Hasil
Sifat Tanah pH Tanah
Data pengamatan pH tanah pada 8 MST dari masing – masing perlakuan disajikan pada Lampiran 4 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 5. Hasil dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap rataan pH tanah disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.pH Tanah Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan pH Kriteria*
Kontrol 6.60 Netral
Pupuk Kandang 6.92 Netral
Biochar sekam padi 6.83 Netral
Kompos Jerami 6.59 Netral
Pukan + Biochar sekam padi 6.96 Netral
Pukan + Kompos Jerami 6.56 Netral
Kompos Jerami + Biochar sekam padi 6.46 Netral Pukan + Biochar sekam padi + Kompos
Jerami 6.81 Netral
Keterangan * : kriteria berdasarkan Jones, Wolf and Mills. 1991
Dari Tabel 1. diketahui bahwa rataan pH tanah berkisar antara 6.46 – 6.96. Berdasrkan hasil analisis sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan bahan organik.Walaupun demikian, dapat dilihat bahwa pada beberapa perlakuan pengaplikasian bahan organik nilai pH tanah lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi bahan organik. C – Organik Tanah
Data hasil analisis C- Organik pada tanah sawah dari masing – masing perlakuan disajikan pada Lampiran 6 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 7.Dari hasi analisis sidik ragam diketahui bahwa
pemberian berbagai bahan organik berpengaruh nyata terhadap nilai C- Oranik tanah. Hasil dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap C – Organik tanah disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. C – Organik Tanah Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan C - Organik (%) Kriteria*
Kontrol 2.616 a Sedang
Pupuk Kandang 3.734 b Tinggi
Biochar sekam padi 3.511 b Tinggi
Kompos Jerami 3.779 b Tinggi
Pukan + Biochar sekam padi 3.448 b Tinggi
Pukan + Kompos Jerami 3.448 b Tinggi
Kompos Jerami + Biochar sekam padi 3.600 b Tinggi Pukan + Biochar sekam padi + Kompos Jeram 3.689 b Tinggi Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf pada kolom yang sama
berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan
* : Kriteria berdasarkan Balai Penelitian Tanah . 2005
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan berbagai bahan organik dengan kontrol.Dari tabel dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara masing – masing perlakuan bahan organik. Terjadi peningkatan C – Organik dari sedang(kontrol) hingga tinggi (berbagai bahan organik). Diantara perlakuan bahan organik, pemberian kompos jerami memberikan rataan C – Organik tanah tertinggi.
P - Tersedia Tanah
Data hasil analisis P – tersedia pada tanah sawah dari masing – masing perlakuan disajikan pada Lampiran 8 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 9.Dari hasi analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian berbagai bahan organik berpengaruh nyata terhadap nilai P –
31
tersedia tanah. Hasil dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap nilai P – tersedia pada tanah sawah disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. P – Tersedia Tanah Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan P - Tersedia
(ppm) Kriteria*
Kontrol 11.97 a Rendah
Pupuk Kandang 31.84 b Sedang
Biochar sekam padi 26.24 b Sedang
Kompos Jerami 28.37 b Sedang
Pukan + Biochar sekam padi 27.71 b Sedang
Pukan + Kompos Jerami 28.24 b Sedang
Kompos Jerami + Biochar sekam padi 27.31 b Sedang Pukan + Biochar sekam padi + Kompos Jeram 34.51 b Sedang Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf pada kolom yang sama
berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan
* : Kriteria berdasarkan Balai Penelitian Tanah. 2005
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan berbagai bahan organik dengan kontrol.Dari tabel dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara masing – masing perlakuan bahan organik.Terjadi peningkatan P tersedia dari rendah (kontrol) hingga sedang (berbagai bahan organik).Dilihat dari nilai rataannya, pemberian pupuk kandang + biochar sekam padi + kompos jerami memberikan rataan P – tersedia tanah tertinggi.
