• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Persentase Benih Berkecambah di Penyimpanan

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam pada Lampiran 4-6, menyatakan bahwa perlakuan media simpan dan lama penyimpanan serta interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap persentase benih berkecambah di penyimpanan. Rataan persentase benih berkecambah di penyimpanan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase benih berkecambah di penyimpanan pada perlakuan media simpan dan lama penyimpanan.

Media Simpan Lama Penyimpanan (minggu)

Rataan

Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa persentase benih berkecambah di penyimpanan tertinggi pada lama penyimpanan 1 minggu (P1) terdapat pada media abu gosok (M4) yaitu 3,33 % yang berbeda tidak nyata dengan media lainnya, sedangkan pada lama penyimpanan 2 minggu (P2) persentase benih berkecambah tertinggi terdapat pada media abu gosok (M4) yaitu 11,67% yang berbeda tidak nyata dengan media kontrol (M1) tetapi berbeda nyata dengan media serbuk gergaji (M2) dan sekam (M3). Kombinasi media simpan dan lama penyimpanan yang terbaik untuk menekan persentase benih yang berkecambah adalah media serbuk gergaji (M2) pada lama penyimpanan 2 minggu (P2).

Persentase Benih Berjamur Di Penyimpanan

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam pada Lampiran 7-9, menyatakan bahwa perlakuan media simpan dan lama penyimpanan serta interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap persentase benih berjamur di penyimpanan. Rataan persentase benih berkecambah di penyimpanan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase benih berjamur di penyimpanan pada perlakuan media simpan dan lama penyimpanan

Media Simpan Lama Penyimpanan (minggu)

Rataan

Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa persentase benih berjamur di penyimpanan pada lama penyimpanan 1 minggu (P1) tidak menunjukkan adanya pengaruh yaitu 0,00 %. Pada lama penyimpanan 2 minggu (P2) persentase benih berjamur tertinggi terdapat pada media sekam (M3) yaitu 4,44% yang berbeda nyata dengan media lainnya. Kombinasi media simpan dan lama penyimpanan yang terbaik untuk menekan persentase benih yang berjamur di penyimpanan adalah media abu gosok (M4) pada lama penyimpanan 2 minggu (P2).

21

Kadar Air Benih

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 10–11, diketahui bahwa media simpan berpengaruh nyata terhadap kadar air benih.

Sedangkan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air benih.

Interaksi antara media simpan dan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air benih. Rataan kadar air benih pada media simpan dan lama penyimpanan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kadar air benih pada perlakuan media simpan dan lama penyimpanan

Media Simpan Lama Penyimpanan (minggu)

Rataan

Kadar air benih sebelum penyimpanan = 42,95%

Kadar air media simpan : serbuk gergaji = 11%

Persentase Benih Berkecambah di Bak Kecambah

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 12–13, diketahui bahwa media simpan berpengaruh nyata terhadap persentase benih berkecambah di bak kecambah. Sedangkan lama penyimpanan berpengaruh tidak 22

nyata terhadap persentase benih berkecambah di bak kecambah. Interaksi antara media simpan dan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap persentase benih berkecambah di bak kecambah. Rataan persentase benih berkecambah di bak kecambah pada media simpan dan lama penyimpanan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Persentase benih berkecambah di bak kecambah pada perlakuan media simpan dan lama penyimpanan

Media Simpan Lama Penyimpanan (minggu)

Rataan

Tabel 4 menunjukkan hasil dimana persentase benih berkecambah di bak kecambah tertinggi pada media kontrol (M1) yaitu 100% yang berbeda tidak nyata dengan media abu gosok (M4) tetapi berbeda nyata dengan media lainnya.

Persentase benih berkecambah di bak kecambah terendah terdapat pada media simpan serbuk gergaji (M2) yaitu 60%.

