• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Karakteristik Sosial Demografi

Jenis Kelamin. Jumlah mahasiswa yang menjadi contoh dalam penelitian adalah 160 mahasiswa IPB penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 47, 48, dan 49. Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari separuh mahasiswa berjenis kelamin perempuan.

10

Tabel 3 Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

n %

Laki-laki 58 36,3

Perempuan 102 63,7

Total 160 100,0

Uang saku. Jumlah uang saku mahasiswa dalam penelitian berkisar antara Rp600.000,00 hingga Rp1.400.000,00. Tabel 4 memperlihatkan sebaran mahasiswa berdasarkan besarnya total uang saku per bulan yang dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu kurang dari sama dengan Rp600.000,00 dan lebih dari Rp600.000,00.

Tabel 4 Sebaran mahasiswa berdasarkan total uang saku per bulan

Uang saku (Rp) Jumlah

n %

≤ 600.000 72 45,0

> 600.000 88 55,0

Total 160 100,0

Min-max 600.000-1.400.000

Sebanyak 55 persen mahasiswa dalam penelitian memiliki uang saku tambahan selain dari beasiswa Bidikmisi setiap bulannya. Sumber uang saku tambahan tersebut digolongkan menjadi tiga kelompok (Tabel 5) yaitu bersumber dari beasiswa selain bidikmisi (1,1%), keluarga (79,6%), dan bekerja (19,3).

Tabel 5 Sebaran mahasiswa berdasarkan sumber uang saku tambahan per bulan

Sumber uang saku tambahan* Jumlah n % Beasiswa lain 1 1,1 Keluarga 70 79,6 Bekerja 17 19,3 Total 88 100,0

Keterangan: *) Jawaban boleh lebih dari satu

Pendapatan Keluarga. Pendapatan keluarga mahasiswa berkisar antara Rp500.000,00 hingga Rp3.000.000,00. Rata-rata pendapatan keluarga mahasiswa adalah sebesar Rp1.154.062,50. Berdasarkan Tabel 6, mayoritas keluarga mahasiswa memiliki pendapatan keluarga kurang dari dan sama dengan Rp1.000.000. Selain itu juga terdapat 3 keluarga mahasiswa yang tidak memiliki pendapatan keluarga.

Tabel 6 Sebaran mahasiswa berdasarkan pendapatan keluarga

Pendapatan Keluarga Jumlah

n % Tidak berpenghasilan 3 1,9 ≤ 1.000.000 107 66,9 1.000.001-3.000.000 50 31,2 Total 160 100,0 Min-max 0-3.000.000

11

Besar Keluarga. Penggolongan besar keluarga mahasiswa merujuk pada NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) dimana dibedakan menjadi keluarga kecil dengan jumlah anggota kurang dari sama dengan empat orang dan keluarga besar dengan anggota lebih dari empat orang. Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar keluarga mahasiswa (61,3%) berada pada kategori keluarga besar.

Tabel 7 Sebaran mahasiswa berdasarkan besar keluarga

Besar Keluarga Jumlah

n %

Kecil (≤4 orang) 62 38,7

Besar (>4 orang) 98 61,3

Total 160 100,0

Nilai

Menurut Schwartz (1994), nilai berfungsi sebagai panduan prinsip dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 8 dapat diketahui bahwa sebagian besar empat dimensi nilai berada pada kategori sedang, nilai keamanan (51,2%), nilai harga diri (47,5%), dan nilai pencapaian prestasi (53,8%).

Tabel 8 Sebaran mahasiswa berdasarkan kategori nilai

Dimensi nilai Jumlah

n % Kemanan Rendah (skor < 6) 11 6,9 Sedang (skor 6) 82 51,2 Tinggi (skor > 7 ) 67 41,9 Total 160 100,0 Harga diri Rendah (skor 6-7 ) 9 5,6 Sedang (skor 8-9) 76 47,5 Tinggi (skor 10-12) 75 46,9 Total 160 100,0 Pemenuhan diri Rendah (skor 6-7 ) 5 3,1 Sedang (skor 8-9) 75 46,9 Tinggi (skor 10-12) 80 50,0 Total 160 100,0 Pencapaian prestasi Rendah (skor 10-13 ) 2 1,2 Sedang (skor 14-16 ) 86 53,8 Tinggi (skor 17-20) 72 45,0 Total 160 100,0

Pengetahuan tentang Bidikmisi

Pengetahuan mahasiswa dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa 73,1 persen mahasiswa berada pada kategori sedang, dan hanya 6,3 persen yang berada pada kategori tinggi.

