko nya.

Kemasan ini bertujuan untuk tetap menjaga kesegaran dan mutu produk agar tahan lama dan tidak mudah basi. Label pada kemasan merupakan merek dagang agar produk UMKM pangan berdaya saing dapat dikenali oleh pelanggan di tengah maraknya produk sejenis dari para pesaing lainnya. Adanya kemasan dan label ini dapat memberikan nilai tambah bagi produk UMKM pangan berdaya saing.

21 9. Label halal

Label halal yang ada pada kemasan yang digunakan untuk produk di UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang merupakan suatu kekuatan karena dengan adanya label halal tersebut dapat menjamin produk tersebut Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Label halal berfungsi meyakinkan konsumen akan produk yang dihasilkan dan mempunyai daya tarik sendiri, apalagi umat muslim, sehingga akan dapat meningkatkan daya saing produk dan nilai tambahnya. b. Kelemahan

Setelah melakukan wawancara terhadap UMKM Pangan di Kota Palembang didapatkan kelamahan yang terdiri dari:

1. Kurangnya kegiatan promosi

Promosi adalah kegiatan yang memberikan informasi atau mengingatkan konsumen mengenai produk, atau merek tertentu (Madura 2001). Promosi merupakan salah satu penentu produk tersebut dapat diterima oleh konsumen atau tidak, jika promosi yang dilakukan tidak sampai ke konsumen, maka produk yang dijual tidak dapat bertahan lama di pasaran.

UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang selama ini masih mengandalkan promosi dari mulut kemulut (word of mouth), sehingga produk yang dihasilkan masih dipasarkan sebatas daerah tersebut dan belum menyebar luas sampai daerah dan negara lain. Untuk pameran-pameran yang diadakan oleh pemerintah baru sebagian UMKM yang mengikuti pameran tersebut dan UMKM yang lainnya belum bisa mengikutinya karena berbagai alasan.

Promosi yang dilakukan oleh UMKM Pangan berdaya saing Kota Palembang selama ini kurang maksimal. Dalam hal ini, pasar produk UMKM pangan olahan masih terbuka lebar dan seharusnya UMKM Pangan olahan Kota Palembang harus memaksimalkan secara optimal penggunaan internet sebagai media promosi yang cukup menjanjikan. Dalam memasuki pasar baru sebuah produk harus melalui kegiatan promosi berkelanjutan. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat membuat UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang harus benar-benar bisa menghasilkan produk yang bermutu.

2. Pengetahuan SDM masih rendah

Pengetahuan dan kemampuan diperlukan dalam pembuatan produk olahan pangan. Pelaku UMKM harus benar-benar tahu tentang higenitas dan sanitasi lingkunan dalam mengolah pangan. Sesuai dengan pernyataan Munandar (2008), proses terbentuknya perilaku organisasi dimulai dari terbentuknya perilaku individu, kemudian perilaku individu membentuk perilaku kelompok dan perilaku kelompok menggambarkan perilaku organisasi.

3. Belum adanya kontrak dengan pemasok

Dalam melakukan pemasaran yang luas seharusnya para pelaku UMKM pangan harus mempunyai kontrak dengan pemasok, sehingga kerjasama yang dilakukan tidak hanya kesepakatan harga. Belum adanya

22

kontrak ini membuat kelompok tani (poktan) ini masih sulit dalam memasarkan produk yang dihasilkan.

4. Teknologi yang digunakan masih sederhana

UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang ini masih banyak yang belum menggunakan teknologi produksi modern, terbiasa menggunakan cara konvensional, karena cara tersebut lebih mudah dan hanya perlu beberapa orang karyawan.

5. Kurangnya informasi proses produksi

Kurangnya informasi proses produksi yang menjadi kelemahan UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang. Salah satu penyebabnya adalah kurang aktifnya UMKM ini dalam keanggotaan usaha seperti halnya GAPEHAM (Gabungan Pengusaha Hendicraft dan Makanan) dimana dalam keanggotaan tersebut akan dilakukan pembinaan secara simultan terhadap UMKM yang ada di Kota Palembang.

6. Akses ke perbankan masih rendah

Menurut Ervia et al. (2015) UMKM mempunyai beberapa tantangan seperti keterbatasan akses untuk modal, bahan baku, teknologi Informasi dan SDM dalam hal ini UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang pada umumnya hanya menggunakan modal pribadi masing-masing, karena akses ke perbankan masih rendah dan ketakukan masyarakat akan hutang. Modal yang digunakan relatif kecil, sehingga masih kurang optimal dalam menjalankan usaha.

7. Belum adanya arsip pembukuan keuangan yang baik

UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang masih menggunakan cara sederhana dalam mencatat hasil penjualan dan pendapatan, sehingga tidak diketahui secara pasti mengenai data penjualan dan jumlah permintaan. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya SDM yang dapat menangani masalah keuangan dan administrasi.

