• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Tinggi tanaman (cm)

Hasil pengamatan dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata sedangkan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 1 dan 10). Data rataan tinggi tanaman dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan jarak tanam berbeda mulai 3 sampai 7 MST (Minggu Setelah Tanam) pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman (cm) tembakau 3 sampai 7 MST dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan jarak tanam berbeda.

MST Pupuk N (g) Jarak Tanam Rataan

J0 J1 J2 3 N0 15,47 13,91 12,43 13,93 N1 14,82 13,73 11,16 13,24 N2 12,67 12,39 13,26 12,77 N3 12,91 13,78 12,76 13,15 Rataan 13,97 a 13,45 ab 12,41 b 4 N0 37,80 35,13 33,60 35,51 N1 38,47 36,07 34,47 36,33 N2 37,73 35,87 34,40 36,00 N3 38,80 35,20 34,53 36,18 Rataan 38,2 a 35,57 b 34,25 c 5 N0 67,67 67,22 61,73 65,54 b N1 78,00 69,33 67,65 71,66 a N2 69,40 67,84 69,37 68,87 ab N3 72,67 69,02 67,73 69,81 ab Rataan 71,93 a 68,35 ab 66,62 b 6 N0 112,20 102,33 99,20 104,58 b N1 119,87 106,40 102,27 109,51 a N2 113,33 109,47 105,20 109,33 a N3 116,23 110,40 102,80 109,81 a Rataan 115,41 a 107,15 b 102,37 c 7 N0 148,33 140,93 140,33 143,2 b N1 174,27 155,83 148,53 159,54 a N2 163,73 161,33 151,00 158,69 a N3 157,60 156,03 152,43 155,36 a Rataan 160,98 a 153,53 b 148,08 c

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap baris dan kolom menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 1. dapat dilihat perlakuan pemberian pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman mulai 5 MST sampai pengamatan terakhir (7 MST) sedangkan perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman mulai pengamatan awal hingga akhir pengamatan. Pada pengamatan terakhir tanaman tertinggi pada perlakuan N1J0 (Pupuk ZA 10 gram dengan jarak tanam 100x50x45cm) sebesar 174,27 cm dan tinggi tanaman terendah pada perlakuan N0J2 (Tanpa pupuk dengan jarak tanam 100x50x35 cm) sebesar 140,33 cm.

Diameter batang (mm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam diameter batang pada 3 MST sampai 7 MST dapat dilihat pada Lampiran 11 sampai 20. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh nyata mulai 3 MST sampai 7 MST, sedangkan pupuk nitrogen berpengaruh nyata mulai 5 MST sampai 7 MST. Tetapi interaksi pupuk nitrogen dengan jarak tanam berpengaruh tidak nyata pada pengamatan diameter batang.

Data rataan diameter batang pada perlakuan pupuk nitrogen dan jarak tanam tembakau mulai 3 sampai 7 MST disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Diameter batang (mm) tembakau 3 sampai 7 MST dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan jarak tanam berbeda.

MST Pupuk N (g) Jarak Tanam Rataan

J0 J1 J2

N2 11,66 11,14 11,31 11,37 N3 11,42 11,47 10,86 11,25 Rataan 11,80 a 11,08 b 11,08 b 4 N0 15,66 15,03 15,16 15,28 N1 15,88 14,46 15,11 15,15 N2 15,17 14,80 14,71 14,89 N3 15,83 14,71 15,61 15,38 Rataan 15,63 a 14,75 b 15,15 ab 5 N0 16,80 16,21 15,97 16,33 b N1 19,54 17,61 17,02 18,06 a N2 18,99 17,90 17,45 18,11 a N3 19,26 18,33 17,45 18,35 a Rataan 18,65 a 17,51 b 16,97 b 6 N0 18,59 18,21 17,78 18,19 b N1 20,05 19,56 18,40 19,34 a N2 19,41 19,39 18,63 19,14 a N3 19,59 19,62 18,79 19,33 a Rataan 19,41 a 19,20 a 18,40 b 7 N0 18,53 18,49 17,58 18,20 b N1 23,54 21,23 20,78 21,85 a N2 21,49 21,88 20,49 21,28 a N3 21,77 22,06 20,78 21,54 a Rataan 21,33 a 20,91 ab 19,91 b

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada stiap baris dan kolom menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 2. diketahui bahwa diameter batang terbesar terdapat pada perlakuan N1J0 (Pupuk nitrogen ZA 10 gram dengan jarak tanam 100x50x45 cm) sebesar 23,54 mm dan diameter batang terendah pada perlakuan N0J2 (Tanpa pupuk nitrogen dengan jarak tanam 100x50x35 cm) sebesar 18,20 mm.