12

Tabel 9 Sebaran mahasiswa berdasarkan pengetahuan tentang beasiswa bidikmisi

Pengetahuan Jumlah n % Rendah (skor 3-5) 33 20,6 Sedang (skor 6-8) 117 73,1 Tinggi (skor 9-10) 10 6,3 Total 160 100,0 Rata-rata±SD 6,46±1,693

Sikap Terhadap Penggunaan Dana Bidikmisi

Sikap terhadap pengalokasian dana bidikmisi menggambarkan keyakinan mahasiswa terhadap berbagai atribut dan manfaat dari beasiswa bidikmisi. Keyakinan perilaku dan evaluasi hasil terhadap penggunaan dana bidikmisi masing-masing terdiri dari lima pernyataan di mana pernyataan-pernyataan tersebut saling berkaitan. Data yang disajikan pada Tabel 10 menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang menjawab setuju pada seluruh pernyataan.

Tabel 10 Sebaran mahasiswa berdasarkan jawaban mengenai sikap terhadap penggunaan dana bidikmisi

No Pernyataan STS

*

TS* S* SS*

n % n % n % n %

Keyakinan perilaku

1 Jika menggunakan dana

beasiswa bidikmisi sesuai tujuan maka tidak akan mendapatkan kesulitan dalam menempuh pendidikan

2 1,3 1 0,6 109 68,1 48 30,0

2 Jika menggunakan dana

beasiswa bidikmisi sesuai tujuan maka tidak akan mendapatkan kesulitan keuangan

1 0,6 15 9,4 109 68,1 35 21,9

3 Jika menggunakan dana

beasiswa bidikmisi sesuai tujuan maka telah melaksanakan kewajiban dengan baik

0 0,0 8 5,0 115 71,9 37 23,1

4 Jika menggunakan dana

beasiswa bidikmisi sesuai tujuan maka akan dapat

mempertanggungjawabkan dana tersebut

0 0,0 2 1,3 121 75,6 37 23,1

5 Jika menggunakan dana

beasiswa bidikmisi sesuai tujuan maka akan dapat memenuhi semua kebutuhan perkuliahan

1 0,6 41 25,6 108 67,5 10 6,3

Evaluasi hasil

1 Penting untuk terhindar dari kesulitan selama menempuh pendidikan

1 0,6 17 10,6 103 64,4 39 24,4

2 Penting untuk terhindar dari kesulitan keuangan

13 Lanjutan Tabel 10 No Pernyataan STS * TS* S* SS* n % n % n % n %

3 Penting untuk melaksanakan

kewajiban dengan baik

0 0,0 2 1,3 90 56,3 68 42,5

4 Penting untuk dapat

mempertanggungjawabkan dana beasiswa Bidikmisi

0 0,0 0 0,0 98 61,2 62 38,8

5 Penting untuk dapat memenuhi

semua kebutuhan perkuliahan

0 0,0 5 3,1 114 71,3 41 25,6

Keterangan: *)STS=Sangat tidak setuju, TS=Tidak setuju, S=Setuju, SS=Sangat setuju

Tabel 11 menunjukkan sebaran mahasiswa berdasarkan sikap terhadap beasiswa Bidikmisi. Dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki skor sikap dengan kategori sedang. Hanya ada 17 mahasiswa yang berada pada kategori rendah.

