• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Tabel 2. Hasil identifikasi karakter ubikayu Malaysia umur 3 bulan

Parameter Ciri-ciri

1. Umur mulai berbunga 2. Panjang/lebar lobus daun 3. Panjang petiole

4. Jumlah lobus daun 5. Warna petiole 6. Warna pucuk daun 7. Warna daun 8. Tinggi tanaman 9. Tinggi percabangan 10. Panjang ruas 11.Warna batang atas 12.Warna batang bawah 13. Warna kulit luar ubikayu 14. Warna kulit dalam ubikayu 15. Diameter ubikayu

16. Panjang ubikayu 17.Jumlah ubikayu

18..Hasil ubikayu (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 20.5 cm/30 cm 33.5 cm 9 Hijau Hijau tua Hijau gelap Umur 3 bulan: ±181.6cm Tidak ada cabang

±3.5 cm Hijau Abu-abu Coklat tua Gading 3 bulan : 2.35 cm 3 bulan : 22.25 cm 3 bulan : 18.33 3 bulan : 1.60 kg/tanaman

Adapun sampel ubikayu genotipe Malaysia di lampirkan pada Gambar 1 berikut

a.Pohon ubikayu Malaysia b. Daun pucuk

c. daun dan tangkai daun d. batang bawah, tengah dan atas

keterangan:

1. Kulit luar ubikayu 2. Kulit kedua ubikayu

3. Kulit dalam ubikayu 4. Warna ubikayu

1 2 3 4

Tabel 3. Hasil identifikasi karakter ubikayu Roti umur 3 bulan

Parameter Ciri-ciri

1. Umur mulai berbunga 2. Panjang/lebar lobus daun 3. Panjang petiole

4. Jumlah lobus daun 5. Warna petiole 6. Warna daun pucuk 7. Warna daun 8. Tinggi tanaman 9. Tinggi percabangan 10. Panjang ruas 11. Warna batang atas 12.Warna batang bawah 13. Warna kulit luar ubikayu 14.Warna kulit dalam ubikayu 15.Diameter ubikayu

16. Panjang ubikayu 17.Jumlah ubikayu

18.Hasil ubikayu (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 33.5 cm/4.6 cm 35 cm 7 Merah Hijau keunguan Hijau Umur 3 bulan: ± 204.55 cm Tidak ada cabang

± 2 cm Hijau Gading Coklat muda Gading 3 bulan : 1.84 cm 3 bulan : 15.70 cm 3 bulan : 15.77 3 bulan : 0.84 kg/tanaman

Adapun sampel ubikayu genotipe Roti di lampirkan pada Gambar 2 berikut ini :

a.Pohon ubikayu Roti b. Daun pucuk

c. Daun dan tangkai daun d. batang bawah, tengah, atas keterangan

1. Kulit luar ubikayu 2. Kulit kedua ubikayu

3. Kulit dalam ubikayu 4. Warna ubikayu

1 2 3 4

Tabel 4. Hasil identifikasi karakter ubikayu Adira 1 umur 3 bulan

Parameter Ciri-ciri

1. Umur mulai berbunga 2. Panjang/lebar lobus daun 3. Panjang petiole

4. Jumlah lobus daun 5. Warna petiole 6. Warna daun pucuk 7. Warna daun 8. Tinggi tanaman 9. Tinggi percabangan 10. Panjang ruas 11.Warna batang atas 12.Warna batang bawah 13. Warna kulit luar ubikayu 14. Warna kulit dalam ubikayu 15.Diameter ubikayu

16. Panjang ubikayu 17.Jumlah ubikayu

18.Hasil ubikayu (kg/tanaman)

Tidak ada bunga 20.5 cm/5 cm 35.5 cm 7 Hijau kemerahan Hijau keunguan Hijau terang Umur 3 bulan: ±144 cm Tidak bercabang ± 1.9 cm Hijau Gading Coklat muda Kuning 3 bulan : 1.82 cm 3 bulan : 15.67 cm 3 bulan : 15.77 3 bulan : 0.37 kg/tanaman