Zn - Tersedia Tanah
Data hasil analisis Zn – tersedia pada tanah sawah dari masing – masing perlakuan disajikan pada Lampiran 10 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 11.Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian berbagai bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap nilai
Zn – tersedia tanah. Hasil dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap Zn – tersedia tanah disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Zn - Tersedia Tanah Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan Zn – Tersedia (ppm) Kriteria*
Kontrol 58.66 Tinggi
Pupuk Kandang 59.72 Tinggi
Biochar sekam padi 61.16 Tinggi
Kompos Jerami 57.85 Tinggi
Pukan + Biochar sekam padi 65.48 Tinggi
Pukan + Kompos Jerami 59.51 Tinggi
Kompos Jerami + Biochar sekam padi 58.62 Tinggi Pukan + Biochar sekam padi + Kompos Jerami 60.79 Tinggi
Keterangan * : Kriteria berdasarkan Dobermann dan Fairhust. 2000
Dari Tabel 4. diketahui bahwa rataan Zn – tersedia tanah berkisar antara 57.85 – 65.48 ppm. Berdasrkan hasil analisis sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan bahan organik.Walaupun demikian, dapat dilihat bahwa tingkat ketersediaan Zn dalam tanah tinggi (kontrol dan bahan organik), dan perlakuan pupuk kandang + biochar sekam padi memberikan nilai Zn – Tersedia tanah tertinggi yaitu 65.48 ppm.
Pertumbuhan Tanaman P - Daun
Data hasil analisis P – daun dari masing – masing perlakuan disajikan pada Lampiran 12 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 13.Dari hasi analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian berbagai bahan organik berpengaruh nyata terhadap nilai P – daun. Hasil dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap nilai P – daun disajikan pada Tabel 5.
33
Tabel 5. P – Daun Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan P - Tersedia (%) Kriteria*
Kontrol 0.272 a Tinggi
Pupuk Kandang 0.308 b Tinggi
Biochar sekam padi 0.305 b Tinggi
Kompos Jerami 0.317 b Tinggi
Pukan + Biochar sekam padi 0.289 b Tinggi
Pukan + Kompos Jerami 0.292 b Tinggi
Kompos Jerami + Biochar sekam padi 0.250 b Tinggi Pukan + Biochar sekam padi + Kompos
Jerami 0.279 b Tinggi
Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan
* : Kriteria berdasarkan Jones, Wolf and Mills. 1991
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan berbagai bahan organik dengan kontrol.Dari tabel dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara masing – masing perlakuan bahan organik.Dilihat dari nilai rataannya, pemberian kompos jerami memberikan rataan P – daun tertinggi.
Zn - Daun
Data hasil analisis Zn – daun dari masing – masing perlakuan disajikan pada Lampiran 14 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 15.Dari hasi analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian berbagai bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap nilai Zn – daun. Hasil dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap Zn – daun disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Zn - Daun Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan Zn – Daun (ppm) Kriteria*
Kontrol 53.00 Sedang
Pupuk Kandang 57.33 Sedang
Biochar sekam padi 47.43 Sedang
Kompos Jerami 42.00 Sedang
Pukan + Biochar sekam padi 43.67 Sedang
Pukan + Kompos Jerami 50.33 Sedang
Kompos Jerami + Biochar sekam padi 50.67 Sedang Pukan + Biochar sekam padi + Kompos Jerami 44.67 Sedang
Keterangan * : Kriteria berdasarkan Jones, Wolf and Mills. 1991
Dari Tabel 6. diketahui bahwa rataan Zn – daun berkisar antara 42.00 – 57.33 ppm. Berdasrkan hasil analisis sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan bahan organik.Walaupun demikian, dapat dilihat bahwa tingkat ketersediaan Zn dalam tanaman sedang / optimum (kontrol dan bahan organik), dan perlakuan pupuk kandang memberikan nilai Zn – daun tertinggi yaitu 57.33 ppm.
Serapan P
Data hasil analisis serapan P dari masing – masing perlakuan disajikan pada Lampiran 16 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 17. Dari hasi analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian berbagai bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap serapan P. Hasil dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap serapan P disajikan pada Tabel 7.
35
Tabel 7. Serapan P Tanaman Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan Serapan P (g/tanaman)
Kontrol 6.85
Pupuk Kandang 10.02
Biochar sekam padi 4.88
Kompos Jerami 7.15
Pukan + Biochar sekam padi 6.34
Pukan + Kompos Jerami 7.00
Kompos Jerami + Biochar sekam padi 7.50
Pukan + Biochar sekam padi + Kompos Jerami 8.27
Dari Tabel 7. diketahui bahwa rataan serapan P berkisar antara 6.34 – 10.2 g/tanaman. Berdasrkan hasil analisis sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan bahan organik.Walaupun demikian, dapat dilihat perlakuan pupuk kandang memberikan nilai serapan P tertinggi yaitu 10.2 g/tanaman.