Tabel 11 Sebaran mahasiswa berdasarkan sikap terhadap beasiswa bidikmisi

Sikap Jumlah n % Rendah (skor 22-41) 17 10,6 Sedang (skor 42-60) 110 68,8 Tinggi (skor 61-80) 33 20,6 Total 160 100,0 Min-max 22-80 Rata-rata±SD 51,02±10,89 Norma Subjektif

Norma subjektif merupakan faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan oleh mahasiswa dalam penggunaan dana beasiswa bidikmisi. Norma subjektif dibentuk oleh keyakinan normatif (normative beliefs) dan motivasi untuk mengikuti (motivation to comply). Keyakinan normatif merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang tentang bagaimana orang-orang yang penting disekitarnya/kelompok referensi berharap ia harus atau tidak harus melakukan sesuatu sedangkan motivasi untuk mengikuti merupakan keinginan seseorang untuk mengikuti harapan tersebut (Fishbein dan Ajzen 1975).

Berdasarkan Tabel 12 mengenai keyakinan normatif, lebih dari separuh mahasiswa merasa yakin bahwa orang-orang penting di sekitarnya berpikir agar dirinya menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk kelancaran pendidikan. Lebih dari delapan puluh persen mahasiswa merasa bahwa dosen adalah kelompok referensi yang memiliki harapan terhadap penggunaan dana beasiswa bidikmisi, namun sebanyak 85 persen mahasiswa lebih memilih untuk mengikuti harapan dari sahabat dibandingkan kelompok referensi lainnya. Norma subjektif dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori rendah (skor 19-39), kategori sedang (skor 40-60), dan skor tinggi (61-81). Tujuh puluh lima persen norma subjektif yang dimiliki oleh mahasiswa berada pada kategori sedang.

14

Tabel 12 Sebaran mahasiswa berdasarkan jawaban mengenai norma subjektif

No Inti Pernyataan STS

*

TS* S* SS*

n % n % n % n %

Keyakinan normatif

1 Dosen menyarankan untuk

menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk kelancaran biaya pendidikan

0 0,0 11 6,9 130 81,3 19 11,9

2 Teman kuliah menyarankan untuk

menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk kelancaran biaya pendidikan

1 0,6 22 13,8 124 77,5 13 8,1

3 Orang tua menyarankan untuk

menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk kelancaran biaya pendidikan

1 0,6 3 1,9 102 63,8 54 33,8

4 Sahabat menyarankan untuk

menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk kelancaran biaya pendidikan

1 0,6 12 7,5 124 77,5 23 14,4

5 Teman paguyuban bidikmisi

menyarankan untuk menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk kelancaran biaya pendidikan

2 1,3 11 6,9 121 75,6 26 16,3

Motivasi untuk mengikuti

1 Kemungkinan besar mengikuti

pendapat dosen untuk menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk hal yang menunjang pendidikan

0 0,0 19 11,9 121 75,6 20 3,0

2 Kemungkinan besar mengikuti

pendapat teman kuliah untuk menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk hal yang menunjang pendidikan

2 1,3 21 13,1 122 76,3 15 2,9

3 Kemungkinan besar mengikuti

pendapat orang tua untuk menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk hal yang menunjang pendidikan

0 0,0 4 2,5 102 63,8 54 3,3

4 Kemungkinan besar mengikuti

pendapat sahabat untuk menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk hal yang menunjang pendidikan

0 0,0 10 6,3 136 85,0 14 3,0

5 Kemungkinan besar mengikuti

pendapat teman paguyuban

bidikmisi untuk menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk hal yang menunjang pendidikan

3 1,9 16 10,0 125 78,1 16 10,0

15

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki skor norma subjektif dengan kategori sedang. Hanya ada 24 mahasiswa yang berada pada kategori rendah.

Tabel 13 Sebaran mahasiswa berdasarkan norma subjektif terhadap beasiswa bidikmisi Sikap Jumlah n % Rendah (skor 19-39) 24 15,0 Sedang (skor 40-60) 120 75,0 Tinggi (skor 61-80) 16 10,0 Total 160 100,0 Min-max 19-80 Rata-rata±SD 47,71±10,58 Kontrol Perilaku