Laju Perkecambahan di Bak Kecambah

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 14–15, diketahui bahwa media simpan berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan di bak kecambah. Sedangkan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap laju perkecambahan di bak kecambah. Interaksi antara media simpan dan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap laju perkecambahan di bak

kecambah. Rataan laju perkecambahan di bak kecambah pada media simpan dan lama penyimpanan disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Laju perkecambahan di bak kecambah pada perlakuan media simpan dan lama penyimpanan

Media Simpan Lama Penyimpanan (minggu)

Rataan

Tabel 5 menunjukkan hasil dimana laju perkecambahan di bak kecambah tercepat pada media abu gosok (M4) yaitu 11,41 hari yang berbeda tidak nyata dengan kontrol (M1) dan berbeda nyata dengan media lainnya. Hasil laju perkecambahan di bak kecambah terlama terdapat pada penyimpanan serbuk gergaji (M2) yaitu 23,01 hari.

Bobot Basah Bibit

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 16–17, diketahui bahwa media simpan berpengaruh nyata terhadap bobot basah bibit.

Sedangkan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah bibit. Interaksi antara media simpan dan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah bibit. Rataan bobot basah bibit pada media simpan dan lama penyimpanan disajikan pada Tabel 6.

24

Tabel 6. Bobot basah bibit pada perlakuan media simpan dan lama penyimpanan

Media Simpan Lama Penyimpanan (minggu)

Rataan

P1 : 1 P2 : 2

……….g...

M1 : Kontrol 22,61 20,35 21,48 c

M2 : Serbuk Gergaji 12,11 6,19 9,15 a

M3 : Sekam 16,32 16,56 16,44 b

M4 : Abu Gosok 22,69 20,97 21,83 c

Rataan 18,43 16,02

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.

Tabel 6 menunjukkan hasil dimana bobot basah bibit tertinggi pada media abu gosok (M4) yaitu 21,83 g yang berbeda tidak nyata dengan media kontrol (M1) dan berbeda nyata dengan media lainnya. Bobot basah bibit terendah terdapat pada penyimpanan serbuk gergaji (M2) yaitu 9,15 g.

Bobot Kering Bibit

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 18-19, diketahui bahwa media simpan berpengaruh nyata terhadap bobot kering bibit, sedangkan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering bibit. Interaksi media simpan dan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering bibit. Rataan bobot kering bibit pada media simpan dan lama penyimpanan disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot kering bibit pada perlakuan media simpan dan lama penyimpanan

Media Simpan Lama Penyimpanan (minggu)

Rataan

Tabel 7 menunjukkan hasil dimana bobot kering bibit tertinggi pada media abu gosok (M4) yaitu 5,48g yang berbeda tidak nyata dengan media kontrol (M1) tetapi berbeda nyata dengan media lainnya. Bobot basah bibit terendah terdapat pada penyimpanan serbuk gergaji (M2) yaitu 2,49g.

Volume Akar

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 20-21, diketahui bahwa media simpan berpengaruh nyata terhadap volume akar, begitu pula dengan lama penyimpanan sedangkan interaksi media simpan dan lama penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap volume akar. Rataan volume akar pada media simpan dan lama penyimpanan disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Volume akar pada perlakuan media simpan dan lama penyimpanan

Media Simpan Lama Penyimpanan (minggu)

Rataan

Tabel 8 menunjukkan media simpan abu gosok (M4) menghasilkan volume akar terbesar yaitu 1,50 ml yang berbeda tidak nyata dengan media kontrol (M1) tetapi berbeda nyata dengan media lainnya. Volume akar terkecil terdapat pada perlakuan media serbuk gergaji (M2) yaitu 0,78 ml.

Pembahasan

Pengaruh perlakuan media simpan terhadap viabilitas dan pertumbuhan benih asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff.)

Perlakuan berbagai jenis media simpan berpengaruh nyata terhadap parameter persentase benih berkecambah di penyimpanan, persentase benih berjamur di penyimpanan, kadar air benih, laju perkecambahan di bak kecambah, persentase benih berkecambah di bak kecambah, bobot basah bibit, bobot kering bibit, dan volume akar.