Serapan Zn
Data hasil analisis serapan Zn dari masing – masing perlakuan disajikan pada Lampiran 18 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 19. Dari hasi analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian berbagai bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap serapan Zn. Hasil dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap serapan Zn disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Serapan Zn Tanaman Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan Serapan Zn (g/tanaman)
Kontrol 0.10
Pupuk Kandang 0.08
Biochar sekam padi 0.06
Kompos Jerami 0.05
Pukan + Biochar sekam padi 0.07
Pukan + Kompos Jerami 0.06
Kompos Jerami + Biochar sekam padi 0.07
Pukan + Biochar sekam padi + Kompos Jerami 0.07
Dari Tabel 8. diketahui bahwa rataan serapan Zn berkisar antara 0.05 – 0.10 g/tanaman. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan bahan organik.
Tinggi Tanaman Padi Sawah
Data pengamatan tinggi tanaman dari 2 MST hingga 6 MST dari masing – masing perlakuan disajikan pada Lampiran 20 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 21. Hasil dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap rataan tinggi tanaman padi sawah dari 2 MST hingga 6 MST disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Tinggi Tanaman Padi Sawah Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
2 MST 4 MST 6 MST
Kontrol 86.60 97.13 102.33
Pupuk Kandang 87.60 100.70 105.80
Biochar sekam padi 88.67 101.23 107.63
Kompos Jerami 83.83 98.00 99.60
Pukan + Biochar sekam padi 89.17 102.30 104.00
Pukan + Kompos Jerami 84.57 99.90 101.40
37
Pukan + Biochar sekam padi + Kompos Jeram 83.33 102.00 104.77 Dari Tabel 9. diketahui bahwa rataan tinggi tanaman pada 2 MST berkisar antara 83.3 cm – 89.17 cm, pada 4 MST berkisar antara 97.13 cm – 102.30 cm, dan pada 6 MST berkisar 101.40 cm – 107.63 cm. Walaupun hasil analisis sidik ragam menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata, namun tinggi tanaman padi sawah dengan pengaplikasian bahan organik cenderung lebih tinggi dibandingkan tanpa diaplikasikan bahan organik ( kontrol ).
Jumlah Anakan Tanaman Padi Sawah
Data pengamatan jumlah anakan tanaman padi sawah dari 2 MST hingga 8 MST dari masing – masing perlakuan disajikan pada Lampiran 22 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 23. Hasi dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap rataan jumlah anakan tanaman padi sawah dari 2 MST hingga 8 MST disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah Anakan Tanaman Padi Sawah Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan Jumlah Anakan 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST Kontrol 15.67 18.67 23.00 28.67 Pupuk Kandang 14.33 19.33 23.00 25.67
Biochar sekam padi 14.33 19.00 22.00 24.67
Kompos Jerami 15.00 21.67 22.00 25.67
Pukan + Biochar sekam padi 15.67 23.00 26.67 29.33 Pukan + Kompos Jerami 13.67 16.00 20.00 23.33 Kompos Jerami + Biochar sekam padi 14.67 21.00 24.33 27.33 Pukan + Biochar sekam padi + Kompos Jeram 14.00 19.67 24.67 28.67
Dari Tabel 10. diketahui bahwa rataan jumlah anakan pada 2 MST berkisar antara 14.00 – 15.67 anakan, pada 4 MST berkisar antara 18.67 cm
– 23.00 anakan, pada 6 MST berkisar 20.00 cm – 26.67 anakan, dan pada 8 MST berkisar antara 23.33 – 29.33 anakan. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan bahan organik.Namun dari nilai rataan jumlah anakan, diperoleh hasil tertinggi pada perlakuan pupuk kandang + biochar sekam padi.
Bobot Kering Tajuk Tanaman Padi Sawah
Data bobot kering tajuk tanaman padi sawah pada Lampiran 24.dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 25. Hasil dari uji beda rataan dengan menggunakan uji Duncan terhadap bobot kering tajuk tanaman padi sawah disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Bobot Kering Tajuk Tanaman Padi Sawah Pada Berbagai Perlakuan Bahan Organik
Perlakuan Bobot Kering Tajuk (gr)
Kontrol 36.75
Pupuk Kandang 27.21
Biochar sekam padi 23.37
Kompos Jerami 26.03
Pukan + Biochar sekam padi 29.31
Pukan + Kompos Jerami 24.53
Kompos Jerami + Biochar sekam padi 27.70
Pukan + Biochar sekam padi + Kompos Jerami 30.05 Dari Tabel 11. diketahui bahwa rataan bobot kering tajuk tanaman padi sawah berkisar antara 23.37 – 36.75 gr. Berdasrkan hasil analisis sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dengan perlakuan berbagai bahan organik.