Kontrol perilaku yang dirasakan dibangun dari keyakinan kontrol dan kekuatan kontrol yang dimiliki individu. Berdasarkan data yang dilihat dari Tabel 14 mengenai keyakinan kontrol, sebagian besar mahasiswa sudah memahami kebutuhan dan perencanaan keuangannya. Lebih dari tujuh puluh persen kontrol perilaku yang dirasakan oleh mahasiswa berada pada kategori sedang. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 14 Sebaran mahasiswa berdasarkan jawaban kontrol perilaku

No Pernyataan STS

*

TS* S* SS*

n % n % n % n %

Keyakinan kontrol

1 Sudah memahami kebutuhan 0 0,0 16 10,0 131 81,9 13 8,1

2 Sudah memikirkan perencanaan

keuangan

0 0,0 21 13,1 116 72,5 23 14,4

3 Sudah memahami perencanaan

keuangan

0 0,0 37 23,1 106 66,3 17 10,6

4 Sudah membuat perencanaan

keuangan

0 0,0 42 26,3 101 63,1 17 10,6

Kekuatan kontrol

1 Yakin dapat menggunakan dana

beasiswa bidikmisi sesuai tujuannya jika sudah memahami kebutuhan

1 0,6 6 3,8 123 76,9 30 18,8

2 Yakin dapat menggunakan dana

beasiswa bidikmisi sesuai tujuannya jika sudah memikirkan perencanaan keuangan

1 0,6 14 8,8 116 72,5 29 18,1

3 Yakin dapat menggunakan dana

beasiswa bidikmisi sesuai tujuannya jika sudah memahami perencanaan keuangan

1 0,6 7 4,4 123 76,9 29 18,1

4 Yakin dapat menggunakan dana

beasiswa bidikmisi sesuai tujuannya jika sudah membuat perencanaan keuangan

1 0,6 16 10,0 113 70,6 30 18,8

16

Tabel 15 menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki skor control perilaku dengan kategori sedang. Hanya ada 24 mahasiswa yang berada pada kategori rendah.

Tabel 15 Sebaran mahasiswa berdasarkan kontrol perilaku yang dirasakan terhadap beasiswa bidikmisi

Sikap Jumlah n % Rendah (skor 11-29) 24 15,0 Sedang (skor 30-48) 117 73,1 Tinggi (skor 49-64) 19 11,9 Total 160 100,0 Min-max 11-64 Rata-rata±SD 36,64±8,99

Niat Pengalokasian Dana Beasiswa Bidikmisi

Niat pengalokasian dana beasiswa bidikmisi merupakan kemungkinan mahasiswa untuk menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk berbagai kebutuhannya. Niat tersebut menggambarkan alokasi penggunaan dana mahasiswa. Niat menggunakan dana beasiswa bidikmisi dalam penelitian dikategorikan menjadi delapan bagian yang masing-masing menggambarkan alokasi dana terbesar yang akan dikeluarkan mahasiswa. Pilihan pengalokasian dana tersebut diantaranya untuk kebutuhan diktat kuliah, kesehatan, pangan, tempat tinggal, transportasi, tabungan, pakaian, dan rekreasi. Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar mahasiswa berniat mengalokasikan dana beasiswa bidikmisi untuk kebutuhan kelancaran pendidikan, diktat kuliah, kesehatan, dan pangan.

Tabel 16 Sebaran mahasiswa berdasarkan jawaban niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi

Kebutuhan Mahasiswa

Berniat Tidak Berniat

n % n % Diktat kuliah 110 68,7 50 31,3 Kesehatan 85 53,1 75 46,9 Pangan 115 71,9 45 28,1 Tempat tinggal 44 27,5 116 72,5 Transportasi 22 13,7 138 86,3 Tabungan 75 46,9 85 53,1 Pakaian 5 3,1 155 96,9 Rekreasi 33 20,6 127 79,4

Penggunaan Dana Beasiswa Bidikmisi

Penggunaan dana beasiswa Bidikmisi dalam penelitian ini dikategorikan menjadi sepuluh bagian yang masing-masing menggambarkan pengeluaran dikeluarkan mahasiswa. Pilihan penggunaan dana tersebut di antaranya untuk diktat kuliah, kesehatan, pangan, tempat tinggal, transportasi, tabungan, pakaian, dan rekreasi. Berdasarkan Tabel 17, sebagian besar mahasiswa setuju telah

17

menggunakan dana beasiswa Bidikmisi lebih besar untuk kebutuhan kelancaran pendidikan, diktat kuliah, dan pangan.