Jumlah daun (helai)

Hasil pengamatan dan sidik ragam menunjukkan bahwa pupuk nitrogen dan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah daun sedangkan dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun (Lampiran 21 dan 30). Data rataan jumlah daun dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan jarak tanam berbeda mulai 3 sampai 7 MST pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah daun (helai) tembakau 3 sampai 7 MST dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan jarak tanam berbeda.

J0 J1 J2 3 N0 3,73 3,87 3,80 3,80 N1 4,20 4,07 3,93 4,07 N2 3,87 4,40 3,73 4,00 N3 4,27 4,13 4,13 4,18 Rataan 4,02 4,12 3,90 4 N0 8,00 7,73 7,60 7,78 N1 8,93 8,00 7,40 8,11 N2 8,00 8,00 7,53 7,84 N3 8,40 7,67 7,40 7,82 Rataan 8,33 a 7,85 b 7,48 c 5 N0 11,60 11,53 10,80 11,31 b N1 13,27 12,13 11,73 12,38 a N2 12,53 12,00 11,20 11,91 ab N3 12,47 12,40 11,40 12,09 a Rataan 12,47 a 12,02 a 11,28 b 6 N0 19,60 19,67 19,00 19,42 b N1 22,53 19,67 20,07 20,76 a N2 20,47 20,80 19,53 20,27 a N3 21,07 20,47 20,13 20,56 a Rataan 20,92 a 20,15 a 19,68 b 7 N0 26,67 25,73 25,93 26,11 b N1 28,67 27,67 26,60 27,64 a N2 27,60 27,40 27,13 27,38 a N3 28,07 27,73 27,00 27,60 a Rataan 27,75 a 27,13 ab 26,67 b

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap baris dan kolom menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap jumlah daun mulai 5 MST sampai pengamatan terakhir pada 7 MST sedangkan perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah daun mulai pengamatan awal hingga akhir pengamatan. Pada pengamatan terakhir jumlah daun terbanyak pada perlakuan N1J0 (Pupuk ZA 10gram dengan jarak tanam 100x50x45 cm) sebesar 27,75 helai dan jumlah daun terendah terendah pada perlakuan N0J1 (Tanpa pupuk dengan jarak tanam 100x50x40 cm) sebesar 25,73 helai.

Bobot basah daun pasir (gram)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot basah daun pasir dapat dilihat pada Lampiran 31-32. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pupuk nitrogen dan jarak tanam

berpengaruh nyata sedangkan interaksi pupuk nitrogen dengan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah daun pasir (g).

Data rataan bobot basah daun pasir dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan penggunaan beberapa jarak tanam disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Bobot basah daun pasir tembakau (gram) dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan jarak tanam berbeda.

Pupuk N (g) Jarak Tanam Rataan

J0 J1 J2 N0 15,43 13,34 12,47 13,75 b N1 17,79 16,28 15,40 16,49 a N2 16,43 14,27 14,08 14,93 b N3 16,36 14,93 14,12 15,14 ab Rataan 16,50 a 14,71 b 14,02 b

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 4. diketahui bahwa bobot basah daun pasir tertinggi N1J0 (Pupuk ZA 10 gram dengan jarak tanam 100x50x45 cm) sebesar 17,79 gram dan bobot basah terendah pada perlakuan N0J2 (Tanpa pupuk dengan jarak tanam 100x50x40 cm) sebesar 12,47 gram. Panjang daun pasir (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam panjang daun pasir dapat dilihat pada Lampiran 33-34. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan jarak tanam berpengaruh nyata sedangkan interaksi pupuk nitrogen dengan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap panjang daun pasir (cm).

Data rataan panjang daun pasir dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan penggunaan beberapa jarak tanam disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Panjang daun pasir (cm) dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dengan jarak tanam berbeda.