Pembahasan Sifat Tanah
39
Aplikasi berbagai bahan organik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap nilai pH tanah, dapat dilihat bahwa nilai pH tanah cenderung netral pada semua perlakuan.Hal ini diduga karena tanah yang digunakan adalah tanah yang bereaksi netral.Berdasarkan hasil analisis awal tanah, pH awal tanah 6.72.Pada tanah yang netral, kandungan besi yang dapat direduksinya rendah.Sehingga, proses reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ juga rendah atau bahkan tidak terjadi proses tersebut, sehingga pH tidak meningkat. Hal ini didukung pula oleh kondisi tanah yang tergenang, menyebabkan proses dekomposisi bahan organik berjalan lambat. Bahan organik berperan sebagai pendonor elektron dalam proses reduksi, sehingga ketika proses ini berjalan lambat, maka berbanding lurus dengan proses reduksi sehingga tidak terjadi kenaikan pH yang signifikan pada tanah. Sanchez (1993) menyatakan bahwa pada tanah yang netral, perubahan pH kecil sekali karena nilai kadar Fe3+ yang dapat direduksi sedikit, hal ini menyebabkan kenaikan Fe2+ sedikit. Reduksi besi dianggap reaksi yang paling penting di dalam tanah tergenang karena dapat menaikkan pH, dan pereputan bahan organik berjalan lebih lambat dalam tanah tergenang.
Pengaplikasian bahan organik meningkatkan kadar C – Organik tanah. Hasil analisis awal tanah menunjukkan kandungan C – Organik tanah sebesar 1,17% (rendah). Peningkatan ini terjadi karena masing - masing bahan organik yang digunakan menyumbangkan C – Organik ke tanah. Kadar C- Organik pada masing – masing bahan organik adalah sebagai berikut : pupuk kandang (9.21%), kompos jerami (8.39%), dan biochar sekam padi (3.6%). Sehingga pemberian berbagai jenis bahan organik
meningkatkan kandungan C – Organik tanah. Nuryani dan Handayani (2002) menyatakan bahwa bahan organik yang diberikan ke dalam tanah setelah mengalami proses dekomposisi, dapat meningkatkan kadar karbon dalam tanah juga asam – asam organik yang berasal dari pelapukan bahan organik. Hasil penelitian Batubara (2011) menunjukkan bahwa pemberian jerami dan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap C – Organik tanah dan tidak berpengaruh nyata pada parameter pertumbuhan tanaman.
Pemberian bahan organik memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketersediaan P tanah. Dari Tabel 3. diketahui ada kecenderungan peningkatan P – tersedia dari rendah (kontrol) menjadi sedang (berbagai bahan organik). Bahan organik yang memberikan rataan P – tersedia tertinggi adalah pupuk kandang + biochar sekam padi + kompos jerami.Hal ini diduga terjadi karena adanya interaksi yang positif dari kandungan masing – masing bahan organik.Seperti pupuk kandang dan kompos jerami yang mampu menyediakan hara P, dan kemampuan biochar sekam padi dalam meretensi hara P, sehingga unsur P – tersedia tanah menjadi meningkat. Simpson (1985) menyatakan bahwa pemberian satu ton pupuk kandang dan kompos jerami mampu mensuplai N, P, dan K dalam jumlah yang hampir sama dengan pemberian 50 – 100 kg pupuk anorganik. Bedasarkan hasil penelitian Hale et al (2013) membuktikan bahwa biochar mampu meretensi N dan P sehingga tidak mudah hanyut terbawa air dan akan tersedia bagi tanaman.
Bahan organik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap ketersediaan Zn di tanah.Walaupun demikian, dapat dilihat bahwa tingkat
41
ketersediaan Zn dalam tanah tinggi (kontrol dan bahan organik). Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya kadar Zn – tersedia tanah adalah kadar C – Organik tanah yang tinggi dan akumulasi Zn dari pupuk fospor yang digunakan. Zn membuat ikatan kompleks dengan asam – asam organik dari bahan organik tanah. Fraksi asam humik dan asam fulvik dalam bahan organik secara nyata dapat menyerap unsur Zn, sehingga ketersediaan Zn dalam tanah meningkat. Sillanpaa (1982) melaporkan bahwa dengan semakin bertambahnya C – Organik dalam tanah berakibat Zn yang dapat diekstrak bertambah pula. Selim (2015) juga mengemukakan bahwa pada beberapa contoh tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi akan meningkatkan retensi Zn, dan mengurangi pelepasannya ke dalam larutan tanah. Hal ini dapat terjadi karena asam – asam dari bahan organik akan membentuk ikatan kompleks dengan Zn.