Tabel 17 Sebaran mahasiswa berdasarkan jawaban penggunaan dana beasiswa bidikmisi

Kebutuhan Mahasiswa

Berniat Tidak Berniat

n % n % Diktat kuliah 102 63,8 58 36,2 Kesehatan 74 46,3 86 53,2 Pangan 120 75,0 40 25,0 Tempat tinggal 44 27,5 116 72,5 Transportasi 21 13,1 139 86,9 Tabungan 60 37,5 100 62,5 Pakaian 8 5,0 152 95,0 Rekreasi 43 26,9 117 73,1

Hubungan Sikap terhadap Beasiswa Bidikmisi, Norma Subjektif, dan Kontrol Perilaku dengan Niat Menggunakan Beasiswa Bidikmisi

Hasil uji korelasi antara sikap terhadap beasiswa bidikmisi, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan dengan niat pengalokasian dana beasiswa bidikmisi ditunjukkan pada Tabel 18 dan Tabel 19.

Tabel 18 Hubungan sikap terhadap beasiswa bidikmisi, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan dengan niat pengalokasian beasiswa bidikmisi

Variabel

Koefisien Korelasi Pearson Niat untuk Diktat

Kuliah Niat untuk Kesehatan Niat untuk Pangan Niat untuk Tempat tinggal Sikap 0,276** 0,082 0,077 0,016 Norma Subjektif 0,339** 0,072 0,081 -0,041 Kontrol Perilaku 0,300** 0,136 0,162* 0,103

Keterangan:*) nyata pada P<0,05 **) nyata pada P<0,01

Pada tabel 18 dan 19 dapat dilihat bahwa sikap terhadap beasiswa bidikmisi, norma subjektif, dan kontrol perilaku berhubungan dengan niat pengalokasian dana beasiswa bidikmisi untuk kelancaran pendidikan dan niat pengalokasian dana beasiswa bidikmisi untuk dikat kuliah. Kontrol perilaku dengan niat menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk pangan pun menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan posiif dengan koefisien korelasi sebesar 0,162 (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar kontrol perilaku yang dirasakan maka semakin besar niat pengalokasian dana beasiswa bidikmisi untuk pangan.

Tabel 19 Hubungan sikap terhadap beasiswa bidikmisi, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan dengan niat pengalokasian beasiswa bidikmisi

Variabel

Koefisien Korelasi Pearson Niat untuk Transportasi Niat untuk Tabungan Niat untuk Pakaian Niat untuk Rekreasi Sikap -0,061 0,167* -0,145 0,111 Norma Subjektif 0,051 0,124 -0,173* 0,121 Kontrol Perilaku 0,062 0,207** -0,067 0,128

18

Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Niat Penggunaan Dana Beasiswa Bidikmisi

Tabel 20 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang berpengaruh terhadap niat pengalokasian dana beasiswa bidikmisi untuk diktat kuliah. Diduga, hal yang mempengaruhi niat penggunaan dana beasiswa Bidikmisi adalah hal lain yang tidak diteliti dalam penelitian. Menurut Ajzen (1991) Terdapat variabel yang berhubungan dengan keyakinan-keyakinan tersebut yang pada akhirnya dapat memengaruhi niat seseorang. Variabel-variabel tersebut disebut sebagai faktor latar belakang (background factors). Faktor latar belakang tersebut terbagi menjadi tiga bagian yakni bagian individu, sosial demografi, dan informasi. Bagian individu terdiri dari sikap secara umum dan kepribadian. Bagian sosial demografi meliputi usia, jenis kelamin, dan lain-lain. bagian informasi terdiri dari pengetahuan, pengalaman, dan lainnya.