Pupuk N (g) Jarak Tanam Rataan

J0 J1 J2

N0 28,30 27,51 26,81 27,54 b

N1 31,68 30,27 29,15 30,37 a

N2 30,94 29,86 28,76 29,85 a

Rataan 30,39 a 29,32 ab 28,44 b

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 5. diketahui bahwa panjang daun pasir tertinggi pada perlakuan N1J0 (pupuk ZA 10 gram dengan jarak tanam 100x50x45 cm) sebesar 31,68 cm panjang daun pasir terendah pada perlakuan N0J2 (tanpa pupuk dengan jarak tanam 100x50x35 cm) sebesar 26,81 cm.

Lebar daun pasir (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam lebar daun pasir dapat dilihat pada Lampiran 35-36. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen, jarak tanam serta interaksi pupuk nitrogen dengan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap lebar daun pasir (cm).

Data rataan lebar daun pasir tembakau deli (cm) dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan penggunaan beberapa jarak tanam disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Lebar daun pasir (cm) dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dengan jarak tanam berbeda.

Pupuk N (g) Jarak Tanam Rataan

J0 J1 J2 N0 21,01 d 20,21e 19,27 f 20,16 b N1 24,46 a 21,77c 20,09 e 22,11 a N2 22,23 b 20,75 21,82 c 21,60 a N3 22,87 b 21,28 cd 20,40 de 21,52 a Rataan 22,64 a 21,01 b 20,40 b

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 6. diketahui bahwa daun pasir terlebar pada perlakuan N1J0 (pupuk ZA 10 gram dengan jarak tanam 100x50x45 cm) sebesar 24,46 cm lebar daun pasir terendah pada perlakuan N0J2 (tanpa pupuk dengan jarak tanam 100x50x35 cm) sebesar 19,27 cm. Tebal daun pasir (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam tebal daun pasir dapat dilihat pada Lampiran 37-38. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan jarak tanam berpengaruh nyata sedangkan interaksi pupuk nitrogen dengan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tebal daun pasir (cm).

Data rataan tebal daun pasir dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan penggunaan beberapa jarak tanam disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Tebal daun pasir (cm) dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dengan jarak tanam berbeda.

Pupuk N (g) Jarak Tanam Rataan

J0 J1 J2 N0 0,215 0,207 0,200 0,21 a N1 0,178 0,175 0,171 0,17 c N2 0,202 0,190 0,188 0,19 b N3 0,191 0,185 0,179 0,18 b Rataan 0,20 a 0,19 ab 0,18 b

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 7. diketahui bahwa tebal daun pasir tertinggi pada perlakuan N0J0 (tanpa pupuk dengan jarak tanam 100x50x45 cm) sebesar 0,215 mm dan tebal daun pasir terendah pada perlakuan N1J2 (pupuk ZA 10 gram dengan jarak tanam 100x50x35 cm) sebesar 0,171 mm.

Bobot basah daun kaki 1 (gram)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot basah daun kaki 1 dapat dilihat pada Lampiran 39-40. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan jarak tanam berpengaruh nyata sedangkan pupuk interaksi pupuk nitrogen dengan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah daun kaki 1.

Data rataan bobot basah daun kaki 1 dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan penggunaan beberapa jarak tanam disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Bobot basah daun kaki 1 tembakau (gram) dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan jarak tanam berbeda.

Pupuk N (g) Jarak Tanam Rataan

N0 28,12 26,84 25,88 26,95 b

N1 33,03 29,16 27,04 29,74 a

N2 30,84 27,31 27,92 28,69 ab

N3 31,77 29,33 28,04 29,72 a

Rataan 30,94 a 28,16 b 27,22 b

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 8. diketahui bahwa bobot basah daun daun kaki 1 tertinggi pada perlakuan N1J0 (pupuk ZA 10 gram dengan jarak tanam 100x50x45 cm) sebesar 33,03 gram dan bobot basah daun kaki 1 terendah pada perlakuan N0J2 (tanpa pupuk dengan jarak tanam 100x50x35 cm) sebesar 25,88 gram.

Panjang daun kaki 1 (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam panjang daun kaki 1 dapat dilihat pada Lampiran 41-32. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan jarak tanam berpengaruh nyata sedangkan interaksi pupuk nitrogen dengan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap panjang daun kaki 1 (cm).