C – Organik yang tinggi membantu mengingkatkan Zn – tersedia tanah. Zn – tersedia yang tinggi menyebabkan sebagian Zn tanah berikatan dengan P, membentuk Zn - P , sehingga kadar P dalam tanah menurun. Hal ini menunjukkan adanya sifat antagonistik antara P dan Zn dalam tanah, dimana semakin meningkatnya kandungan Zn dalam tanah maka akan menekan kadar P yang tersedia di tanah. Follet, et.al., (1981) menyatakan bahwa asam – asam yang berasal dari dekomposisi bahan organik mampu mengikat Zn dan menjadikannya tersedia. Zn yang tinggi akan dapat mengurangi jumlah unsur P dalam tanah. Hal ini desebabkan karena terbentuknya kompleks/ ikatan Zn – P di dalam larutan tanah (Barber, 1995).
Pertumbuhan Tanaman
Pemberian bahan organik berpengaruh nyata terhadap tinginya kadar P – daun, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar Zn - daun. Hal ini disebabkan karena unsur hara P yang tersedia di tanah, diserap oleh tanaman dan terakumulasi di tajuk tanaman, sehingga kadar P – daun menjadi tinggi. Tingginya kadar P di daun akan mengurangi kadar Zn. Selain itu, Zn pada tanah telah berikatan dengan P, membentuk ikatan Zn – P, sehingga jumlah Zn yang diserap tanaman menjadi sedikit. Sudaryono (2009) menjelaskan tanaman mengambil fospor dari dalam larutan tanah dalam bentuk orthophospat primer (H2PO4) yang berasal dari pupuk, mekanismenya melalui proses mass flow. Havlin, et.al., (1991), menyatakan bahwa dengan semakin bertambahnya serapan P akan dapat mengurangi penyerapan Zn dari tanah oleh akar. Hal senada juga dikemukakan oleh Adriano, et. al., (1971) , bahwa pemberian P dapat menghambat penyerapan Zn, translokasi, dan penggunaannya oleh tanaman.
Pengaplikasian bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap serapan P dan Zn tanaman.Meskipun demikian, serapan P yang lebih tinggi dibandingkan serapan Zn pada tanaman.Hal ini menunjukkan adanya sifat antagonistik antara P dan Zn di tanaman. Olsen (1972) menyatakan bahwa permasalahan Zn – P pada tanaman dapat disebabkan oleh (1) adanya interaksi Zn x P dalam tanah, (2) terhambatnya angkutan Zn dari akar ke bagian atas tanaman karena adanya P, (3) berkurangnya kadar Zn tanaman akibat respon tanaman terhadap pemberian P, (4) gangguan metabolik pada sel tanaman akibat ketidakseimbangan P dan Zn.
43
Pemberian berbagai bahan organik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan dan bobot kering tajuk. Hal ini terjadi karena bahan organik melepas unsur hara secaraslow release, sehingga efeknya terhadap pertumbuhan tanaman belum terlihat pada musim tanam pertama, namun akan memiliki terlihat pada musim tanam berikutnya. Arafah dan Sirappa (2003) yang menyatakan bahwa penggunaan bahan organik pada musim tanam pertama belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan komponen hasil padi, namun ada kecenderungan pertumbuhan dan hasil tanaman yang menggunakan bahan organik lebih tinggi dibanding tanpa pupuk organik baik secara tunggal maupun interaksinya dengan pupuk N, P, dan K.
Walaupun nilai tinggi tanaman, jumlah anakan dan bobot kering tajuk hampir sama pada masing – masing perlakuan..Tetapi dapat dilihat bahwa rataan tertinggi pada tinggi tanaman, bobot kering tajuk dan jumlah anakan adalah pada perlakuan yang diberi bahan organik biochar sekam padi dan pupuk kandang.Hal ini dikarenakan kandungan unsur hara pada biochar sekam padi dan pupuk kandang cukup tinggi, sehingga unsur tersebut menunjang pertumbuhan tanaman.Selain itu biochar sekam padi mampu mencegah tercucinya hara N. Biochar sekam padi meretensi hara N sehingga dapat diserap secara maksimal oleh tanaman.Hal ini sesuai dengan literatur Lehman et al (2003) yang menyatakan bahwa penambahan biochar nyata meningkatkan pertumbuhan nutrisi tanaman. Pencucian dari pupuk N berkurang nyata dengan adanya pemberian biochar, sedangkan pencucian Cu dan Mg diperlambat, dan juga literatur Hale et al (2013) membuktikan
bahwa biochar mampu meretensi N dan P sehingga tidak mudah hanyut terbawa air dan akan tersedia bagi tanaman.