Tabel 20 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk diktat kuliah

No Variabel Β 0 = tidak berniat 1 = berniat Sig Exp (β)

1 Sikap 0,070 0,379 1,072

2 Norma subjektif 0,122 0,087 1,129

3 Kontrol perilaku 0,012 0,896 1,012

4 Nilai keamanan -0,027 0,921 0,973

5 Nilai harga diri 0,219 0,138 1,245

6 Nilai pemenuhan diri -0,014 0,944 0,987

7 Nilai pencapaian prestasi 0,031 0,822 1,032

8 Pengetahuan 0,181 0,092 1,199

Keterangan:*) nyata pada P<0,05 **) nyata pada p<0,01

Niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk kesehatan hanya dipengaruhi oleh nilai keamanan (Tabel 21). Nilai keamanan memiliki pengaruh positif terhadap niat menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk kesehatan. Artinya, semakin tinggi nilai keamanan mahasiswa maka semakin besar pula niat untuk menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk kesehatan.

Tabel 21 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk kesehatan

No Variabel 0 = tidak berniat 1 = berniat

Β Sig Exp (β)

1 Sikap 0,028 0,696 1,028

2 Norma subjektif -0,028 0,647 0,972

3 Kontrol perilaku -0,026 0,746 0,974

4 Nilai keamanan 0,761 0,004 2,140

5 Nilai harga diri -0,004 0,947 0,996

6 Nilai pemenuhan diri 0,012 0,945 1,012

7 Nilai pencapaian prestasi 0,018 0,888 1,018

8 Pengetahuan 0,286 0,007 1,331

19

Pada Tabel 22 diketahui bahwa tidak ada variabel yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa Bidikmisi untuk pangan.

Tabel 22 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk pangan

No Variabel 0 = tidak berniat 1 = berniat

Β Sig Exp (β)

1 Sikap -0,131 0,093 0,878

2 Norma subjektif 0,010 0,887 1,010

3 Kontrol perilaku 0,099 0,289 1,104

4 Nilai keamanan 0,049 0,861 1,051

5 Nilai harga diri 0,216 0,161 1,241

6 Nilai pemenuhan diri 0,368 0,052 1,445

7 Nilai pencapaian prestasi 0,014 0,920 1,014

8 Pengetahuan -0,200 0,074 0,818

Keterangan:*) nyata pada P<0,05 **) nyata pada p<0,01

Pada Tabel 23 diketahui bahwa tidak ada variable yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa Bidikmisi untuk tempat tinggal.

Tabel 23 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk tempat tinggal

No Variabel Β 0 = tidak berniat 1 = berniat Sig Exp (β)

1 Sikap 0,001 0,991 1,001

2 Norma subjektif -0,090 0,188 0,914

3 Kontrol perilaku 0,069 0,420 1,071

4 Nilai keamanan 0,406 0,136 1,501

5 Nilai harga diri -0,078 0,615 0,925

6 Nilai pemenuhan diri 0,062 0,739 1,064

7 Nilai pencapaian prestasi 0,103 0,446 1,108

8 Pengetahuan 0,145 0,196 1,156

Keterangan:*) nyata pada P<0,05 **) nyata pada p<0,01

Tabel 24 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk transportasi. Diduga, hal yang mempengaruhi niat penggunaan dana beasiswa Bidikmisi adalah hal lain yang tidak diteliti dalam penelitian.

Tabel 24 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk transportasi

No Variabel Β 0 = tidak berniat 1 = berniat Sig Exp (β)

1 Sikap -0,102 0,335 0,903

2 Norma subjektif 0,115 0,189 1,121

3 Kontrol perilaku 0,027 0,807 1,027

4 Nilai keamanan -0,029 0,930 0,971

5 Nilai harga diri 0,043 0,820 1,043

6 Nilai pemenuhan diri -0,031 0,899 0,970

7 Nilai pencapaian prestasi 0,075 0,665 1,078

8 Pengetahuan -0,046 0,747 0,955

20

Tabel 25 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk tabungan. Diduga, hal yang mempengaruhi niat penggunaan dana beasiswa Bidikmisi adalah hal lain yang tidak diteliti dalam penelitian.