Adapun sampel ubikayu varietas Adira 1 di lampirkan pada Gambar 3 berikut ini :

a. Pohon ubikayu Adira 1 b. Daun pucuk

c. Daun dan tangkai daun d. Batang bawah, tengah dan atas keterangan

1. Kulit luar ubikayu 2. Kulit kedua ubikayu

3. Kulit dalam ubikayu 4. Warna ubikayu

1 2 3 4

Tinggi tanaman ubikayu 4 MST

Hasil pengamatan tinggi tanaman ubikayu 4 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 4 dapat diketahui bahwa perlakuan genotipe menunjukkan berbeda nyata pada tinggi tanaman ubikayu 4 MST, sedangkan asal stek dan interaksi antara genotipe dan asal stek tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman.

Rataan tinggi tanaman 4 MST (cm) dari genotipe dan asal stek dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tinggi tanaman 4 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan asal stek

Genotipe Asal stek Rataan

S1 S2 S3

G1 34,10 33,93 27,60 31,87 b

G2 66,23 68,53 62,60 65,78 a

G3 57,83 58,36 69,53 61,90 a

Rataan 52,72 53,61 53,24 53,19

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 5, diketahui bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi perlakuan genotipe terdapat pada G2 (65,78 cm) berbeda nyata dengan G1 (31,87 cm) namun tidak berbeda nyata dengan G3 (61,90 cm).

Tinggi tanaman ubikayu 8 MST

Hasil pengamatan tinggi tanaman ubikayu 8 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 7 dapat diketahui bahwa perlakuan genotipe menunjukkan berbeda nyata pada tinggi tanaman ubikayu 8 MST, sedangkan asal stek dan interaksi antara genotipe dan asal stek tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman.

Rataan tinggi tanaman 8 MST (cm) dari genotipe dan asal stek dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tinggi tanaman 8 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan asal stek

Genotipe Asal Stek Rataan

S1 S2 S3

G1 101,33 89,33 84,00 91,55 b

G2 137,50 136,63 128,16 134,09 a G3 137,60 153,83 156,66 149,36 a Rataan 125,47 126,59 122,94 125,00 Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 6, dapat diketahui bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi perlakuan

genotipe terdapat pada G3 (149,36 cm) yang berbeda nyata dengan G1 (91,55 cm) namun tidak berbeda nyata dengan G2 (134,09 cm).

Tinggi tanaman ubikayu 12 MST

Hasil pengamatan tinggi tanaman ubikayu 12 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 9 dapat diketahui bahwa perlakuan genotipe, asal stek dan interaksi antara genotipe dan asal stek menunjukkan tidak berbeda nyata pada tinggi tanaman ubikayu 12 MST.

Rataan tinggi tanaman 12 MST (cm) dari genotipe dan asal stek dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Tinggi tanaman 12 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan asal stek

Genotipe Asal stek Rataan

S1 S2 S3

G1 155,66 153,66 122,66 143,99

G2 179,00 184,33 181,66 181,66

G3 193,33 205,66 214,66 204,55

Rataan 175,99 181,21 172,99 176,73 Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak

berganda Duncan pada taraf 5%

Diameter batang 4 MST

Hasil pengamatan diameter batang ubikayu 4 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 12 dapat diketahui bahwa perlakuan genotipe menunjukkan

berbeda nyata pada diameter batang ubikayu 4 MST, sedangkan asal stek dan interaksi antara genotipe dan asal stek tidak berbeda nyata terhadap diameter batang.

Rataan diameter batang 4 MST (cm) dari genotipe dan asal stek dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Diameter batang 4 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan asal stek

Genotipe Asal Setek Rataan

S1 S2 S3

G1 0,63 0,66 0,60 0,63 c

G2 1,03 1,09 1,05 1,05 a

G3 0,89 0,90 0,84 0,87 b

Rataan 0,85 0,88 0,83 0,85

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 8, dapat dilihat bahwa perlakuan genotipe rataan diameter batang

tertinggi terdapat pada G2 (1.05 cm) berbeda nyata dengan perlakuan G3 (0,87 cm) dan G1 (0,63 cm).