Data rataan panjang daun kaki 1 dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan penggunaan beberapa jarak tanam disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Panjang daun kaki 1 (cm) dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dengan jarak tanam berbeda.

Pupuk N (g) Jarak Tanam Rataan

J0 J1 J2 N0 42,73 41,03 40,11 41,29 b N1 47,55 45,54 43,02 45,37 a N2 46,25 44,95 43,75 44,98 a N3 46,17 44,29 42,42 44,29 a Rataan 45,67 a 43,95 ab 42,32 b

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 9. diketahui bahwa daun kaki 1 terpanjang perlakuan N1J0 (pupuk ZA 10 gram dengan jarak tanam 100x50x45 cm) sebesar 47,55 cm dan panjang daun kaki 1 terendah pada perlakuan N0J2 (tanpa pupuk dengan jarak tanam 100x50x35 cm) sebesar 40,11 cm. Lebar daun kaki 1 (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam lebar daun kaki 1 dapat dilihat pada Lampiran 43-44. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan jarak tanam berpengaruh nyata sedangkan interaksi pupuk nitrogen dengan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap lebar daun kaki 1 (cm).

Data rataan lebar daun kaki 1 dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan penggunaan beberapa jarak tanam disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Lebar daun kaki 1 (cm) dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dengan jarak tanam berbeda.

Pupuk N (g) Jarak Tanam Rataan

J0 J1 J2 N0 27,70 26,93 25,55 26,73 c N1 30,69 28,82 27,44 28,98 a N2 29,29 27,74 27,14 28,06 b N3 29,20 27,19 26,12 27,50 b Rataan 29,22 a 27,67 b 26,56 c

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 10. diketahui bahwa daun kaki 1 terlebar pada perlakuan N1J0 (pupuk ZA 10 gram dengan jarak tanam 100x50x45 cm) sebesar 30,69 cm dan lebar daun kaki 1 terendah pada perlakuan N0J2 (tanpa pupuk dengan jarak tanam 100x50x35 cm) sebesar 25,55 cm.

Tebal daun kaki 1 (cm)

Data hasil pengamatan dan sidik ragam tebal daun kaki 1 dapat dilihat pada Lampiran 45-46. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk nitrogen dan jarak tanam berpengaruh nyata sedangkan interaksi pupuk nitrogen dengan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tebal daun kaki 1 (cm).

Data rataan lebar daun kaki 1 dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dan penggunaan beberapa jarak tanam disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Tebal daun kaki 1 (cm) dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dengan jarak tanam berbeda.

Pupuk N (g) Jarak Tanam Rataan

J0 J1 J2 N0 0,247 0,226 0,211 0,23 a N1 0,211 0,209 0,197 0,21 b N2 0,237 0,221 0,208 0,22 a N3 0,229 0,226 0,198 0,22 a Rataan 0,23 a 0,22 a 0,20 c

Keterangan : Angka- angka yang diikuti notasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh nyata menurut uji jarak berganda duncan pada taraf 5 %.

Dari Tabel 11, diketahui bahwa tebal daun kaki 1 tertinggi pada perlakuan N0J0 (tanpa penambahan pupuk dengan jarak tanam 100x50x45 cm) sebesar 0,247 mm dan tebal daun kaki 1 terendah pada perlakuan N1J2 ( pupuk ZA 10 gram dengan jarak tanam 100x50x35 cm) sebesar 0,197 mm.

Analisis kandungan N daun

Hasil analisis kandungan N daun untuk setiap perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 67. Hasil analisis daun menunjukkan bahwa semua perlakuan yang digunakan tidak menghasilkan kandungan N daun yang tidak terlalu berbeda. Hasil analisis kandungan N daun dapat juga di lihat pada Tabel 12 dibawah ini.

Tabel 12. Analisis kandungan N daun pasir dan kaki 1 dengan pemberian beberapa pupuk nitrogen dengan jarak tanam berbeda.