Tabel 25 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk tabungan

No Variabel Β 0 = tidak berniat 1 = berniat Sig Exp (β)

1 Sikap 0,062 0,368 1,064

2 Norma subjektif 0,011 0,851 1,011

3 Kontrol perilaku 0,110 0,169 1,117

4 Nilai keamanan 0,169 0,489 1,184

5 Nilai harga diri -0,061 0,655 0,940

6 Nilai pemenuhan diri 0,209 0,228 1,232

7 Nilai pencapaian prestasi -0,093 0,461 0,911

8 Pengetahuan -0,131 0,185 0,877

Keterangan:*) nyata pada P<0,05 **) nyata pada p<0,01

Tabel 26 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk pakaian.

Tabel 26 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk pakaian

No Variabel Β 0 = tidak berniat 1 = berniat Sig Exp (β)

1 Sikap 0,298 0,118 1,347

2 Norma subjektif -0,092 0,619 0,912

3 Kontrol perilaku -0,570 0,054 0,565

4 Nilai keamanan 0,495 0,559 1,640

5 Nilai harga diri 0,250 0,550 1,285

6 Nilai pemenuhan diri 0,596 0,311 1,816

7 Nilai pencapaian prestasi 0,071 0,835 1,073

8 Pengetahuan -0,132 0,681 0,876

Keterangan:*) nyata pada P<0,05 **) nyata pada p<0,01

Tabel 27 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk rekreasi.

Tabel 27 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk rekreasi

No Variabel Β 0 = tidak berniat 1 = berniat Sig Exp (β)

1 Sikap 0,037 0,685 1,038

2 Norma subjektif -0,042 0,590 0,959

3 Kontrol perilaku 0,140 0,194 1,150

4 Nilai keamanan -0,114 0,710 0,892

5 Nilai harga diri 0,015 0,923 1,015

6 Nilai pemenuhan diri 0,535 0,011 1,078

7 Nilai pencapaian prestasi -0,179 0,251 0,836

8 Pengetahuan -0,083 0,497 0,920

21

Pembahasan

Theory of Planned Behavior (TPB) menyatakan bahwa niat adalah salah satu penentu langsung perilaku yang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Cheng 2011). Ketiga komponen penentu langsung niat itu pun dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu karakteristik sosial demografi, karakteristik individu, dan informasi yang dimiliki. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) faktor lingkungan memiliki pengaruh yang kuat pada pembentukan sikap dengan membentuk jenis, jumlah, kualitas informasi, dan pengalaman yang tersedia. Proses keputusan seseorang dipengaruhi oleh budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi (Lee

at all 2009).

Nilai merupakan bagian dari karakteristik individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga diri muncul sebagai dimensi nilai yang memiliki proporsi terbanyak pada kategori tinggi sedangkan nilai keamanan muncul sebagai dimensi nilai yang memiliki proporsi paling rendah untuk kategori tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gurey-Atay et al. (2010) di Amerika yang menunjukkan bahwa nilai sosial telah mengalami banyak pergeseran sejak tahun 1976-2007. Saat ini harga diri menjadi nilai sosial yang paling dianggap penting oleh orang Amerika sedangkan nilai keamanan muncul sebagai nilai yang paling kurang dipentingkan. Hal tersebut bukan tidak mungkin terjadi pula pada kondisi sosial di Indonesia.

Sikap terhadap penggunaan beasiswa Bidikmisi berada pada kategori sedang. Dari hasil jawaban mahasiswa, sebagian besar mahasiswa setuju bahwa jika mereka menggunakan dana beasiswa Bidikmisi untuk kelancaran pendidikan maka akan terhindar dari kesulitan dalam menempuh pendidikan, akan terhindar dari kesulitan keuangan, akan melaksanakan kewajiban dengan baik, akan dapat mempertanggungjawabkan dana beasiswa Bidikmisi, akan dapat memenuhi semua kebutuhan perkuliahan. Hal tersebut memperlihatkan kuatnya keyakinan perilaku yang dimiliki oleh mahasiswa. Keyakinan perilaku merupakan keyakinan yang terkait dengan atribut objek atau keyakinan yang terkait dengan akibat yang ditimbulkan oleh suatu tindakan (Fishbein & Ajzen 1975). Sikap yang dipegang dengan penuh keyakinan biasanya akan jauh diandalkan untuk membimbing perilaku. Bila keyakinan rendah, konsumen mungkin merasa tidak nyaman dengan bertindak berdasarkan sikap mereka yang sudah ada (Siragusa & Dixon 2009).