Diameter batang 8 MST

Hasil pengamatan diameter batang ubikayu 8 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 14 dapat diketahui bahwa perlakuan genotipe menunjukkan berbeda nyata pada diameter batang ubikayu 8 MST, sedangkan asal stek dan interaksi antara genotipe dan asal stek tidak berbeda nyata terhadap diameter batang.

Rataan diameter batang 8 MST dari genotipe dan asal stek dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Diameter batang 8 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan asal stek

Genotipe Asal stek Rataan

S1 S2 S3

G1 1,28 1,33 1,19 1,27 b

G2 1,93 1,90 1,66 1,83 a

G3 1,35 1,80 1,73 1,62 a

Rataan 1,52 1,67 1,53 1,57

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 9, dapat dilihat bahwa perlakuan genotipe rataan diameter batang

tertinggi terdapat pada G2 (1.83 cm) berbeda nyata dengan G1 (1.26 cm) namun tidak berbeda nyata dengan G3 (1,62 cm).

Diameter batang 12 MST

Hasil pengamatan diameter batang ubikayu 12 MST dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 16 dapat diketahui bahwa perlakuan genotipe menunjukkan berbeda nyata pada diameter batang ubikayu 12 MST, sedangkan asal stek dan interaksi antara genotipe dan asal stek tidak berbeda nyata terhadap diameter batang.

Rataan diameter batang 12 MST (cm) dari genotipe dan asal stek dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Diameter batang 12 MST (cm) dengan perlakuan genotipe dan asal stek

Genotipe Asal stek Rataan

S1 S2 S3

G1 1,59 1,74 1,62 1,68 b

G2 2,40 2,29 2,04 2,24 a

G3 1,83 2,15 2,12 2,03 ab

Rataan 1,97 2,06 1,93 1,97

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 10, dapat dilihat bahwa perlakuan genotipe rataan diameter batang

tertinggi terdapat pada G2 (2,24 cm) berbeda nyata dengan G1 (1,65 cm) namun G3 (2,03 cm) tidak berbeda nyata dengan G2 (2,24 cm) dan G1 (1,65 cm).

Jumlah ubikayu per pohon

Hasil pengamatan jumlah ubikayu per pohon dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 17 dapat diketahui bahwa perlakuan genotipe menunjukkan berbeda nyata pada jumlah ubikayu per pohon, sedangkan asal stek dan interaksi antara genotipe dan asal stek tidak berbeda nyata terhadap jumlah ubikayu per pohon.

Rataan jumlah ubikayu dari genotipe dan bagian asal stek dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah ubikayu per pohon dengan perlakuan genotipe dan asal stek

Genotipe Asal stek Rataan

S1 S2 S3

G1 8,00 8,33 5,00 7.11 b

G2 16,66 19,33 19,00 18.33 a

G3 17,00 14,00 16,33 15.77 a

Rataan 12,50 14,00 12,00 13,66 Keterangan :Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda

nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 11, diketahui bahwa rataan jumlah ubikayu per pohon tertinggi didapat pada genotipe G2 (18,33) berbeda nyata dengan G1 (7,11) namun tidak berbeda nyata dengan G3 (15,77).

Panjang ubikayu

Hasil pengamatan panjang ubikayu dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 18 dapat diketahui bahwa perlakuan genotipe menunjukkan berbeda nyata pada panjang ubikayu, sedangkan asal stek dan interaksi antara genotipe dan asal stek tidak berbeda nyata terhadap panjang ubikayu.

Rataan panjang ubikayu dari genotipe dan bagian asal setek dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Panjang Ubikayu (cm) dengan perlakuan genotipe dan asal stek

Genotipe Asal stek Rataan

S1 S2 S3

G1 15,90 16,18 13,61 15,23 a

G2 24,17 23,14 19,45 22,25 b

G3 14,34 15,43 17,34 15,70 a

Rataan 18,13 18,25 16,80 17, 72

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 12, diketahui bahwa rataan panjang ubikayu tertinggi didapat pada genotipe G2 (22,25 cm) berbeda nyata pada G1 (15,23 cm) dan G3 (15,70 cm) namun G1 (15,23 cm) tidak berbeda nyata dengan G3 (15,70 cm).