Media simpan berpengaruh nyata terhadap persentase benih berkecambah di penyimpanan. Media simpan abu gosok menghasilkan persentase benih berkecambah tertinggi dalam penyimpanan. Benih yang berkecambah dalam pengiriman tidak disukai karena banyak yang akarnya telah tumbuh panjang dan bengkok sehingga mudah rusak ketika ditanam. Biji asam gelugur tidak memiliki masa dormansi sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk menunda kecepatan perkecambahan benih selama masa pengiriman Hal ini sesuai dengan Rahardjo (2012) yang menyatakan bahwa media simpan yang digunakan dalam penyimpanan berperan sebagai penyangga kelembaban selama penyimpanan, yaitu menyediakan air apabila benih kekurangan air dan sebaliknya menyerap air apabila benih berlebihan.

Media simpan berpengaruh nyata terhadap persentase benih berjamur di penyimpanan. Media simpan sekam menghasilkan persentase benih berjamur tertinggi di penyimpanan yang mana media tersebut tidak baik digunakan pada benih asam gelugur. Ini bisa diakibatkan karena adanya luka pada benih saat penyimpanan karena struktur yang keras dan tajam yang dimiliki oleh sekam.

Benih asam gelugur memiliki kadar air yang tinggi sehingga apabila terdapat luka 28

pada benih akan mempercepat benih terinfeksi oleh jamur. Hal ini sesuai dengan Purwanti (2004) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik, daya tumbuh dan vigor, kondisi kulit dan kadar benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasakan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan. Masalah yang dihadapi dalam penyimpanan benih semakin kompleks sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko terserang cendawan.

Media simpan berpengaruh nyata terhadap kadar air benih. Media simpan terbaik untuk mempertahankan kadar air benih asam gelugur adalah abu gosok yaitu 35 % dengan kadar air benih asam gelugur sebelum disimpan 42,95 %. Hal ini disebabkan abu gosok memiliki sifat fisik yaitu kadar air yang tinggi dan terbukti dapat menahan kadar air. Hal ini sesuai dengan Yunitasari dan Ilyas (1994) yang menyatakan bahwa abu gosok memiliki kapasitas daya pegang air yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kapasitas daya pegang air pada keadaan jenuh abu gosok yaitu 165,68 %. Luas permukaan yang besar ditunjukkan oleh kemampuan memegang air yang besar. Makin luas suatu tekstur makin luas permukaan efektifnya dan makin tinggi daya kemampuan memegang airnya.

Media simpan berpengaruh nyata terhadap laju berkecambah di bak kecambah. Laju perkecambahan tercepat terdapat pada media simpan abu gosok yaitu 11,41 hari. Kadar air yang sesuai pada penyimpanan menyebabkan terjadinya peningkatan laju perkecambahan. Sebaliknya, media yang memiliki kadar air sedikit menyebabkan penurunan laju perkecambahan seperti benih yang

disimpan dalam serbuk gergaji. Hal ini sesuai dengan Schmidt (2000) yang menyatakan bahwa tingkat toleransi benih rekalsitran tergantung dari spesies masing-masing. Untuk benih spesies dari daerah tropik kadar air benih yang dianjurkan untuk penyimpanan adalah 20–35 % dan suhu penyimpanan 12–15°C.

Media simpan berpengaruh nyata terhadap persentase benih berkecambah di bak kecambah. Persentase benih berkecambah di bak kecambah tertinggi terdapat pada media simpan abu gosok dan kontrol yaitu 100 % diikuti dengan sekam yaitu 89,17 % dan serbuk gergaji 60 %. Benih yang digunakan dalam penyimpanan sebaiknya memiliki kandungan air optimal, yaitu kandungan air tertentu sehingga benih dapat disimpan lama tanpa mengalami kemunduran viabilitas. Hal ini sesuai dengan Dewi (2015) yang menyatakan bahwa media penyimpanan benih yang lembab memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan kadar air benih, sehingga benih akan berimbibisi yang menyebabkan kadar air benih meningkat.