Analisis Faktor Eksternal UMKM Pangan Berdaya Saing Kota Palembang

Analisis faktor eksternal terdiri dari faktor-faktor peluang dan ancaman. Faktor peluang yang dimiliki oleh UMKM Pangan berdayas saing Kota Palembang terdiri dari lima faktor dan faktor ancaman yang dihadapi oleh UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang terdiri dari empat faktor. Faktor-faktor peluang dan ancaman tersebut adalah:

a. Peluang

1. Pasar produk UMKM pangan dalam dan luar negeri masih terbuka lebar Peluang terbesar dari produk UMKM pangan adalah pasar yang masih terbuka lebar baik itu di dalam ataupun di luar negeri. Produk UMKM pangan berdaya saing yang dihasilkan di Kota Palembang ini sangat khas sehingga merupakan peluang menarik minat masyarakat terhadap produk pangan olahan Kota Palembang. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan UMKM Pangan berdaya saing Kota Palembang dapat memenuhi kebutuhan konsumen-konsumen yang ada di Indonesia dan Negara lain.

23 2. Terbentuknya asosiasi kelompok usaha

Terbentuknya asosiasi kelompok usaha UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang ini merupakan suatu peluang yang dimiliki UMKM. Adanya asosiasi-asosiasi tersebut dapat membantu mengakses pasar yang lebih luas dan sebagai ajang mempromosikan produk UMKM Pangan berdaya saing. Menurut (Ferdinand, 2014), daya saing yang tinggi akan tercipta jika ada keterkaitan antara usaha menengah, kecil dan Mikro. 3. Program pelatihan dari pemerintah

Sebagian dari UMKM Pangan berdaya saing yang ada di Kota Palembang masih merasa dukungan pemerintah terhadap usahanya masih kecil, tetapi pemerintah telah melakukan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan proses produksi, proses pengemasan, dan pemerintah telah menyebarkan sarana produksi, meskipun tidak semua dari UMKM tersebut menerimanya.

4. Loyalitas Pelanggan

Pelanggan yang dimiliki oleh masing-masing UMKM pangan yang ada di Kota Palembang cukup banyak, namun terdapat pelanggan setia yang selalu membeli produk yang ditawarkan. Pelanggan tersebut seperti Hotel, Kantor pemerintahan, dan sekolah-sekolah yang ada di Kota Palembang. Hal ini dapat dijadikan peluang bagi UMKM Pangan berdaya saing Kota Palembang untuk selalu menjaga mutu produk sesuai dengan selera pelanggan, sehingga kepercayaan pelanggan dapat terjaga.

5. Pelanggan baru yang selalu meningkat

Kota Palembang merupakan kota wisata yang setiap harinya ada wisatawan luar dan dalam negeri yang berkunjung, sehingga peluang penganan khas Kota Palembang ini juga semakin banyak dan pelanggan baru setiap harinya akan semakin meningkat. Adanya pelanggan baru ini membuat UMKM pangan berdaya saing yang ada di Palembang semakin mempunyai penambahan omset dan pelanggan setiap harinya.

b. Ancaman

1. Infrastruktur yang belum memadai

Infrastruktur yang belum memadai di Kota Palembang menjadi ancaman tersendiri bagi UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang, karena untuk menghasilkan produk UMKM pangan berdaya saing yang bermutu harus disertai dengan infrastruktur yang bagus.

2. Mutu Bahan baku tidak sesuai dengan harapan

Semua produk yang dihasilkan tidak semuanya seperti yang diharapkan, sehingga jenis produk yang seperti ini bisa menjadi ancaman terhadap keberlangsungan UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang. Untuk menghasilkan produk menurut yang diinginkan harus dibuat Standar Operating Procedure (SOP) yang akan membuat produk yang dihasilnya terjaga rasa dan mutunya.

3. Harga bahan baku fluktuatif

Harga bahan baku yang tidak menentu menjadi salah satu ancaman bagi UMKM. Hal tersebut membuat UMKM pangan berdaya saing mengalami kerugian disebabkan fluktuatifnya harga bahan baku. UMKM harus bisa menanggulangi hal tersebut dengan melakukan kontrak dengan

24

pemasok bahan baku. Cara tersebut dapat mengurangi ancaman terhadap naik turunnya harga bahan baku.

4. Tingkat persaingan dengan usaha sejenis

Persaingan antar pelaku usaha merupakan salah satu ancaman yang dihadapi oleh UMKM Pangan Kota Palembang, sehingga peran penting dari kelompok atau asosiasi usaha menjadi diperlukan. Kelompok ini harus benar-benar menjaga komitmen dan kejujuran diantara anggota kelompok, agar proses produksi dan mutu produk yang dihasilkan sesuai prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.