Perlakuan Kandungan N daun pasir (%) Kandungan N daun kaki 1 (%)

N0J0 3,78 3,10 N0J1 3,85 3,01 N0J2 3,94 3,31 N1J0 3,92 3,27 N1J1 3,64 3,36 N1J2 3,64 3,01 N2J0 3,78 3,10 N2J1 3,82 3,22 N2J2 3,92 3,22 N3J0 3,94 3,27

N3J2 3,92 3,17

Dari Tabel 12 terlihat bahwa kandungan N daun pada daun pasir (%) lebih tinggi dibandingkan pada daun kaki 1 (%). Analisis kandungan N daun dengan penambahan pupuk nitrogen tidak berbeda dengan tanpa penambahan pupuk nitrogen.

Pembahasan

Berdasarkan data dari penelitian yang telah dilakukan, perlakuan yang sesuai terhadap kualitas tembakau deli (panjang, lebar dan tebal) daun pasir maupun daun kaki 1 adalah perlakuan N1J0 yaitu penambahan pupuk ZA dengan jarak tanam 100x50x45 cm, karena pada perlakuan tersebut menunjukkan produksi tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Pada daun pasir rataan panjang daun sebesar 33,55 cm, lebar daun 24,46 cm dan tebal daun 0,17 mm. Sementara rataan panjang daun kaki 1 adalah 47,55 cm, lebar daun 30,69 cm dan tebal daun 0,21 mm. Hal ini sesuai dengan pengamatan Marlon (2010) yang mengatakan bahwa tingginya harga jual tembakau deli tergantung dari kualitas daun tembakau yaitu pada tingkat kelebaran daun, panjang daun, elastisitas daun serta warna asap daun tembakau deli. Semakin lebar dan elastis daun tembakau deli semakin meningkat pula harga jualnya. Hasil produksi tersebut juga sejalan dengan hasil pertumbuhan tembakau deli dengan pertumbuhan tertinggi juga terdapat pada perlakuan N1J0 (jarak tanam 100x50x45 cm + ZA10 gram) dengan tinggi tanaman sebesar 174,27 cm, diameter batang terbesar yaitu 23,54 mm serta jumlah daun terbanyak sebesar 27,75 helai. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada perlakuan N1J0 merupakan perlakuan jarak tanam yang sesuai untuk tembakau deli. Hal ini sesuai dengan Budiastuti (2000) yang menyatakan bahwa pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara, air dan cahaya matahari. Sejalan dengan Sumarni dan Hidayat (2005) yang menyatakan bahwa tujuan pengaturan kerapatan tanaman atau jarak tanam adalah untuk memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami persaingan, pengaturan jarak tanam yang sesuai akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Selain faktor jarak tanam yang sesuai pertumbuhan dan produksi tembakau deli tersebut terbaik pada perlakuan N1J0 juga disebabkan karena adanya penambahan pupuk nitrogen (ZA 10 gram), sehingga kebutuhan nitrogen bagi tanaman terpenuhi. Hal ini sesuai

dengan Indranada (1996) yang menyatakan bahwa nitrogen merupakan unsur hara yang sangat sering membatasi hasil produksi, pada umumnya nitrogen sangat diperlukan untuk pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar. Sejalan dengan hasil penelitian Erwin (1993) dalam penelitian tembakau deli dengan beberapa pupuk N yang berbeda diketahui pada perlakuan kontrol (tanpa pupuk N) menghasilkan jumlah daun dan tinggi tanaman terendah dibandingkan dengan penambahan pupuk N.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa perlakuan pupuk nitrogen menunjukkan penambahan ZA 10 gram (N1) lebih baik dibandingkan pemberian CAN 15,6 gram (N2) dan kombinasi keduannya ZA 5 gram + CAN 8 gram (N3). terlihat pada parameter pertumbuhan dan produksi, hasil rataan tertinggi terdapat pada N1, seperti pada tinggi tanaman 159,54 cm, diameter batang 21,85 mm, jumlah daun 27,64 helai, bobot basah daun pasir 16,49 gram, panjang daun pasir 30,37 gram, lebar daun pasir 22,11 gram dengan ketebalan daun pasir 0, 17 mm, bobot basah daun kaki 1 sebesar 29,74 gram, panjang daun kaki 1 sebesar 45,37 cm, lebar daun kak1 1 sebesar 28,98 cm dengan ketebalan 0,21 mm. Hal ini menunjukkan bahwa tembakau deli memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang lebih baik dengan penambahan N yang berasal dari ZA. Pupuk nitrogen ZA merupakan pupuk yang mengandung nitrogen dalam bentuk NH4+, sedangan CAN mengandung nitrogen dalam bentuk NO3-. Menurut Miner and Sims (2003)Nitrogen berbentuk NH4+ mempunyai keuntungan dalam hal tidak mudah hilangnya dibandingkan dengan bentuk NO3-. Sejalan dengan Donahue et al (1997) yang mengatakan bahwa jika yang digunakan adalah bentuk nitratnya (NO3-) dalam kondisi anaerobik, bentuk nitrat akan didenitrifikasi. Ini berarti hanya kira-kira setengah dari N (hanya ion ammonium) dari ammonium nitrat dapat digunakan, bila dibandingkan dengan semua nitrogen dalam bentuk ammonium sulfat. Selain itu juga sesuai dengan Damanik (2010) yang mengatakan bahwa