Diameter ubikayu

Dari hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa perlakuan genotipe tidak berbeda nyata terhadap panjang diameter ubikayu, sedangkan asal stek dan interaksi keduanya tidak berbeda nyata terhadap diameter ubikayu.

Rataan diameter ubikayu (cm) dari genotipe dan bagian asal stek dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Diameter ubikayu (cm) dengan perlakuan genotipe dan asal stek

Genotipe Asal stek Rataan

S1 S2 S3

G1 1,70 2,01 1,75 1,82

G2 2,28 2,39 2,27 2,35

G3 1,81 1,86 1,87 1,84

Rataan 1,97 2,09 1,96 2,00

Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Bobot ubikayu per pohon

Hasil pengamatan bobot ubikayu dari sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 20 dapat diketahui bahwa genotipe menunjukkan berbeda nyata pada bobot ubikayu per pohon, sedangkan asal stek dan interaksi antara genotipe dan asal stek tidak berbeda nyata.

Rataan bobot ubikayu (kg) dari genotipe dan bagian asal stek dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Bobot ubikayu per pohon (kg) dengan perlakuan genotipe dan asal stek Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Dari tabel 13 diketahui bahwa rataan bobot ubikayu per pohon tertinggi didapat pada genotipe G2 (1,60 kg) yang berbeda nyata pada G1 (0,37 kg) dan G3 (0,84 kg) namun G1 dan G3 tidak berbeda nyata.

Heritabilitas

Berdasarkan kriteria heritabilitas yang didapatkan dari tanaman yang

ditanam diperoleh 2 komponen hasil yang mempunyai nilai heritabilitas sedang, 4

GENOTIPE ASAL STEK RATAAN

S1 S2 S3

G1 0,47 0,37 0,27 0,37 b

G2 2,17 1,20 1,63 1,60 a

G3 0,83 0,73 0,97 0,84 b

komponen memiliki nilai heritabilitas tinggi. Nilai duga heritabilitas dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Nilai duga heritabilitas untuk masing-masing parameter

Parameter σ²g σ²p h² ket Tinggi tanaman 824,75 8164 0,52 t Diameter batang 0,07 0,72 0,43 s Jumlah ubikayu 31,66 311,37 0,54 t Panjang ubikayu 14,76 138,74 0,71 t Diameter ubikayu 0,06 0,81 0,23 s Bobot ubikayu 24370,41 3891481,5 0,59 t

Dari tabel 14. Menunjukkan bahwa heritabilitas tinggi terdapat pada parameter tinggi tanaman, jumlah ubikayu, panjang ubikayu, dan bobot ubikayu. Heritabilitas sedang pada parameter diameter batang dan diameter ubikayu. Nilai heritabilitas tertinggi terdapat padapanjang ubikayu dan terendah pada diameter ubikayu.

Pembahasan

Pengaruh Genotipe Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ubikayu

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perlakuan genotipe menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peubah amatan jumlah ubikayu, panjang ubikayu, bobot ubikayu, dan tinggi tanaman pada 4 MST dan 8 MST tetapi belum berpengaruh nyata terhadap peubah amatan diameter batang

ubikayu dan diameter ubikayu.

Adanya perbedaan respon tinggi tanaman pada pengamatan 4 MST dan 8 MST menunjukkan bahwa antara genotipe yang diuji yaitu genotipe Malaysia, Roti dan Varietas Adira 1 menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam fase pertumbuhan vegetatif dimana dari tabel dapat diketahui bahwa rataan tinggi tanaman tertinggi pada genotipe Roti G3 (149,36 cm) yang tidak berbeda nyata

dengan Malaysia G2 (134,09 cm) namun berbeda nyata pada Adira 1 G1 (91,55 cm), hal ini disebabkan oleh perbedaan susunan genetik antara setiap

genotipe. Perbedaan susunan genetik antara genotipe tersebut menyebabkan keragaman penampilan pada tanaman yang diekspresikan pada suatu fase pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sitompul dan Guritno (1995) yang menyatakan bahwa perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab keragaman penampilan. Keragaman penampilan tersebut dapat timbul sekalipun bahan tanaman tersebut berasal dari jenis tanaman yang sama.