Salah satu komponen Theory of Planned Behavior yaitu norma subjektif memperlihatkan hasil bahwa lebih dari 80 persen mahasiswa merasa bahwa dosen adalah kelompok referensi yang memiliki harapan terhadap penggunaan dana beasiswa bidikmisi, namun sebanyak 85 persen mahasiswa lebih memilih untuk mengikuti harapan dari sahabat dibandingkan kelompok referensi lainnya. Menurut Ajzen (1985), pada umumnya seseorang yang memiliki keyakinan bahwa orang-orang penting di sekitarnya berpikir bahwa ia harus melakukan suatu perilaku maka ia akan merasakan tekanan sosial untuk melakukan perilaku tersebut, sebaliknya jika ia memiliki keyakinan bahwa orang-orang penting disekitarnya berpikir ia tidak boleh melakukan suatu perilaku maka ia akan menghindari perilaku tersebut. Semakin erat hubungan psikologis antara

22

mahasiswa dengan orang yang dianggap penting, maka akan semakin besar pula tekanan sosial yang dirasakan. Nampaknya, itulah yang menyebabkan mengapa mahasiswa dalam penelitian ini lebih memilih untuk mengikuti harapan dari sahabat karena bagi mahasiswa yang sudah tinggal jauh dari keluarga, sahabat merupakan orang yang paling dekat baik secara geografis maupun psikologis. Selain itu, menurut Wijaya (2007) figur-figur sosial yang penting bisa saja termasuk teman dekat.

Kontrol perilaku mahasiswa berada pada kategori sedang. sebagian besar mahasiswa memiliki keyakinan bahwa mereka sudah memahami kebutuhan, sudah memikirkan perencanaan keuangan, dan sudah memahami perencanaan keuangan, dan sudah membuat perencanaan keuangan. Namun, dari keempat macam keyakinan kontrol tersebut, keyakinan bahwa mereka sudah membuat perencanaan keuangan berada pada persentase terkecil. Kontrol perilaku dibangun dari keyakinan kontrol (control beliefs) dan kekuatan kontrol (power of control factors) dan kekuatan kontrol (power of control factors). Keyakinan kontrol mengacu pada keyakinan yang dimiliki seseorang mengenai kemudahan atau kesulitan melakukan suatu perilaku sedangkan kekuatan kontrol adalah keyakinan seseorang akan adanya hambatan yang terantisipasi dalam melakukan suatu perilaku (Ajzen 1991).

Hasil peneltian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa berniat untuk menggunakan dana beasiswa bidikmisi untuk diktat kuliah, kesehatan, dan pangan. Namun, pada penggunaan dana beasiswa Bidikmisi, hanya sebagian kecil mahasiswa yang menggunakan dana beasiswa Bidikmisi untuk kesehatan. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena adanya perubahan kebutuhan yang dirasakan oleh mahasiswa. Kebutuhan dan keinginan muncul karena seseorang merasakan ketidaknyamanan antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesuangguhnya dirasakan (Pradeep 2012). Kemudian, kebutuhan mahasiswa lainnya seperti tempat tinggal, transportasi, tabungan, pakaian, dan rekreasi diduga dipenuhi dengan menggunakan dana dari sumber lain.

Hasil uji hubungan juga menunjukkan bahwa sikap terhadap beasiswa bidikmisi, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan berhubungan dengan niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk dikat kuliah. Kontrol perilaku dengan niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk pangan pun menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan, hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar kontrol perilaku yang dirasakan maka semakin besar niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk pangan. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa norma subjektif memiliki hubungan negatif dengan niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk pakaian. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar norma subjektif yang dirasakan mahasiswa maka semakin kecil niat penggunaan dana beasiswa bidikmisi untuk pakaian. Hasil penelitian ini

Dokumen terkait