karena ammonium adalah kation (bermuatan positif), ion ini akan dijerap pada komplek koloid tanah, sehingga pencucian N dari pupuk ini semakin kecil. Sejalan juga dengan Sarwono (2002) yang menyatakan bahwa senyawa NH4+ merupakan kation tertukar, dapat dipegang oleh koloid tanah, bersifat mobil dalam tanah pasiran tanah yang membuat suasana aerasi yang baik, karena yang aktif bakteri aerobik, sedangkan Senyawa NO3- sangat mobil, sangat larut air, tidak dapat dipegang oleh koloid tanah, sehingga dalam penggunaanya NH4+

lebih tinggi dibandingkan NO3-. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Indranada (1996) yang menyatakan bahwa senyawa NH4+ dalam penggunaannya memiliki beberapa keunggulan dibandingkan senyawa NO3- yaitu penyerapan NH4+ lebih banyak terjadi pada pH tanah netral, sedangkan NO3

-Dari data yang diperoleh dilapangan didapat data yang menunjukkan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter batang mulai 3 sampai 7 MST. Pada parameter tinggi tanaman data tertinggi terdapat pada perlakuan N1J0 dengan tinggi sebesar 184,6 cm dan data terendah pada perlakuan N0J2 dengan tinggi sebesar 124,4 cm pada 7 MST. Sementara itu pada parameter diameter batang data tertinggi terdapat pada perlakuan N1J0 sebesar 25,9 mm dan terendah pada perlakuan N0J2 sebesar 16,4 mm pada pengamatan 7 MST. Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa jarak tanam yang terbaik adalah perlakuan J0 (100x50x45 cm) dan terendah pada perlakuan J2 (100x50x35 cm). Hal ini menunjukkan pada perlakuan jarak tanam yang terlalu sempit akan terjadi persaingan antar tanaman untuk memperoleh cahaya, air dan unsur hara. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mayadewi (2007) yang menyatakan pada jarak tanam yang terlalu sempit mengakibatkan tanaman budidaya akan memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimum untuk memperoleh hasil yang maksimum. Menurut Harjadi (1999) jarak tanam yang

pada pH rendah. Hal ini sesuai dengan pH lahan percobaan sebesar 6 sehingga masih tergolong pH tanah yang netral.

optimum dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti iklim, kesuburan tanah, dan varietas yang ditanam.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada parameter jumlah daun jarak tanam berpengaruh nyata mulai 4 MST sampai 7 MST. Hal ini berbeda dengan faktor pertumbuhan lainnya yang berpengaruh nyata mulai 3 MST sampai 7 MST. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam mulai berpengaruh nyata lebih lama dibandingkan parameter pertumbuhan lainnya. Perbedaan ini diduga karena pada usia sampai 3 MST ukuran daun masih kecil sehingga belum terjadi persaingan ruang pertumbuhan bagi tembakau akibat perlakuan jarak tanam, sehingga jarak tanam belum menunjukkan pengaruh. Hasil ini sejalan dengan pendapat Mursito dan Kawiji (2001) mengatakan bahwa pada jarak tanam rapat, terjadi kompetisi dalam penggunaan cahaya dan ruang pertumbuhan yang mempengaruhi pula pengambilan unsur hara, air dan udara. Hasil penelitian ini sejalan Doloksaribu (2009) dalam penelitiannya dengan beberapa perlakuan jarak tanam tembakau normal (100x50x45 cm) sampai yang dipersempit sampai 100x50x22,5 cm menunjukkan jumlah daun pada 21 hari belum berpengaruh nyata, namun pengaruh nyata terlihat pada pengamatan 29 hari.