Rataan jumlah ubikayu tertinggi diperoleh pada perlakuan G2 (18,33) sedangkan rataan jumlah ubikayu terendah pada perlakuan G1 (7,11). Hal ini dikarenakan perbedaan genotipe dan perbedaan lingkungan, yang mengakibatkan terjadinya interaksi antar gen - gen serta lingkungan mampu mengatur urutan perkembangan sel-sel tanaman. sehingga menyebabkan perbedaan volume akar yang dihasilkan untuk membentuk ubikayu berbeda. Hal ini sesuai dengan literatur Amin et al., (2008) yang menyatakan bahwa sel-sel yang membentuk organ vegetatif seperti akar, dipengaruhi oleh pengaturan gen-gen yang berinteraksi dalam pertumbuhan organisme. Interaksi dari gen-gen yang mengatur pembentukan hasil fotosintesis di daun dan penyimpan hasil assimilasi di bagian akar, serta pertumbuhan akar yang baik dengan keadaan lingkungan yang mendukung seperti keadaan tanah yang baik mampu meningkatkan volume akar untuk pembentukan umbi.

Rataan bobot ubikayu tertinggi diperoleh pada genotipe Malaysia G2 (1,60 kg) dan terendah pada perlakuan Adira 1 G1 (0,37 kg). Hal ini terjadi

adaptasinya dilingkungan tempat dilakukannya penelitian, yang dapat mempengaruhi respon pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengam literatur Darliah et al., (2001) yang menyatakan varietas atau klon introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu lingkungan untuk mendapatkan genotipe unggul pada lingkungan tersebut. Pada umumnya suatu daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda terhadap genotip. Respon genotip terhadap lingkungan ini biasanya terlihat dalam penampilan fenotipik dari tanaman yang bersangkutan.

Pengaruh Asal Stek Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ubikayu

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa asal stek tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah ubikayu, panjang ubikayu, diameter ubikayu, bobot ubikayu. Bagian-bagian dari batang yang dipakai untuk stek sangat berpengaruh baik terhadap pertumbuhan maupun produksi ubikayu. Batang yang sesuai untuk bibit/stek adalah pada bagian pangkal dan tengah. Bagian pucuk batang tidak sesuai untuk bibit, sebab selain daya tumbuhnya rendah hasilnya juga relatif rendah. Hasil penelitian Guritno (2013) menunjukkan bahwa produksi ubikayu yang dihasilkan oleh stek yang berasal dari batang bagian bawah berada pada 6.4% dan 12.7% lebih besar dari pada stek yang berasal dari batang bagian tengah dan atas. Begitu pula dengan ukuran ubikayunya. Ubikayu yang dihasilkan oleh stek yang berasal dari batang bagian bawah berukuran 4.1% dan 11.9% lebih besar, dibanding dengan ubikayu yang dihasilkan oleh stek batang bagian tengah dan atas.

Pengaruh interaksi genotipe dan asal stek terhadap pertumbuhan dan produksi ubikayu