Media simpan berpengaruh nyata terhadap bobot basah dan bobot kering bibit. Bobot basah dan bobot kering tertinggi terdapat pada media simpan abu gosok. Hal ini kembali menunjukan bahwa benih asam gelugur yang disimpan mempunyai pertumbuhan paling baik apabila disimpan mada media abu gosok.

Pada media abu gosok, bobot basah tertinggi yaitu 21,83 g dan bobot kering tertinggi yaitu 5,48 g. Menurunnya bobot segar dan bobot kering kecambah diduga akibat semakin turunnya laju perkecambahan benih. Dengan semakin lambatnya benih berkecambah, maka yang berkecambah di waktu yang lama tentu mempunyai bobot segar dan bobot kering lebih kecil dibanding dengan yang berkecambah terlebih dulu. Hal ini sesuai dengan Sadjad (1994) yang menyatakan 30

bahwa keserempakan tumbuh benih yang tinggi mengindikasikan vigor kekuatan tumbuh absolut yang tinggi karena suatu kelompok benih yang menunjukkan pertumbuhan serempak dan kuat akan memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi.

Media simpan berpengaruh nyata terhadap volume akar. Volume akar tertinggi terdapat pada perlakuan abu gosok yaitu 1,50 ml. Pertumbuhan tanaman menjadi faktor penentu dalam parameter volume akar. Tanaman yang tumbuh lebih cepat dan lebih banyak tentu saja akan menghasilkan bobot volume akar yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan Ardian (2008) yang menyatakan bahwa berat kecambah dipengaruhi oleh lamanya pertumbuhan sejak permulaan sampai berjalannya proses perkecambahan, karena bila kecambah butuh waktu yang lama untuk tumbuh maka hasil kecambah yang diperoleh adalah kecambah pendek, ukuran daun kecambah kecil, hipokotilnya pendek dan volume akar kecil.

Pengaruh perlakuan lama penyimpanan terhadap viabilitas dan pertumbuhan benih asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff.)

Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap parameter persentase benih berkecambah di penyimpanan, persentase benih berjamur di penyimpanan dan volume akar.

Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap persentase benih berkecambah di penyimpanan. Lama penyimpanan 2 minggu menghasilkan persentase benih berkecambah tertinggi di penyimpanan. Benih rekalsitran adalah benih yang memiliki kadar air yang relatif tinggi sehingga apabila disimpan dalam jangka waktu tertentu dan dalam kondisi yang sesuai maka benih tersebut akan berpotensi tumbuh. Hal ini sesuai dengan Indriana dan Budiasih (2017) yang menyatakan bahwa vigor benih dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Kedua nilai fisiologis

ini menempatkan benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman normal meskipun keadaan biofisik lapangan produksi suboptimum atau sesudah benih melampaui suatu periode simpan yang lama.

Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap persentase benih berjamur di penyimpanan. Lama penyimpanan 2 minggu menghasilkan persentase benih berjamur tertinggi di penyimpanan. Benih rekalsitran memiliki kadar air tinggi yang mana memiliki kemungkinan besar untuk terserang pathogen terutama jamur. Hal ini sesuai dengan Purwanti (2004) yang menyatakan bahwa masalah yang dihadapi dalam penyimpanan benih semakin kompleks sejalan dengan meningkatnya kadar air benih. Penyimpanan benih yang berkadar air tinggi dapat menimbulkan resiko terserang cendawan.

Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap volume akar. Lama penyimpanan 1 minggu menghasilkan volume akar tertinggi yaitu 1,42 ml. Waktu penyimpanan yang terlalu lama menyebabkan benih asam gelugur memiliki daya tumbuh yang rendah. Hal ini sesuai dengan Sadjad et al (1999) yang menyatakan bahwa daya simpan benih merupakan kemampuan benih untuk disimpan pada periode tertentu. Daya simpan yang rendah mengakibatkan benih tidak dapat disimpan dalam waktu yang panjang. Selama periode penyimpanan, benih akan mengalami kemunduran secara alami. Daya simpan benih merupakan salah satu parameter dalam penentuan mutu benih.