Analisis Matriks IFE

Faktor-faktor yang menyusun matriks IFE adalah faktor-faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan pada UMKM Pangan berdaya saing Kota Palembang terdiri dari: keberagaman produk UMKM pangan berdaya saing yang merupakan makanan khas daerah, lokasi strategik, harga terjangkau, bahan baku bermutu, mutu produk sesuai harapan konsumen, sistem pembayaran dan pemesanan yang berbasis teknologi, memiliki kemasan dan label sendiri, serta label halal. Sedangkan faktor kelemahan terdiri dari: kurangnya kegiatan promosi, pengetahuan SDM masih rendah, belum adanya kontrak dengan pemasok, teknologi yang digunakan masih sederhana, kurangnya informasi proses produksi, akses keperbankan masih rendah dan belum adanya arsip pembukuan keuangan yang baik. Hasil analisis matrik IFE dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil analisis matriks IFE

No Faktor Internal Bobot

(A) Rating (B) Skor (AxB) 1 Kekuatan

Keberagaman produk UMKM 0.071 3.8 0.270

2 Lokasi Strategik 0.065 4 0.258

3 Merupakan makanan khas daerah 0.068 3.6 0.232

4 Harga terjangkau 0.064 3.6 0.232

5 Bahan baku bermutu 0.072 4 0.288

6 Mutu produk sesuai harapan konsumen 0.069 4 0.277

7 Sistem pembayaran dan pemasaran berbasis

teknologi

0.066 3.2 0.210

8 Memiliki kemasan label sendiri 0.069 3.8 0.260

9 Label halal

Kelemahan

0.057 3.6 0.204

10 Kurangnya kegiatan promosi 0.060 1.4 0.084

11 Pengetahuan SDM masih rendah 0.056 1.4 0.078

12 Belum adanya kontrak dengan pemasok 0.052 1.6 0.082

13 Teknologi yang digunakan masih sederhana 0.055 1.4 0.076

14 Kurangnya informasi proses produksi 0.065 1.2 0.078

15 Akses ke perbankan masih rendah 0.055 1.2 0.066

16 Belum adanya arsip pembukuan keuangan yang

baik

0.055 1.6 0.088

Total 1.000 43.4 2.802

25 Berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE pada Tabel 11, terlihat faktor kekuatan menduduki peringkat pertama dengan nilai tertimbang 0,288 adalah bahan baku bermutu. Faktor ini menjadi salah satu kekuatan yang sangat penting dalam pengembangan UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang. Dengan bahan baku yang bermutu membuat produk UMKM pangan berdaya saing dan memiliki nilai tambah yang diharapkan menarik minat masyarakat.

Pada faktor kelemahan, belum adanya arsip pembukuan keuangan yang baik memiliki nilai tertimbang tertinggi (0.149). Belum adanya arsip pembukuan ini menjadi kelemahan UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang dalam mengembangkan usahanya. Bobot skor total diperoleh 2.802, menunjukkan UMKM Pangan berdaya saing di kota Palembang memiliki posisi internal sedang artinya UMKM memiliki peluang berkembang dengan baik, namun belum secara optimal menggunakan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan.

Analisis Matriks EFE

Matriks EFE berguna untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor eksternal yang memengaruhi UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang dalam UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang adalah pasar produk UMKM dalam dan luar negeri masih terbuka lebar, terbentuknya asosiasi kelompok usaha, program pelatihan dari pemerintah, loyalitas pelanggan, dan pelanggan baru yang semakin meningkat. Sedangkan ancaman yang dihadapi adalah infrastruktur yang belum memadai, mutu komoditas tidak sesuai dengan harapan, harga bahan baku yang fluktuatif, dan tingkat persaingan dengan usaha sejenis. Hasil analisa matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil analisa matriks EFE

No Faktor Eksternal Bobot

(A) Rating (B) Skor (AxB) 1 Peluang

Pasar produk UMKM dalam dan luar negeri masih terbuka lebar

0.123 3.8 0.467

2 Terbentuknya asosiasi kelompok usaha 0.125 3.8 0.475 3 Program pelatihan dari pemerintah 0.122 3.6 0.403

4 Loyalitas pelanggan 0.117 3.4 0.397

5 Pelanggan baru selalu meningkat Ancaman

0.115 3.8 0.437

6 Insfrastruktur belum memadai 0.108 2 0.216

7 Mutu komoditas tidak sesuai harapan 0.107 2 0214 8 Harga bahan baku fluktuatif 0.102 1.8 0.183 9 Tingkat persaingan dengan usaha sejenis 0.091 1.6 0.145

Total 1.000 25,8 2.939

Sumber: Data Primer (2016)

Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa faktor peluang yang menduduki peringkat pertama dengan nilai tertimbang

Dokumen terkait