Selain pada parameter pertumbuhan, jarak tanam juga berpengaruh nyata terhadap parameter produksi yaitu panjang, lebar, tebal dan bobot daun pasir maupun daun kaki I. Pada seluruh parameter tersebut perlakuan N1J0 menunjukkan data tertinggi dan N0J2 menunjukkan data terendah. Data ini menunjukkan jarak tanam yang cukup lebar pada J0 (100x50x45 cm) mampu membuat tanaman tumbuh cukup baik karena persaingan dengan tanaman lain untuk mendapatkan cahaya, air dan unsur hara tidak terlalu tinggi. Tanaman membutuhkan jarak tanam yang berbeda-beda. Tembakau sebagai tanaman yang memproduksi daun membutuhkan jarak antar tanaman yang cukup optimal agar pertumbuhan daun sempurna. Pemanfaatan lahan untuk memperoleh kerapatan tanaman yang lebih tinggi

memang diperlukan tetapi ketika kerapatan tanaman diatas titik optimal tentunya akan menurunkan produksi seperti dari data yang terlihat pada N0J2 (100x50x35 cm) . Hal ini sesuai dengan Sugito (1999) yang menyatakan setiap tanaman menghendaki tingkat kerapatan tanam yang berbeda-beda. Jarak tanam diatur berdasarkan sifat tanaman dan disesuaikan dengan faktor lingkungan yang ada sehingga diperoleh jumlah produksi yang semaksimal mungkin, pada umumnya produksi per satuan luas dapat ditingkatkan dengan cara penambahan kepadatan tanam sampai batas optimum, sedangkan penambahan kepadatan tanam di atas optimum akan menurunkan produksi tanaman.

Pada pengamatan tinggi tanaman diperoleh data terendah pada perlakuan N0J2, yaitu tanpa penambahan pupuk N dengan jarak tanam 100x50x35 cm. Hal ini disebabkan karena sempitnya jarak tanam yang membuat tanaman sulit untuk berkembang karena tingginya tingkat kompetisi, hal ini sesuai dengan Mayadewi (2007) yang menyatakan pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman budidaya akan memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam yang optimum untuk memperoleh hasil yang maksimum. Selain ini tanpa adanya pupuk nitrogen tambahan membuat pertumbuhan tanaman tembakau menjadi kurang optimal. Menurut Indranada (1986) nitrogen merupakan unsur hara yang sangat sering membatasi hasil produksi. Pada umumnya nitrogen sangat diperlukan untuk pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar.

Sedangkan pada pengamatan jumlah daun diperoleh data terendah yaitu pada perlakuan tanpa pupuk N tambahan dan dengan jarak tanam 100x50x40 cm (N0J1). Tanpa pupuk Nitrogen tambahan pertumbuhan jumlah daun tidak maksimal karena pupuk nitrogen adalah salah satu unsur hara makro yang sangat penting dan dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan diserap tanaman dalam bentuk ion NH4+ (ammonium) dan ion NO3

pertumbuhan tanaman, karena pada pengamatan parameter yang lain perlakuan yang pertumbuhannya paling rendah adalah perlakuan N0J2. Pada parameter jumlah daun diduga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang menyebabkan perlakuan N0J1 menghasilkan produksi daun terendah sebesar 25,73 helai yang tidak berbeda nyata dengan pelakuan N0J2 sebesar 25,93 helai. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Erwin (1993) dalam penelitian tembakau deli dengan beberapa pupuk N yang berbeda diketahui pada perlakuan kontrol (tanpa pupuk N) menghasilkan jumlah daun dan tinggi tanaman terendah dibandingkan dengan penambahan pupuk N.

Berdasarkan hasil analisis laboratorium diperoleh data kandungan nitrogen dari setiap perlakuan menunjukkan nilai yang tidak jauh berbeda. Hal ini memperlihatkan bahwa penambahan pupuk nitrogen 30 HST tidak meningkatkan kandungan nitrogen yang jauh berbeda sehingga tidak mempengaruhi elastisitas daun. Daun tembakau memiliki kriteria-kriteria khusus yang harus dipenuhi sehingga layak untuk diekspor dan diolah sehingga

Dokumen terkait