32

Interaksi pengaruh perlakuan media simpan dan lama penyimpanan terhadap viabilitas dan pertumbuhan benih asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff.)

Media simpan dan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap parameter persentase benih berkecambah di penyimpanan dan persentase benih berjamur di penyimpanan.

Interaksi antara media simpan dan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap parameter persentase benih berkecambah di penyimpanan. Persentase benih berkecambah di penyimpanan tertinggi pada lama penyimpanan 1 minggu (P1) terdapat pada media abu gosok (M4) yaitu 3,33 % sedangkan yang terendah adalah media kontrol (M1), serbuk gergaji (M2), dan sekam (M3) yaitu 0,00 %.

Pada lama penyimpanan 2 minggu (P2) persentase benih berkecambah tertinggi terdapat pada media abu gosok (M4) yaitu 11,67 % dan yang terendah pada media serbuk gergaji (M2) yaitu 0,00 %. Hal ini dikarenakan media serbuk gergaji memiliki porositas yang tinggi dan dapat mempertahankan kelembaban di sekitar benih. Hal ini sesuai dengan Hasil penelitian Sumampow (2010) menunjukkan bahwa semakin besar dosis serbuk gergaji viabilitas benih kakao semakin baik.

Penyimpanan pada media serbuk gergaji dapat mengontrol kadar air benih kakao.

Interaksi antara media simpan dan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap parameter persentase benih berjamur di penyimpanan. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa persentase benih berjamur di penyimpanan pada lama penyimpanan 1 minggu (P1) tidak menunjukkan adanya pengaruh yaitu 0,00 %. Pada lama penyimpanan 2 minggu (P2) persentase benih berjamur tertinggi terdapat pada media sekam (M3) yaitu 4,44% dan yang terendah pada media abu gosok (M4) yaitu 0,00 %. Kombinasi media simpan dan lama penyimpanan yang terbaik untuk menekan persentase benih yang berjamur di penyimpanan adalah media abu

gosok pada lama penyimpanan 2 minggu (M4P2). Hal ini sesuai Yunitasari dan Ilyas (1994) yang menyatakan bahwa abu gosok memiliki kapasitas daya pegang air tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kapasitas daya pegang air tinggi pada keadaan jenuh. Luas permukaan yang besar ditunjukkan oleh kemampuan memegang air yang besar. Makin luas suatu tekstur makin luas permukaan efektifnya dan makin tinggi daya serapnya (kemampuan memegang air).

34

34

1. Media simpan berpengaruh nyata terhadap persentase benih berkecambah di penyimpanan dengan hasil terendah menggunakan media serbuk gergaji, persentase benih berjamur di penyimpanan terendah terdapat pada media abu gosok, kadar air benih, persentase benih berkecambah di bak kecambah, laju perkecambahan di bak kecambah, bobot basah dan bobot kering bibit dengan hasil terbaik menggunakan media abu gosok.

2. Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap persentase benih berkecambah di penyimpanan, persentase benih berjamur di penyimpanan dan volume akar dengan hasil terbaik menggunakan penyimpanan selama 1 minggu.

3. Interaksi perlakuan media simpan dan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap parameter persentase benih berkecambah di penyimpanan dengan kombinasi terbaik menggunakan serbuk gergaji dengan lama penyimpanan 2 minggu dan persentase benih berjamur di penyimpanan dengan kombinasi terbaik abu gosok dengan lama penyimpanan 2 minggu.

Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan media simpan serbuk gergaji dengan lama penyimpanan 2 minggu dapat menekan persentase benih berkecambah di penyimpanan dan penggunaan media simpan abu gosok dengan lama penyimpanan 2 minggu dapat menekan persentase benih berjamur di penyimpanan.

2. Berdasarkan hasil penelitian, penyimpanan menggunakan abu gosok menghasilkan kadar air benih dan persentase perkecambahan tertinggi.

Dokumen terkait