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, tidak terdapat interkasi yang nyata terhadap perlakuan yang dilakukan. Hal ini dikarenakan banyaknya berbagai faktor yang mempengaruhi salah satunya yaitu, penggunaan diameter stek yang tidak seragam, seperti stek batang ubikayu Malaysia dan Roti berdiameter 2,25-2,50 sedangkan stek ubikayu Adira lebih kecil, hal ini sesuai dengan penelitian Guritno (2013) yang menyatakan semakin besar atau semakin kecil diameter stek, mengakibatkan produksi semakin menurun. Stek berdiameter 2.25 - 2.50 cm menghasilkan produksi umbi yang tertinggi dibandingkan dengan stek yang berdiameter lebih kecil dari 2.25 cm dan lebih besar dari 2.50 cm. Walaupun panjang dan diameter stek berhubungan erat dengan berat stek tetapi dari hasil penelitian tidak terlihat hubungan secara nyata antara berat stek dan produksi ubikayu.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tidak terdapat interaksi nyata terhadap perlakuan yang dilakukan yaitu antara genotipe dan asal stek. Asal stek yang digunakan yaitu bagian atas, tengah dan bawah. Bagian asal stek atas tidak sesuai untuk bibit, sebab selain daya tumbuhnya rendah hasilnya juga relatif rendah. Dari hasil penelitian asal stek dari setiap peubah amatan tidak berbeda nyata. Hal ini dikarenakan bagian asal stek yang digunakan seperti bagian atas daya tumbuh yang rendah, dilihat dari tinggi tanaman, diameter batang, jumlah ubikayu, diameter ubikayu, bobot ubikayu, panjang ubikayu tidak berbeda nyata. Hal ini sesuai dengan penelitian Tonglum dan Wargiono, 2001 dalam Wargiono et al. (2006) batang yang sesuai untuk bibit/stek adalah pada bagian pangkal dan tengah dengan daya tumbuh 95 dan 100 %. Bagian pucuk batang tidak sesuai untuk bibit, sebab selain daya tumbuhnya rendah dan hasilnya juga relatif rendah.

Pendugaan Heritabilitas

Berdasarkan kriteria heritabilitas pada tanaman yang ditanam dengan beberapa genotipe diperoleh nilai heritabilitas sedang pada parameter diameter batang (0,43) dan diameter ubikayu (0,23) dan nilai heritabilitas tinggi pada parameter tinggi tanaman (0,52), jumlah ubikayu (0,54), bobot ubikayu (0,59) panjang ubikayu (0,71). Dengan demikian dari hasil analisis data diperoleh nilai heritabilitas pada penelitian ini berkisar antara 0-1. Nilai heritabilitas tinggi pada parameter panjang ubikayu (0,71) dan terendah pada diameter ubikayu (0,23). Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor genetik sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter tanaman dengan nilai haritabilitas tinggi terbanyak pada setiap peubah amatan. Hal ini disebabkan pengaruh varian genetik lebih besar sedangkan varian lingkungannya lebih kecil menyebabkan heritabilitas tinggi. Hal ini didukung oleh pernyataan Machfud dan Sulistyowati (2009) yang menyatakan bahwa heritabilitas atau daya waris suatu sifat dari tanaman merupakan proporsi besaran ragam genetik ditambah ragam lingkungannya, artinya nilai heritabilitas akan memberi gambaran suatu karakter dipengaruhi oleh faktor genetik atau lingkungannya yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan genetik antara tetua dengan keturunannya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan jarak tanam 80 x 80 cm apabila dikonversikan kedalam 1 ha lahan dengan populasi tanaman sebanyak 15.625 pohon. Didapat hasil pada umur 3 bulan dengan bobot/berat ubikayu per pohon pada genotipe Malaysia sebesar 1,60 kg setara dengan 25 ton/ha, pada varietas Adira 1 berat ubikayu/pohon sebesar 0,37 kg setara dengan 5,78 ton/ha, dan pada genotipe Roti berat ubikayu/pohon 0,84 kg setara dengan 13,12 ton/ha.

Hal ini dapat dilihat bahwa dengan jarak tanam 80 x 80 cm dapat menghasilkan populasi tanaman yang lebih banyak, dan dengan bobot ubikayu per pohon yang lebih besar pada umur 3 bulan. Sehingga dapat disimpulkan dalam pemilihan genotipe/varietas suatu tanaman harus sesuai dengan lingkungan. Dimana penelitian yang dilakukan daerah adaptasinya tanaman ubikayu genotipe Malaysia dan roti sehingga menghasilkan bobot yang lebih berat dari Varietas Adira yang bukan adaptasinya di lingkungan tersebut.

Dokumen terkait